Sebanyak 71 item atau buku ditemukan

Surat Kabar Pemimpin Belajar 004 - Pemimpin yang Menyukseskan Pembelajaran Berbasis Proyek

Surat Kabar Pemimpin Belajar lahir sebagai upaya mengajak calon dan pemimpin pendidikan berkolaborasi menyediakan dukungan kepemimpinan. Dukungan dalam bentuk kumpulan praktik baik kepemimpinan pendidikan yang praktis, terbukti dan merdeka belajar. Topik perencanaan proyek pembelajaran mencakup praktik yang memfasilitasi guru menerjemahkan kurikulum satuan pendidikan menjadi perencanaan, pelaksanaan dan penilaian projek pembelajaran lintas pelajaran. Cakupan tersebut bisa meliputi tapi tidak terbatas pada identifikasi cakupan pembelajaran, penentuan asesmen, menyusun strategi pembelajaran, penentuan sumber belajar dan perencanaan kegiatan belajar. Topik refleksi dan pengembangan mencakup praktik yang memfasilitasi guru, tenaga kependidikan dan warga sekolah dalam melakukan refleksi pengelolaan kurikulum satuan pendidikan sebagai dasar dalam melakukan perbaikan dan pengembangan kurikulum satuan pendidikan. Cakupan tersebut bisa meliputi tapi tidak terbatas pada pengumpulan data hasil belajar, refleksi berkala, pengumpulan umpan balik, analisis data hasil belajar, perbaikan dan pengembangan kurikulum satuan pendidikan.

Surat Kabar Pemimpin Belajar lahir sebagai upaya mengajak calon dan pemimpin pendidikan berkolaborasi menyediakan dukungan kepemimpinan.

Surat Kabar Pemimpin Belajar 002 - Menghidupkan Visi Satuan Pendidikan melalui Komunikasi dan Pelibatan Komunitas

Topik yang akan kita bahas dalam edisi kali ini adalah Penguatan Visi Satuan Pendidikan. Topik ini mencakup praktik yang memfasilitasi satuan pendidikan mempunyai visi yang jelas dan kontekstual. Cakupan tersebut bisa meliputi tapi tidak terbatas pada pemetaan potensi & aspirasi, refleksi visi, perumusan visi, komunikasi visi, penerjemahan visi, pelibatan komunitas dan lainnya. Surat Kabar Pemimpin Belajar lahir sebagai upaya mengajak calon dan pemimpin pendidikan berkolaborasi menyediakan dukungan kepemimpinan. Dukungan dalam bentuk kumpulan praktik baik kepemimpinan pendidikan yang praktis, terbukti dan merdeka belajar. Isi tidak sepenuhnya mewakili pandangan redaksi.

Topik yang akan kita bahas dalam edisi kali ini adalah Penguatan Visi Satuan Pendidikan. Topik ini mencakup praktik yang memfasilitasi satuan pendidikan mempunyai visi yang jelas dan kontekstual.

Surat Kabar Pemimpin Belajar 001

Bergerak Tingkatkan Kapasitas Sekolah

Surat Kabar Pemimpin Belajar lahir sebagai upaya mengajak calon dan pemimpin pendidikan berkolaborasi menyediakan dukungan kepemimpinan. Dukungan dalam bentuk kumpulan praktik baik kepemimpinan pendidikan yang praktis, terbukti dan merdeka belajar. Topik yang dibahas dalam edisi kali ini adalah Peningkatan Kapasitas. Topik ini mencakup praktik yang memfasilitasi kesiapan guru, tenaga kependidikan, dan warga sekolah dalam melaksanakan kurikulum yang memberdayakan konteks. Cakupan tersebut bisa meliputi tapi tidak terbatas pada pelatihan, mentoring, coaching, sosialisasi, manajemen perubahan, pengenalan potensi lokal, pelibatan komunitas dan lainnya.

Surat Kabar Pemimpin Belajar lahir sebagai upaya mengajak calon dan pemimpin pendidikan berkolaborasi menyediakan dukungan kepemimpinan.

Surat Kabar Pemimpin Belajar 003 - Pengembangan Kurikulum Sekolah yang Merdeka

Surat Kabar Pemimpin Belajar lahir sebagai upaya mengajak calon dan pemimpin pendidikan berkolaborasi menyediakan dukungan kepemimpinan. Dukungan dalam bentuk kumpulan praktik baik kepemimpinan pendidikan yang praktis, terbukti dan merdeka belajar. Topik yang akan kita bahas dalam edisi kali ini adalah Kurikulum Satuan Pendidikan. Topik ini mencakup praktik yang memfasilitasi kesiapan guru, tenaga kependidikan, dan warga sekolah dalam melaksanakan kurikulum yang memberdayakan konteks. Cakupan tersebut bisa meliputi tapi tidak terbatas pada pelatihan, mentoring, coaching, sosialisasi, manajemen perubahan, pengenalan potensi lokal, pelibatan komunitas dan lainnya.

