Sebanyak 59 item atau buku ditemukan

Dasar-Dasar Mikrobiologi Makanan di Bidang Gizi dan Kesehatan

Buku ini disusun sebagai pegangan mahasiswa S-1 Gizi ataupun mahasiswa program studi lain yang relevan. Ilmu mikrobiologi makanan sangat dibutuhkan oleh ahli gizi agar mereka dapat menyiapkan makanan yang aman dan bebas dari cemaran mikrobiologis. Oleh karena itu, ahli gizi dituntut untuk mengetahui mikroorganisme apa saja yang dominan pada berbagai sumber bahan pangan dan potensi bahayanya jika keberadaan mikroorganisme tersebut tidak dikendalikan. Pada buku ini juga disampaikan materi terkait bagaimana cara mengidentifikasi mikroorganisme dalam makanan baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Tujuan pembelajaran mikrobiologi makanan ialah untuk membantu tercapainya kompetensi utama (KU) sarjana gizi, yaitu menguasai landasan ilmiah ilmu gizi yang meliputi ilmu biomedik, ilmu pangan dan ilmu gizi (KU1), serta mampu melakukan pengelolaan kegiatan penyelenggaraan makanan massal (KU4). Dengan kompetensi ini, sarjana gizi diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah dalam penyelenggaraan makanan massal terutama kaitannya dengan aspek mikrobiologis dan keamanan pangan. Dengan adanya buku ini, mahasiswa diharapkan mampu menentukan mikroorganisme secara kualitatif dan kuantitatif, dapat mengidentifikasi mikroorganisme yang menguntungkan dan peranannya dalam pengembangan pangan, gizi, dan kesehatan, serta mampu mengidentifikasi mikroorganisme yang merugikan dan pengaruhnya terhadap keamanan pangan. [UGM Press, UGM, Gadjah Mada University Press]

Buku ini disusun sebagai pegangan mahasiswa S-1 Gizi ataupun mahasiswa program studi lain yang relevan.

Manajemen Gizi dalam Kondisi Bencana

Buku ini disusun untuk memberikan salah satu referensi di bidang manajemen gizi dalam kondisi bencana. Buku ini memuat penjelasan mengenai peran ahli gizi, masalah gizi yang dapat terjadi, dan penyelenggaraan makanan dalam kondisi bencana. Buku ini diharapkan dapat menjadi petunjuk praktis dalam memberikan bantuan makanan dan asuhan gizi dalam situasi darurat kebencanaan sehingga bermanfaat dan berkontribusi terhadap pengembangan manajemen gizi dalam kondisi bencana

Buku ini disusun untuk memberikan salah satu referensi di bidang manajemen gizi dalam kondisi bencana.

Kandungan Zat Gizi Makanan Khas Yogyakarta

Buku Kandungan Zat Gizi Makanan Khas Yogyakarta ini berisi informasi kandungan zat gizi beberapa makanan khas Yogyakarta baik makanan tradisional maupun makanan yang sedang naik daun di kalangan pecinta wisata kuliner, misalnya sate jamur, sate klathak, sambal belut, wedang uwuh, kopi joss, dan sebagainya. Buku ini berisi hasil kajian yang dilakukan oleh Program Studi Gizi Kesehatan, Fakultas Kedokteran UGM mengenai berbagai macam makanan khas Yogyakarta dan kandungan zat gizinya. Buku ini dapat dibaca oleh berbagai kalangan baik mahasiswa, dosen, peneliti, maupun masyarakat umum. Pembaca akan mendapatkan informasi mengenai kandungan zat gizi makanan per takaran saji maupun per 100 gram dari tiap-tiap jenis makanan khas Yogyakarta. Selain itu, buku ini juga memaparkan mengenai teknik yang tepat dalam mengukur kandungan zat gizi pada makanan. Pengukuran kandungan zat gizi pada sampel makanan dilakukan di laboratorium di lingkungan Universitas Gadjah Mada yaitu Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT), Laboratorium Pangan dan Gizi Fakultas Teknologi Pertanian, dan Laboratorium Gizi Kuliner, Fakultas Kedokteran. Pembahasan juga dilengkapi dengan kajian mengenai keamanan makanan, ukuran Rumah Tangga (URT) untuk makanan, serta Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang berlaku di Indonesia. Dengan adanya buku ini diharapkan dapat menambah wawasan kepada masyarakat luas mengenai makanan tradisional yang ada di Kota Yogyakarta sehingga mereka dapat memilih makanan mana yang cocok untuk dikonsumsi berdasarkan kondisi tubuh masing-masing orang. Sebagai contoh, seorang penderita Diabetes Mellitus sebaiknya menghindari makanan yang tinggi gula sederhana seperti geplak dan lebih memilih konsumsi makanan yang tinggi karbohidrat kompleks seperti growol dan garut.

