Buku hasil penelitian ini mengungkap tiga hal tentang Masjid Agung. Pertama adalah tentang sejarah Masjid Agung yang tidak terlepas dari sejarah Sukapura, Sumedang, Kabupaten dan Kota Tasikmalaya. Sejarah ini dibagi menjadi dua bab yakni sejarah Tasikmalaya dari masa ke masa dan Sejarah Masjid Agung Tasikmalaya dari mulai zaman Galunggung Purba, Sukapura, Sumedang, Kolonial hingga masa kemerdekaan yang dibagi menjadi dua periode yaitu masa Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya. Kedua berbicara tentang Tokoh Ulama yang berkiprah di Masjid Agung serta Pergerakan Islam yang terjadi di dalamnya. Bab ini dibagi menjadi beberapa episode yaitu masa awal pembangunan awal dimana tokoh sentralnya adalah Pangeran Aria Adipati H. Soeriaatmadja didampingi oleh H. Soelaeman. Eposide selanjutnya adalah tokoh Mama Kudang dan didampingi oleh Penghulu H. Abu Bakar, kemudian tokoh selanjutnya adalah KH Khoer Affandi bersama Ulama Pesantren se-kabupaten Tasikmalaya yang tergabung dalam MUI, diantaranya KH Ilyas Ruhiat Cipasung, KH Ishak Farid Cintawana dan KH Wahab Muhsin Sukahideung. Ketiga berbicara tentang Masjid Agung Sendiri baik secara arsitektur dan makna maupun tentang keorganisasian. Pembangunan dari awal kemudian melakukan renovasi dan makna yang terkandung dalam simbol bangunan terakhir dikaji dalam bab ini. Berbagai pola manajemen yang digunakan seperti Idharoh, Riayah dan Imaroh pun dijelaskan secara rinci disertai dengan foto-foto dokumen sejarahnya.
... muslim Civilization " . Terjemahan Efendy Yahya dalam Islam Kesatuan dan Keragaman . Jakarta : Penerbit Obor , 1975 . Eagleton , Terry . Literary Theory : An Introduction . London : Basil Blackwell , 1983 . Faruk . Pengantar Sosiologi ...
Ada tiga tema bahasan yang ditulis dalam buku ini yaitu tentang (1) Kurikulum Merdeka, (2) Era Revolusi Industri 4.0 dan (3) Era Society 5.0. Menggabungkan ketiganya merupakan upaya yang membaikan bagi masyarakat pendidikan. Alasannya adalah bahwa Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang memberikan kemandirian bagi guru untuk berkreasi dan berinovasi mengimplementasikan sesuai kebutuhan dan kemampuan setiap satuan pendidikan. Era ini adalah era di mana alat berteknologi tinggi sudah menjadi kebutuhan. Alat yang banyak dikendalikan oleh teknologi di era Revolusi Industri 4.0 ini tidak lagi mahal dan berserakan di sekitar kita. Artificial Intelegent dalam bentuk aplikasi-aplikasi android misalnya menjadi barang biasa. E-commerce yang dahulu menjadi ekosistem kaum berada dan di perkotaan sekarang sudah digunakan oleh hampir seluruh mayarakat bahkan sampai pedesaan. Ini mengakibatkan pada terbuka lebarnya sebuah masyarakat baru yakni pengintegrasian kehidupan fisik dengan kehidupan siber dalam satu ekosistem. Tentu saja manusia tidak boleh dikontrol oleh teknologi yang diciptakannya. Manusia harus fully controlled terhadap teknologi ini sehingga muncul gagasan penciptaan Society 5.0. Masyarakat di era ini adalah mereka yang menjadikan ekosistem siber menjadi salah satu yang menyelesaikan banyak masalah kemanusiaan dari mulai ekonomi, kesehatan, pertanian, industri, komunikasi dan seterusnya. Semua aspek di dunia ini diselesaikan dengan cara siber namun tidak kehilangan kontrol manusia dan tujuannya untuk lebih memanusiakan manusia. Perubahan dunia ini dibaca oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia dengan melahirkan Kurikulum Merdeka. Secara prinsip Kurikulum Merdeka belum memiliki arah yang jelas tentang standarisasi pendidikan karena Kurikulum Merdeka memberikan kemandirian kepada sekolah untuk menciptakan atau memilih kurikulum sendiri. Sehingga buku ini menjadi tawaran menarik menjadi pilihan. Desain