Dukungan dalam bentuk kumpulan praktik baik kepemimpinan pendidikan yang praktis, terbukti dan merdeka belajar. Topik yang akan kita bahas dalam edisi kali ini adalah Kurikulum Satuan Pendidikan.

Pemikiran Guru Besar IPB: Tantangan Generasi Muda dalam Pertanian, Pangan, dan Energi

Awalnya, ketika tanaman transgenik ini baru diproduksi, banyak pihak yang berharap bahwa keberadaan tanaman transgenik dapat menjawab permasalahan hama-hama tanaman. Pada kenyataannya, permasalahan hama sangatlah kompleks.

Kumpulan Cerita Guru Inspiratif Suka Duka Mendidik Generasi Bangsa : Arfan Publisher

Kumpulan Cerita Guru Inspiratif Suka Duka Mendidik Generasi Bangsa : Arfan Publisher

sendiri, setiap peserta harus mencari permasalahan yang ada di instansi tempat bekerja, dalam hal ini sekolah saya SMPN 1 Parigi. Permasalahan tersebut harus bisa dipecahkan selama kegiatan Latsar itu sendiri dan hasil tersebut harus ...

SKGB 019: MISKONSEPSI LITERASI

Mengapa Indonesia dan sebagian besar bangsa yang baru merdeka lainnya mengembangkan program pemberantasan buta huruf atau pengajaran calistung? Bayangkan Anda menjadi pimpinan sebuah negara yang 100% warganya masih buta huruf. Bagaimana Anda menyampaikan pesan Anda pada jutaan warga negara yang berada di berbagai daerah? Tidak ada jalan, Anda harus bicara kepada semua warga negara. Bila hanya pada sebagian warga negara, pesan Anda akan menyebar seperti gosip. Jangankan sebuah negara. Dalam pelatihan, pesan yang disampaikan pada orang paling depan lalu orang tersebut menyampaikan ke orang di belakangnya hingga orang terakhir di suatu barisan. Apa pesan yang dipahami oleh orang di barisan paling belakang? Sama sekali berbeda dengan pesan yang disampaikan di awal. Ada distorsi, ada generalisasi, ada hiperbola, ada dramatisasi. Kalai rantai informasi pada satu baris bisa kacau seperti itu, lalu bagaimana bila terjadi pada suatu negara? Kekacauan! Itulah mengapa calistung menjadi program prioritas pada kebanyakan bangsa yang baru merdeka. Calistung pada masanya adalah mesin penggerak kehidupan sebuah bangsa, mesin konsumsi dan produksi pengetahuan. Kemampuan calistung membuat orang per orang tidak tergantung sepenuhnya pada komunikasi lisan. Calistung membuat orang bisa membaca panduan, brosur, petunjuk dan buku untuk menjalankan mesin, mengoperasikan birokrasi, atau menjalani kehidupan. Calistung membuat orang bisa menuliskan pikirannya, menuangkan pengalamannya dan menggambarkan impiannya untuk disampaikan pada banyak orang. Calistung membuat orang berpikir sistematis, pasar bekerja, pengerjaan bangunan menjadi simetris, penataan kebun menjadi rapi dan desain peralatan menjadi presisi. Calistung adalah bentuk awal literasi yang menggerakkan kehidupan negeri! Tapi kehidupan tidak semudah dan seindah cerita pengantar tidur. Belajar calistung bergerak cepat tapi dihentikan ketika akan memasuki tahap calistung untuk belajar, calistung untuk mengubah kehidupan. Sistem pendidikan mempersempit calistung sebatas sebagai aktivitas konsumsi belaka, calistung untuk mengkonsumsi pengetahuan, tapi tidak bergerak menjadi calistung untuk memproduksi pengetahuan. Orang kehilangan arti penting calistung. Belajar calistung jadi kegiatan di sekolah, lebih tepatnya kegiatan anak pada kelas kecil. Calistung menjadi kegiatan wajib yang membosankan dan kering makna. Pada tingkat global, pendidikan membaca kritis ala Paulo Freire diubah menjadi pengajaran membaca yang mekanis. Sampai sekitar 2 dekade yang lalu, kita mulai memasuki suatu zaman yang memperkenalkan istilah literasi. Lahir kesadaran arti penting literasi dalam kehidupan berbangsa. Kita telah berjalan sebagai negara merdeka lebih dari 70 tahun, tapi tantangan yang kita hadapi tetaplah sama: miskonsepsi literasi. Literasi sebagai tujuan, cara dan kegiatan direduksi sebagai kegiatan membaca. Murid diminta aktif membaca di awal pelajaran, tapi tidak mendapat tantangan yang memadai untuk menggali, memikirkan dan mengemukakan pendapat. Literasi menjadi calistung yang penting pada kelas kecil, sembari lupa bahwa literasi penting dan berguna pada semua tahapan belajar, bahkan bagi pendidikan doktor. Inilah ajakan bagi guru yang merdeka belajar untuk melek literasi tentang makna literasi itu sendiri. Pada Surat Kabar Guru Belajar edisi ini, kita akan bercerita mengenai miskonsepsi literasi sebagai upaya refleksi kolektif terhadap perjalanan kita menghidupkan literasi di ruang kelas, aktivitas sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari. Guru yang merdeka belajar adalah guru yang berani mengakui kekeliruan, keberanian yang akan mengantar pada keberanian yang lain, keberanian memperbaiki, keberanian untuk gagal terus hingga mencapai keberhasilan. Apakah Anda sudah membicarakan miskonsepsi literasi bersama murid Anda? Bersama rekan guru di sekolah dan di Komunitas Guru Belajar? Bersama kepala sekolah atau dinas pendidikan? Bila belum, bergegaslah karena literasi bermakna akan segera menggerakkan negeri.

