Sebanyak 4564 item atau buku ditemukan

Akuntansi Manajemen

Book cahpter ini disusun oleh sejumlah akademisi dan praktisi sesuai dengan kepakarannya masing-masing. Buku ini diharapkan dapat hadir memberi kontribusi positif dalam ilmu pengetahuan khususnya terkait dengan Akuntansi Manajemen. Buku ini memberikan nuansa berbeda yang saling menyempurnakan dari setiap pembahasannya, bukan hanya dari segi konsep yang tertuang secara terperinci, tetapi juga melalui penyampaian contoh penerapan yang sesuai dan mudah dipahami. Sistematika buku “Akuntansi Manajemen” ini mengacu pada pendekatan konsep teoritis dan contoh penerapan. Buku ini terdiri atas 10 Bab yang dibahas secara rinci dalam pembahasan, diantaranya: Pengertian Akuntansi Manajemen; Tujuan Dan Esensi Akuntansi Manajemen; Anggaran Fleksibel dan Analisis Perilaku Biaya; Klasifikasi Biaya dan Sistem Akuntansi Biaya; Konsep Biaya dalam Pengambilan Keputusan; Sistem Activity Based Costing (ABC) dan Just In Time (JIT); Biaya Standar dan Analisis Penyimpangan; Akuntansi Pertanggung Jawaban Pusat Biaya, Sebagai Sistem Pengendalian Manajemen; Akuntansi Pertanggungjawaban Pusat Laba; Penentuan Harga Jual.

... dan mempublikasi berbagai karya baik secara individu maupun tim tentang akuntansi syariah baik berupa buku, seperti buku yang berjudul metode perhitungan zakat dan pajak, dan berbagai artikel tentang zakat dan pembiayaan syariah.

Manajemen Strategik dan Kepemimpinan

Setiap organisasi membutuhkan pengelola atau manajer, bukan sekedar manajer, tetapi manajer yang baik dan hebat. Manajer merupakan unsur yang terkait dan diperlukan oleh semua organisasi terkait kepemimpinan dan yang menjalankan fungsi manajemen. Organisasi membutuhkan orang yang dapat menetapkan visi, misi, sasaran dan merencanakan segala hal, strategi-strategi yang tepat diterapkan untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut. Organisasi membutuhkan orang-orang yang mampu mengorganisir, mengatur dan mengendalikan berbagai hal sehingga tujuan organisasi dapat dicapai. Buku Manajemen Stratejik dan Kepemimpinan ini terdiri dari 12 Bab, cakupan materi yang dibahas yaitu, Pengertian, Konsep Dan Proses Manajemen Strategi, Pemetaan Arah Perusahaan : Visi, Misi, Tujuan, Dan Strategi, Evaluasi Lingkungan Eksternal Perusahaan, Evaluasi Sumber Daya, Kapabilitas, Dan Daya Saing, Strategi Kompetitif Generik, Strategi Bersaing Di Pasar Internasional, Strategi Korporat : Diversifikasi Dan Multibisnis, Etika, Tanggung Jawab Sosial Korporat, Keberlanjutan Lingkungan, Dan Strategi, Membangun Organisasi Yang Mampu Melaksanakan Strategi Dengan Baik, Budaya Perusahaan Dan Kepemimpinan : Kunci Pelaksanaan Strategi, Kepemimpinan Stratejik, Perubahan Stratejik Dan Organisasi. Semoga pembahasan dalam setiap bab dalam buku ini mampu membantu pembaca untuk memahami bahkan menguasai mengenai Manajemen Stratejik dan Kepemimpinan

Setiap organisasi membutuhkan pengelola atau manajer, bukan sekedar manajer, tetapi manajer yang baik dan hebat.

Manajemen Strategik

dijelaskan secara rinci dalam pembahasan mengenai: 1. Konsep Dasar Manajemen Strategik 2. Model Manajemen Strategik 3. Analisis Visi, Misi, dan Nilai Perusahaan 4. Evaluasi Faktor Eksternal 5. Evaluasi Faktor Internal 6. Strategi Level Korporat, Bisnis, dan Fungsional 7. Analisis Strategi (SPACE, BCG, IE, GS, dan QSPM) 8. Implementasi Strategi 9. MSDM Strategik 10. Manajemen Strategik Pada Proses Operasional 11. Keuangan dan Pemasaran Strategik 12. Evaluasi dan Kontrol Strategi

dijelaskan secara rinci dalam pembahasan mengenai: 1. Konsep Dasar Manajemen Strategik 2. Model Manajemen Strategik 3. Analisis Visi, Misi, dan Nilai Perusahaan 4. Evaluasi Faktor Eksternal 5. Evaluasi Faktor Internal 6.

