Sebanyak 1149 item atau buku ditemukan

Design The Business Plan for Start Up Entrepreneur: Mendesain Model Bisnis yang Kompetitif dan Menyusun Rencana Strategis yang Solid

Tujuan pengembangan rencana strategis adalah untuk menciptakan keunggulan kompetitif, yaitu sekumpulan faktor yang membedakan perusahaan dari para pesaingnya dan memberikannya posisi unik di pasar sehingga mengungguli para pesaing. Dari perspektif strategis, yang menjadi kunci bagi keberhasilan bisnis perusahaan adalah membangun dan mengembangkan keunggulan kompetitif yang unik serta berkelanjutan, yaitu keunggulan yang secara terus-menerus, untuk menciptakan nilai bagi pelanggan dan sukar ditiru oleh para pesaing. Perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif dapat menjadi pemimpin pasar dan mencapai laba usaha di atas rata-rata. Sekadar membangun keunggulan kompetitif saja tidaklah cukup. Kunci keberhasilannya adalah terletak bagaimana membangun keunggulan kompetitif secara berkelanjutan. Dalam jangka panjang, perusahaan dapat meraih keunggulan kompetitifnya secara berkelanjutan melalui kemampuannya untuk mengembangkan seperangkat kompetensi inti, di mana perusahaan mampu melayani pelanggannya dengan lebih baik dibanding para pesaingnya.

Sedangkan balanced menggambarkan bahwa kinerja akan diukur secara berimbang, yaitu dari aspek keuangan dan nonkeuangan, sisi internal dan eksternal, ...

Rencana Besar

Rifad Akbar. Pemimpin Serikat Pekerja yang sangat militan dalam memperjuangkan kesejahteraan rekan-rekannya. Amanda Suseno. Pegawai berprestasi yang mendapat kepercayaan berlebih dari pihak manajemen. Reza Ramaditya. Pegawai cerdas yang tiba-tiba mengalami demotivasi kerja tanpa alasan jelas. Lenyapnya uang 17 miliar dari pembukuan Universal Bank of Indonesia menyeret tiga nama itu ke dalam daftar tersangka. Seorang penghancur, seorang pembangun, dan seorang pemikir dengan motifnya masing-masing. Penyelidikan serius dilakukan dari balik selubung demi melindungi reputasi UBI. Akan tetapi, bagaimana jika kasus tersebut hanyalah awal dari sebuah skenario besar? Keping domino pertama yang sengaja dijatuhkan seseorang untuk menciptakan serangkaian kejadian. Tak terelakkan, keping demi keping berjatuhan, mengusik sebuah sistem yang mapan tetapi usang dan penuh kebobrokan ….

Rifad Akbar.

Bacaan Wajib Menyusun Perencanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Samsul Ramli, S.Sos., Cert. SCM (ITC) adalah salah satu pendiri Pusat Pengkajian Pengadaan Barang/Jasa Indonesia (P3I) yang peduli dengan kajian-kajian strategis pengadaan barang/jasa pemerintah atau private. Aktif berinteraksi di dunia maya termasuk mengelola Forum Diskusi Pengadaan Barang/Jasa Kalimantan pada media jaringan sosial facebook dan menulis melalui blog http://samsulramli.wordpress.com. Penulis telah menerbitkan beberapa buku dengan tema pengadaan barang/jasa pemerintah, diantaranya Bacaan Wajib Para Praktisi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Bacaan Wajib Mengatasi Aneka Masalah Teknis Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Bacaan Wajib Swakelola Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Bacaan Wajib Sertifikasi Ahli Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Muhammad Ide Ambardi, S.T. adalah pegawai tetap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sejak Desember 2005. Telahbeberapa kali mengikuti pelatihan di bidang manajemen mutu dan pengadaan barang/jasa. Pada September 2013, penulis merupakan delegasi Indonesia yang ikut dalam Pelatihan Procurement Anti-Corruption Training (PACT) yang diadakan oleh International Anti-Corruption Academy (IACA) di Austria. -VisiMedia-

Samsul Ramli, S.Sos.