Buku Kandungan Zat Gizi Makanan Khas Yogyakarta ini berisi informasi kandungan zat gizi beberapa makanan khas Yogyakarta baik makanan tradisional maupun makanan yang sedang naik daun di kalangan pecinta wisata kuliner, misalnya sate jamur, ...

Gizi Kerja

Dalam usaha untuk meningkatkan derajat kesehatan pekerja, diperlukan manajemen yang baik untuk mengelola kesehatan pekerja. Salah satunya ditinjau dari sisi gizi dan kesehatan. Gizi berperan penting dalam memenuhi kebutuhan fisiologis sehingga dengan terpenuhinya kebutuhan tersebut, harapannya pekerja dapat menjalankan aktivitasnya sehari-hari tanpa ada gangguan kesehatan yang berarti. Tempat kerja merupakan tempat yang paling optimal untuk dilakukannya intervensi gizi. Alasannya ialah karena sebagian besar orang menghabiskan sebagian besar waktunya di tempat kerja. Intervensi bisa dilakukan mulai dari memberikan asupan gizi yang sesuai kebutuhan pekerja. Selain itu, perlu dilakukan pemantauan terhadap status gizi dan dampaknya terhadap kesehatan pekerja. Pengetahuan mengenai ilmu gizi sangat penting bagi mahasiswa dan praktisi gizi dan kesehatan, khususnya pemerhati di bidang gizi di tempat kerja. Selain itu, para pemegang kebijakan di perusahaan juga dapat menggunakannya sebagai pedoman bagaimana menyusun sistem pemenuhan gizi di tempat kerja sesuai sumber daya yang dimiliki perusahaan.

Selain itu, para pemegang kebijakan di perusahaan juga dapat menggunakannya sebagai pedoman bagaimana menyusun sistem pemenuhan gizi di tempat kerja sesuai sumber daya yang dimiliki perusahaan.

Dinamika sosial dan Politik Masa Revolusi Indonesia

Pada awal revolusi, polarisasi yang muncul terjadi pada dasar idiologi yang sama yaitu idiologi “kiri” yaitu sosialis. Mereka adalah dua tokoh yang paling diperhitungkan pada masa revolusi, yaitu Tan Malaka dengan Syahrir.Polarisasi kemudian terjadi antara Syahrir dengan Amir Syarifuddin di dalam Partai Sosialis. Pada saat sayap kiri sudah tidak lagi memegang kekuasaan, konflik bergeser antara pemerintah yang dikuasai kelompok kanan dengan kaum komunis yang ingin merebut kekuasaan kembali. Dalam melakukan oposisi terhadap pemerintah, kaum komunis justru terpecah menjadi dua yaitu kaum komunis ortodok yang dipimpin oleh Amir Syarifuddin dan Musso yang tergabung dalam PKI dan FDR, berhadapan dengan kaum komunis nasionalis pimpinan Tan Malaka yang tergabung dalam Persatuan Perjuangan dan Gerakan Revolusi Rakyat (GRR). Konflik antara kaum komunis ortodok dengan komunis nasionalis berlangsung di Surakarta yang mengalami nasib kurang beruntung karena sebagai kota oposisi, karena kota tradisional lainnya yaitu Yogyakarta menjadi kota republik atau ibu kota RI. Kekacauan di Surakarta memuncak pada pemberontakan Madiun tahun 1948 yang dilakukan oleh kaum komunis ortodok pimpinan Musso dan Amir Syarifuddin. Kaum komunis yang berhasil selamat dalam pemberontakan Madiun bersembunyi di beberapa tempat termasuk di lereng gunung Merapi dan Merbabu. Bersama dengan kaum bandit dan para pejuang korban rasionalisasi, kaum komunis pelarian dari Madiun itu melakukan aksi-aksi kriminalitas di lereng Merapi dan Merbabu. Gerakan mereka dikenal dengan nama MMC atau Merapi Merbabu Complek.

