Sebanyak 1972 item atau buku ditemukan

Demi Bahasa Bermanfaat Dan Bermartabat: Percikan Pemikiran Strategi Kebahasaan Dalam Dinamika Bahasa, Pendidikan, Dan Kebudayaan Era Kiwari

Bunga rampai ini merupakan sebuah mozaik pemikiran, yang lahir dari tunas-tunas muda strategi kebahasaan dalam lingkup Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan (PPSDK), eselon II Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang akan tetap hidup meski unit kerja telah ditutup. Berangkat dari sebuah ide, pandangan, serta gagasan terkait tugas dan fungsi para penulis, bunga rampai ini hadir untuk ikut mewarnai khazanah pengembangan ilmu kebahasaan dan kesastraan di Indonesia. Banyaknya bahasa daerah yang mengalami kerapuhan serta pentingnya pengutamaan bahasa Indonesia menjadi bahan perenungan Bayu Permana Sukma, Dian Palupi, Yenny Karlina serta Tri Amanat dalam mengulas peluang serta pemanfaatan dunia digital di era teknologi untuk penutur bahasa (bahasa daerah dan Indonesia). Alih wahana dunia digital sebagai upaya pelestarian bahasa daerah dapat menjadi ruang kreatif bagi generasi muda untuk mempertahankan dan melindungi bahasa daerahnya. Demi Bahasa Bermanfaat Dan Bermartabat: Percikan Pemikiran Strategi Kebahasaan Dalam Dinamika Bahasa, Pendidikan, Dan Kebudayaan Era Kiwari ini diterbitkan oleh Penerbit Deepublish dan tersedia juga dalam versi cetak.

Demi Bahasa Bermanfaat Dan Bermartabat: Percikan Pemikiran Strategi Kebahasaan Dalam Dinamika Bahasa, Pendidikan, Dan Kebudayaan Era Kiwari ini diterbitkan oleh Penerbit Deepublish dan tersedia juga dalam versi cetak.

KHUTBAH JUMAT BAHASA BUGIS LENGKAP EDISI 1

Buku ini berisi berbagai macam materi Khutbah Jum'at yang berbahasa bugis yang telah dilengkapi dengan teks Khutbah pertama dan kedua, sehingga memudahkan bagi Khatib untuk menggunakan serta membacanya. didalamnya telah dilengkapi dengan kurang lebih 10 materi khutbah siap pakai dengan pembahasan yang sangat luar biasa dan disempurnakan dengan dalil-dalil dari Al-Qur'an serta Hadits.

Buku ini berisi berbagai macam materi Khutbah Jum'at yang berbahasa bugis yang telah dilengkapi dengan teks Khutbah pertama dan kedua, sehingga memudahkan bagi Khatib untuk menggunakan serta membacanya. didalamnya telah dilengkapi dengan ...

Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial Berorientasi HOTS (Higher Order Thinking Skills) untuk Pendidikan Sekolah Dasar (PGSD)

Salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh mahasiswa calon guru di Sekolah Dasar(SD) adalah konsep dasar Ilmu Pengetahuan Sosial(IPS). Hal ini tidak lain karena IPS merupakan materi wajib yang harus dipelajari oleh siswa di Sekolah Dasar(MI) sebagaimana diamanatkan dalam sistem dan peraturan perundang-undangan pendidikan yang berlaku. Secara substansi, IPS merupakan materi yang didapat dari berbagi sumber dan pengalaman hidup sebagai makhluk sosial yang mempunyai kecenderungan kuat untuk hidup bersama dalam kelompok. IPS sangat berguna untuk berinteraksi dengan lingkungan sosial yang dalam hal ini dilakukan manusia pada setia harinya, termasuk didalamnya permasalahan-permasalahan yang sering dihadapi oleh manusia di dalam kehidupan.

Salah satu hal penting yang harus dimiliki oleh mahasiswa calon guru di Sekolah Dasar(SD) adalah konsep dasar Ilmu Pengetahuan Sosial(IPS).