Saya meminta mereka untuk menuliskan apa yang bisa mereka lihat, dengar, dan rasakan selama tinggal di sekitar kota Tangerang Selatan. Kemudian saya tanyakan hal yang lebih spesifik, “Apa saja permasalahan yang ada di kota ini?

SKGB 021: LITERASI UNTUK BELAJAR

Literasi untuk apa? Banyak guru, sekolah dan penggiat pendidikan mengadakan kegiatan literasi di berbagai konteks. Pertanyaan reflektif di Surat Kabar Guru Belajar ini adalah buat apa literasi? Dalam sebuah Temu Pendidik Mingguan, saya terlibat percakapan dengan seorang guru yang bingung merancang pengajaran literasi. Selidik punya selidik, kebingungan tersebut berakar pada asumsi kegiatan literasi diadakan sebatas pada 15 menit membaca sebelum pelajaran dimulai. Asumsi yang memisahkan antara pengajaran literasi dengan “pengajaran biasanya”. Pengajaran literasi dipisahkan dari pengajaran yang dilakukan setiap harinya. Bukan hanya pemisahan cara pengajaran, pengajaran literasi pun dipisahkan tujuannya. Pengajaran literasi mengejar suatu tujuan tertentu, pengajaran biasa mengejar tujuan yang lain. Ketika tujuan berbeda, penilaian keberhasilannya pun berbeda. Pada ujungnya, pengajaran literasi justru menjadi beban bagi guru, tanpa paham sebenarnya pengajaran literasi untuk apa. Diskusi tersebut menarik perhatian tim Surat Kabar Guru Belajar sehingga lahirlah usulan untuk memaparkan keterkaitan antara pengajaran literasi dengan “pengajaran biasanya”. Kami berharap paparan tersebut dapat menyebarkan pesan bahwa pengajaran literasi adalah pondasi dari keseluruhan pengajaran dan pendidikan yang kita lakukan. Pengajaran literasi bukan sekedar mematuhi kebijakan dan aturan yang ditetapkan oleh pusat. Pengajaran literasi hendaknya menunjang tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran dan pendidikan. Pengajaran literasi akan membantu murid dalam mencari, mendapatkan, mengolah dan menggunakan informasi untuk mencapai suatu tujuan atau untuk menyelesaikan masalah. Kompetensi literasi yang berkembang akan membuat murid lebih lancar dalam mencapai tujuan pengajaran. Lebih mudah memahami tujuan pengajaran, lebih mandiri dalam mencari dan mengolah informasi, lebih tangguh dalam menghadapi kesulitan dalam penggunaan informasi dan tentu saja, lebih mudah melakukan refleksi proses dan hasil belajar pada suatu mata pelajaran. Lebih jauh lagi, murid dengan kemampuan literasi pun lebih mampu menghadapi tantangan dan menyelesaikan persoalan hidupnya. Jadi buat apa pengajaran literasi? Untuk membantu murid lebih merdeka belajar dan menjalani hidup sebagai pelajar merdeka. Pelajar sepanjang hayat. Bila kita bersepakat bahwa tujuan pengajaran literasi menunjang tujuan pengajaran dan pendidikan secara menyeluruh, maka konsekuensinya semua pelajaran adalah pelajaran literasi, semua media belajar adalah media literasi dan pada akhirnya, semua guru adalah guru literasi. Semua pihak di sekolah mempunyai tanggung jawab dalam mengembangkan kemampuan literasi murid. Bukan untuk menjalankan aturan, namun kesadaran bahwa pengajaran literasi pada dasarnya membantu guru mencapai tujuan pengajaran dan membantu murid mencapai tujuan pelajaran. Pengajaran literasi menunjang tujuan kita semua, tujuan pendidikan. Pernyataan tersebut bukan pernyataan omong kosong. Silahkan Anda baca Surat Kabar Guru Belajar Edisi ke-21 ini. Anda akan mendapatkan bagaimana pengajaran literasi bisa terintegrasi dengan berbagai macam pengajaran. Pengajaran literasi bukan monopoli pengajaran bahasa, juga pengajaran kewarganegaraan, pendidikan inklusi, pengajaran matematika, pengajaran budaya dan semua pengajaran yang lain. Inilah seruan yang diusung Komunitas Guru Belajar, pahami esensinya, pahami tujuannya, sehingga kita bisa mendapatkan beragam cara yang mungkin untuk mencapai tujuan pengajaran dan pendidikan. Mari kita renungkan kembali, apa tujuan pengajaran literasi. Dan temukan cara pengajaran yang relevan dan bermakna, bagi murid maupun bagi guru. Selamat melakukan pengajaran literasi dengan cara berbeda!

