Sebanyak 1366 item atau buku ditemukan

Masalah sosial masyarakat

Isjoni Ishaq

Problems and solution of social conditions in Indonesia.

mempunyai emosi . Manusia memerlukan tanggapan emosional dari orang lain . Manusia memerlukan kasih sayang , , harga diri , yang sangat penting dalam kehidupan dan pergaulan kesejahteraan hidup yang sehat . Tanggapan emosional itu hanya ...

STRATEGI PENGEMBANGAN TALENTA INOVASI DAN KECERDASAN ANAK

Buku ini dipaparan berbagai strategi mengembangkan talenta inovasi dan kecerdasan anak. Strategi yang dimaksud adalah pertama, pembudayaan talenta disiplin. Pembudayaan talenta disiplin: (1) melalui pembelajaran tematik, (2) melalui penerapan VCT (Value Clarification Technique), (3) melalui keteladanan guru. Kedua, pengembangan talenta tanggung jawab. Pengembangan kecerdasan dapat dilakukan dengan berapa strtegi untuk beberapa jenis kecerdasan. Kecerdasan yang dikembangkan dan dipaparkan dalam buku ini adalah kecerdasan spiritual, sosial, dan kecedasan kognitif. Strategi pengembangan kecerdasan spirtual yang dilakukan adalah pelaksanaan pembelajaran agama, strategi keteladanan dan strategi pembiasaan guru. Strategi pengembangan kecerdasan sosial dilakukan dengan melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Strategi pengembangan kecerdasan kognitif ditempuh dengan menerapkan aplikasi kahoot dalam pembelajaran.

Menurut Wulandari (2014:3) kompetensi sosial mengacu pada keterampilan sosial, emosional, kognitif serta kemampuan beradaptasi dengan situasi di sekitarnya. Teori tersebut sesuai dengan hasil temuan pada aspek ini, misalnya pada materi ...

Buku Pintar Tasawuf

Mengantar Anda Memasuki Dunia Tarekat dan Spiritual Islam Secara Autentik dan Otoritatif. Kini Anda telah hadir di dunia ini. Tujuan kehadiran Anda di dunia adalah menjalani tahapan demi tahapan rintangan, cobaan, dan karunia menuju ke haribaan-Nya. Hanya Dia-lah yang kita tuju. Hanya kepada-Nya-lah hidup kita berserah. Hanya Dia-lah sumber cinta segala cinta kita. Buku ini mengulas dasar-dasar tasawuf dan etika sufistik. Anda akan dibimbing selangkah demi selangkah menyadari tujuan sejati hidup ini. Anda akan diarahkan untuk memahami kepentingan utama Anda di dunia ini: untuk lebih dekat kepada Tuhan sebagai “Asal Sejati” sekaligus “Tujuan Akhir”. "Syekh Abdul Qadir dikenal sangat teguh memegang hukum syariat. Selain menyibukkan orang lain dengan syariat, ia menjalankan ibadah dengan bersungguh-sungguh. Karya berharga ini penting dimiliki oleh setiap muslim yang ingin menghayati nilai-nilai keagamaan lebih dari sekadar ritual yang kering secara spiritual. Diterbitkan oleh penerbit Serambi Ilmu Semesta" (Serambi Group)

Anda akan diarahkan untuk memahami kepentingan utama Anda di dunia ini: untuk lebih dekat kepada Tuhan sebagai “Asal Sejati” sekaligus “Tujuan Akhir”. "Syekh Abdul Qadir dikenal sangat teguh memegang hukum syariat.

Pintu Tasawuf

Eksplorasi Singkat Terhadap Terminal-terminal Sufi (Maqam Sufi)

