Sebanyak 67 item atau buku ditemukan

Pergolakan Pemikiran dalam Islam

Buku ini membahas berbagai pergolakan pemikiran dalam Islam, yang meliputi timbulnya gerakan sempalan dan sikap Ahlu Sunah—sekte Khawarij—sekte Syi’ah—mazhab Murji’ah, Jabariyah, dan Qadariyah—pemikiran mazhab Mu’tazilah—tokoh-tokoh penyumbang pemikiran mazhab Mu’tazilah—perkembangan pemikiran Asy’ariyah—mazhab Asy’ariyah-Ghazaliyah—orientasi pemikiran Salafiyah—gerakan Wahabiyah—masuknya pengaruh filsafat Yunani Purba—mempertemukan filsafat dan agama—kaitan filsafat dengan ilmu pengamatan—persoalan neosufisme dan spiritual Islam—mistik dalam karya sastra daerah—gerakan protes dalam Islam di Indonesia—kebangkitan dan perkembangan pikiran modern—perluasan wawasan keilmuan Islam. Kajian penting bagi siapa pun yang ingin mendalami gerakan pemikiran Islam.

Buku ini membahas berbagai pergolakan pemikiran dalam Islam, yang meliputi timbulnya gerakan sempalan dan sikap Ahlu Sunah—sekte Khawarij—sekte Syi’ah—mazhab Murji’ah, Jabariyah, dan Qadariyah—pemikiran mazhab ...

Dinamika Sejarah Umat Islam Indonesia

Umat Islam sedang menghadapi suatu “proses sejarah”, dan apabila umat Islam tidak bisa menjumbuhkan kepentingan nasional dengan kepentingan Islam, maka mereka akan mudah menjadi korban atau disingkirkan dari proses sejarah.

Umat Islam sedang menghadapi suatu “proses sejarah”, dan apabila umat Islam tidak bisa menjumbuhkan kepentingan nasional dengan kepentingan Islam, maka mereka akan mudah menjadi korban atau disingkirkan dari proses sejarah.

Cara Mudah Memahami Sejarah Islam

Penulis memberi nuansa baru dalam buku ini. Antara lain, ia memberi pengantar ringkas tentang bagaimana meneliti dan menulis sejarah secara umum, dan bagaimana para penulis menguraikan penulisan sejarah Islam di Indonesia pada khususnya. Pendekatan kawasan dipakai untuk menguraikan buku ini, seperti kawasan Arab, Spanyol Islam, Turki, Persia, Asia Selatan (India dan Pakistan), serta Asia Tenggara (terutama Indonesia). Ia juga memakai pendekatan kronologi, suatu unit yang pokok dalam menulis sejarah, yang meliputi masa sebelum Islam hingga masa abad ke-20 M. Pendekatan dinasti juga digunakannya, seperti jatuh dan bangunnya dinasti yang memerintah di masanya (Umaiyah, Abbasiyah, Turki Utsmani, Safawiyah, dan Mughal). Pendekatan tematik juga ada di buku ini, antara lain membicarakan peradaban Islam di Andalusia (Spanyol Islam), Perang Salib, dan lain-lain. Penulis juga memaparkan Islam di Indonesia, yakni periode sebelum Kemerdekaan dan sesudah Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945, dengan mengulas beberapa buku yang ditulis oleh para ahli tentang Indonesia, seperti Steenbrink, Deliar Noer, dan lain-lain. Mahasiswa Jurusan atau Program Studi Sejarah dan Kebudayaan Islam (SKI) atau khalayak umum perlu membaca buku ini untuk menambah wawasan kesejarahan. Semoga bermanfaat!

Penulis memberi nuansa baru dalam buku ini.