Alam Pikiran Islam Pemikiran Kalam

Buku ajar ini menyajikan materi Tauhid/Ilmu Kalam yang terbarukan, yang mengintegrasikan antara pemikiran klasik dan pemikiran modern. Pemikiran klasik Islam menjadi penting untuk dihadirkan kembali dalam relevansi modernitas zaman. Namun apresiasi terhadap warisan masa lalu—klasik—Islam itu harus disikapi secara kritis sesuai tuntutan zaman. Pada gilirannya akan terbangun pemikiran modern yang menatap masa depan dalam ikut menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi zaman dan umat manusia secara universal. Buku persembahan penerbit PrenadaMedia

Buku ajar ini menyajikan materi Tauhid/Ilmu Kalam yang terbarukan, yang mengintegrasikan antara pemikiran klasik dan pemikiran modern.

Manifesto Modernisasi Pendidikan Islam

Ulasan Pemikiran Soekarno

Soekarno sebagai seorang founding father Republik Indonesia memiliki kecerdasan, bahkan karismatik dan kemampuan lisan yang seolah mampu menyihir jutaan rakyat Indonesia ketika menyampaikan orasi. Kemampuan orasinya membuat Rakyat Indonesia jatuh hati pada sosok pemuda yang lahir di Surabaya ini. Tentunya tidak mudah membuat jutaan rakyat jatuh hati terhadap sosok Soekarno jika ia sendiri tidak memiliki kecerdasan, keterampilan berorasi dan wibawa yang kuat. Ide-ide Soekarno, sejarah hidupnya sampai kehidupan pribadinya sampai saat ini masih sering diceritakan seolah-olah sosok Soekarno memancarkan aura daya tarik bagi penulis dan peneliti untuk membedah hingga menguliti latar belakang kehidupan beliau. Berbicara mengenai pendidikan Islam dapatlah dikatakan Soekarno merasa kecewa dan tidak menyetujui paham-paham Islam tradisional, taqlid, dan sikap umat Islam yang menutup pintu ijtihad. Kritik Soekarno memangkat dan terkesan transparan, sehingga tidak sedikit orang yang menuduhnya sebagai anti Islam. Namun ia tidak bergeming dalam menyampaikan berbagai kritikan terhadap paham Islam yang masih kolot. Berangkat dari situlah pendidikan Islam menjadi salah satu perhatian Soekarno, baginya pendidikan Islam merupakan arena untuk mngesah akal, mempertajam akal dan mengembangkan intelektualitas manusia. Melalui berbagai gagasan-gagasanya sebagai seorang proklamator, Soekarno banyak menyebut dan mengidentifikasi berbagai problem yang di hadapi oleh umat Islam terutama yang bersinggungan dengan persoalan kebudayaan, intelektualitas, dan berbagai fonomena politik di dunia Islam. Dengan keyakinannya yang kuat Soekarno menyatakan jika umat Islam mau maju dan melakukan pembaharuan disegala bidang, maka umat Islam bukan lagi agama yang dianut sebatas pengertian ritual, melainkan berubah menjadi kekuatan transformasi dan perubahan. Syukur Alhamdulillahi rabbil' alamin, penulis haturkan dan panjatkan ke hadirat Allah swt. Karena berkat taufiq dan hidayah-Nya serta 'inayah-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan buku ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw beserta sahabat-sahabatnya dan keluarganya. Buku ini terdiri lima bagian. Bagian pertama berkaitan dengan pendahuluan, metode penulisan buku, kontribusi pemikiran dan pendidikan Islam, konsep pendidikan Islam. Bagian kedua, berkaitan biografi Soekarno, karya-karyanya. Bagian ketiga, berisi tentang pemikiran Soekarno tentang Islam dan pendidikan Islam. Sedangkan bagian keempat merupakan bagian inti yang dimana penulis membahas tentang kontribusi pemikiran Soekarno terhadap pendidikan Islam sekaliguas relevansi pemikiran soekarno terhadap pendidikan Islam kontemporer di Indonesia

Soekarno sebagai seorang founding father Republik Indonesia memiliki kecerdasan, bahkan karismatik dan kemampuan lisan yang seolah mampu menyihir jutaan rakyat Indonesia ketika menyampaikan orasi.

Jombang-Kairo, Jombang-Chicago

sintesis pemikiran Gus Dur dan Cak Nur dalam pembaruan Islam di Indonesia

Thoughts of Abdurrahman Wahid and Nurcholish Madjid on Islamic renewal in Indonesia.

Thoughts of Abdurrahman Wahid and Nurcholish Madjid on Islamic renewal in Indonesia.

Memahami Bimbingan dan Konseling Belajar : Teori dan Aplikasi Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling Belajar.