Alam Pikiran Islam Pemikiran Kalam

Buku ajar ini menyajikan materi Tauhid/Ilmu Kalam yang terbarukan, yang mengintegrasikan antara pemikiran klasik dan pemikiran modern. Pemikiran klasik Islam menjadi penting untuk dihadirkan kembali dalam relevansi modernitas zaman. Namun apresiasi terhadap warisan masa lalu—klasik—Islam itu harus disikapi secara kritis sesuai tuntutan zaman. Pada gilirannya akan terbangun pemikiran modern yang menatap masa depan dalam ikut menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi zaman dan umat manusia secara universal. Buku persembahan penerbit PrenadaMedia

Buku ajar ini menyajikan materi Tauhid/Ilmu Kalam yang terbarukan, yang mengintegrasikan antara pemikiran klasik dan pemikiran modern.

Bimbingan dan Konseling Perkembangan di Sekolah Teori dan Praktik

Istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Seperti yang dikatakan oleh Van den Daele (Hurlock, 1980) bahwa perkembangan adalah perubahan secara kualitatif. lni berarti bahwa perkembangan bukan sekadar penambahan ukuran pada tinggi dan berat badan seseorang atau kemampuan seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari banyak stuktur dan fungsi yang kompleks. lndividu yang dimaksud dalam tulisan ini adalah siswa yang melakukan proses pembelajaran. Adapun perkembangan adalah perubahan yang dialami oleh individu menuju tingkat kematangannya yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik mengenai fisik maupun psikisnya. Jadi perkembangan individu di sini adalah perubahan yang dialami oleh siswa menuju tingkat kematangannya yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik fisik maupun psikisnya. Proses perkembangan pada diri individu yang sedang mengalami proses pendidikan perlu dipahami oleh para pendidik. Apakah siswa mengalami perkembangan atau sebaliknya. Oleh karena itu tanggung jawab terhadap perkembangan individu sebagai siswa menjadi bagian dari kehidupan pendidik. Buku Bimbingan dan Konseling Perkembangan di Sekolah Teori dan Praktik ini diterbitkan oleh penerbit deepublish dan tersedia juga versi cetaknya.

A. Rangkuman Syarat agar pengelolaan program BK berorientasi perkembangan adalah pengelolaan program dengan cara ... V. Latihan dan Tugas A. Lakukan observasi dan wawancara ke sekolah di tingkat menengah (SMP/SMA/SMK/sederajat) tentang ...

BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

Menurut Horisin (2007) bimbingan dan konseling sering dimaknai secara tidak tepat oleh sebagian orang bahkan oleh praktisi bimbingan konseling sendiri. Dengan kata lain sering muncul persepsi negatif tentang bimbingan konseling dari sebagian kepala sekolah, pengawas, pegawai, guru-guru, siswa bahkan guru pembimbing sendiri. Beberapa kesalahan itu menurut Prayitno (Tohirin 2007) yaitu : 1. Bimbingan dan koseling disamakan saja dengan pendidikan, sehingga bimbingan konseling tidak diperlukan kerena di sekolah telah tempat diselenggaralannya pendidikan, sehingga dengan sendirinya bimbingan konseling telah masuk kedalam proses pendidikan tersebut. Sekolah tidak perlu melaksanakan pelayanan bimbingan konseling secara mandiri, tetapi mantapkan saja pengajaran sebagai pelaksanaan nyata dari usaha pendidikan. 2. Bimbingan konseling dipisahkan dari pendidikan. Pelayanan bimbingan konseling dianggap harus benar-benar dilaksanakan secara khusus oleh tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya dan secara nyata harus dibedakan dari praktik pengajaran dan pendidikan. 3. Guru pembimbing atau konselor di sekolah dianggap sebagai polisi sekolah yang tugasnya menjaga dan mempertahankan tata tertib, disiplin dan keamanan sekolah. Anggapan tersebut muncul karena sering muncul fakta-fakta di mana guru pembimbing diberikan tugas mengusut perkelahian antar siswa, pencurian di kelas, mengintrogasi siswa yang bersalah dan menghukum siswa yang melakukan kesalahan. 4. Bimbingan konseling dianggap semata-mata proses pemberian nasihat. Selain pemberian nasihat, umumnya siswa membutuhakan hal lain sesuai dengan masalah yang dihadapinya, yang memerlukan pelayanan lain seperti pemberian informasi, penempatan, penyaluran, bimbingan belajar dan pelayanan khusus. 5. Bimbingan konseling dibatasi hanya menangani masalah yang bersifat insidental (waktu tertentu saja) yaitu pada saat siswa mendapatkan masalah. Padahal bimbingan konseling menjangkau dimensi waktu yang bukan hanya waktu sekarang, namun juga masa lalu dan masa yang akan datang, karena biasanya masalah yang dihadapi siswa sekarang ini berkaitan dengan masa lalu dan akan berdampak pada masa yang akan datang. 6. Bimbingan konseling hanya untuk siswa tertentu saja. Khusus pada anak-anak yang memiliki keistimewaan seperti karena warna kulit, status atau kekayaan. Hakikatnya bimbingan konseling diberikan kepada individu atau kelompok yang memerlukannya. Tidak boleh ada diskriminasi terhadap siswa dalam pelayanan bimbingan konseling. 7. Bimbingan konseling melayani orang sakit atau orang yang kurang normal adalah merupakan anggapan yang kurang tepat. Bimbingan konseling melayani orang yang normal dan sehat yang mengalami suatu masalah tertentu. Jika ada siswa yang mengalami masalah fisik (sakit) maka yang ia akan menjadi pasien dokter dan jika mengalami masalah psikis seperti gangguan jiwa yang atau stres maka sebaiknya menjadi pasien psikolog. 8. Bimbingan konseling bekerja sendiri. Hal tersebut merupakan anggapan yang keliru karena bimbingan konseling terintegrasi dengan program pendidikan dan pembelajaran lainnya di sekolah. Oleh karena itu guru pembimbing harus bekerja sama dengan orang-orang yang dapat membantu menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi sisiwa seperti bekerja sama dengan orang tua, guru, teman di sekolah dan di luar sekolah. 9. Konselor harus aktif dan siswa harus pasif adalah anggapan yang tidak tepat, karena proses pelayan bimbingan konseling bukan hanya menuntut keaktifan dari konselor, namun juga menuntut keaktifan dari siswa. 10. Bimbingan konseling dapat dilakukan oleh siap saja. Ini merupakan anggapan yang keliru karena pelayanan bimbingan konseling dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip keilmuan yang mengikuti teori, tujuan, metode dan asas tertentu. Oleh karena itu pelayanan bimbingan konseling tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. 11. Bimbingan konseling berpusat pada keluhan saja, juga merupakan anggapan yang keliru, karena pemberian layanan bimbingan konseling memang diawali dengan melihat gejala atau keluhan awal yang disampaikan oleh siswa. Tetapi seorang konselor apabila pembahasanya dikembangkan, sering kali ternyata masalah yang sebenarnya lebih kompleks dari yang disampaikan oleh keluhan pertama siswa, sehingga pemberian bantuan harus dipusatkan kepada masalah yang sebenarnya. Konselor harus mampu menyelami sedalam-dalamnya masalah siswa yang sebenarnya. 12. Bimbingan konseling harus memiliki hasil yang harus segera dilihat. Anggapan tersebut adalah merupakan anggapan yang keliru, karena pelayanan bimbingan konseling berkenaan dengan aspek-aspek psikis dan tingkah laku, yang tidak semudah membalik telapak tangan, yang kemungkinan hasil bimbingan tidak langsung terlihat. 13. Bimbingan konseling menggunakan pemecahan masalah yang sama kepada semua siswa. Padahal sebenanya setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lain. Masalah yang sama dialami oleh dua orang yang berbeda kemungkinan akan menuntut cara pemecahan yang berbeda. 14. Bimbingan konseling memusatkan pada pengunaan instrumen. Ini merupakan anggapan salah karena instrumen hanyalah merupakan alat bantu dalam melakukan bimbingan konseling. Intrumen tersebut tidak boleh mengganggu, menghambat bahkan melumpuhkan usaha pelayanan bimbingan konseling. Artinya dengan instrumen atau tampa instrumen , usaha bimbingan pelayanan bimbingan konseling tetap harus dilakukan.

Bimbingan dan koseling disamakan saja dengan pendidikan, sehingga bimbingan konseling tidak diperlukan kerena di sekolah telah tempat diselenggaralannya pendidikan, sehingga dengan sendirinya bimbingan konseling telah masuk kedalam proses ...

