Sebanyak 12 item atau buku ditemukan

Rekayasa sosial

reformasi atau revolusi?

Social change in Indonesia.

Tanya - jawab Pertanyaan 1 Bagaimana mungkin kita melepaskan emosi dari diksusi - diskusi sosial yang selalu saja menyangkut emosi ? Jawaban Pertama , mungkin kita harus membedakan antara cara bicara dengan isi pembicaraan .

The Road to Muhammad

?Inilah pemimpin, bermalam-malam terjaga, sedang umatnya tidur di ranjang raja-raja. Kala shalat, pelupuknya tergenang air mata. Duhai, belum pernah insan melahirkan putra semacam dia!??Dr. Muhammad Iqbalÿ Sepanjang sejarah, nyanyian kerinduan telah digemakan untuk sosok agung ini. Betapa tidak, dialah jalan menuju Allah Swt. Tak mungkin makhluk sampai pada cinta Tuhan, kecuali melalui Sang Utusan. Tak mungkin dahaga ruhani terpuaskan, bila tak menetes air mata kerinduan. Cinta Nabi Saw. adalah fitrah paling sejati. Ia adalah tonggak penopang agama Ilahi. Tetapi, kini suara nurani itu tertutupi. Berbagai cara dilakukan untuk menjauhkan orang dari cinta Nabi. Sejarah fiktif beredar. Riwayat palsu bertebaran. Kehormatan Nabi direndahkan. Tonggak penopang agama ini diruntuhkan. Bila Sang Nabi tak lagi dimuliakan, tak tersisa dari agama ini kecuali kebatilan. Inilah yang mendasari Jalaluddin Rakhmat untuk menuliskan buku ini. Disampaikan dengan bahasa yang penuh kerinduan, Kang Jalal?begitu dia biasa disapa?berusaha memahami Nabi sebagai sosok agung yang begitu dekat dengan kita: sebagai penanggung derita terhebat, guru teragung, dan kekasih termulia.ÿ Kang Jalal juga merindukan Nabi sebagai tokoh perubahan di tengah-tengah masyarakat dengan cara yang santun, lemah lembut, dan bersahabat. Kang Jalal pun tidak lupa untuk mencantumkan gambaran Nabi secara fisik dan melaporkan pergaulan sehari-harinya dengan keluarga dan sahabat-sahabatnya. Semuanya diceritakan persis seperti dilaporkan oleh keluarganya dalam hadis-hadis yang sahih tanpa menambah dan menguranginya. ?Agar kecintaanku kepadanya bertambah,? kata cucu Nabi, Al-Hasan bin Ali. Inilah buku yang akan mengantarkan kita pada indahnya sentuhan kasih Sang Nabi. Selamat merindukan Rasulullah! [Mizan, Publika, Agama Islam, Tokoh, Indonesia]

Kehormatan Nabi direndahkan. Tonggak penopang agama ini diruntuhkan. Bila Sang Nabi tak lagi dimuliakan, tak tersisa dari agama ini kecuali kebatilan. Inilah yang mendasari Jalaluddin Rakhmat untuk menuliskan buku ini.

Tafsir sufi Al-Fâtihah

mukadimah

Semuanya ini tidak mudah kecual dengan petunjuk , pengajaran , pendidikan dan pembinaan . Lalu Allah swt mengutus seorang Rasul yang memberi petunjuk dan pengajaran . Dia menurunkan kepada kita kitab Ilahi yang diteguhkan di dalamnya ...

Belajar Cerdas: Belajar Berbasiskan Otak

Menawarkan paradigma baru belajar yang didasarkan pada cara bekerjanya otak, sehingga proses belajar dapat dijadikan secara menyenangkan dan efektif.[Mizan, Kaifa, Inspirasi, Motivasi, Indonesia]

Gerakan menyatukan dan menarik informasiinformasi baru ke dalam jaringan
neuron kita. Gerakan sangat vital bagi semua tindakan untukmewujudkan dan
mengungkapkan pembelajarankita, pemahaman kita,dan dirikita.