Judul :Memahami Bimbingan dan Konseling Belajar : Teori dan Aplikasi Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling Belajar. Penulis : Fuadi Totok Agus Suryanto, M.Si Ukuran : 15,5 x 23 cm Tebal : 185 Halaman ISBN : 978-623-68729-7-0 Bimbingan dan konseling belajar merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan via wawancara konseling oleh konselor kepada peserta didik, atau suatu interaksi atara konselor dan konseli secara face to face atau lainnya untuk membantu memahami, menganalisa dan mengatasi masalah sehingga kemudian konseli dapat berkembang secara optimal. Setiap manusia memiliki permasalahan-permasalahan pada dirinya, baik pribadi, kelompok, sosial, belajar maupun karier. Namun jamak manusia yang tidak dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut, sehingga diperlukan bantuan dari seorang di luar dirinya yang disebut konselor. Lebih khusus lagi, bimbingan dan konseling belajar merupakan proses pemberian bantuan terhadap peserta didik yang sedang mengalami gangguan atau permasalahan-permasalahan pada dirinya sehingga hal itu dapat menghambat terhadap proses pembelajaran secara maksimal. Sementara itu, tujuan bimbingan konseling secara umum, yaitu untuk membantu individu dalam mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan yang dimilikinya, berbagai latar belakang yang ada sesuai dengan tuntutan positif lingkungan. Tujuan bimbingan konseling secara khusus, yaitu penjabaran dari tujuan secara umum yang dikaitkan langsung dengan permasalahan yang dialami oleh peserta didik, dari aspek pribadi, sosial, belajar dan karier. Buku ini berusaha menggambarkan tentang bimbingan dan konseling belajar mulai dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, hingga pendidikan di Perguruan Tinggi, serta tidak luput juga bimbingan dan konseling bagi anak berkebutuhan khusus, dan yang terakhir e-counseling yang lagi ngetren akhir-kahir ini.

Judul :Memahami Bimbingan dan Konseling Belajar : Teori dan Aplikasi Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling Belajar.

B-KESPRO: Bimbingan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja

B-kespro adalah sebuah buku pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang berisi berbagai aspek dalam kesehatan reproduksi remaja. Buku ini terdiri atas 2 bagian, yaitu buku materi untuk siswa/remaja dan buku panduan pelaksanaan bimbingan untuk praktisi/guru bimbingan konseling/ konselor sekolah. Materi yang dikembangkan di buku ini telah melalui proses revisi dan uji coba. Dalam buku ini diuraikan materi tentang a) tumbuh kembang remaja (fisik dan psikologis), b) alat, sistem, dan fungsi reproduksi, c) seks bebas (pengertian, bentuk, faktor penyebab, dan dampaknya), d) pengendalian diri dari perilaku seks bebas (cara meningkatkan kualitas pribadi, konsep diri dan keterampilan berkomunikasi remaja), e) etika moral dan norma sosial dalam pergaulan, f) tanggung jawab remaja dan keluarga. Semoga buku ini dapat memudahkan praktisi bimbingan dan konseling dalam memberikan layanan bimbingan kesehatan reproduksi remaja serta dapat bermanfaat bagi remaja secara umum dalam rangka memperoleh informasi yang tepat mengenai kesehatan reproduksi remaja dan diharapkan remaja bisa menghindarkan diri dari perilaku seks bebas.

Semoga buku ini dapat memudahkan praktisi bimbingan dan konseling dalam ... Menempuh pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri Gunung Sari I , SD Negeri 5 Wua ...

BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

Menurut Horisin (2007) bimbingan dan konseling sering dimaknai secara tidak tepat oleh sebagian orang bahkan oleh praktisi bimbingan konseling sendiri. Dengan kata lain sering muncul persepsi negatif tentang bimbingan konseling dari sebagian kepala sekolah, pengawas, pegawai, guru-guru, siswa bahkan guru pembimbing sendiri. Beberapa kesalahan itu menurut Prayitno (Tohirin 2007) yaitu : 1. Bimbingan dan koseling disamakan saja dengan pendidikan, sehingga bimbingan konseling tidak diperlukan kerena di sekolah telah tempat diselenggaralannya pendidikan, sehingga dengan sendirinya bimbingan konseling telah masuk kedalam proses pendidikan tersebut. Sekolah tidak perlu melaksanakan pelayanan bimbingan konseling secara mandiri, tetapi mantapkan saja pengajaran sebagai pelaksanaan nyata dari usaha pendidikan. 2. Bimbingan konseling dipisahkan dari pendidikan. Pelayanan bimbingan konseling dianggap harus benar-benar dilaksanakan secara khusus oleh tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya dan secara nyata harus dibedakan dari praktik pengajaran dan pendidikan. 3. Guru pembimbing atau konselor di sekolah dianggap sebagai polisi sekolah yang tugasnya menjaga dan mempertahankan tata tertib, disiplin dan keamanan sekolah. Anggapan tersebut muncul karena sering muncul fakta-fakta di mana guru pembimbing diberikan tugas mengusut perkelahian antar siswa, pencurian di kelas, mengintrogasi siswa yang bersalah dan menghukum siswa yang melakukan kesalahan. 4. Bimbingan konseling dianggap semata-mata proses pemberian nasihat. Selain pemberian nasihat, umumnya siswa membutuhakan hal lain sesuai dengan masalah yang dihadapinya, yang memerlukan pelayanan lain seperti pemberian informasi, penempatan, penyaluran, bimbingan belajar dan pelayanan khusus. 5. Bimbingan konseling dibatasi hanya menangani masalah yang bersifat insidental (waktu tertentu saja) yaitu pada saat siswa mendapatkan masalah. Padahal bimbingan konseling menjangkau dimensi waktu yang bukan hanya waktu sekarang, namun juga masa lalu dan masa yang akan datang, karena biasanya masalah yang dihadapi siswa sekarang ini berkaitan dengan masa lalu dan akan berdampak pada masa yang akan datang. 6. Bimbingan konseling hanya untuk siswa tertentu saja. Khusus pada anak-anak yang memiliki keistimewaan seperti karena warna kulit, status atau kekayaan. Hakikatnya bimbingan konseling diberikan kepada individu atau kelompok yang memerlukannya. Tidak boleh ada diskriminasi terhadap siswa dalam pelayanan bimbingan konseling. 7. Bimbingan konseling melayani orang sakit atau orang yang kurang normal adalah merupakan anggapan yang kurang tepat. Bimbingan konseling melayani orang yang normal dan sehat yang mengalami suatu masalah tertentu. Jika ada siswa yang mengalami masalah fisik (sakit) maka yang ia akan menjadi pasien dokter dan jika mengalami masalah psikis seperti gangguan jiwa yang atau stres maka sebaiknya menjadi pasien psikolog. 8. Bimbingan konseling bekerja sendiri. Hal tersebut merupakan anggapan yang keliru karena bimbingan konseling terintegrasi dengan program pendidikan dan pembelajaran lainnya di sekolah. Oleh karena itu guru pembimbing harus bekerja sama dengan orang-orang yang dapat membantu menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi sisiwa seperti bekerja sama dengan orang tua, guru, teman di sekolah dan di luar sekolah. 9. Konselor harus aktif dan siswa harus pasif adalah anggapan yang tidak tepat, karena proses pelayan bimbingan konseling bukan hanya menuntut keaktifan dari konselor, namun juga menuntut keaktifan dari siswa. 10. Bimbingan konseling dapat dilakukan oleh siap saja. Ini merupakan anggapan yang keliru karena pelayanan bimbingan konseling dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip keilmuan yang mengikuti teori, tujuan, metode dan asas tertentu. Oleh karena itu pelayanan bimbingan konseling tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. 11. Bimbingan konseling berpusat pada keluhan saja, juga merupakan anggapan yang keliru, karena pemberian layanan bimbingan konseling memang diawali dengan melihat gejala atau keluhan awal yang disampaikan oleh siswa. Tetapi seorang konselor apabila pembahasanya dikembangkan, sering kali ternyata masalah yang sebenarnya lebih kompleks dari yang disampaikan oleh keluhan pertama siswa, sehingga pemberian bantuan harus dipusatkan kepada masalah yang sebenarnya. Konselor harus mampu menyelami sedalam-dalamnya masalah siswa yang sebenarnya. 12. Bimbingan konseling harus memiliki hasil yang harus segera dilihat. Anggapan tersebut adalah merupakan anggapan yang keliru, karena pelayanan bimbingan konseling berkenaan dengan aspek-aspek psikis dan tingkah laku, yang tidak semudah membalik telapak tangan, yang kemungkinan hasil bimbingan tidak langsung terlihat. 13. Bimbingan konseling menggunakan pemecahan masalah yang sama kepada semua siswa. Padahal sebenanya setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lain. Masalah yang sama dialami oleh dua orang yang berbeda kemungkinan akan menuntut cara pemecahan yang berbeda. 14. Bimbingan konseling memusatkan pada pengunaan instrumen. Ini merupakan anggapan salah karena instrumen hanyalah merupakan alat bantu dalam melakukan bimbingan konseling. Intrumen tersebut tidak boleh mengganggu, menghambat bahkan melumpuhkan usaha pelayanan bimbingan konseling. Artinya dengan instrumen atau tampa instrumen , usaha bimbingan pelayanan bimbingan konseling tetap harus dilakukan.

Bimbingan dan koseling disamakan saja dengan pendidikan, sehingga bimbingan konseling tidak diperlukan kerena di sekolah telah tempat diselenggaralannya pendidikan, sehingga dengan sendirinya bimbingan konseling telah masuk kedalam proses ...