Sebanyak 3200 item atau buku ditemukan

Akuntansi Manajemen

Book cahpter ini disusun oleh sejumlah akademisi dan praktisi sesuai dengan kepakarannya masing-masing. Buku ini diharapkan dapat hadir memberi kontribusi positif dalam ilmu pengetahuan khususnya terkait dengan Akuntansi Manajemen. Buku ini memberikan nuansa berbeda yang saling menyempurnakan dari setiap pembahasannya, bukan hanya dari segi konsep yang tertuang secara terperinci, tetapi juga melalui penyampaian contoh penerapan yang sesuai dan mudah dipahami. Sistematika buku “Akuntansi Manajemen” ini mengacu pada pendekatan konsep teoritis dan contoh penerapan. Buku ini terdiri atas 10 Bab yang dibahas secara rinci dalam pembahasan, diantaranya: Pengertian Akuntansi Manajemen; Tujuan Dan Esensi Akuntansi Manajemen; Anggaran Fleksibel dan Analisis Perilaku Biaya; Klasifikasi Biaya dan Sistem Akuntansi Biaya; Konsep Biaya dalam Pengambilan Keputusan; Sistem Activity Based Costing (ABC) dan Just In Time (JIT); Biaya Standar dan Analisis Penyimpangan; Akuntansi Pertanggung Jawaban Pusat Biaya, Sebagai Sistem Pengendalian Manajemen; Akuntansi Pertanggungjawaban Pusat Laba; Penentuan Harga Jual.

... dan mempublikasi berbagai karya baik secara individu maupun tim tentang akuntansi syariah baik berupa buku, seperti buku yang berjudul metode perhitungan zakat dan pajak, dan berbagai artikel tentang zakat dan pembiayaan syariah.

Manajemen Strategik

dijelaskan secara rinci dalam pembahasan mengenai: 1. Konsep Dasar Manajemen Strategik 2. Model Manajemen Strategik 3. Analisis Visi, Misi, dan Nilai Perusahaan 4. Evaluasi Faktor Eksternal 5. Evaluasi Faktor Internal 6. Strategi Level Korporat, Bisnis, dan Fungsional 7. Analisis Strategi (SPACE, BCG, IE, GS, dan QSPM) 8. Implementasi Strategi 9. MSDM Strategik 10. Manajemen Strategik Pada Proses Operasional 11. Keuangan dan Pemasaran Strategik 12. Evaluasi dan Kontrol Strategi

dijelaskan secara rinci dalam pembahasan mengenai: 1. Konsep Dasar Manajemen Strategik 2. Model Manajemen Strategik 3. Analisis Visi, Misi, dan Nilai Perusahaan 4. Evaluasi Faktor Eksternal 5. Evaluasi Faktor Internal 6.

Konsepsi Pendidikan Islam dalam Gagasan Pemikiran Ismail Raji al-Faruqi

Realisasi Islamisasi Ilmu Pengetahuan dengan Dunia Pendidikan Islam

Buku ini berisi empat bagian penting di antaranya bagian pertama tentang munculnya persepsi dikotomi, bagian kedua tentang islamisasi ilmu pengetahuan Ismail Raji Al-Faruqi, bagian ketiga tentang pemikiran Ismail Raji Al-Faruqi sebagai gambaran konsep pendidikan Islam, bagian keempat tentang realisasi islamisasi ilmu pengetahuan Ismail Raji Al-Faruqi terhadap pendidikan Islam. Ditulis dengan bahasa yang sederhana sehingga dapat dipahami oleh berbagai kalangan, mahasiswa, guru, dosen, dan kalangan umum.

Buku ini berisi empat bagian penting di antaranya bagian pertama tentang munculnya persepsi dikotomi, bagian kedua tentang islamisasi ilmu pengetahuan Ismail Raji Al-Faruqi, bagian ketiga tentang pemikiran Ismail Raji Al-Faruqi sebagai ...

B-KESPRO: Bimbingan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja

B-kespro adalah sebuah buku pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang berisi berbagai aspek dalam kesehatan reproduksi remaja. Buku ini terdiri atas 2 bagian, yaitu buku materi untuk siswa/remaja dan buku panduan pelaksanaan bimbingan untuk praktisi/guru bimbingan konseling/ konselor sekolah. Materi yang dikembangkan di buku ini telah melalui proses revisi dan uji coba. Dalam buku ini diuraikan materi tentang a) tumbuh kembang remaja (fisik dan psikologis), b) alat, sistem, dan fungsi reproduksi, c) seks bebas (pengertian, bentuk, faktor penyebab, dan dampaknya), d) pengendalian diri dari perilaku seks bebas (cara meningkatkan kualitas pribadi, konsep diri dan keterampilan berkomunikasi remaja), e) etika moral dan norma sosial dalam pergaulan, f) tanggung jawab remaja dan keluarga. Semoga buku ini dapat memudahkan praktisi bimbingan dan konseling dalam memberikan layanan bimbingan kesehatan reproduksi remaja serta dapat bermanfaat bagi remaja secara umum dalam rangka memperoleh informasi yang tepat mengenai kesehatan reproduksi remaja dan diharapkan remaja bisa menghindarkan diri dari perilaku seks bebas.