Assassin

Sejarah Sebuah Sekte Radikal dalam Islam

Tidak ada pelajar studi Islam yang tidak familiar dengan kajian-kajian kritis, dalam, dan otoritatif seputar persolah sejarah dan kebudayaan Islam besutan Bernard Lewis. Ia merupakan sedikit dari cendekiawan Barat yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk meneliti dunia Islam. Di antara karya emasnya ialah buku ini: buah riset panjangnya tentang sebuah sekte, aliran, dan idelog dalam sejarah peradaban Islam yang berkarakter amat keras, ektrem, dan radikal. Mereka tak segan-segan menabrak kelompok aliran manapun dengan cara-cara yang bahkan mengerikan atas nama kebenaran dan keagungan Islam yang hakiki. Siapa mereka?

Tidak ada pelajar studi Islam yang tidak familiar dengan kajian-kajian kritis, dalam, dan otoritatif seputar persolah sejarah dan kebudayaan Islam besutan Bernard Lewis.

Modernisasi Manajemen Pendidikan Islam

Ketika berbicara soal pendidikan Islam Indonesia kontemporer, wajib hukumnya menyebut nama almarhum Prof. Dr. KH. M. Tholhah Hasan. Sebab, ia telah mendirikan, memimpin, mengelola, membina, dan mengembangkan puluhan lembaga pendidikan Islam, seperti Yayasan Pendidikan Islam Al-Ma'arif, Yayasan Sabilillah, Yayasan Hizbullah, Yayasan Kesejahteraan Islam, Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Islam Swasta, Yayasan Sa'adatu ad-Darain, Pondok Pesantren Kampus Ainul Yakin, Aswaja Centre, Yayasan Pesantren Teknologi Ummatan Washatan, dan yang terpenting adalah Universitas Islam Malang (UNISMA). Kiai multitalenta yang disebut-sebut sebagai Wali Songonya NU dan Imam Ghazalinya Indonesia itu telah menghabiskan hampir seluruh usianya demi mengembangkan pendidikan Islam Indonesia. Buku ini disarikan dari disertasi yang dipertahankan oleh penulisnya di hadapan Prof. Dr. KH. M. Tholhah Hasan. Jadi, secara riwayat, buku ini shahih karena dikoreksi sekaligus diuji oleh sang objek penelitian. Di dalamnya, dibahas pola dan strategi modernisasi manajemen pendidikan Islam di Indonesia menurut pemikiran dan pengalaman ulama-intelektual itu. Barangkali, inilah buku pertama yang menjlentrehkan secara komprehensif dan signifikan pemikiran sekaligus praktik nyata dari konsep manajemen pendidikan Islam menurut Prof. Dr. KH. M. Tholhah Hasan yang unik karena berbeda dengan pemikiran tokoh pendidikan Islam lainnya sekaligus praktis karena telah teruji di lapangan.

Tholhah Hasan, merupakan peluang besar bagi umat Islam untuk membangun peradaban Islam melalui pengembangan pengelolaan pendidikan Islam yang unggul dan berkualitas dengan cara menyelenggarakan pendidikan Islam yang bisa menyandingkan ...

Humor Jurnalistik

“Mahbub adalah orang NU yang langka dan melampaui zamannya. Ia pejuang yang pintar menulis. Ciri khasnya, ia menulis sekali jadi. Hasilnya alamiah dan spontan.” —Prof. Dr. K.H. Chatibul Umam, pakar sastra dan sahabat karib Mahbub. Ibarat suatu pertunjukan, suasana segar dalam buku ini senantiasa terjaga dari satu adegan ke adegan berikutnya. Gaya khas Mahbub yang tajam sekaligus kocak menyemburatkan warna tersendiri dalam dunia jurnalistik Indonesia. Dalam buku ini, Mahbub meramu aneka masalah yang pahit dan serba muram-buram menjadi semacam bahan olok-olok. Mahbub memang kaya gagasan, dan itu telah berhasil diapungkannya ke atas melalui canda dan humor. Membaca buku ini, bibir kita pasti akan terus-menerus menyunggingkan senyum. Sementara itu, mata kita tak akan rela beranjak melepaskan halaman demi halaman. Pendek kata, buku yang semula merupakan rangkuman tulisan Mahbub di pelbagai media massa terkemuka di Indonesia ini menjanjikan suatu pesona yang akan memperkaya cakrawala batin kita. Tabik! “Itulah Mahbub, yang dengan gaya tulisannya mampu mengubah tragedi menjadi komedi.” —Fariz Alniezar, kolumnis dan pendiri Omah Aksoro.