TASAWUF DAN COVID-19

Pandemi virus corona (Covid 19) telah “menghantui” masyarakat global, khususnya warga negara Indonesia. Wabah corona ini menjadikan kehidupan masyarakat tergoncang, terombang-ambing, sehingga mereka mengalami kegelisahan, kekhawatiran, ketakutan dan kepanikan yang luar biasa sampai-sampai “mengalahi” ketakutannya kepada Tuhan. Memang tidak bisa dipungkiri wabah ini sangat cepat menyebar dan efek yang ditimbulkan tidak hanya flu, demam, batuk biasah tapi sampai pada kematian. Mungkin efek “kematian” inilah yang menjadi “momok” masyarakat global. Kepanikan dan ketakutan yang berlebih inilah yang menyebabkan mereka melupakan kekuatan, kekuasaan Allah Swt Zat yang maha segala-galanya. Sehingga, berbagai upaya lahir dilakukan dengan “memborong” berbagai bahan alami (rempah-rempah), masker, dan bahan-bahan yang dianggap mampu menangkal virus ini. Mereka dilupakan oleh situasi dan kondisi, bahwa ada upaya ruhani yang tidak kalah “jitu”nya dengan usaha-usaha lahir tersebut. Upaya ruhani ini sebagai langkah untuk membangun kembali hubungan kedekatan dengan sang Kuasa, memupuk keyakinan yang “mantap” kepada-Nya, bahwa Dia sebaik-baik Penolong, Dia Maha Pengasih, Penyayang, dan Dia tidak akan membiarkan hamba-Nya berada di dalam jurang “kesedihan” selamanya. Untuk itu, melalui ajaran tasawuf, penulis ingin menyampaikan bahwa dalam menghadapi wabah ini diperlukan juga usaha batin yang itu diajarkan dalam ilmu tasawuf untuk mengontrol hati, mensucikan jiwa, mendekatkan diri kepada Allah Swt, serta menenangkan ruhani agar tidak menjadi “budak” ketakutan makhluk-Nya yang kecil yang tak kasat mata ini (Covid 19).

Pandemi virus corona (Covid 19) telah “menghantui” masyarakat global, khususnya warga negara Indonesia.

Buku Manajemen Tasawuf

Buku ini yang berjudul “Manajemen Tasawuf” bisa diselesaikan dengan baik. Buku ini hadir untuk menjadi solusi bagi kegersangan spiritual, moral, dan sosial umat manusia di abad global. Tasawuf akhir-akhir ini dilirik oleh kebanyakan masyarakat global karena dianggap sebagai jalan alternatif yang tepat dalam mengatasi problematika kehidupan yang oleh dunia sains, kedokteran dan teknologi tidak bisa diselesaikan. Manajemen tasawuf hadir sebagai kepanjangan dari disiplin ilmu tasawuf untuk memberikan edukasi dan petunjuk kepada masyarakat modern tentang bagaimana mengolah hati, pikiran dan jiwa agar senantiasa stabil, tenang, dan selalu terkoneksi kepada Allah swt. Hati dan jiwa yang tidak bisa terkoneksi dengan Allah menunjukkan hati dan jiwa tersebut mati (padam) sehingga petunjuk Allah tidak bisa menembus kepada dirinya. Metode untuk mengaktifkan kembali hati dan jiwa agar konek dengan Allah swt salah satunya adalah dengan menata, mengatur dan mengolah ulang hati dan jiwa tersebut dengan butiran-butiran asma Allah, tafakkur kepada penciptaan dan kekuasaan-Nya serta senantiasa muhasabah, bertaubat kepada-Nya.

Buku ini yang berjudul “Manajemen Tasawuf” bisa diselesaikan dengan baik.