Semoga buku ini dapat memudahkan praktisi bimbingan dan konseling dalam ... Menempuh pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri Gunung Sari I , SD Negeri 5 Wua ...

BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

Menurut Horisin (2007) bimbingan dan konseling sering dimaknai secara tidak tepat oleh sebagian orang bahkan oleh praktisi bimbingan konseling sendiri. Dengan kata lain sering muncul persepsi negatif tentang bimbingan konseling dari sebagian kepala sekolah, pengawas, pegawai, guru-guru, siswa bahkan guru pembimbing sendiri. Beberapa kesalahan itu menurut Prayitno (Tohirin 2007) yaitu : 1. Bimbingan dan koseling disamakan saja dengan pendidikan, sehingga bimbingan konseling tidak diperlukan kerena di sekolah telah tempat diselenggaralannya pendidikan, sehingga dengan sendirinya bimbingan konseling telah masuk kedalam proses pendidikan tersebut. Sekolah tidak perlu melaksanakan pelayanan bimbingan konseling secara mandiri, tetapi mantapkan saja pengajaran sebagai pelaksanaan nyata dari usaha pendidikan. 2. Bimbingan konseling dipisahkan dari pendidikan. Pelayanan bimbingan konseling dianggap harus benar-benar dilaksanakan secara khusus oleh tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya dan secara nyata harus dibedakan dari praktik pengajaran dan pendidikan. 3. Guru pembimbing atau konselor di sekolah dianggap sebagai polisi sekolah yang tugasnya menjaga dan mempertahankan tata tertib, disiplin dan keamanan sekolah. Anggapan tersebut muncul karena sering muncul fakta-fakta di mana guru pembimbing diberikan tugas mengusut perkelahian antar siswa, pencurian di kelas, mengintrogasi siswa yang bersalah dan menghukum siswa yang melakukan kesalahan. 4. Bimbingan konseling dianggap semata-mata proses pemberian nasihat. Selain pemberian nasihat, umumnya siswa membutuhakan hal lain sesuai dengan masalah yang dihadapinya, yang memerlukan pelayanan lain seperti pemberian informasi, penempatan, penyaluran, bimbingan belajar dan pelayanan khusus. 5. Bimbingan konseling dibatasi hanya menangani masalah yang bersifat insidental (waktu tertentu saja) yaitu pada saat siswa mendapatkan masalah. Padahal bimbingan konseling menjangkau dimensi waktu yang bukan hanya waktu sekarang, namun juga masa lalu dan masa yang akan datang, karena biasanya masalah yang dihadapi siswa sekarang ini berkaitan dengan masa lalu dan akan berdampak pada masa yang akan datang. 6. Bimbingan konseling hanya untuk siswa tertentu saja. Khusus pada anak-anak yang memiliki keistimewaan seperti karena warna kulit, status atau kekayaan. Hakikatnya bimbingan konseling diberikan kepada individu atau kelompok yang memerlukannya. Tidak boleh ada diskriminasi terhadap siswa dalam pelayanan bimbingan konseling. 7. Bimbingan konseling melayani orang sakit atau orang yang kurang normal adalah merupakan anggapan yang kurang tepat. Bimbingan konseling melayani orang yang normal dan sehat yang mengalami suatu masalah tertentu. Jika ada siswa yang mengalami masalah fisik (sakit) maka yang ia akan menjadi pasien dokter dan jika mengalami masalah psikis seperti gangguan jiwa yang atau stres maka sebaiknya menjadi pasien psikolog. 8. Bimbingan konseling bekerja sendiri. Hal tersebut merupakan anggapan yang keliru karena bimbingan konseling terintegrasi dengan program pendidikan dan pembelajaran lainnya di sekolah. Oleh karena itu guru pembimbing harus bekerja sama dengan orang-orang yang dapat membantu menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi sisiwa seperti bekerja sama dengan orang tua, guru, teman di sekolah dan di luar sekolah. 9. Konselor harus aktif dan siswa harus pasif adalah anggapan yang tidak tepat, karena proses pelayan bimbingan konseling bukan hanya menuntut keaktifan dari konselor, namun juga menuntut keaktifan dari siswa. 10. Bimbingan konseling dapat dilakukan oleh siap saja. Ini merupakan anggapan yang keliru karena pelayanan bimbingan konseling dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip keilmuan yang mengikuti teori, tujuan, metode dan asas tertentu. Oleh karena itu pelayanan bimbingan konseling tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. 11. Bimbingan konseling berpusat pada keluhan saja, juga merupakan anggapan yang keliru, karena pemberian layanan bimbingan konseling memang diawali dengan melihat gejala atau keluhan awal yang disampaikan oleh siswa. Tetapi seorang konselor apabila pembahasanya dikembangkan, sering kali ternyata masalah yang sebenarnya lebih kompleks dari yang disampaikan oleh keluhan pertama siswa, sehingga pemberian bantuan harus dipusatkan kepada masalah yang sebenarnya. Konselor harus mampu menyelami sedalam-dalamnya masalah siswa yang sebenarnya. 12. Bimbingan konseling harus memiliki hasil yang harus segera dilihat. Anggapan tersebut adalah merupakan anggapan yang keliru, karena pelayanan bimbingan konseling berkenaan dengan aspek-aspek psikis dan tingkah laku, yang tidak semudah membalik telapak tangan, yang kemungkinan hasil bimbingan tidak langsung terlihat. 13. Bimbingan konseling menggunakan pemecahan masalah yang sama kepada semua siswa. Padahal sebenanya setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lain. Masalah yang sama dialami oleh dua orang yang berbeda kemungkinan akan menuntut cara pemecahan yang berbeda. 14. Bimbingan konseling memusatkan pada pengunaan instrumen. Ini merupakan anggapan salah karena instrumen hanyalah merupakan alat bantu dalam melakukan bimbingan konseling. Intrumen tersebut tidak boleh mengganggu, menghambat bahkan melumpuhkan usaha pelayanan bimbingan konseling. Artinya dengan instrumen atau tampa instrumen , usaha bimbingan pelayanan bimbingan konseling tetap harus dilakukan.

