Sebanyak 385 item atau buku ditemukan

Manajemen Pendidikan: Strategi Pemasaran Lembaga Pendidikan Islam

Manajemen pemasaran Pendidikan adalah manajemen dengan sistem yang berlandaskan pada hakikat saling berhubungan antara semua bidang fungsional dalam sebuah lembaga Pendidikan sebagai dasar pengambilan keputusan di bidang pemasaran yang berorientasi pada konsumen. Dewasa ini, diskursus tentang pemasaran lembaga pendidikan Islam khususnya lembaga madrasah nampak belum terlalu banyak menjadi bahan kajian serius atau mungkin relatif diabaikan oleh para sarjana maupun pengelola lembaga-lembaga pendidikan Islam. Pasalnya, masih banyak pihak yang beranggapan bahwa istilah bisnis seperti pemasaran relatif tidak tepat jika dibawa dalam lingkup madrasah, bahkan cenderung terkesan adanya unsur yang hendak mengkomersialkan institusi madrasah yang tentu saja bertentangan dengan pernyataan kebanyakan para pengelola madrasah (dan anggapan masyarakat pada umumnya) bahwa madrasah adalah suatu usaha amal sosial. Padahal, sesungguhnya tidaklah sama dan sebangun antara pemasaran dengan komersial, Pemahaman bahwa pemasaran dalam pendidikan tidaklah mutlak harus berhubungan dengan kegiatan bisnis dan menjadikan pendidikan sebagai sesuatu komoditas Tentang Penulis Ngalimun, M.Pd., M.I.Kom dilahirkan di Terusan Karya Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah. Pendidikan tinggi beliau diawali pada Program D.11 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah STAI Darussalam Martapura. Setelah lulus beliau melanjutkan pendidikannya ke jenjang S.1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Achmad Yani Banjarmasin. Kemudian S.2 Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. dan S.2 Ilmu Komunikasi Universitas Islam Kalimantan. Beliau sedang melanjutkan program doktoral S3 Manajemen Pendidikan Islam di UIN Raden Mas Said Surakarta. Saat ini bekerja sebagai Dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Banjarmasin dan juga menjadi Dosen di beberapa perguruan tinggi antara lain: Universitas Achmad Yani Banjarmasin, Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin, Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari, Institut Agama Islam Palangka Raya, Politeknik Kesehatan Banjarmasin, Sekolah Tinggi Kesehatan Husada Borneo Banjarbaru dan Akademi Pariwisata Nasional Banjarmasin.

Padahal, sesungguhnya tidaklah sama dan sebangun antara pemasaran dengan komersial, Pemahaman bahwa pemasaran dalam pendidikan tidaklah mutlak harus berhubungan dengan kegiatan bisnis dan menjadikan pendidikan sebagai sesuatu komoditas ...

Respons Islam atas Moderasi Beragama dan Multikulturalisme

Satu keniscayaan moderasi dan multukultural menjadi solusi bersama untuk dipertimbangkan dalam membangun keberagamaan di Indonesia. Banyaknya agama, ras, dan suku menjadi pertimbangan penting dalam mengambil dua pola tersebut sebagai pijakan kehidupan beragama di negara Indonesia. Meski tawaran itu menarik untuk terciptanya harmonisasi antaranak bangsa, tetapi belum semuanya mampu menerimanya dengan lapang dada, terutama para agamawan yang masih mempertahankan pola lama, tidak mau bergeser dari tradisi lama menuju tradisi baru. Kajian keilmuan tentang moderasi dan multikulturalisme sebenarnya sudah lama didengungkan, tetapi sampai sejauh ini belum tuntas. Tidak sedikit orang-orang beragama yang memicingkan mata ketika mendengar moderasi beragama, karena dianggap berseberangan dengan agamanya atau jika tidak demikian dianggapnya sebagai bentuk kebablasan dalam beragama. Paling sederhana, jika ada tokoh muslim masuk gereja untuk kepentingan diskusi atau apalah yang tidak berbau ibadah mahdhah dianggap sebagai tindakan yang tidak pantas. Cara pandang demikian berarti menunjukkan bahwa moderasi belum tuntas di kalangan masyarakat muslim. Buku ini merupakan bagian dari diskusi kecil yang diprakarsai oleh DMI Kabupaten Tuban, harapannya buku ini bisa memunculkan sikap dan pemikiran tentang pentingnya moderasi islam untuk bisa dijaga dan dihidupkan dalam kehidupan beragama, bernegera dan berbangsa, agar moderasi islam di Indonesia bisa lebih kuat dan harmonis sebagai bagian dari misi Islam Rahmatan lil ‘Alamiin.