yang ditawarkan dalam buku ini adalah bagaimana Kurikulum Merdeka diracik dalam upaya bagaimana alat-alat teknologi ala revolusi industri 4.0 ini menjadi bagian penting dalam pendidikan di Indonesia. Tujuan akhir dari pemahaman alat ini agar masyarakat Indonesia bisa beradaptasi dan menjadi pengguna serta pencipta alat-alat teknologi untuk kepentingan masyarakat era 5.0. Jika cara ini tidak segera diinfiltrasi dalam dunia pendidikan maka akan sulit sekali bangsa Indonesia mengejar ketertinggalan. Jadi, buku ini merupakan panduan bagi sekolah yang ingin memahami ekosistem pendidikan sebagai persiapan masa depan yang maju seperti negara-negara industri lainnya. Visi Indonesia Emas 2045 harus disiapkan oleh dunia pendidikan, karena dunia inilah yang menjadi ujung tombak peningkatan kualitas bangsa. Jika pendidikan didesain biasa-biasa saja, maka dapat dipastikan Indonesia akan menjadi bangsa follower bukan trendsetter. Padahal, jika Indonesia hari ini sudah mengkampanyekan “Indonesia Maju”, maka tahap pertama yang harus diselesaikan oleh pemerintah adalah dunia pendidikan.
Buku ini adalah sebuah karya penulis yang dikumpulkan dari media sosial Facebook. Sesuai pengakuan dari penulis bahwa antologi tulisan yang berjumlah 490 judul ini ditulis selama satu tahun dari Mei 2021 sampai Akhir Mei 2022. Tulisan ini pun adalah kelanjutan dari Buku kesatu yang memiliki genre yang sama dengan Judul: Jejak Pemikiran Di Media Sosial yang diterbitkan oleh Pustaka Turats pada bulan Maret 2021. Isi tulisan merupakan pemikiran-pemikiran genit penulis terkait banyak hal yaitu tentang ajaran agama, terutama agama Islam, Kristen dan Yahudi, tentang wali, ulama dan pesantren, tentang politik, tengtang sains dan teknologi terutama perkembangan ilmu pengetahuan saat tulisan ini ditulis, tentang ekonomi dan bisnis terutama tentang ekonomi keumatan berbasis zakat dan wakaf serta tentang motivasi hidup yang memiliki variasi topik yang kaya. Genre tulisan ini bersifat populer dan lepas. Pengalaman empiris penulis adalah basis pengetahuan yang menjadi pijakan topik di dalamnya. Penggunaan kata “saya” yang banyak digunakan dalam banyak tempat menjadi validasi bahwa tulisan Ini sangat objektif dan memiliki sudut pandang yang kembali kepada penulisnya. Buku ini dihidangkan sangat renyah terutama bagi mereka yang ingin memiliki kajian empiris dan disajikan dalam kalimat yang populer. Bahan kajian sejatinya berat dan sangat empiris namun karena tujuan buku ini adalah untuk pembca yang memiliki latar belakang yang berbeda, maka sajian tulisannya cocok untuk semua kalangan. Karena tulisan ini adalah sebuah ekspresi kehidupan yang luas yang dikombinasikan dengan keilmuan dan pengalaman penulis yang luas, maka banyak temuan di lapangan bisa ditarik menjadi sebuah grounded theory. Karena pula ditulis harian dan dengan ruang yang terbatas, satu kajian bisa ditulis dengan beberapa kali sesuai dengan ruang dan kesempatan penulis lakukan. Tentu ini sangat bermanfaat bagi mereka yang ingin mengasah sensitifitas keilmuan khususnya mencari tema-tema penelitian. Satu issu yang ditemukan oleh penulis bisa menjadi berbagai sudut pandang sehingga bisa melatih pembaca dalam mengenal isu-isu untuk tujuan pengetahuan dan penelitian. Dalam dimensi waktu, buku ini akan menjadi semacam kliping peristiwa dengan analisis yang tajam untuk setiap peristiwa yang melingkarinya. Ini akan sangat bermanfaat bagi para sejarawan masa depan untuk melihat fenomena yang berkembang baik dari dunia digital maupun dunia nyata antara rentang waktu Mei 2021 sampai Mei 2022. Sebuah potret peristiwa yang penting guna melihat peristiwa yang bukan hanya dilihat secara grafik tapi analisis naratif yang dalam.