Tasawuf Kontemporer

Masyarakat abad global kebanyakan telah kehilangan visi keilahian, krisis spiritual, intelektual, sosial dan dekadensi moral, akibat pola hidup yang cenderung rasional, hedonis, pragmatis, materialis, sekuler dan individualis yang menjauhi nilai-nilai agama bahkan meninggalkan agama untuk mendewakan dunia, ilmu pengetahuan dan teknologi. Mereka beranggapan bahwa dengan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat memenuhi segala kebutuhannya, dan dunia sebagai tempat untuk melampiaskan segala hasrat dan segala keinginan tak terkontrol. Sehingga lama-kelamaan mereka mengalami kekeringan spiritual, jiwa mereka gersang, rohani mereka layu dan hati mereka mati. Akibatnya, berdampak pada cara pikir (paradigma), moral, sosial mereka yang cenderung menurun. Untuk itu, diperlukan solusi yang konkret untuk mengatasi permasalahan rohaniah tersebut. Di antara solusi yang mengarah kepada aspek rohani dalam ajaran Islam yang paling mendekati adalah tasawuf, melalui siraman ajaran tasawuf ini diharapkan masyarakat abad global ‘kembali’ kepada pengkuan ilahi dengan tetap eksis mengarungi kehidupan dunia. Sehingga akan mengantarkan mereka kepada kebahagiaan dunia dan akhirat secara seimbang (tawazun). Inilah yang dinamakan dengan “Tasawuf Kontemporer”, yang mengedepankan nilai-nilai keselarasan, sinergitas, integrasi dan keseimbangan antara rohani-jasadi, individu-sosial, dunia-akhirat, syari’at-hakikat, fiqih-tasawuf, vertikal-horizontal dan dzhahir–batin yang dapat mengantarkan manusia hidup secara seimbang, toleran, aktif, solutif, reaktif, optimistis, agamis, humanis dan berbudi luhur.

Masyarakat abad global kebanyakan telah kehilangan visi keilahian, krisis spiritual, intelektual, sosial dan dekadensi moral, akibat pola hidup yang cenderung rasional, hedonis, pragmatis, materialis, sekuler dan individualis yang menjauhi ...

Pintu Tasawuf

Eksplorasi Singkat Terhadap Terminal-terminal Sufi (Maqam Sufi)

“Today sufism is a name without a reality. It was once a reality without a name” (Imam Abû al-Hasan Ali bin Ahmad al-Busyanji w. 348 H/959 M) Banyak yang berpendapat, bahwa para sufi adalah orang yang menggarap tingkat ketiga atau tertinggi dalam hadits Jibril, yaitu Ihsân. Dalam hadits tersebut, Malaikat Jibril bertanya ten-tang Islam, Iman dan Ihsan (tiga komponen terpenting dalam beragama). Mengenai ranah “Islâm”, para ulama memberikan perhatian yang cukup besar karena berhubungan dengan ibadah sehari-hari seperti shalat, zakat, puasa dan lain sebagainya, yang kemudian menjadi ilmu fiqih. Begitu pula dengan “Imân”, banyak para ulama yang menggalinya lebih mendalam, sehingga melahirkan ilmu tauhid dan ilmu kalam. Akan tetapi, “Ihsân” tidak mendapat perhatian yang cukup tinggi, cenderung diabaikan, hanya para sufi lah yang berusaha menyelami Ihsân lebih jauh. Mereka beribadah dengan upaya untuk “an ta’buda Allah ka’annaka tarâhu, fa in lam takun tarâhu fa innahu yarâka” (menyembah Allah seakan-akan kau melihatNya, jika pun kau tidak melihatNya, sesungguhnya Allah melihatmu). Dari sini lah pijakan esoterisme Islam bermula, yang pada perkembangannya menjadi beraneka warna dan ragam dalam bentuk tashawwuf. Akan tetapi, dalam perkembangannya sufism mengalami tarik-ulur yang terkadang—konon—berlebihan di satu waktu, dan biasa-biasa saja di waktu lainnya, sehingga Imam Ali bin Ahmad al-Busyanji, lebih dari seribu tahun silam mengatakan bahwa, “tasawwuf (sufism) sekarang ini adalah nama tanpa realitas, tetapi dahulu ia adalah realitas tanpa nama.” Di era modern ini, selain semakin menemukan ruangnya, tasawwuf juga—dalam arti penganutnya—mengalami kemunduran pemahaman praktik yang signifikan, yaitu lebih cenderung pada seremonial-ritual belaka dan tidak berusaha melakukan penjernihan dan pemurnian jiwa sebagaimana yang dilakukan oleh para sufi terdahulu. Buku ini, hanya mengulas seputar maqâm-maqâm sufi (terminal-terminal sufi) secara ringkas dari berbagai sumber, dengan tujuan memperluas praktik tasawuf pada jalur yang memiliki kemungkinan manfaat jauh lebih besar. Namun, adakah orang yang lebih mengetahui kemungkinan tentang kemanfaatan selain-Nya? Selamat membaca....