... di Dewan Keamanan PBB, toh peluru dan bom terus berjatuhan, wilayah Zain al-Qaws berada dalam tekanan berat orang-orang Persia. Apakah pengeboman itu mendadak tanpa peringatan lebih dulu? Tentu saja tidak. Radio Teheran, 5 Maret ...

Modernisasi Kurikulum Pesantren

“Pesantren sebagai lembaga pendidikan membutuhkan kurikulum yang dinamis, demokratis, fleksibel, terbuka, dan sesuai dengan perkembangan zaman serta kebutuhan masyarakat” —Dr. Rahmat Rahardjo, M.Ag, Dosen Program Pascasarjana IAI Nurul Jadid Paiton Probolinggo. Sampai saat ini, pesantren diakui sebagai lembaga pendidikan alternatif dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Walau terkadang dipandang sebagai lembaga konservatif dan tradisional, pesantren telah membuktikan diri mampu menciptakan wahana baru bagi pembangunan peradaban muslim dan masyarakat secara umum. Kesuksesan pesantren dalam mencetak generasi emas tidak terlepas dari metode pendidikan yang menjawab tantangan zaman. Faktanya, banyak pesantren terbuka menyambut geliat perubahan. Itu sebabnya, modernisasi kurikulum pesantren menjadi pilihan penting dalam mencetak generasi yang memiliki kemapanan intelektualitas sekaligus kemantapan spiritualitas. Buku ini mengajak Anda supaya tidak memandang modernisasi kurikulum pesantren secara parsial. Diperkuat dengan data hasil penelitian sejumlah pakar mengenai pesantren, buku ini sangat layak dibaca oleh pembaca lintas kalangan, baik yang telah maupun yang sama sekali belum mengetahui seluk-beluk pesantren. Tabik!

Faktanya, banyak pesantren terbuka menyambut geliat perubahan. Itu sebabnya, modernisasi kurikulum pesantren menjadi pilihan penting dalam mencetak generasi yang memiliki kemapanan intelektualitas sekaligus kemantapan spiritualitas.

Nalar Kritis Pendidikan

Kualitas pemikiran di masa depan ditentukan oleh kualitas pendidikan saat ini. Proses pembelajaran formal anak didik menentukan arah masa depan mereka. Dalam konteks ini, Dr. M. Arfan Mu’ammar mengemukakan isu-isu penting dari pendidikan yang butuh untuk dikaji ulang. Robert John Pope, Direktur Equal Access International, Australia. Buku “Nalar-Kritis Pendidikan” karya Dr. M. Arfan Mu'ammar ini memberi kita banyak insight bagaimana memecahkan masalah pendidikan di Indonesia... Sebuah percikan pemikiran yang sangat aktual dan mencerahkan Dr. Budhy Munawar-Rachman, Aktivis di Yayasan The Asia Foundation dan Living Values Education. * Merebaknya anarkisme moral etis siswa, baik di sekolah maupun di luar sekolah mencerminkan terjadinya dekadensi nalar-etis, nalar-literasi dan nalar ilmiah dalam kehidupan bangsa. Situasi pendidikan kita seakan paradoksal. Secara konseptual, tujuan pendidikan begitu luhur, namun secara operasional terdapat jurang yang kian lebar antara idealitas pendidikan dan realitas pembumiannya. Buku ini mencoba mengurai berbagai persoalan pelik pendidikan, sekaligus menawarkan solusi alternatif yang bisa kita manfaatkan untuk kebaikan pendidikan di masa-masa yang akan datang. Selamat menikmati!

Proses pembelajaran formal anak didik menentukan arah masa depan mereka. Dalam konteks ini, Dr. M. Arfan Mu’ammar mengemukakan isu-isu penting dari pendidikan yang butuh untuk dikaji ulang.