Pada awal revolusi, polarisasi yang muncul terjadi pada dasar idiologi yang sama yaitu idiologi “kiri” yaitu sosialis.

Pancasila Dasar Negara

Kursus Pancasila Oleh Presiden Soekarno Tentang Pancasila

Seorang filsuf konfusius Cina mengatakan bahwa dibutuhkan tiga unsur yang menyatu untuk membentuk sebuah negara yang kuat. Tentara yang kuat, pangan yang cukup, dan kepercayaan yang kuat. Sekitar tahun 1960-an, Indonesia pernah mengalami menjadi negara yang kuat di bidang tentara dan kepercayaan rakyat. Meski minus di bidang pangan, saat itu Indonesia mampu merebut Irian Barat dan memimpin negara-negara nonblok. Hari ini, Indonesia mempunyai TNI-Polri yang kuat, pangan yang semakin baik, namun minus kepercayaan rakyat. Indonesia tengah dilanda krisis kepercayaan. Salah satunya kepercayaan apakah Pancasila sebagai ideologi, sebagai dasar negara, adalah yang paling pas dan terbaik untuk bangsa Indonesia. Sebagian rakyat juga tidak percaya Pancasila mampu menjalani fungsinya sebagai alat permersatu bangsa. “Pancasila adalah satu alat mempersatu, yang saya yakin seyakin-yakinnya bangsa Indonesia dari Sabang sampai ke Merauke hanyalah dapat bersatu padu di atas dasar Pancasila itu.” Pancasila Dasar Negara: Kursus Presiden Soekarno tentang Pancasila. Sebuah buku yang disusun untuk membangun kembali kepercayaan rakyat, bahwa Pancasila adalah dasar negara yang pas dan baik bagi Indonesia, dengan ilmu yang benar. Ilmu yang kita dapatkan dari sumber utama, yaitu Bung Karno. Dengan kita mempelajari kembali, diharapkan dapat mengembangkan Pancasila sesuai dengan situasi dan kondisi saat ini dan masa yang akan datang. Seperti yang diungkapkan Bung Karno dalam Kursus (Pendahuluan) Presiden tentang Pancasila di Istana Negara, tanggal 26 Mei 1958, “Kejadian-kejadian yang akhir-akhir ini, Saudara-saudara, membuktikan sejelas-jelasnya bahwa jikalau tidak di atas dasar Pancasila kita terpecah belah, membuktikan dengan jelas bahwa hanya Pancasilalah yang dapat tetap mengutuhkan negara kita, tetap dapat menyelamatkan negara kita.” Saya Indonesia, saya Pancasila!

Sebagian rakyat juga tidak percaya Pancasila mampu menjalani fungsinya sebagai alat permersatu bangsa. “Pancasila adalah satu alat mempersatu, yang saya yakin seyakin-yakinnya bangsa Indonesia dari Sabang sampai ke Merauke hanyalah dapat ...

Filsafat Hukum

Berfilsafat adalah berfikir dalam tahap makna, ia mencari hakikat makna dari sesuatu. Dalam berfilsafat, seseorang mencari dan menemukan jawaban dan bukan hanya dengan memperlihatkan penampakan (appearance) semata, melainkan menelusurinya jauh dibalik penampakan itu dengan maksud menentukan sesuatu yang disebut nilai dari sebuah realitas. Hakikat dasar ontologis manusia dalam Negara Republik Indonesia yang ber-Pancasila sebagai makhluk yang monopluralis oleh Prof. Notonegoro diartikan sebagai makhluk yang memiliki tiga hakikat kodrat, yakni: (a) Sifat kodrat, yaitu manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial; (b) Susunan kodrat, yaitu manusia sebagai makhluk yang tersusun dari dua unsur, yaitu raga dan jiwa; (c) Kedudukan kodrat, yaitu manusia sebagai makhluk yang berdiri sendiri dan makhluk ciptaan Tuhan YME. Atas dasar pemahaman hakikat kodrat ontologi manusia yang monopluralis itu maka kita dapat dengan mudah memahami hubungan antara manusia dengan nilai-nilai hidupnya.

