Sebanyak 3 item atau buku ditemukan

Filsafat pendidikan : Islam teori dan metodologi

Seorang pendidik berkewajiban membimbing, mengarahkan, mengantarkan, dan mengembangkan potensi peserta didik seoptimal mungkin. Tentu saja, pekerjaan ini tidak mudah bagi seorang pendidik, sebab ia harus mampu menggali atau menampakkan potensi peserta didik yang masih tersembunyi (hidden talent) menjadi potensi yang tumbuh dan berkembang ke permukaan. Sebuah layanan yang bukan saja membutuhkan waktu, akan tetapi membutuhkan pula proses layanan pendidikan Islam yang tepat dan benar. Dengan landasan di atas, seorang pendidik perlu pandangan yang luas, sehingga memiliki pemahaman yang mendalam terkait dengan berbagai konsep filsafat pendidikan Islam. Peristiwa memilah, memilih, dan menerapkan beragam teori filsafat pendidikan Islam menjadi bagian yang kerap dilakukan oleh seorang pendidik. Selain itu, mengkaji dan menentukan keberpihakan pada beragam aliran dari beberapa tokoh pendahulu juga merupakan bagian yang senantiasa dilakukan oleh seorang pendidik yang berkeinginan memberikan layanan yang terbaik bagi peserta didiknya. Semua yang disebutkan di atas menjadi perhatian utama dan serius. Penyusunan bab demi bab telah disesuaikan dengan kebutuhan bahan ajar Filsafat Pendidikan Islam, sehingga aneka materi yang disajikan mudah dipahami. Dengan demikian tidak hanya kalangan pendidik yang dapat mengambil manfaat, melainkan juga masyarakat yang peduli pendidikan mampu mendapatkan gambaran dan kandungan pengetahuan yang ada di dalamnya.

Seorang pendidik berkewajiban membimbing, mengarahkan, mengantarkan, dan mengembangkan potensi peserta didik seoptimal mungkin.

Desain Pendidikan dan Teknologi Pembelajaran Daring di Era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0

Buku berjudul Desain Pendidikan dan Teknologi Pembelajaran Daring di Era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 ini merupakan buku bunga rampai dari beberapa tema, topik, dan judul yang sudah dikumpulkan. Di antaranya meliputi Konsep Pembelajaran Daring, Kompetensi Pedagogik Pembelajaran Daring Di Era Revolusi Industri 4.0 Dan Society 5.0, Teknologi Pembelajaran Daring Di Era Revolusi Industri 4.0 Dan Society 5.0, Peran Guru dan Orang Tua Dalam Pencanaan Pembelajaran Daring, Model Dan Metode Pembelajaran Daring, Asesmen pembelajaran daring di era revolusi industri 4.0 dan society 5.0, dan Validitas Penilaian Daring melalui Project Based Assement.

Dari aspek istilah, perencanaan pembelajaran terdiri atas dua kata yaitu perencanaan dan pembelajaran. Perencanaan berasal dari kata rencana yaitu pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan.

Pengembangan perangkat pembelajaran IPA bervisi sets dengan pendekatan savi

IPA merupakan pengetahuan hasil kegiatan manusia yang aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara universal (Suyoso, 1998:23) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan dan dihubungkan dengan sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, merupakan satu kesatuan yang dalam konsep pendidikan mempunyai implementasi agar anak didik mempunyai kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking). Belajar IPA berdasarkan aktivitas berarti bergerak aktif secara fisik ketika belajar, dengan memanfaatkan indra sebanyak mungkin dan membuat seluruh tubuh/pikiran terlibat dalam proses pembelajaran. (Meier 2002:90). Belajar tidak akan berhasil jika hanya menyuruh peserta didik untuk membaca ataupun menulis saja. Pembelajaran yang baik adalah dengan menggunakan multi indra yang menekankan dan mengoptimalkan semua alat indra pada tubuh manusia dan terintegrasi pendidikan karakter. Pendidikan karakter dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan dan dapat berupa kegiatan intra kurikuler maupun ekstra kurikuler. Kegiatan intra kurikuler guru dapat mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter kedalam mata pelajaran dan pada kegiata ekstrakurikuler dilaksanakan di luar jam pelajaran. Batasan pendidikan karakter adalah membudayanya nilai karakter yang telah dikembangkan dan dilaksanakan sehingga peserta didik memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku seperti yang di amanatkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) yang bertujuan untuk berkembangnya peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggun jawab.

IPA merupakan pengetahuan hasil kegiatan manusia yang aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara universal (Suyoso, 1998:23) Ilmu ...