“Today sufism is a name without a reality. It was once a reality without a name” (Imam Abû al-Hasan Ali bin Ahmad al-Busyanji w. 348 H/959 M) Banyak yang berpendapat, bahwa para sufi adalah orang yang menggarap tingkat ketiga atau tertinggi dalam hadits Jibril, yaitu Ihsân. Dalam hadits tersebut, Malaikat Jibril bertanya ten-tang Islam, Iman dan Ihsan (tiga komponen terpenting dalam beragama). Mengenai ranah “Islâm”, para ulama memberikan perhatian yang cukup besar karena berhubungan dengan ibadah sehari-hari seperti shalat, zakat, puasa dan lain sebagainya, yang kemudian menjadi ilmu fiqih. Begitu pula dengan “Imân”, banyak para ulama yang menggalinya lebih mendalam, sehingga melahirkan ilmu tauhid dan ilmu kalam. Akan tetapi, “Ihsân” tidak mendapat perhatian yang cukup tinggi, cenderung diabaikan, hanya para sufi lah yang berusaha menyelami Ihsân lebih jauh. Mereka beribadah dengan upaya untuk “an ta’buda Allah ka’annaka tarâhu, fa in lam takun tarâhu fa innahu yarâka” (menyembah Allah seakan-akan kau melihatNya, jika pun kau tidak melihatNya, sesungguhnya Allah melihatmu). Dari sini lah pijakan esoterisme Islam bermula, yang pada perkembangannya menjadi beraneka warna dan ragam dalam bentuk tashawwuf. Akan tetapi, dalam perkembangannya sufism mengalami tarik-ulur yang terkadang—konon—berlebihan di satu waktu, dan biasa-biasa saja di waktu lainnya, sehingga Imam Ali bin Ahmad al-Busyanji, lebih dari seribu tahun silam mengatakan bahwa, “tasawwuf (sufism) sekarang ini adalah nama tanpa realitas, tetapi dahulu ia adalah realitas tanpa nama.” Di era modern ini, selain semakin menemukan ruangnya, tasawwuf juga—dalam arti penganutnya—mengalami kemunduran pemahaman praktik yang signifikan, yaitu lebih cenderung pada seremonial-ritual belaka dan tidak berusaha melakukan penjernihan dan pemurnian jiwa sebagaimana yang dilakukan oleh para sufi terdahulu. Buku ini, hanya mengulas seputar maqâm-maqâm sufi (terminal-terminal sufi) secara ringkas dari berbagai sumber, dengan tujuan memperluas praktik tasawuf pada jalur yang memiliki kemungkinan manfaat jauh lebih besar. Namun, adakah orang yang lebih mengetahui kemungkinan tentang kemanfaatan selain-Nya? Selamat membaca....

“Today sufism is a name without a reality.

TASAWUF SEBAGAI KRITIK SOSIAL; MENGEDEPANKAN ISLAM SEBAGAI INSPIRASI BUKAN ASPIRASI

Buku ini ingin menunjukkan sesuatu yang kurang diperhatikan dan bahkan diabaikan dalam perbincangan tentang Islam belakangan ini di Indonesia. Maraknya sejumlah aksi intimidasi, pemaksaan, dan kekerasanyang membawa nama Islam, mengukuhkan kenyataan bahwa etika dan moralitas sudah terlepas jauh dari pengalaman keagamaan umat. Dalam konteks inilah pentingnya tasawuf ditinjau kembali dari dimensi partikularnya, yang hanya sebatas ritual dan asketisisme yang bersifat personal. Asumsi dasar yang melatarbelakangi buku ini adalahbahwa tasawuf merupakan sebuah misi kemanusiaan yang menggenapi misi Islam secara holistik. Mulai dari dimensi iman, Islam, hingga ihsan. Dan, tasawuf menempati posisinya sebagai aktualisasi dimensi ihsan dalam Islam ini. Dalam praktik umat Islam sehari-hari, dimensi ihsan ini diwujudkan dalam bentuk dan pola beragama yang tawasuth (moderat), tawazun (keseimbangan), i'tidal (jalan tengah), dan tasamuh (toleran). Ini sudah diamalkan di dunia Islam di mana-mana.

Buku ini ingin menunjukkan sesuatu yang kurang diperhatikan dan bahkan diabaikan dalam perbincangan tentang Islam belakangan ini di Indonesia.

Hakekat Tasawuf

Hakekat Tasawuf Syaikh Abdul Qadir Isa Sebenarnya, apa perbedaan antara tasawuf dan sufisme? Tasawuf adalah istilah yang berkembang di dunia Arab, sementara sufisme lebih populer di barat, yang dinisbatkan kepada seorang pelaku tasawuf, sufi. Tujuannya pun satu, dan sama dengan tujuan syariat, yaitu kesalehan batin dan perilaku dengan berbagai maqam-nya. Yang menjadikan sufisme menyimpang adalah ketika salah satu maqam-nya, wihdatul wujûd, berkembang ke arah ittihâd atau hulûl, yang kemudian lebih sering berkaitan dengan sinkretisme. Ini, yang menyalahi tauhid. Penulis buku ini mengulas secara detail serangan para orientalis tentang metode memahami tasawuf. Juga, menjelaskan bagaimana tasawuf yang seiring dengan tuntutan syariat; bagaimana menjadi saleh secara batin tapi juga tidak menyimpang dari tauhid. Buku ini, amat fenomenal dan mendapat sambutan yang luar biasa terbukti dengan telah mengalami cetak ulang sebanyak 16 kali di negeri asalnya, Suriah. Buku Persembahan Penerbit QisthiPress

Hakekat Tasawuf Syaikh Abdul Qadir Isa Sebenarnya, apa perbedaan antara tasawuf dan sufisme?

