Sebanyak 307 item atau buku ditemukan

Psikologi Bermain: Bermain & Permainan bagi Perkembangan Anak

Bermain adalah dunia anak. Bermain adalah aktivitas yang menyenangkan dan dari bermain anak terstimulasi perkembangannya. Buku ini selain sebagai penunjang referensi dalam ilmu psikologi, dasar awalnya adalah ingin mengubah mindset para khalayak umum yang menyampaikan bahwa anak sebaiknya belajar dan belajar. Tidak boleh bermain! Namun, dengan berjalannya waktu ketika muncul keinginan para pendidik untuk membuat proses belajar yang menarik, mulailah bermain dimasukkan dalam metode anak belajar, dengan harapan belajar menjadi menyenangkan (joyful learning). Selain itu, banyaknya keluhan dampak ketika anak bermain gadget, maka perlu adanya referensi untuk memperjelas mengapa hal tersebut dapat terjadi. Buku ini diawali dengan pemahaman mengenai sejarah bermain yang mendasari munculnya teori-teori dalam bermain. Proses psikologis terjadi selama proses anak bermain. Fungsinya dapat sebagai stimulasi maupun intervensi perkembangan anak. Bermain sebagai stimulasi dan intervensi banyak dilakukan dalam bidang psikologi klinis dan psikologi pendidikan. Teori bermain baik yang klasik dan modern menjadi dasar dalam menganalisis dampak atau manfaat bermain bagi perkembangan. Setelah selesai membaca buku ini, pembaca diharapkan mampu memahami manfaat bermain bagi perkembangan dan akhirnya akan mampu merancang permainan yang dapat digunakan dalam menstimulasi perkembangan, maupun ketika membeli mainan dapat mempertimbangkan fungsi stimulasi yang ada. Ketika seseorang melakukan permainan, maka di dalamnya terdapat dasar perilaku berpura-pura. Unsur berpura-pura dalam bermain dikenal dengan istilah pretending. Melalui visualisasi dalam buku ini, pembaca akan melihat macam dan jenis alat mainan sehingga akan lebih mudah untuk menentukan/memilih alat mainan ketika telah mengetahui manfaatnya. Selanjutnya, dibahas tentang bermain yang terkait dengan perkembangan theory of mind, yaitu perkembangan mental anak, bagaimana anak mampu memahami mental dirinya dan memahami mental orang lain. Dunia bermain yang dekat dengan anak akan membuat anak merasa nyaman dalam mengungkapkan perasaan ketika dia bermain peran, alat-alat serta pelaksanaan dari play therapy.

Bermain adalah dunia anak.