SKGB 002: ASESMEN OTENTIK

Belajar Tanpa Ujian? Benarkah belajar bisa tanpa ujian? Atau justru ada yang bertanya, buat apa belajar bila tidak ada ujian? Pepatah lama yang sering dilontarkan tentang perbedaan sekolah dan kehidupan. Di sekolah, siswa belajar kemudian ujian. Di kehidupan, siswa ujian kemudian belajar. Pepatah itu adalah sindiran terhadap praktik belajar di sekolah yang mengkeramatkan ujian sebagai segala-galanya. Tanpa ujian, buat apa belajar? Padahal belajar adalah kemauan dan kemampuan alami manusia, yang telah ada sejak kita lahir. Jadi tanpa ada ujian pun, kita secara alami tetap belajar. Justru ketika ujian menjadi motivasi belajar, maka kita kehilangan kenikmatan belajar. Belajar jadi terpaksa semata mengejar nilai ujian. Selesai ujian, semua materi pelajaran dilupakan. Pada edisi ini, para guru berbagi praktik cerdas melakukan asesmen otentik. Proses ujian yang bermakna dan menyenangkan sebagaimana proses belajar itu sendiri. Bila membaca tulisan dan melihat fotonya, anda akan menyaksikan anak-anak yang bergembira mengikuti ujian. Seolah mereka tidak sedang ujian. Seolah mereka belajar tanpa ujian. Pada akhirnya, mari membaca dan belajar. Bila memang ada hal baik dari surat kabar ini, praktikkan dan sebarkan ke rekan guru yang lain.

... dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil belajar . ... Pendidikan mengarahkan pendidik untuk melaksanakan penilaian autentik.

Sistem Pengendalian Manajemen Berbasis Spiritualitas

Buku ini dapat dilihat sebagai upaya mengangkat kembali spiritualitas/religiositas yang sempat “hilang”. Di awal tulisan, Sujoko mengangkat bagaimana materialisme telah menjadi akar sifat yang melekat pada diri manusia, adalah suatu lingkaran setan yang akan menyebabkan manusia semakin terpuruk dalam individualisme dan kesedihan. Dapatkan versi cetak di www.penerbit.urup.or.id

Dengan kata lain, kesadaran tersebut membebaskan kita dari penjara masa lalu. Selain itu, kesadaran ini juga membebaskan kita dari penjara masa depan. Penjara masa depan adalah obsesi, kekuatiran dan ketakutan tentang sesuatu yang belum ...

Sejarah Skeptisisme

Jatuh Bangun Paham Keraguan atas Kebenaran

Sejak abad ke-5 SM, keraguan seputar kemungkinan pengetahuan terhadap realitas mulai menggejala. Hal ini dipicu oleh kemunculan kaum Sofis (sophist). Lambat laun, kecenderungan ini di satu sisi semakin mendapatkan perhatian, dan di sisi lain semakin berkembang dan melahirkan varian-varian skeptis baru, bahkan hingga masa kini. Sejumlah pemikir pendukungnya pun menyuguhkan argumentasi atas klaimnya, kendatipun tidak semuanya. Penulis buku ini berupaya menjawab sejumlah dalih yang diajukan kaum Skeptisis. Dengan merujuk pada beberapa karya representatif dari pemikir-pemikir skeptis, penulis mencermati dan menelusuri dasar-dasar pandangan mereka, kemudian berusaha mengkritisinya seraya menjelaskan dan menganalisis konsep-konsep dan basis argumentasi mereka. "Banyak orang, termasuk para sarjana, tidak menyadari bahwa peradaban modern melaju dengan kendaraan empirisme dan rasio instrumental di atas jalan pemikiran yang mengingkari kemampuan akal budi dalam memahami realitas dan tujuan perjalanan itu sendiri. Buku ini mendedah asumsi-asumsi dasar tiga tokoh utama pemikiran dan kebudayaan Barat modern: Rene Descartes, David Hume, dan Immanuel Kant. Muncul pertanyaan mengapa sains dan teknologi berkembang pesat di atas skeptisisme? Atau salahkah pertanyaan ini?" —Dr. Ir. Husain Heriyanto, M.Hum, Penulis buku "Menggali Nalar Saintifik Peradaban Islam" (Jakarta: Mizan, 2011); Dosen Program Master Studi Islam Univesitas Paramadina. "Skeptisisme sebagai aliran pemikiran yang berambisi meragukan segalanya, tentu saja bukan anak kemarin sore di jagat filsafat. Buku yang saya sunting dengan penuh optimisme ini karena begitu detail dan lugas dalam mengupas isi dan historisme skeptis, hanya ingin menunjukkan; meski terkesan berpostur kritis, Skeptisisme ditakdirkan terkungkung dalam dilema epistemologis tak berujung, yaitu hasrat menjadi realitas yang justru ingin disangkalnya terus-menerus. —Dede Azwar, editor

Sejak abad ke-5 SM, keraguan seputar kemungkinan pengetahuan terhadap realitas mulai menggejala.