Satu keniscayaan moderasi dan multukultural menjadi solusi bersama untuk dipertimbangkan dalam membangun keberagamaan di Indonesia.

Towards a Post-Covid Global Financial System

Lessons in Social Responsibility from Islamic Finance

In Towards a Post-Covid Global Financial System a team of experts explore how COVID-19 has affected the most vulnerable parts of the global economy; how it has been met by Islamic banking and finance; and how the principles of Islamic social finance could be used to have a fairer, more resilient Islamic finance system for all.

In Towards a Post-Covid Global Financial System a team of experts explore how COVID-19 has affected the most vulnerable parts of the global economy; how it has been met by Islamic banking and finance; and how the principles of Islamic ...

Advances in Islamic Finance, Marketing, and Management

An Asian Perspective

Of interest to both academics and practitioners who assist in making Shariah-centric strategies, this work is particularly important as Asia holds a major percentage of Islamic assets in South Asia, Southeast Asia, and the Middle East, with new opportunities opening in Central Asia.

Of interest to both academics and practitioners who assist in making Shariah-centric strategies, this work is particularly important as Asia holds a major percentage of Islamic assets in South Asia, Southeast Asia, and the Middle East, with ...

The Islamic Debt Market for Sukuk Securities

The Theory and Practice of Profit Sharing Investment

The relatively new sukuk (or Islamic debt securities) markets have grown to more than US $800 billion over the past decade, and continue to grow at a rate of around 20-30 per cent per year. Arguably the first of its kind, this path-breaking book provides a highly unique reference tool relating to key issues surrounding sukuk markets, which are found in 12 major financial centres, including Kuala Lumpur, London and Zurich. The internationally renowned contributors present an in-depth study of sukuk securities, beginning with a comprehensive definition and history. They go on to discuss Islamic financial concepts and practices that govern how sukuk securities are issued, how markets are carefully regulated to protect investors, and how securities are designed to safeguard invested money. The prospects and challenges of developing sukuk Islamic debt markets across the world are also illustrated. This comprehensive guide to sukuk markets will prove a fascinating and useful reference tool for academics, students, researchers and practitioners with an interest in Islamic finance, and, more specifically, in the nascent field of sukuk securities.

marketing. and. listing. of. sukuk. securities. Mohamed. Ariff. and. Shamsher. Mohamad1. 12.1. INTRODUCTION. The first Malaysian sukuk as a new Islamic financial debt security was issued as a private sector issue by Shell Company (M) ...

Sistem Informasi Manajemen

Konsep Dasar Teknologi Informasi, Teknologi Informasi dan Keunggulan Bersaing, Sistem Informasi Manajemen, Strategi Manajemen Berfokus Masa Depan, Manajemen Informasi, Pengembangan Sistem Informasi, Sistem Informasi Dan Pengambilan Keputusan, Sistem Informasi dan Tantangan Manajemen, Sistem Informasi Eksekutif, Sistem Informasi Akuntansi, Sistem Informasi Sumber Daya Manusia, Sistem Informasi Pemasaran, Mengelola Sistem Informasi Global.

Konsep Dasar Teknologi Informasi, Teknologi Informasi dan Keunggulan Bersaing, Sistem Informasi Manajemen, Strategi Manajemen Berfokus Masa Depan, Manajemen Informasi, Pengembangan Sistem Informasi, Sistem Informasi Dan Pengambilan ...

Investing for Generations

A History of Alliance Trust

This is a history of the Alliance Trust, one of Scotland's oldest and most interesting companies, and the UK's largest general investment fund. It describes how the Trust began life in Dundee in 1888 as a mortgage company financing farmers in the American West; it explains how the Trust inherited the business of several Dundee-based mortgage companies that had lent, wisely and unwisely, on large and small tracts of land in Oregon, Texas, Kansas, and New Mexico. It shows that the Trust was an industry leader from the outset and soon built a reputation for stability and prudence.--Résumé de l'éditeur.

This is a history of the Alliance Trust, one of Scotland's oldest and most interesting companies, and the UK's largest general investment fund.

