Sebanyak 41484 item atau buku ditemukan

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI BIDANG KESEHATAN: Teori dan Implementasi

Pembangunan yang sesungguhnya senantiasa menempatkan manusia sebagai titik sentral perhatian atau sebagai subjek yang berperan aktif sehingga pembangunan mempunyai ciri dari rakyat dan untuk rakyat. Dalam kerangka ini maka pembangunan nasional ditujukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam semua proses dan kegiatan pembangunan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan upaya peningkatan kualitas penduduk sebagai sumber daya manusia, baik dari aspek fisik, mental, dan spiritual (kesehatan), aspek intelektualitas (pendidikan), aspek ekonomi (daya beli), serta aspek moralitas (iman dan taqwa) sehingga pembangunan diselenggarakan dengan pendekatan holistik (menyeluruh) pada seluruh aspek kehidupan. Pengembangan manusia (human development) dibedakan dengan pengembangan sumber daya manusia (human resource development)yang dianggap berkonotasi ekonomi semata. Sebagai sumber daya manusia, manusia semata-mata dipandang sebagai faktor produksi dalam proses ekonomi. Di lingkungan United Nations Development (UNDP) telah berkembang gagasan untuk menekankan pentingnya pengembangan manusia (human development). Dua aspek pengembangan manusia yang perlu dilakukan. Pertama, upaya mengembangkan kemampuan (capability) manusia, yaitu memiliki kemampuan untuk menempuh hidup dengan usia harapan hidup (life expectancy) yang panjang dan sehat, memiliki kesempatan dan kemampuan untuk memperoleh pendidikan agar dapat menanggapi kemajuan zaman, dan memperoleh kesempatan akses dalam mengusahakan sumber-sumber pendapatan, alam, atau pembiayaan pembangunan untuk meningktakan tingkat kehidupan. Kedua, mengembangkan penggunaan kemampuan dan mempertinggi partisipasi dalam kegiatan ekonomi produktif, sosial budaya, dan politik.

Pembangunan yang sesungguhnya senantiasa menempatkan manusia sebagai titik sentral perhatian atau sebagai subjek yang berperan aktif sehingga pembangunan mempunyai ciri dari rakyat dan untuk rakyat.

MANAJEMEN KESEHATAN

Teori dan Praktik di Puskesmas

Puskesmas sebagai ujung tombak sistem pelayanan kesehatan nasional mempunyai peranan yang sangat besar dan strategis dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sejak diperkenalkannya Puskesmas pada tahun 1969, berbagai hasil telah banyak dicapai. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) telah berhasil diturunkan. AKI telah dapat diturunkan dari 318 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1997 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI, 2007). AKB telah dapat diturunkan dari 46 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1997 menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI, 2007). Sejalan dengan penurunan AKB, Umur Harapan Hidup (UHH) rata-rata bangsa Indonesia telah meningkat secara bermakna dari 68,6 tahun (2004) menjadi 70,5 tahun (2007) (Departemen Kesehatan, 2007). Kunci keberhasilan organisasi seperti Puskesmas ditentukan oleh manajemen, dukungan sumber daya, serta komitmen dan dukungan stakeholders Puskesmas. Kepemimpinan merupakan inti dari manajemen dan menjadi kunci keberhasilan dalam kegiatan organisasional. Kepemimpinan efektif adalah kepemimpinan yang mempunyai visi dan misi, mempunyai agenda kegiatan sebagai pelaksanaan misi untuk mewujudkan visi, serta mau dan mampu membentuk tim tangguh. Keahlian pemimpin yang mendasar adalah komunikasi dan pemecahan masalah. Sumber-sumberdaya manajemen Puskesmas meliputi man, money, material, machine, method, minute/ time, market dan information dengan akronim 7 M + 1 I. Adapun fungsi-fungsi manajemen yang banyak digunakan di Puskesmas adalah fungsi-fungsi manajemen meliputi perencanaan (P1), penggerakan dan pelaksanaan (P2), pengawasan, pengendalian, dan penilaian (P3). Stakeholders Puskesmas di era otonomi daerah terutama adalah Pemerintah Daerah dan DPRD Kabupaten/Kota, dinas kesehatan kabupaten/kota, kepala dan pegawai Puskesmas, tokoh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas yang terhimpun dalam badan penyantun puskesmas (BPP), dan organisasi profesi dibidang kesehatan. Pengembangan Puskesmas di masa depan menitik beratkan pada 4 (empat) hal: (1) penentuan prioritas program Puskesmas yang sesuai situasi, kondisi dan kebutuhan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas, (2) pengembangan program menjaga mutu pelayanan kesehatan, (3) pengembangan swadana Puskesmas dan (4) penggerakan dan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan.

