Sebanyak 10895 item atau buku ditemukan

The 49th Golden Age of Science Fiction MEGAPACK®: Nelson S. Bond

Nelson Slade Bond (1908-2006) had a remarkable career as a science fiction writer. He wrote extensively for books, radio, television and the stage, and especially the pulp magazines. Like Ray Bradbury, he did his journeyman work in the science fiction pulps before graduating to the higher-paying “slick” magazines like Bluebook. The quality of his work was such that Arkham House, Gnome Press, Prime Press, and Doubleday issued collections of his early short stories. At Wildside Press, we were fortunate enough to work with him in his twilight years, and we reprinted his "Lancelog Biggs, Spaceman" collection, as well as a solo work, "That Worlds May Live," and made him the Featured Author of an early issue of Adventure Tales magazine. This volume includes: TROUBLE ON TYCHO SHADRACH THE LORELEI DEATH BEYOND LIGHT CAPTAIN CHAOS COLOSSUS OF CHAOS DICTATOR OF TIME LIGHTER THAN YOU THINK REVOLT ON IO THE BALLAD OF VENUS NELL THE CASTAWAY THE ULTIMATE SALIENT THE BALLAD OF BLASTER BILL If you enjoy this volume, search your favorite ebook store for "Wildside Press MEGAPACK" to see the 400+ other entries in the series, covering science fiction, modern authors, mysteries, westerns, classics, adventure stories, and much, much more!

This volume includes: TROUBLE ON TYCHO SHADRACH THE LORELEI DEATH BEYOND LIGHT CAPTAIN CHAOS COLOSSUS OF CHAOS DICTATOR OF TIME LIGHTER THAN YOU THINK REVOLT ON IO THE BALLAD OF VENUS NELL THE CASTAWAY THE ULTIMATE SALIENT THE BALLAD OF ...

Ulysses S. Grant

The American Presidents Series: The 18th President, 1869-1877

Traces the life and presidency of Ulyssses S. Grant and discusses why he was undervalued as a president.

Traces the life and presidency of Ulyssses S. Grant and discusses why he was undervalued as a president.

Making Subject(s)

Literature and the Emergence of National Identity

This volume traces the modern critical and performance history of this play, one of Shakespeare's most-loved and most-performed comedies. The essay focus on such modern concerns as feminism, deconstruction, textual theory, and queer theory.

This volume traces the modern critical and performance history of this play, one of Shakespeare's most-loved and most-performed comedies. The essay focus on such modern concerns as feminism, deconstruction, textual theory, and queer theory.

Bad Attitude(s) on Trial

Pornography, Feminism, and the Butler Decision

Bad Attitude(s) on Trial is a critical analysis of pornography in the context of contemporary Canada. The notion that pornography both reflects sexual domination and 'victimizes' women has recently found expression in law in the landmark Canadian Supreme Court decision of R. v. Butler (1992). Many feminists embrace this new law as progressive, but in the post-Butler years, straight, mainstream pornography is still flourishing, while sexual representations that challenge conventional notions of sexuality, such as those centering on gay and lesbian sex and s/m sex, are the focus of censorship. It is the censorship of sexual others that the authors critique from a legal, cultural, gay, and philosophical standpoint. Lise Gotell examines the intervention of the Women's Legal Education and Action Fund (LEAF) in the Butler decision and provides an overview of socio-legal debates on pornography and censorship. Brenda Cossman examines the Butler decision itself and challenges the dominant reading of this case as a feminist victory. Becki Ross critically examines the expert testimony she delivered in defense of Bad Attitude, an American lesbian sex magazine seized by police from Glad Day Bookshop in Toronto in 1992. She details the difficulties she encountered in explicating and contextualizing the specificities, nuances, and complexities of lesbian s/m fantasy in a court of law. In the final chapter, Shannon Bell advances a conception of pornography that is not distinguishable from philosophy, using philosophy to make pornography. Bad Attitude(s) on Trial provides a new debate on pornography and feminism. It will be of particular interest to students of both women's, and gay and lesbian issues, but will also be relevant for scholars of law, political science, and philosophy, as well as for anyone interested in a different, provocative view of the Butler decision.

Mainstream, or straight, pornography still flourishes, while those centering on gay and lesbian sex and s/m sex, are the focus of censorship. A critical analysis of pornography after the Supreme Court's Butler (1992) decision.