SKGB 019: MISKONSEPSI LITERASI

Mengapa Indonesia dan sebagian besar bangsa yang baru merdeka lainnya mengembangkan program pemberantasan buta huruf atau pengajaran calistung? Bayangkan Anda menjadi pimpinan sebuah negara yang 100% warganya masih buta huruf. Bagaimana Anda menyampaikan pesan Anda pada jutaan warga negara yang berada di berbagai daerah? Tidak ada jalan, Anda harus bicara kepada semua warga negara. Bila hanya pada sebagian warga negara, pesan Anda akan menyebar seperti gosip. Jangankan sebuah negara. Dalam pelatihan, pesan yang disampaikan pada orang paling depan lalu orang tersebut menyampaikan ke orang di belakangnya hingga orang terakhir di suatu barisan. Apa pesan yang dipahami oleh orang di barisan paling belakang? Sama sekali berbeda dengan pesan yang disampaikan di awal. Ada distorsi, ada generalisasi, ada hiperbola, ada dramatisasi. Kalai rantai informasi pada satu baris bisa kacau seperti itu, lalu bagaimana bila terjadi pada suatu negara? Kekacauan! Itulah mengapa calistung menjadi program prioritas pada kebanyakan bangsa yang baru merdeka. Calistung pada masanya adalah mesin penggerak kehidupan sebuah bangsa, mesin konsumsi dan produksi pengetahuan. Kemampuan calistung membuat orang per orang tidak tergantung sepenuhnya pada komunikasi lisan. Calistung membuat orang bisa membaca panduan, brosur, petunjuk dan buku untuk menjalankan mesin, mengoperasikan birokrasi, atau menjalani kehidupan. Calistung membuat orang bisa menuliskan pikirannya, menuangkan pengalamannya dan menggambarkan impiannya untuk disampaikan pada banyak orang. Calistung membuat orang berpikir sistematis, pasar bekerja, pengerjaan bangunan menjadi simetris, penataan kebun menjadi rapi dan desain peralatan menjadi presisi. Calistung adalah bentuk awal literasi yang menggerakkan kehidupan negeri! Tapi kehidupan tidak semudah dan seindah cerita pengantar tidur. Belajar calistung bergerak cepat tapi dihentikan ketika akan memasuki tahap calistung untuk belajar, calistung untuk mengubah kehidupan. Sistem pendidikan mempersempit calistung sebatas sebagai aktivitas konsumsi belaka, calistung untuk mengkonsumsi pengetahuan, tapi tidak bergerak menjadi calistung untuk memproduksi pengetahuan. Orang kehilangan arti penting calistung. Belajar calistung jadi kegiatan di sekolah, lebih tepatnya kegiatan anak pada kelas kecil. Calistung menjadi kegiatan wajib yang membosankan dan kering makna. Pada tingkat global, pendidikan membaca kritis ala Paulo Freire diubah menjadi pengajaran membaca yang mekanis. Sampai sekitar 2 dekade yang lalu, kita mulai memasuki suatu zaman yang memperkenalkan istilah literasi. Lahir kesadaran arti penting literasi dalam kehidupan berbangsa. Kita telah berjalan sebagai negara merdeka lebih dari 70 tahun, tapi tantangan yang kita hadapi tetaplah sama: miskonsepsi literasi. Literasi sebagai tujuan, cara dan kegiatan direduksi sebagai kegiatan membaca. Murid diminta aktif membaca di awal pelajaran, tapi tidak mendapat tantangan yang memadai untuk menggali, memikirkan dan mengemukakan pendapat. Literasi menjadi calistung yang penting pada kelas kecil, sembari lupa bahwa literasi penting dan berguna pada semua tahapan belajar, bahkan bagi pendidikan doktor. Inilah ajakan bagi guru yang merdeka belajar untuk melek literasi tentang makna literasi itu sendiri. Pada Surat Kabar Guru Belajar edisi ini, kita akan bercerita mengenai miskonsepsi literasi sebagai upaya refleksi kolektif terhadap perjalanan kita menghidupkan literasi di ruang kelas, aktivitas sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari. Guru yang merdeka belajar adalah guru yang berani mengakui kekeliruan, keberanian yang akan mengantar pada keberanian yang lain, keberanian memperbaiki, keberanian untuk gagal terus hingga mencapai keberhasilan. Apakah Anda sudah membicarakan miskonsepsi literasi bersama murid Anda? Bersama rekan guru di sekolah dan di Komunitas Guru Belajar? Bersama kepala sekolah atau dinas pendidikan? Bila belum, bergegaslah karena literasi bermakna akan segera menggerakkan negeri.

Saya meminta mereka untuk menuliskan apa yang bisa mereka lihat, dengar, dan rasakan selama tinggal di sekitar kota Tangerang Selatan. Kemudian saya tanyakan hal yang lebih spesifik, “Apa saja permasalahan yang ada di kota ini?