Puskesmas sebagai ujung tombak sistem pelayanan kesehatan nasional mempunyai peranan yang sangat besar dan strategis dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Efisiensi dan Produktifitas Rumah Sakit: Teori dan Aplikasi Pengukuran dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis

Pengelolaan rumah sakit yang efisien dan produktif dengan tetap memperhatikan kendali mutu dan biaya menjadi kunci agar mampu bertahan di era Jaminan Kesehatan Nasional saat ini. Perubahan sistem pembayaran dari sistem fee for services ke sistem prospective payment system dengan menggunakan tarif paket INA-CBGs telah memaksa rumah sakit untuk dapat beroperasional lebih efisien tanpa mengurangi mutu pelayanan. Salah satu pendekatan yang paling sering digunakan untuk mengukur efisiensi dan produktifitas rumah sakit adalah Data Envelopment Analysis (DEA). Kelebihan DEA adalah mampu mengakomodasi banyak input maupun output dalam banyak dimensi. Pengukuran efisiensi yang didapatkan pun lebih akurat. DEA telah diaplikasikan secara luas dalam evaluasi efisiensi dan produktivitas pada berbagai bidang termasuk rumah sakit. Saat ini buku yang membahas tentang penggunaan metode DEA dalam bidang perumahsakitan masih sangat kurang. Oleh karena itu, buku ini disusun berdasarkan hasil penelitian untuk membantu para praktisi dan manajer rumah sakit untuk dapat mengelola tingkat efisiensi dan produktifitas rumah sakit serta disertai pembahasan mengenai strategi yang dapat ditempuh. Buku ini juga disusun untuk membantu para mahasiswa dan praktisi perumahsakitan dalam mempelajari konsep-konsep Badan Layanan Umum serta efisiensi dan produktifitas di rumah sakit dengan menggunakan pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA). Pada akhirnya buku ini juga diharapkan dapat memberi masukan kepada para pengambil kebijakan tentang bagaimana dampak Kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional di Indonesia terhadap tingkat efisiensi dan produktifitas rumah sakit serta implikasi kebijakan yang dapat diambil untuk mengatasinya.

... Theory : An Open System Approach. Journal ofAdvanced Nursing, 66(12), 2828 – 2838. Mitropoulos, Panagiotis ... Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen: Sistem Pelipatganda Kinerja Perusahaan (3 ed.). Jakarta: Salemba Empat. Murni ...