studi tentang metode pendidikan Islam pada zaman Nabi Muhammad SAW

ABSTRAK Buku ini adalah tesis yang ditulis penulis ketika mengambil master pendidikan Islam di Universitas Muhammadiyah sidoarjo Pendidikan adalah suatu hal yang lazim ada di antara kaum muslimin. Karena Islam adalah agama yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan. Hal itu terbukti pada surat pertama yang turun dalam Al-Qur`an dengan kata “iqra’”. Di samping itu agama Islam bertumpu kepada ilmu dan amal secara bersamaan. Karenanya kaum muslimin diwajibkan membaca surat Al-Fatihah, minimalnya tujuh belas kali dalam sehari semalam. Demikian itu karena dalam surat Al-Fatihah terdapat doa yang berbunyi: “Tunjukkan kami kepada jalan yang lurus. Yaitu jalan orang-orang yang Engkau beri nikmat atas mereka bukan jalan orang-orang yang dimurkai dan tersesat.” Orang-orang yang dimurkai adalah kaum Yahudi. Sebab mereka mempunyai ilmu tetapi tidak mau mengamalkan. Sedangkan orang-orang yang tersesat adalah kaum Nashrani karena suka beribadah tanpa dasar ilmu, sehingga mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak diperintahkan. Maksud dari doa ini agar kaum muslimin senantiasa beribadah berdasarkan ilmu. Berhubung menyampaikan Islam tidak mudah dipahami oleh penerima dengan baik, maka harus ada metode dan teknik agar materi yang disampaikan bisa dipahami dan diterima dengan maksimal. Dalam masyarakat kita banyak kaum muslimin kurang memahami agamanya. Hal itu mungkin karena beberapa pengajar yang kurang menguasai metodenya. Karena itu penelitian ini membahas tentang metode pendidikan Islam pada zaman Nabi SAW. Demikian itu karena tujuannya agar penulis dan kaum muslimin yang bergerak dalam bidang pendidikan mengetahui metode-metode tersebut kemudian mempraktekkannya dalam pengajarannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Jenis studi adalah kajian pustaka karena khusus meneliti metode-metode Nabi SAW ketika mendidik para sahabat. Dan hal itu tidak mungkin diketemukan kecuali pada kitab-kitab turats yang mengumpulkan Hadis-Hadis beliau. Metode pengumpulan data yang digunakan penulis adalah meneliti langsung pada sumber-sumber penelitian baik dari buku-buku referensi maupun melalui online dengan membuka www.google.com dan situs-situs lainnya. Berdasarkan hasil penelitian penulis menemukan dua puluh tiga metode. Di antaranya: 1.Mendidik melalui qudwah hasanah dan akhlak mulia. 2.Mengajarkan syariat Islam secara bertahap. 3.Senantiasa memperhatikan vitalitas dan kesiapan anak didik. 4.Memperhatikan perbedaan standar keilmuan (furuuq fardiyyah) pada anak didik. 5.Mengajar dengan cara dialog dan diskusi. 6.Menggunakan media-media pengajaran (educational aids) yang membantu datangnya pemahaman. 7.Menggunakan kata pengantar sebelum memulai pengajaran. 8.Menggunakan metode Istinbath ketika mengajar. Dan lain sebagainya. DAFTAR ISI PENGESAHAN TESIS. 3 PERNYATAAN KEASLIAN TESIS. 4 PERSETUJUAN PEMBIMBING.. 5 MOTTO.. 6 ABSTRAK.. 7 ABSTRACT.. 8 KATA PENGANTAR.. 9 BAB I. 11 PENDAHULUAN.. 11 A. Latar Belakang Masalah: 11 B. Rumusan Masalah. 19 C. Tujuan Penelitian: 20 D. Kegunaan penelitian: 20 BAB II. 22 KAJIAN PUSTAKA.. 22 A. Pengertian Metode Pendidikan. 22 1. Pendekatan (al-madkhal/approach). 24 2. Teknik/strategi. 24 B. Definisi Pendidikan Islam.. 26 C. Dasar Pendidikan Islam.. 29 D. Tujuan Pendidikan Islam.. 29 E. Landasan Teori Pendidikan. 35 1. Pendekatan Sains. 36 2. Pendekatan Filosofi 37 3. Pendekatan Religi 40 F. Teknologi pendidikan. 43 G. Tinjauan Hasil Penelitian Terkait 46 BAB III. 50 METODE PENELITIAN.. 50 A. Pendekatan dan Jenis penelitian. 50 B. Jenis dan sumber data: 50 C. Metode pengumpulan data: 52 D. Metode Analisis data. 55 BAB IV.. 61 HASIL PENELITIAN.. 61 A. Gambaran umum pendidikan Islam pada zaman Nabi Muhammad SAW... 61 1. Gambaran sekilas tentang pendidikan Islam pada zaman Nabi Muhammad SAW... 71 2. Sedikit gambaran tentang materi pendidikan Islam yang diajarkan Nabi Muhammad SAW 81 B. Metode yang digunakan Nabi Muhammad SAW dalam pendidikan Islam pada waktu itu 146 2.1. Mendidik melalui qudwah hasanah dan akhlak mulia. 146 2.2. Mengajarkan syariat Islam secara bertahap. 149 2.3. Senantiasa memperhatikan vitalitas dan kesiapan anak didik. 150 2.4. Memperhatikan perbedaan standar keilmuan (furuuq fardiyyah) pada anak didik. 151 2.5. Mengajar dengan cara dialog dan diskusi 154 2.6. Menggunakan media-media pengajaran (educational aids) yang membantu datangnya pemahaman 158 2.7. Menggunakan kata pengantar sebelum memulai pengajaran. 162 2.8. Menggunakan metode Istinbath ketika mengajar 163 2.9. Membiasakan para anak didik mengetahui alasan suatu perkara, serta keterkaitannya dengan hukum 164 2.10. Memberikan tasyji` (support) dan pujian kepada anak didik sewaktu mengajar 166 2.11. Mengarahkan anak didik kepada spesialisasi yang sesuai kapasitas dirinya. 168 2.12. Menggabungkan antara ta`lim fardi (personal teaching) dengan ta`lim jama`i (collective teaching) 169 2.13. Menggunakan metode hafalan dan murajaah (evaluasi) 172 2.14. Menggunakan metode tasywiq (stimulation) dan tanwi` (diversification) dalam menyampaikan materi 173