SKGB 021: LITERASI UNTUK BELAJAR

Literasi untuk apa? Banyak guru, sekolah dan penggiat pendidikan mengadakan kegiatan literasi di berbagai konteks. Pertanyaan reflektif di Surat Kabar Guru Belajar ini adalah buat apa literasi? Dalam sebuah Temu Pendidik Mingguan, saya terlibat percakapan dengan seorang guru yang bingung merancang pengajaran literasi. Selidik punya selidik, kebingungan tersebut berakar pada asumsi kegiatan literasi diadakan sebatas pada 15 menit membaca sebelum pelajaran dimulai. Asumsi yang memisahkan antara pengajaran literasi dengan “pengajaran biasanya”. Pengajaran literasi dipisahkan dari pengajaran yang dilakukan setiap harinya. Bukan hanya pemisahan cara pengajaran, pengajaran literasi pun dipisahkan tujuannya. Pengajaran literasi mengejar suatu tujuan tertentu, pengajaran biasa mengejar tujuan yang lain. Ketika tujuan berbeda, penilaian keberhasilannya pun berbeda. Pada ujungnya, pengajaran literasi justru menjadi beban bagi guru, tanpa paham sebenarnya pengajaran literasi untuk apa. Diskusi tersebut menarik perhatian tim Surat Kabar Guru Belajar sehingga lahirlah usulan untuk memaparkan keterkaitan antara pengajaran literasi dengan “pengajaran biasanya”. Kami berharap paparan tersebut dapat menyebarkan pesan bahwa pengajaran literasi adalah pondasi dari keseluruhan pengajaran dan pendidikan yang kita lakukan. Pengajaran literasi bukan sekedar mematuhi kebijakan dan aturan yang ditetapkan oleh pusat. Pengajaran literasi hendaknya menunjang tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran dan pendidikan. Pengajaran literasi akan membantu murid dalam mencari, mendapatkan, mengolah dan menggunakan informasi untuk mencapai suatu tujuan atau untuk menyelesaikan masalah. Kompetensi literasi yang berkembang akan membuat murid lebih lancar dalam mencapai tujuan pengajaran. Lebih mudah memahami tujuan pengajaran, lebih mandiri dalam mencari dan mengolah informasi, lebih tangguh dalam menghadapi kesulitan dalam penggunaan informasi dan tentu saja, lebih mudah melakukan refleksi proses dan hasil belajar pada suatu mata pelajaran. Lebih jauh lagi, murid dengan kemampuan literasi pun lebih mampu menghadapi tantangan dan menyelesaikan persoalan hidupnya. Jadi buat apa pengajaran literasi? Untuk membantu murid lebih merdeka belajar dan menjalani hidup sebagai pelajar merdeka. Pelajar sepanjang hayat. Bila kita bersepakat bahwa tujuan pengajaran literasi menunjang tujuan pengajaran dan pendidikan secara menyeluruh, maka konsekuensinya semua pelajaran adalah pelajaran literasi, semua media belajar adalah media literasi dan pada akhirnya, semua guru adalah guru literasi. Semua pihak di sekolah mempunyai tanggung jawab dalam mengembangkan kemampuan literasi murid. Bukan untuk menjalankan aturan, namun kesadaran bahwa pengajaran literasi pada dasarnya membantu guru mencapai tujuan pengajaran dan membantu murid mencapai tujuan pelajaran. Pengajaran literasi menunjang tujuan kita semua, tujuan pendidikan. Pernyataan tersebut bukan pernyataan omong kosong. Silahkan Anda baca Surat Kabar Guru Belajar Edisi ke-21 ini. Anda akan mendapatkan bagaimana pengajaran literasi bisa terintegrasi dengan berbagai macam pengajaran. Pengajaran literasi bukan monopoli pengajaran bahasa, juga pengajaran kewarganegaraan, pendidikan inklusi, pengajaran matematika, pengajaran budaya dan semua pengajaran yang lain. Inilah seruan yang diusung Komunitas Guru Belajar, pahami esensinya, pahami tujuannya, sehingga kita bisa mendapatkan beragam cara yang mungkin untuk mencapai tujuan pengajaran dan pendidikan. Mari kita renungkan kembali, apa tujuan pengajaran literasi. Dan temukan cara pengajaran yang relevan dan bermakna, bagi murid maupun bagi guru. Selamat melakukan pengajaran literasi dengan cara berbeda!

Jadi pertanyaan dalam kaus Guru Belajar Esensial “Apakah murid Anda merasa dipahami?” sudah bisa terjawab dari apa yang guru lakukan di atas. Penulis Dari empati tersebut guru diajak mencari permasalahan yang dialami murid.