Edisi Belajar Teori Ekonomi (Pendekatan Mikro) Berbasis Karakter

Tujuan pembelajaran ini untuk salah satu upaya untuk menindak lanjuti dan mendukung program dunia agar setiap tindakan ekonomi yang dilakukan oleh pelaku ekonomi harus dilakukan dengan mempertimbangkan keberlanjutan tindakan tersebut di masa yang akan datang atau sering disebut dengan “Ekonomi yang keberlanjutan” (sustainability economic), selain itu mendukung program unesa growing with character dan program Fakultas Ekonomi (FE) tentang Eco Green. Tulisan dalam buku ini merupakan hasil bersama dalam pembelajaran teori ekonomi, penulis memberikan aprisiasi pada mahasiswa manajemen angkatan 2014 yang dengan secara runtut mengikuti pembelajaran teori ekonomi melalui pembelajaran kontektual di Hutan Mangrove Wonorejo. Selain itu, penulisan ini juga diilhami dari penelitian sebelumnya tentang penyusunan perangkat pembelajaran dalam kurikulum yang berbasis Hutan Mangrove Wonorejo. Dalam penelitian tersebut penulis bekerja sama dengan Dinas Pertanian Surabaya. Muatan buku ini. Bab Pertama berisi tentang teori ekonomi tentang pasar persaingan sempura yang berisi tentang kajian teoritik, antara lain berisi tentang pengertian, ciri-ciri, kebaikan dan keburukan, hubungan antara pasar dan perusahaan, persaingan sempurna jangka pendek dan jangka panjang dan diakhiri dengan contoh aplikatif tentang “Jika Aku jadi pengusaha di Ekowisata Hutan Mangrove pada pasar persaingan sempurna” selain dari kajian teoridan aplikatifnya yang bermuatan karakter sesuai dengan motto Unesa dalam mengembangkan growing with character Iman, cerdas, mandiri, jujur, peduli dan tangguh (IdamanJelita) Pada Bab kedua dalam buku ini berisi tentang pasar persaingan monopoli yang terdiri dari pengertian, ciri-ciri, faktor yang menyebabkan monopoli, kebaikan dan keburukan pada pasar monopoli dan penyusunan proyek di pasar monopoli. Buku ini memberikan inspirasi bagaimana menyusun proyek yang bisa menimbulkan monopoli di hutan mangrove dalam berbisnis. Buku ini akan mengarahkan pembaca untuk berbisnis yang tetap peduli lingkungan. Pada Bab ketiga dilanjutkan tentang persaingan monopolistik.Dalam buku ini dijelaskan tentang pengertian, ciri-ciri, kurva keseimbangan, kurva operasi jangka pendek dam dan jangka panjang, persaingan bukan harga (non price, competitive) pada pasar persaingan monopolistik, selain itu nilai lebih dari buku ini adalah disajikan dengan detail aplikasi teori pasar monopolistic pada bisnis berbasis mangrove, tentang nilai ekonomis mangrove dalam perspektif sistem persaingan pasar monopolistic dari tinjauan perspektif mahasiswa. Bab keempat, Berdasarkan dari kata mutiara Bill Gates “Pelanggan yang tidak puas adalah guru bisnismu yang terbaik” (Bill Gates), pada Bab keempat ini disajikan bentuk pasar yang berada pada posisi pasar input/pasar faktor produksi. Pada bab ini diakhiri dengan sebuah kajian pasar input komoditi mangrove. Pada bab ini akan disajikan pasar persaingan monopsoni sebelumnya telah disajikan definisi, ciri-ciri, kelebihan dan kekurangan, kurva pasar persaingan monopsoni dan implementasinya di pasar input mangrove. Pada bab kelima, disajikan pasar oligopoli yang diawali dengan definisi, faktor-faktor pembentuknya, dampak positif dan negatifnya, hubungan antar perusahaan, keseimbangan pasar, macam-macam model, jenis-jenis pasar, kelebihan dan kekurangan pasar ologopoli, hambatan beserta contoh aplikatifnya. Pada Bab keenam, ini menarik untuk disimak dan dicarikan contoh aplikatifnya selain contoh-contoh yang sudah disajikan. “Pesaing yang harus ditakuti adalah seseorang yang tidak pernah mengganggu urusanmu, tetapi dia serius menjalani bisnisnya dengan jauh lebih baik setiap hari” (Henry Ford). Pada bab ini ditemukan hakikat teori permainan, macam-macam teori permainan, dan contoh-contoh teori permainan yang mengandung nilai karakter. Pada Bab ketujuh, Pada bagian ini disajikan contoh aplikasi pasar input di Ekowisata hutan mangrove, pertama disajikan secara runtut tentang gambar arus aliran perekonomian, diikuti bentuk kurvanya, pergeseran kurva permintaan, gabungan faktor produksi melalui persamaan matematisnya dan keseimbangan pasarnya. Pada Bab kedelapan, pada bab ini disajikan langsung pada aplikasitifnya di hutan mangrove yang merupakan salah satu contoh barang publik, mulai dari beda barang eksludable dan barang rival, barang public, sifat-sifatnya, contohnya dan sekaligus dibahas tentang pengertian sumberdaya milik bersama dan contohnya di hutan mangrove. Pada Bab kesembilan, penanaman karakter agar dimasa depan mahasiswa menjadi pelaku usaha yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan pada ekternalitas dampak dari kegiatan yang dilakukan. Pada bab ini dipelajari tentang pengertian, jenis-jenis, faktor-faktor penyebab dan solusi swasta dan kebijakan public berkenaan dengan eksternalitas. Dengan mempelajari aplikatif ekternalitas, mahasiswa akan menjadi pelaku bisnis yang bertanggung jawab pada diri dan lingkungannya. Tentunya buku ini, diharapkan dapat bermanfaat untuk banyak pihak terutama untuk warga belajar FE khususnya dan Unesa serta masyarakat umum sebagai bahan pengayaan dalam belajar ekonomi. Saya sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan buku ini demi kebaikan di masa yang akan datang.