Jadi pertanyaan dalam kaus Guru Belajar Esensial “Apakah murid Anda merasa dipahami?” sudah bisa terjawab dari apa yang guru lakukan di atas. Penulis Dari empati tersebut guru diajak mencari permasalahan yang dialami murid.

Surat Kabar Guru Belajar Edisi Khusus: Wardah Inspiring Teacher 2021 - Jilid 4

Surat Kabar Guru Belajar Edisi Khusus Wardah Inspiring Teacher menampilkan praktik baik pembelajaran dan pendidikan untuk menularkan kegemaran belajar pada komunitas guru. Kolaborasi Mewujudkan Merdeka Belajar Tantangan mewujudkan Merdeka Belajar memang tidak mudah. Tantangan itu semakin besar ketika upaya mewujudkan Merdeka Belajar baru berada pada tahap awal dan, pada saat yang sama, Pandemi Covid-19 datang mengguncang kehidupan kita. Semua terdampak, tak terkecuali dunia pendidikan. Namun, tantangan ini tak sedikitpun menyurutkan semangat Cerita Guru Belajar untuk terus berupaya mewujudkan Merdeka Belajar di Indonesia. Sebab, kepentingan kita untuk mewujudkannya jauh lebih berharga dari pada tantangan yang dihadapi. Pada konteks inilah Cerita Guru Belajar berkolaborasi dengan Wardah Inspiring Teacher untuk mendukung para guru di Indonesia belajar bersama dan berbagi praktik baik agar semakin banyak guru yang menjadi Guru Merdeka Belajar. Kami dipertemukan oleh visi yang sama, misi yang sama, dan kepentingan yang sama: melakukan transformasi pendidikan ke arah pendidikan yang lebih memerdekakan murid. Dalam mewujudkan Merdeka Belajar di tengah Pandemi Covid-19, peran media pembelajaran tentu saja sangat krusial. Apakah pembelajaran jarak jauh akan memberikan dampak pada murid atau sekadar menjadi rutinitas, salah satunya ditentukan oleh media pembelajaran yang diaplikasikan di kelas. Melalui Surat Kabar Guru Belajar edisi Wardah Inspiring Teacher 2021 ini, kami ingin membagikan berbagai Media Pembelajaran Merdeka. Semoga dari berbagai cerita praktik baik yang tersaji dalam Surat Kabar Guru Belajar edisi ini dapat menginspirasi para guru di Indonesia, dan kemudian terjadi perubahan di dunia pendidikan kita. Selamat membaca!

Setelah itu, saya lanjutkan dengan memberi permasalahan yang kedua. “Mengapa dalam rangkaian listrik lampu hias, jika satu lampu mati atau putus maka semua lampu akan ikut mati?” Permasalahan yang saya sampaikan melalui media video ...