Saya orang yang tahu percis tentang dunia perbankan, utamanya konspirasi global Rockepeller dan Rotcshild melalui the builderberg gank. The Fed yang berupaya mengontrol Dollar dengan infrastruktur CIA menjadi pikiran dalam yang sering ...
Buku ini adalah merupakan hasil refleksi kami dalam melakukan penelitian kurikulum di Australia. Awalnya, kami tertarik meneliti kurikulum Australia karena adanya kemandirian kurikulum Sekolah Australia yang sangat otonom. Bahkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau kurikulum 2006 kita mengadopsi School Based Curriculum Development Australia. Hal yang kental diimpor dari Australia adalah terkait konsep pembelajaran bahasa Inggris dengan pendekatan Genre Based. Tentu saja, ini membuat kami ingin melihat kebijakan politik, struktur kurikulum, sistem persekolahan, kegiatan stake holder sekolah, kesiapan guru dan komitmennya terhadap implementasi kurikulum dan pandangan para ahli kurikulum di sana. Hasilnya kami rangkum dalam buku ini. Karena waktu yang sangat terbatas yakni sepuluh hari untuk mengunjungi beberapa tempat di Melbourne Australia, maka ada beberapa bagian artikel yang kami copy-paste dari berbagai website terutama web resmi pemerintah Australia. Kami memiliki asumsi bahwa data website itu adalah milik publik dan diperbolehkan untuk diduplikasi atau dimodifikasi sesuai peruntukannya. Dalam daftar pustaka, kami cantumkan alamat resminya. Kami tidak memiliki cukup waktu untuk pergi ke semua tempat untuk meneliti sehingga informasi dari website menjadi pendukung penting dalam buku walaupun bukan inti dari isinya. Intisari dari buku ini tidak diduplikasi dari catatan manapun, ini original dari refleksi kami sebagai peneliti. Untuk mengetahui secara maksimal pendidikan dan kurikulum serta cara hidup Australia, kami mencoba untuk melakukan perjalanan tanpa guide dan jemputan. Ini ditujukan untuk memahami nilai-nilai kehidupan yang hadir secara empiris di Australia. Kunjungan ke tiga universitas terkenal Australia, konjen Indonesia di Melbourne, beberapa sekolah dan berdiskusi dengan para guru merupakan kegiatan terintegrasi satu sama lainnya. Kami juga merekam semua perjalanan melalui foto, audio atau video. Semua terekam dengan baik dan sesuai dengan data lapangan. Data-data itu diinterpretasikan sesuai dengan analisis data, baik secara objektif maupun subjektif. Setelah memahami sistem pendidikan Australia dengan melihat langsung ke sekolah SD dan SMP-SMA, kami melihat ada gerakan yang diinspirasi oleh Australia di Indonesia. Namanya, Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) di Yogyakarta. Karena memiliki ide yang sama, maka kami pun meneliti GSM sebagai bagian tidak terpisahkan dalam buku ini. Jadi buku ini pun berisi tentang ide inspiratif faktual yang dilakukan oleh GSM di Indonesia.