Stimulasi Kecerdasan Anak Menggunakan TI

Perkembangan Teknologi Informasi telah membawa kita pada tahapan pengalaman yang tidak pernah diperkirakan sebelumnya. Gambar, suara, animasi, dan video membuat TI semakin dinamis. Agaknya hal ini juga disadari oleh para pemikir-pemikir di dunia pendidikan dan mencoba menerapkannya di dunia pendidikan. Sehingga anak-anak dapat belajar tentang sesuatu hal, tanpa merasa sedang mengikuti pelajaran. Semuanya bisa dibuat having fun, dengan animasi ataupun permainan dengan skenario tertentu. Alhasil pelajaran tidak lagi menjadi berat. Bagi siswa yang kesulitan mengikuti pelajaran-pelajaran dengan imajinasi, akan lebih dimudahkan dengan ilustrasi-ilustrasi di dalam program-program tersebut. Anda akan diajak untuk menelusuri pemanfaatan Teknologi Informasi yang cocok untuk anak-anak dan masing-masing kebutuhannya pada usia tertentu. Dengan begitu, kita bisa menentukan permainan seperti apa yang sebaiknya dimainkan oleh putra-putri kita? Permainan seperti apa yang cocok untuk mempelajari suatu hal? Serta bagaimana sikap kita selama anak-anak memainkan permainan di dalamnya? Sehingga pemanfaatannya bisa lebih dioptimalkan untuk menstimulasi kecerdasan anak. Buku ini sangat cocok untuk orang tua, pendidik, maupun pemerhati anak-anak.

Sekarang, orangtua lebih memperhatikan tumbuh-kembang anak. Mungkin
karena sudah banyak buku-buku dan seminar tentang parenting. Tentu saja hal
ini bagus dan perlu diapresiasi. Namun kemudian muncul “sindrom” rasa
bersalah.

Mengawal Aktualisasi Resolusi Jihad: Menuju Baldatun Thoyyibatun wa Robbun Ghofur

Majalah Tebuireng Edisi 53

Fatwa seruan jihad yang diserukan oleh Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari (kemudian disebut Hadratussyaikh) menjadi titik awal bergeloranya resolusi yang disepakati dan didukung oleh para ulama, yang kemudian dikenal dengan Resolusi Jihad. Sebuah sikap yang dikeluarkan oleh bangsa Indonesia atas kedatangan Belanda dan Sekutu yang ingin kembali menguasai Indonesia dan membatalkan kemerdekaan yang telah diproklamirkan. Para ulama meyakini bahwa Indonesia akan berkembang jika penjajahan dihapuskan dari permukaan bumi. Atau dengan kata lain, merdeka. Tak ada pilihan lain selain merdeka, tak ada kompromi atau semacamnya. Jika penjajah enggan angkat kaki dari Indonesia, maka semboyan hidup merdeka atau gugur mulia menjadi landasan jihad fi sabilillah. Hadratussyaikh menjadi aktor sentral dalam peristiwa bersejarah Resolusi Jihad. Ketokohannya sebagai ulama diakui oleh ulama seantero negeri. Sehingga fatwa-fatwanya dipatuhi oleh hampir semua kalangan. Dan tidak berlebihan jika dikata, andai saja Resolusi Jihad tidak ada dan fatwa Jihad Hadratussyaikh tidak tercetus bukan tidak mungkin kemerdekaan tidak bisa diraih. Resolusi Jihad adalah salah satu bukti sumbangsih penting dari pesantren untuk negeri. Bahwa kiai, santri, dan pesantren turut menjadi elemen penyusun berdirinya negeri ini. Sejak awal, pesantren menjadi penggerak akar rumput dan gerilya untuk mengusir penjajah. Namun, dalam perjalanan selanjutnya pesantren sering disisihkan dan cenderung dikucilkan. Sudah sewajarnya dan memang sepatutnya pemerintah memberikan perhatian lebih terhadap pesantren. Perhatian terhadap lembaga pendidikannya, riset, ekonomi, dan bidang-bidang lainnya. Sehingga para santri mampu bersaing di konstelasi pemerintahan saat ini. Mengisi berbagai lembaga pemerintahan di Indonesia. Menambah corak warna dalam membangun Indonesia dengan gaya khas pesantren, akhlakul karimah salah satunya. Resolusi Jihad tetaplah Resolusi Jihad, sebuah sejarah yang harus tetap diingat. Kini Indonesia bukanlah Indonesia yang dulu. Perjuangan utama bukan lagi mengangkat bambu runcing untuk berperang melawan penjajah dan sekutu. Persoalan baru seiring berjalannya waktu akan terus tumbuh dan perlu solusi jitu. Itulah kemudian Aktualisasi Resolusi Jihad tercetus sebagai maklumat untuk mewujudkan Indonesia yang bermartabat dan berdaulat, mencerdaskan kehidupan bangsa, mewujudkan keadilan dan menjaga persatuan. Dengan segenap jiwa, mari wahai bangsa Indonesia melalui Aktualisasi Resolusi Jihad kita berusaha sekuat tenaga menuju baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur.

Akibat sifat-sifat manusia yang dimaksudkan itu, maka kehidupan menjadi tidak
tenteram, penuh dengan suasana konflik, berebut, saling mencari kemenangan,
merendahkan dan menguasai yang lain, dan seterusnya. Agama adalah sumber
 ...