Buku Edisi belajar teori ekonomi (pendekatan mikro) berbasis karakter ini diterbitkan oleh penerbit deepublish dan tersedia juga versi cetaknya.

Implication of Sharia Compliant Banking for Liquidity Risk Management - The Case of Meezan Bank

Master's Thesis from the year 2011 in the subject Business economics - Banking, Stock Exchanges, Insurance, Accounting, grade: B, Oxford University, language: English, comment: Congratulation for a well done paper, abstract: From the start of commercial banking since1970s Islamic banking and finance has revealed progressive expansion over the globe. Pakistan, as one of the largest Muslim nation in the world, has taken some policies and established some strategies in order to develop Islamic banking industry in the country. Islamic banking, like commercial banking, faces a number of implications that may influence their operational performance. One of such implications is liquidity risk that provides extra features in the situation of Islamic banking. Both the Sharia rules and the international standards of banking propose that banks must have some strong management policies concerning to implication of liquidity risk, such as a liability committee and reactive asset, system of internal control and useful information, and techniques for managing deposits to decrease liquidity on-demand, in order to manage the liquidity risk and its implications. The purpose of this study, therefore, is to analyze the liquidity risk management and its implications in Islamic banking. This objective is fulfilled through the case study of Meezan Bank in Pakistan Islamic banking industry. The methods of data collection and analysis in this study include a combination of qualitative and quantitative research methods to reach the aims and objectives of this research. Additionally, the primary data with the help of questionnaire survey was also collected with the intention of understating the real practices and implications of liquidity risk management. It was examined from the perspectives of depositors of Islamic banking and Islamic bankers in order to provide further sights on the issues related to liquidity risk management. The empirical analyses conducted in this research demonstrate

Master's Thesis from the year 2011 in the subject Business economics - Banking, Stock Exchanges, Insurance, Accounting, grade: B, Oxford University, language: English, abstract: From the start of commercial banking since1970s Islamic ...

A Topical Guide to the Koran & Sharia Law

Volume 2

This book is based on the 1734 translation of the Koran by George Sale. This translation is in King James English, making comparisons between it and the King James Bible easily. This is a topical guide that will take a word or short phrase and find it in every verse of the Koran where it appears. These verses are placed together so that the reader can readily determine the context and, therefore, the meaning of the word or phrase. In some instances such as the word “jihad,” which does not appear in the Sale translation, it is traced in the University of Michigan’s online translation of the Koran. There it appears thirteen times, but in only two does it mean an internal struggle. In the other eleven, it means warfare. When analyzing words and phrases in the Koran, it is important to know when they were received and written. It is also important to know that the Koran includes material that seems to come from other sources. This has been outlined in volume 2 of the 1,300 Years’ War. As noted in volume 1 of the 1,300 Years’ War, Muhammad (PBUH) has been thought by many for over 150 years to have suffered from temporal lobe epilepsy associated with visual and auditory hallucinations. These seizures last less than three minutes. It is, therefore, important to know which suras might have come from a single episode. A table shows this in volume 1 (table 8). Many scholars divide the Koran into four major periods: early Mecca (AD 610–615), mid-Mecca (AD 616), late Mecca (AD 617–621) and Medina (AD 622–632). The analysis of the verses in these periods found that militancy against non-Muslims progresses: 7.7 percent of the verses from early Mecca are militant. This rises to 10.6 percent in the mid-Mecca period, and 18.3 percent in the late Mecca period. It tops out at 29.3 percent in the Medina period. The colored version of the topical guide shows these periods in black, blue, green, and red. In the black and white edition, it shows these four periods of the Koran in plain italics, boldface italics, regular plain type, and boldface regular type. The reason this division is important is the doctrine of abrogation (2:106) given early in the Medina period. This states that verses given later may nullify verses given earlier. Thus, many peaceful verses given in the early parts of the Koran may be nullified by the “verse of the sword” (9:5) given later toward the end of the prophet’s life: “Slay the idolaters wherever you find them.” So far as I have been able to determine, there has been no stylistic analysis of the Koran. A person studying the Koran or the history of Islam will find this work most valuable.

... includes an accounting of armed fighting men over twenty years old apart from heads of household (Num. 1:2–3, 21). With the advent of farming, larger tribes congregated close to fertile land and major fresh water sources.