Bimbingan dan koseling disamakan saja dengan pendidikan, sehingga bimbingan konseling tidak diperlukan kerena di sekolah telah tempat diselenggaralannya pendidikan, sehingga dengan sendirinya bimbingan konseling telah masuk kedalam proses ...

Panduan Asesmen Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Sekolah Dasar

Pendidikan Anak

Program Magister Pendidikan Khusus Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, ... Teknik asesmen, instrumen tes, dan prosedur pelaksanaan dapat ...

Platform Asesmen untuk Pembelajaran Daring: Teori & Praktik

Salah satu komponen pembelajaran adalah evaluasi pembelajaran. Dewasa ini, evaluasi pembelajaran mengalami perkembangan yang signifikan mengikuti perkembangan Teknologi, Informasi dan Komputer (TIK). Terkait akan hal tersebut, evaluasi pembelajaran juga turut andil dalam mengintegrasikan proses evaluasi menggunakan bantuan TIK. Seperti yang diketahui baik oleh guru maupun calon guru, proses evaluasi pembelajaran melalui berbagai tahapan, salah satunya adalah asesmen. Asesmen berperan penting dalam mengukur kualitas pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru maupun calon guru serta melihat apakah terdapat kebermanfaatan keilmuan yang diperoleh siswa. Proses asesmen ini penting untuk evaluasi lanjutan tidak hanya dalam proses pembelajaran di kelas namun juga evaluasi lanjutan bagi perbaikan Kurikulum pembelajaran. Buku Platform Asesmen untuk Pembelajaran Daring ini akan membahas berbagai macam jenis platform yang direkomendasikan bagi para guru maupun calon guru sebagai platform asesmen pembelajaran daring. Selain itu, buku ini juga membahas secara konsep terkait seperti apa asesmen serta bagaimana perkembangan asesmen pembelajaran hingga bertransformasi seperti saat sekarang ini. Dengan adanya buku ini, diharapkan para guru serta calon guru dapat mengetahui bagaimana konsep dan teori asesmen, hingga cara serta prosedur menggunakan platform asesmen dalam pembelajaran daring.

Sedangkan di Indonesia sendiri, kita telah mengenal platform asesmen seperti TPA (Tes Potensi Akademik) yang diprakarsai oleh BAPPENAS (Badan Perencanaan ...

Panduan Asesmen Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Sekolah Dasar

(kobuku)

Panduan ini berisi langkah-langkah dan berbagai hal yang perlu dilakukan dalam melakukan proses asesmen. Dalam buku ini juga diberikan penjelasan tentang konsep asesmen dalam membaca pemahaman agar pembaca memperoleh informasi secara komprehensif dan bisa melakukan praktik asesmen secara langsung.

3) Guru belum memberikan evaluasi secara individu terhadap kemampuan masing-masing siswa dalam membaca. 4) Metode pembelajaran guru belum mengakomodasi ...

Manajemen dan Kepemimpinan dalam Keperawatan

Manajemen dan Kepemimpinan dalam Keperawatan adalah buku yang membahas tentang model, konsep dan teori dalam pengelolaan bidang kesehatan khususnya Keperawatan. Hal ini merupakan suatu bentuk integrasi dan koordinasi sumber Keperawatan dalam menerapkan proses manajemen untuk mencapai tujuannya. Isi dari buku ini adalah: Bab 1 Konsep Umum Manajemen Bab 2 Manajemen Keperawatan Bab 3 Fungsi Fungsi Manajemen Keperawatan Bab 4 Proses Manajemen Asuhan Keperawatan Bab 5 Kepemimpinan Dalam Keperawatan Bab 6 Perilaku Organisasi dalam Keperawatan Bab 7 Teori Berubah Dalam Manajemen Keperawatan Bab 8 Konsep sebagai Agen Perubahan (Change Agent) Bab 9 Manajemen Mutu dalam Pelayanan Keperawatan Bab 10 Patient Safety

Manajemen dan Kepemimpinan dalam Keperawatan adalah buku yang membahas tentang model, konsep dan teori dalam pengelolaan bidang kesehatan khususnya Keperawatan.