Arah Baru Studi Ulumul al-Qur’an

“Edisi kedua karya sahabat Aksin Wijaya ini merupakan lanjutan dari karya sebelumnya yang berjudul Menggugat Autentisitas Wahyu Tuhan, di sisi lain menjadi pijakan dasar dari karya berikutnya yang berjudul Sejarah Kenabian dalam Perspektif Tafsir Nuzuli. Sebagai lanjutan, karena buku ini menampilkan gagasan inti dari karya sebelumnya tentang diferensiasi pesan Tuhan menjadi wahyu, al-Qur’an dan Mushaf Utsmani; dan menjadi pijakan karena karya berikutnya itu bertolak pada buku ini terutama tentang dialog al-Qur’an dan Mushaf Utsmani dengan realitas masyarakat Arab yang hidup pada pra, era, dan pasca kehadiran al-Qur’an. Ketiga buku itu menjadi satu kesatuan yang harus dibaca oleh mereka yang hendak memahami pemikiran keislaman Aksin Wijaya secara utuh.” [Dr. Hefni Zein, Wakil Rektor III IAIN Jember] “Buku ini membahas unsur-unsur Ulum al-Qur’an dengan cara baru, mensistematisasinya serta mendiferensiasi antara wahyu, al-Qur’an, dan Mushaf Utsmani. Ketiga istilah itu menurut Aksin mempunyai makna yang berbeda, kendati menunjuk pada satu titik yang sama, yakni pesan Tuhan. Pesan Tuhan yang tersimpan di dalam ketiga istilah itu juga berbeda dari segi autentisitasnya, sehingga dia menawarkan pendekatan baru dalam memburu pesan autentik Tuhan, yakni hermeneutika. Di sinilah letak kesegaran dan kebaruan buku karya Aksin Wijaya ini.” [Dr. Suwendi, M.Ag., Kepala Subdit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat PTKI, Kemenag RI]

“Edisi kedua karya sahabat Aksin Wijaya ini merupakan lanjutan dari karya sebelumnya yang berjudul Menggugat Autentisitas Wahyu Tuhan, di sisi lain menjadi pijakan dasar dari karya berikutnya yang berjudul Sejarah Kenabian dalam ...

Mencari Autensitas dalam Dinamika Zaman

“Tidak banyak orang yang seperti beliau, yang mau berbicara secara jernih, kritis, tapi masih dalam konteks persatuan kita. Pikiran-pikiran tokoh-tokoh penting seperti Buya patut disimak dan dipelajari serta dijadikan teladan.” —Drs. H. M. Jusuf Kalla, Wakil Presiden RI Dua Periode. “Saya teringat pada Syafii lama, Syafii muda yang saya kenal dahulu, ketika saya membaca koleksi tulisan ini. Persamaannya banyak sekali. Misalnya, nama Mohammad Hatta muncul di hampir setiap artikel.” —R. William Liddle, profesor ilmu politik di The Ohio-State University, Columbus OH, AS. Di tengah gemuruh badai krisis di tanah air, Buya Syafii seakan tak pernah merasa lelah untuk terus mencari “embun yang bening dan sejuk”. Ia percaya bahwa badai krisis yang melanda bangsa Indonesia pasti segera berlalu. Dan, melalui tulisan-tulisannya di buku ini, ia mengungkapkan pencariannya itu secara gamblang dan kritis. Bagi Buya Syafii, buku ini sejatinya juga menjadi bagian dari kesaksian: kesaksian seorang anak bangsa atas realitas di negerinya. Dalam kesaksian ini, ia menuturkan banyak hal: dari masalah agama, budaya, ekonomi, hingga politik. Dan, ia berharap bahwa kesaksian itu dapat membangkitkan bangsa yang sedang mati suri agar segera siuman.

Adapun kemudian agama dilibatkan ke dalam suatu konflik, hal itu terutama
dimaksudkan untuk menggalang solidaritas antara pihak-pihak yang
berseberangan. Uraian ini akan lebih memusatkan perhatian pada konflik-konflik
yang ...