Sharia Dynamics

Islamic Law and Sociopolitical Processes

This multidisciplinary volume explores the role of Islamic law within the dynamic processes of postcolonial transformation, nation building, and social reform. Here, eleven international scholars examine Islamic law in several contemporary sociopolitical contexts, focusing specifically on Malaysia, Indonesia, Pakistan, China, Tunisia, Nigeria, the United States, and the International Islamic Fiqh Academy (IIFA) of the Organization of Islamic Cooperation (OIC). The contributors also address the entanglement of Islamic law and ethics with the history of Muslim religious discourses, shifts toward modernity, gender relations, and efforts to construct exclusive or plural national communities. Sharia Dynamics, at once enchanting and enlightening, is a must-read for scholars of contemporary Islam.

This is consistent with rhetoric across the industry and transnationally between Qatar and Malaysia: when women, rather than men, carry out the interpretive work of creating, packaging, marketing, and regulating Islamic financial ...

Sharia Transformations

Cultural Politics and the Rebranding of an Islamic Judiciary

Few symbols in today’s world are as laden and fraught as sharia—an Arabic-origin term referring to the straight path, the path God revealed for humans, the norms and rules guiding Muslims on that path, and Islamic law and normativity as enshrined in sacred texts or formal statute. Yet the ways in which Muslim men and women experience the myriad dimensions of sharia often go unnoticed and unpublicized. So too do recent historical changes in sharia judiciaries and contemporary strategies on the part of political and religious elites, social engineers, and brand stewards to shape, solidify, and rebrand these institutions. Sharia Transformations is an ethnographic, historical, and theoretical study of the practice and lived entailments of sharia in Malaysia, arguably the most economically successful Muslim-majority nation in the world. The book focuses on the routine everyday practices of Malaysia’s sharia courts and the changes that have occurred in the court discourses and practices in recent decades. Michael G. Peletz approaches Malaysia’s sharia judiciary as a global assemblage and addresses important issues in the humanistic and social-scientific literature concerning how Malays and other Muslims engage ethical norms and deal with law, social justice, and governance in a rapidly globalizing world.

Rather hard to miss is the global management-speak suffusing these kinds of official overviews; the point that one ... Japanese management techniques in local industrial production in order to encourage continued Japanese investment and ...

Sharia Tribunals, Rabbinical Courts, and Christian Panels

Religious Arbitration in America and the West

This book explores the rise of private arbitration in religious and other values-oriented communities, and it argues that secular societies should use secular legal frameworks to facilitate, enforce, and also regulate religious arbitration. It covers the history of religious arbitration; the kinds of faith-based dispute resolution models currently in use; how the law should perceive them; and what the role of religious arbitration in the United States and the western world should be. Part One examines why religious individuals and communities are increasingly turning to private faith-based dispute resolution to arbitrate their litigious disputes. It focuses on why religious communities feel disenfranchised from secular law, and particularly secular family law. Part Two looks at why American law is so comfortable with faith-based arbitration, given its penchant for enabling parties to order their relationships and resolve their disputes using norms and values that are often different from and sometimes opposed to secular standards. Part Three weighs the proper procedural, jurisdictional, and contractual limits of arbitration generally, and of religious arbitration particularly. It identifies and explains the reasonable limitations on religious arbitration. Part Four examines whether secular societies should facilitate effective, legally enforceable religious dispute resolution, and it argues that religious arbitration is not only good for the religious community itself, but that having many different avenues for faith-based arbitration which are properly limited is good for any vibrant pluralistic democracy inhabited by diverse faith groups.

It is sold with the understanding that the publisher is not engaged in rendering legal, accounting, or other professional services. If legal advice or other expert assistance is required, the services of a competent professional person ...

Living Sharia

Law and Practice in Malaysia

Drawing on ethnographic research, Living Sharia examines the role of sharia in the sociopolitical processes of contemporary Malaysia. The book traces the contested implementation of Islamic family and criminal laws and sharia economics to provide cultural frameworks for understanding sharia among Muslims and non-Muslims. Timothy Daniels explores how the way people think about sharia is often entangled with notions about race, gender equality, nationhood, liberal pluralism, citizenship, and universal human rights. He reveals that Malaysians� ideas about sharia are not isolated from�nor always opposed to�liberal pluralism and secularism. Living Sharia will be of interest to scholars as well as to policy makers, consultants, and professionals working with global NGOs.

Combining these concerns with a drive to accumulate capital, the Malaysian state passed the Islamic Banking Act of 1983 ... a commodity trading platform that facilitates liquidity management in Islamic banks through commodity murabahah ...