Berfilsafat adalah berfikir dalam tahap makna, ia mencari hakikat makna dari sesuatu.

Kata-kata Arab dalam Bahasa Indonesia

Bahasa Arab dikenal sebagai bahasa yang erat kaitannya dengan agama Islam, yakni dengan Alquran dan Hadisnya. Bahasa tersebut sekarang digunakan untuk mengomunikasikan bidang keagamaan, ilmu pengetahuan, politik, ekonomi, sosial, dan budaya di berbagai negara Arab dan kawasan-kawasan lainnya. Dalam literatur Arab, kawasan ini disebut sebagai kawasan Urubah. Adapun dalam literatur Barat, kawasan ini disebut sebagai kawasan Middle Eastern Area yang mempunyai sejarah panjang, baik dari sisi kebahasaan maupun sebagai kancah berbagai perkembangan agama Islam, politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Sejak kurun waktu yang panjang, bahasa Arab dipakai sebagai wahana mengomunikasikan ilmu pengetahuan Islam dan ilmu pengetahuan lainnya. Jika dihitung sejak kedatangan Islam dan waktu-waktu sesudahnya, sampai sekarang telah mencapai waktu lebih dari 14 abad. Bahasa Arab digunakan sebagai bahasa resmi organisasi negara-negara Arab yang tergabung dalam Liga Arab (League of Arab States) yang didirikan pada tahun 1945 dan beranggotakan 22 negara (lampiran 1). Bahasa Arab juga dipergunakan oleh negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam, OKI (Organization of The Islamic Conference, OIC), yang berjumlah 45 negara, dan badan-badan subsidernya. Bahasa Arab digunakan sebagai bahasa resmi Rabithah Alam Islamy (Islamic League), Dewan Kerja Sama Teluk, OAPEC (Organization of Arab Petroleum Exporting Countries), International Conference of Palestine, Organisasi Persatuan Afrika, OPA (Organization of African Unity, OAU). Sejak tahun 1973 bahasa Arab ditetapkan sebagai bahasa resmi ke-6 Persatuan Bangsa Bangsa, PBB (United Nations Organization, UNO) sesudah bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, dan Cina. Bahasa Arab adalah salah satu di antara lima bahasa yang berpengaruh terhadap bahasa-bahasa lain bersama bahasa Cina Kuno, Sanskerta, Romawi, dan Latin. Bahasa Arab berpengaruh terhadap bahasa-bahasa yang digunakan oleh semua orang muslim di seluruh dunia yang jumlahnya meliputi sekitar 1,7 miliar penduduk dunia (KMF, 2005). Bahasa Eropa yang terpengaruh oleh Arab ialah bahasa Inggris, Spanyol, Portugis, Italia, dan Prancis. Pengaruh terhadap bahasa lain dapat terlihat pada bahasa Persi, Urdu, Turki, Berber, Hausa, Swahili, Argoba, Bengali, Gurage, Spanyol, Pustho, Oariya, Melayu, Tigre, Tigriya, Amharic, Tibetan. Bahasa-bahasa Afrika yang terpengaruh oleh bahasa Arab ialah bahasa Hausa, Yoruba, Somalia, Mandika, Wolof, dan Swahili. Adapun bahasa-bahasa Asia yang terpengaruh oelh bahasa Arab ialah bahasa Persi, Turki, Urdu, Bengali, Maranav, Kurdish, Pasthu, Melayu, dan bahasa Indonesia. Buku inilah yang membahas perihal pengaruh bahasa Arab terhadap bahasa Indonesia. Pengaruh tersebut terlihat pada bahasa Persi, Urdu, Turki, Berber, Hausa, Swahili, Argoba, Bengali, Gurage, Spanyol, Pustho, Oariya, Melayu, Tigre, Tigriya, Amharic, Tibetan Bahasa-bahasa Afrika yang terpengaruh oleh bahasa Arab adalah bahasa Hausa, Yoruba, Somalia, Mandinka, Wolof, dan Swahili. Adapun bahasa-bahasa Asia yang terpengaruh oleh bahasa Arab adalah bahasa Persi, Turki, Urdu, Bengali, Melayu, Maranav, Kurdish, dan Pasthu dan bahasa Indonesia. Bahasa Eropa yang terpengaruh oleh bahasa Arab adalah bahasa Inggris, Spanyol, Portugis, Itali, dan Perancis.