Petualangan spiritualitas

meraih makna diri menuju kehidupan abadi

Customs and practices of sufism in Islamic spiritualism in Indonesia; collection of articles.

Customs and practices of sufism in Islamic spiritualism in Indonesia; collection of articles.

Psikologi Agama : Sebuah Pengantar

Bagaimana kita dapat memahami agama yang begitu kompleks? Agama tentu saja dapat dipelajari dari berbagai pendekatan-Anda boleh memilihnya. Tetapi, dibandingkan dengan pendekatan lain (terutama teologi), pendekatan psikologi adalah yang paling menarik dan manusiawi. Mengapa? Psikologi memperlakukan agama bukan sebagai fenomena langit yang serba sakral dan transenden-biarlah itu menjadi lahan teologi. Ia ingin membaca keberagaman sebagai fenomena yang sepenuhnya manusiawi. Ia menukik ke dalam proses-proses kejiwaan yang mempengaruhi prilaku kita dalam beragama, membuka "topeng-topeng" kita, dan menjawab pertanyaan "mengapa". Psikologi, karena itu, memandang agama sebagai perilaku manusiawi yang melibatkan siapa saja dan di mana saja. Dengan studi kepustakaan yang ekstensif dan analisis yang tajam atas berbagai fenomena keagamaan yang berkembang, buku ini mengawali senarai studi Psikologi Agama yang ditulis oleh Jalaluddin Rakhmat. Cendekiawan terkemuka ini mengajak pembaca memahami fenomena keberagaman itu dengan perspektif yang kaya, ilmiah, dan juga manusiawi. Di tangan sang ahli komunikasi, tema yang kompleks tetapi tak pernah kehilangan relevansi dan pesona ini, dapat dikemas dengan bahasa yang mudah dimengerti, segar, dan cerdas. [Mizan, Mizan Pustaka, Agama, Islam, Indonesia]

Dengan studi kepustakaan yang ekstensif dan analisis yang tajam atas berbagai fenomena keagamaan yang berkembang, buku ini mengawali senarai studi Psikologi Agama yang ditulis oleh Jalaluddin Rakhmat.

Dahulukan Akhlak Di Atas Fiqih

Sungguh sedih melihat umat Islam terpecah menjadi sekian golongan. Tak jarang pertikaian menjadi awal permusuhan. Terputuslah silaturahmi. Menyebarlah prasangka buruk dusta, bahkan fitnah yang sangat keji. Fanatisme golongan menjadi dalil segala keyakinan. Merebaklah kecenderungan untuk menganggap pendapat sendiri yang paling benar dan menafikan pendapat yang lain. Inilah wajah umat sekian abad sepeninggal Rasulullah Saw.: terkotak-kotak dalam bingkai kelompok yang sangat sempit. Mereka melupakan misi kenabian. Sejak awal lelaki agung Al-Mustafa diangkat menjadi utusan, berkali-kali beliau menegaskan: ?Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.? Misi Nabi Saw. adalah menegakkan akhlak yang mulia. Tetapi justru karena perbedaan pendapat?yang umumnya berasal dari tata cara syariat (fiqih)?umat sepeninggal Nabi Saw. justru tercerai-berai. Karena alasan fiqih, tak jarang akhlak ditinggalkan. Karena perbedaan tata cara ibadah, betapa sering terjadi perselisihan. Jalaluddin Rakhmat ingin kembali mengingatkan kita akan misi kenabian. Dalam bukunya ini, ia menelaah akar perselisihan, mengkaji berbagai persoalan, dan mengedepankan sebuah pemecahan bahwa di tengah perbedaan pendapat seperti apa pun, akhlak yang mulia tetap harus kita tegakkan. [Mizan, Pustaka, Agama, Religion, Indonesia]

Mereka bukan saja ingin menyaksikan kegiatan dakwah di yayasan itu,
melainkan juga meminta saya untuk memberikan sejumput nasihat. Mereka
mengemukakan sebuah hadis: “Agama itu nasihat.” Para nabi diberitakan
AlQuran berkata ...