Konsep Ideal Labschool

Di Indonesia, problem Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) tidak hanya pada bahan ajar, penelitian, dan juga sistemnya, namun juga adanya Labschool yang kurang ideal. Labschool yang dikelola LPTK, selama ini masih sekadar menyesuaikan selera pasar dan belum sepenuhnya menjawabbasic need (kebutuhan dasar) serta pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) kita. Apalagi saat ini kita dihadapkan dengan tantangan disruption yang terjadi pada ketercerabutan dalam berbagai hal. Ada tiga elemen yang akan dibangun jika Labschool yang dikelola di LPTK berjalan ideal. Pertama, dosen dan pengelola atau guru di Labschool itu sendiri. Dosen di LPTK yang menaungi Labschooltersebut bisa melakukan sebuah penelitian, ekperimen, dan bersinergi untuk mendesain sebuah program untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan uji coba program dalam Labschool itu sendiri. Selama ini yang dimaksud Labschool hanya peran gurunya, padahal kelebihan Labschool itu bisa diteliti dosen atau peneliti dari dalam LPTK maupun dari luar yang berkepentingan. Kedua, bagi mahasiswa di LPTK yang mengelola Labschool bisa melakukan penelitian dalam menunjang kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Tidak hanya saat Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), Kuliah Kerja Nyata (KKN), namun peneitian itu bisa dilakukan dalam menunjang perkuliahan metode penelitian pendidikan, penelitian kolaborasi dengan dosen, dan peneliti, atau melakukan penelitian pengembangan di Labschool yang terdiri atas banyak variabel. Bisa model, metode, media pembelajaran di Labschool atau berkaitan dengan kurikulum yang dikembangkan di sana. Ketiga, bagi orang tua dan pihak berkepentingan. Selain dosen dan guru Labschool serta mahasiswa di LPTK yang mengelola Labschool itu, juga bisa dimanfaatkan semua pihak yang berkepentingan termasuk orang tua peserta didik di Labschool itu sendiri. Banyak sekali proyek-proyek penelitian yang dibutuhkan masyarakat saat ini. Sebab, semua harus berbasis riset dan tidak bisa sekadar deskripsi tanpa pembuktikan dan pendekatan ilmiah. Bisa dari unsur Dinas Pendidikan, LPTK lain, organisasi PGRI, IGI, HIMPAUDI, atau dari USAID Prioritas, dan lainnya. Semua itu harus disinergikan dalam rangka bisa mendongkrak Labschool yang dikelola LPTK untuk selalu menggenjot akselerasi dan inovasi. Buku ini merupakan hasil penelitian, dan gagasan ilmiah dari beberapa buku dan jurnal serta hasil penelitian lain yang terdiri atas beberapa bab. Pada BAB I menjelaskan “Konsep Labschool dalam Pendidikan Indonesia”. Kemudian pada BAB II mengkaji tentang “Labschool sebagai Fondasi LPTK Berkualitas”. Bab III mengkaji tentang “Konsep Ideal Labschool” yang di dalamnya ada desain ideal Labschool, inovasi Labschool menjawab tantangan zaman, integrasi E-learning di Labschool, penguatan Literasi diLabschool, dan program akselerasi Labschool. Terbitnya buku ini menjadi sejarah perkembangan Labschool dengan hasil sebuah gagasan dan tawaran konsep pengelolaan, manajemen, dan juga kurikulum, metode, model, dan strategi pembelajaran Labschool yang selalu update dalam menyesuaikan zaman. Labschool memang bukan segalanya, namun penguatan kualitas LPTK sebagai pencetak guru profesional berawal dari sana. (*)

Ada beberapa dasar Kemendikbud mengimplementasikan K13. Pertama, UUD 1945, UU Sisdiknas (20/2003), ... Pertama, peningkatan akses dan kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan nonformal dan pendidikan informal.

bahan Ajar Sistem Informasi Manajemen

Informasi sudah semakin mudah diperoleh, sudah semakin bervariasi bentuknya dan semakin banyak pula kegunaannya oleh karena itu adanya pengaruh globalisasi, yaitu memudarnya batas-batas Negara dalam kepentingan bisnis, pemerintah dan masyarakat. Pada masa lalu, siaran televisi dan siaran radio hanya ditujukan untuk satu wilayah atau satu nagara saja, sampai sekarang tidak ada yang mencegah hal itu.

Buku Bahan ajar sistem informasi manajemen ini diterbitkan oleh penerbit deepublish dan tersedia juga versi cetaknya.

PEDOMAN PRAKTIKUM PRAKTIK BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI SOSIAL

Praktik Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial merupakan mata kuliah wajib bagi seluruh mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling dan merupakan prasyarat bagi pemrograman mata kuliah PPL BK Mikro. Mata kuliah Praktik Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial merupakan kegiatan pemberian pengalaman latihan terstruktur kepada mahasiswa tentang cara memberikan layanan Bimbingan dan Konseling bidang Pribadi-Sosial kepada konseli. Kegiatan praktikum dilakukan di ruang laboratorium program studi Bimbingan dan Konseling. Praktik Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial sebagai kegiatan praktik mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling dimulai dengan memberikan latihan terstruktur kepada mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan menyusun instrumen need assessment. Hasil analisis data dari instrumen need assessment yang telah diperoleh dari responden digunakan sebagai dasar latihan terstruktur penyusunan Program Semester Layanan Bimbingan dan Konseling. Selanjutnya mahasiswa melakukan latihan terstruktur menyusun rencana pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling (RPL BK) untuk layanan bimbingan dan konseling bidang pribadi dan sosial. Berdasarkan RPL BK yang telah disusun akan digunakan sebagai dasar melaksanakan layanan bimbingan dan konseling dengan menerapkan berbagai jenis layanan yang ada, misalnya layanan bimbingan klasikal, bimbingan kelompok, konseling kelompok, konseling individu dan sebagainya

Contoh Program Peminatan Dalam Layanan BK PROGRAM PEMINATAN DALAM PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING Nama SMA : ........................................ AlGmOf : Jln. - Semester/TP : Gasal tahunPelajaran 2013/2014 BULAN : Komponen MEI JUNI ...