Bahasa Arab dikenal sebagai bahasa yang erat kaitannya dengan agama Islam, yakni dengan Alquran dan Hadisnya.

Penguatan Upaya Kesehatan Masyarakat Dan Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan Di Indonesia

Sistem Kesehatan Nasional dewasa ini menetapkan bahwa upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat pada hakikatnya merupakan fokus dari pembangunan kesehatan. Upaya kesehatan tersebut pada pokoknya terdiri atas upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Program Jaminan Kesehatan Nasional sangat mendukung penguatan upaya kesehatan perorangan termaksud. Penguatan upaya kesehatan masyarakat merupakan penguatan setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit oleh pemerintah dan/atau masyarakat. Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan merupakan suatu proses pembangunan manusia atau masyarakat melalui pengembangan kemampuan masyarakat, perubahan perilaku, dan pengorganisasian masyarakat bidang kesehatan. Tantangan penguatan upaya kesehatan masyarakat, yaitu masih terbatasnya pemerataan pembangunan kesehatan, pelayanan kesehatan perorangan yang masih terbatas mutunya, upaya kesehatan masyarakat yang masih kurang berfungsi, kemampuan pengelolaan atau manajemen pembangunan kesehatan yang belum kuat, dan peran masyarakat dalam pembangunan kesehatan yang belum optimal. Tantangan pemberdayaan masyarakat, yaitu belum optimalnya penggerakan masyarakat, pengorganisasian masyarakat dalam pemberdayaan, advokasi, kemitraan, dan peningkatan sumber daya masih terbatas. Masalah penguatan upaya kesehatan masyarakat dan pemberdayaan masyarakat pada hakikatnya meliputi: 1) kurangnya penggunaan pendekatan proses penguatan yang lebih terarah, menyeluruh, dan saling terkait serta realistis, dan 2) terbatasnya sumber daya pendukung terutama sumber daya manusia, informasi, dan pembiayaan. Strategi penguatan upaya kesehatan masyarakat dan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan meliputi: 1. Strategi penguatan upaya kesehatan masyarakat: analisis, pengendalian, dan penilaian; pengembangan kebijakan; dan pelaksanaan dan dukungan. 2. Strategi pemberdayaan masyarakat: Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan dilakukan melalui kelompok masyarakat, organisasi masyarakat, dunia usaha dan pihak lain pada tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/ kota. Langkah-langkah pokok pelaksanaan strategi penguatan upaya kesehatan masyarakat dan pemberdayaan masyarakat, antara lain: Dalam peningkatan pembangunan kesehatan yang memberi pengutamaan pada penguatan kesehatan masyarakat memerlukan perubahan mindset atau paradigma bagi semua pihak terkait.Perlu ditetapkan dan dilaksanakan strategi penguatan upaya kesehatan masyarakat dan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan yang bersifat menyeluruh.Penguatan tersebut perlu menggunakan pendekatan proses yang lebih terarah, menyeluruh, dan saling terkait serta realistis dan didukung sumber daya yang memadai.Alokasi pembiayaan kesehatan diutamakan untuk penguatan kegiatan upaya kesehatan masyarakat dan mendukung pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan.Pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan perlu makin diperkuat di tingkat pusat dan daerah.Penguatan upaya kesehatan masyarakat dan pemberdayaan masyarakat hanya dapat dilaksanakan bila didukung oleh sistem informasi kesehatan yang tangguh, baik dalam penyelenggaraan maupun penggunaannya.Pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan masyarakat dan pemberdayaan masyarakat perlu berpedoman terutama pada ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan dengan saksama. Penguatan upaya kesehatan masyarakat dan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan diharapkan bersama dengan pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional dapat mendukung percepatan pembangunan kesehatan sehingga dapat meningkatkan akselerasi, pemerataan, dan mutu pembangunan kesehatan. [UGM Press, UGM, Gadjah Mada University Press]