“Today sufism is a name without a reality.

INTERKONEKSI FILSAFAT AGAMA, ILMU KALAM DAN TASAWUF DALAM DUNIA ISLAM

Filsafat agama sebagai alat untuk bagaimana akal ini berperan dalam memahami agama beserta seluk beluknya, ilmu kalam hadir sebagai disiplin keilmuan Islam yang “terinspirasi” oleh ilmu filsafat untuk mengoptimalkan peran akal, rasionalitas dan pikiran untuk mendalami secara totalitas akan masalah-masalah tauhid, aqidah dan keimanan. Antara filsafat agama dan ilmu kalam sepertinya mempunyai hubungan yang signifikan dalam hal penggunaan; pendayagunaan fungsi-peran akal. Rasanya tidak adil jika hanya akal saja yang di “agungkan” diperlukan media; alat lain yang juga merupakan anugerah Allah yakni hati (qalb), keilmuan Islam yang oreintasinya pada hati, rasa dan spiritual ialah ilmu tasawuf. Tasawuf 6 INTERKONEKSI FILSAFAT AGAMA, ILMU KALAM DAN TASAWUF DALAM DUNIA ISLAM dipahami sebagai ilmu yang mendidik ruhani menjadi bersih untuk mengenal; bertemu dengan zat Allah.

Tasawuf 6 INTERKONEKSI FILSAFAT AGAMA, ILMU KALAM DAN TASAWUF DALAM DUNIA ISLAM dipahami sebagai ilmu yang mendidik ruhani menjadi bersih untuk mengenal; bertemu dengan zat Allah.

TIPOLOGI ALIRAN-ALIRAN TASAWUF

Buku ini mengungkap berbagai macam aliran sufistik dalam dunia tasawuf yang memiliki corak tersendiri dan sudut pandang yang berbeda dengan tujuan yang sama, yakni untuk mendekatkan diri, mengenal dan mengetahui hakikat Allah swt, dan usaha menjadi seorang hamba yang benar-benar hamba. Benar-benar hamba maksudnya adalah hamba yang memahami eksistensi dan esensi dirinya sebagai seorang ciptaan Tuhan. Adanya aliran-aliran dalam dunia tasawuf ini menjadi bukti bahwa tasawuf tidak hanya dipahami dan dikaji dalam satu sisi, melainkan banyak sisi. Sehingga melahirkan berbagai ragam perbedaan tipologi. Adanya yang menitik beratkan pada aspek ruhaniah, akhlak, akal, rasa (dzauq), amaliah, cinta, sosial, modern (tawazaun; keseimbangan), kebangsaan dan lain sebagainya. Yang pada intinya adalah sama-sama ingin menjadi seorang hamba yang benar, yang dekat dengan Tuhan dan menjadi hamba yang baik, yang bisa memberikan manfaat kepada orang lain. Tipologi-tipologi seperti inilah yang membuat tasawuf kaya, yakni kaya akan model (desain) yang akhirnya membuat tasawuf ini ilmu yang unik. Sehingga, layak untuk terus dikaji, didalami dan diamalkan.

Buku ini mengungkap berbagai macam aliran sufistik dalam dunia tasawuf yang memiliki corak tersendiri dan sudut pandang yang berbeda dengan tujuan yang sama, yakni untuk mendekatkan diri, mengenal dan mengetahui hakikat Allah swt, dan usaha ...