... anak didik disuruh membaca ayat ini : امين الشوك بما أنزل إليه من ربه والمؤمنون كل امن بالله وملتبكي وبير وشيء لا فرق بين أكبر من شلاء قالوا سمعنا وأطعنا غفرانك ربنا وإليك صلے ج المصير ۲۸e “ Rasul telah beriman kepada Al - Quran ...

An Introduction to Islamic Finance

Theory and Practice

The first book to offer comprehensive coverage of Islamic finance and banking and its applications to the rest of the world, now fully revised and updated The ongoing international financial crisis has reignited debate over the development of a risk-sharing financial system, such as that required in Shariah Law. An Introduction to Islamic Finance: Theory and Practice, Second Edition highlights the core principles of risk sharing in Islam, arguing that a risk-sharing financial system is exactly what we need to promote greater financial stability. Providing comprehensive coverage of the fundamental theory behind Islamic finance and banking, according to the core concepts of Shariah law, authors Zamir Iqbal and Abbas Mirakhor clearly explain the distinct features of an Islamic financial system and how it compares with traditional financial models. Addressing the myriad important developments that have taken place in recent years, this second edition looks to the future, addressing emerging issues sure to influence future developments in Islamic finance. Explores the unique features of an Islamic financial system, how they compare to more traditional financial systems, and how they could improve them Discusses all the most recent developments and emerging issues in Islamic finance Updated with the latest developments, trends, innovations, and statistics, this new edition features additional chapters on the financial crisis, globalization, non-bank financial institutions, and recent developments in Takaful (Islamic insurance) The first edition of An Introduction to Islamic Finance established the book as the market leader, and this newly revised and updated second edition incorporates the most recent developments in this booming financial sector, including financial stability, globalization, and non-banking financial institutions.

This book will be of value to anyone looking to invest or issue in the Islamic finance markets." —Professor Moorad Choudhry, Department of Economics, London Metropolitan University "Islamic financial markets have made remarkable progress ...

Islamic Management Practices in Financial Institutions

Case Studies from Islamic Economics, Banking and Finance

This book draws on a range of theoretical foundations, approaches and management practices that are culturally and jurisdictionally appropriate in several Muslim countries. As such, it contributes to an emerging specialism in comparative management and leadership theory that is oriented towards a broader and more diverse set of perspectives, particularly from the non-Western world, given that the importance of values, ethics, and culture have recently been recognized as a key contributing factor to management knowledge development. The author offers an in-depth overview of the Islamic management strategies that have successfully been implemented in selected Malaysian banking and non-banking financial institutions and then outlines how the application of such strategies leads to increased integrity, efficiency and performance. The book is divided into three parts. The first part deals with the introduction, historical background and methods used in collection of data. The second part consists of a range of real-world case studies, while part three deals with the approaches to be used in the teaching of these cases followed by conclusions and recommendations. These cases studies map the strategic aspects of organizational structure and illustrate the motives that influence Malaysian managers' choices in seeking specific responses to the situations at hand, that are in harmony with the traditions in Islamic inquiry. As such, management scholars can build a foundation for conceptual and theoretical propositions relevant to Muslim culture and environment that will have practical significance. The book provides a wealth of information and enables researchers not only to identify the determinants of knowledge structure and its context but also the evolution of practice.

This book draws on a range of theoretical foundations, approaches and management practices that are culturally and jurisdictionally appropriate in several Muslim countries.