Peningkatan peran masyarakat dalam perbaikan gizi terutama untuk ibu hamil,
wanita usia subur, anak, dan balita di daerah DTPK termasuk melalui upaya
kesehatan berbasis masyarakat dan Pengembangan Anak Usia Dini Holistik ...

Peran Kearifan Lokal Dan Modal Sosial Dalam Pengurangan Risiko Bencana Dan Pembangunan Pesisir

(Integrasi Kajian Lingkungan, Kebencanaan, dan Sosial Budaya)

Manajemen bencana merupakan bidang kajian yang mengalami perkembangan sangat cepat dalam dasawarsa terakhir. Salah satu studi tentang kebencanaan, yaitu dengan menggunakan pendekatan positivism. Pendekatan positivism terkait erat dengan tema tentang sosial budaya dan kemasyarakatan. Hal tersebut terutama dalam kaitannya dengan pola dan respons masyarakat terhadap situasi bencana yang mengancamnya (adaptive capacity) serta kemampuan masyarakat dalam melakukan penyesuaian-penyesuaian dan memberikan timbal baliknya dalam menghadapi fenomena-fenomena bencana. Buku ini berusaha memaparkan identifikasi kearifan lokal dari proses perilaku dan budaya masyarakat dalam kurun waktu yang panjang. Selain itu, buku ini juga berusaha menemu-kenali modal sosial yang ada di dalam masyarakat dalam kaitannya dengan pengelolaan lingkungan dan upaya pengurangan risiko bencana. Berbagai karakteristik fisik wilayah, kearifan, dan budaya lokal terkait dengan adaptasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan pesisir dan ancaman bencana di wilayah pesisir diulas secara lebih jelas. Secara lebih teknis, buku ini akan memaparkan dan menyajikan data-data, baik berupa data statistik maupun data secara keruangan, dalam kaitannya untuk memberikan gambaran dan penjelasan dalam konteks dinamika pesisir. Pada beberapa bab dan bagian akan dipaparkan data terkait data-data kependudukan, data sosial, data geografi, data-data lingkungan, dan lain sebagainya dengan menggunakan studi kasus suatu daerah. Studi kasus kawasan pesisir Demak dipilih dalam penjelasan dan pemaparan ini. Data kependudukan, data sosial, data potensi wilayah dalam lingkup wiayah pesisir Demak dipaparkan dengan menggunakan tabel, peraga diagram, peta, dan lain sebagainya. Selanjutnya, buku ini memaparkan contoh-contoh empiris hasil analisis secara terintegrasi dari modal sosial yang ada dalam masyarakat dalam kaitannya dengan pemanfaatan kapital tersebut untuk pembangunan berkelanjutan. Urgensi dari penulisan buku ini adalah memberikan berbagai informasi dan data kepada pemerintah daerah yang terkait dengan kearifan lokal dan modal sosial masyarakat tradisional untuk perencanaan pembangunan yang berkelanjutan. Selain itu, penulisan buku ini juga penting untuk pengembangan metode dalam riset-riset multidisiplin yang terintegrasi. Diharapkan pada akhirnya buku ini dapat memberikan tambahan referensi, pemahaman, dan pengetahuan kepada para mahasiswa, baik mahasiswa S-1, S-2, maupun S-3 yang akan melaksanakan penelitiannya. [UGM Press, UGM, Gadjah Mada University Press]

Selain jumlah sekolah, banyaknya jumlah guru juga sangat penting sebagai
fasilitator untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Jumlah guru di Kecamatan
Sayung meliputi 70 guru TK, 587 guru SD/MI, 354 guru SLTP/MTs, dan 206 guru
SMA ...