Sebanyak 39 item atau buku ditemukan

Politik Ruang

Spasialitas dalam Konsumerisme, Media, dan Governmentalitas

Krisis yang tak kunjung jelas ujungnya, seperti Pandemi Covid-19, memaksa orang meninggalkan beragam ruang dan sekaligus menciptakan ruang-ruang baru dalam kehidupan sehari-harinya. Ruang hiburan dan konsumsi seperti bioskop, angkringan, café dan shopping mall mendadak sepi. Ruang sekolah terpaksa tutup, ruang perkantoran dan bisnis pun tak kalah lengang. Namun, ruang virtual yang ditopang oleh teknologi media digital seketika marak dan ramai dikunjungi. Apapun situasinya, ruang dan praktik keruangan memang terus bergerak dinamis dengan segala kelindan relasi, baik ekonomi, sosial, maupun politik. Buku ini merupakan upaya untuk menjelaskan bagaimana ruang didesain, dioperasikan, diregulasi, dipermainkan, dan sekaligus dikontestasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan teori dan perspektif ruang yang sering digunakan dalam ranah Kajian Budaya dan Media, buku ini menyajikan beragam isu kontemporer tentang ruang dan praktik keruangan dalam bingkai konsumerisme, kapitalisme digital, dan politics of everyday life. Teori produksi ruang sosial dari Henri Lefebvre, Michel Foucault dengan ruang heterotopia, ruang publik dari Juergen Habermas, serta gagasan konsumsi ruang dan gaze dari John Urry tersaji dalam buku ini. Teori George Ritzer tentang McDonaldisasi, gagasan Stuart Hall tentang Encoding/Decoding, strategi dan taktik dari Michel de Certeau, serta psikoanalisis Freudian maupun Lacanian juga ikut memperkaya kajian tentang ruang konsumsi, ruang media dan ruang politik yang terangkum dalam buku ini.

Ruang hiburan dan konsumsi seperti bioskop, angkringan, café dan shopping mall mendadak sepi. Ruang sekolah terpaksa tutup, ruang perkantoran dan bisnis pun tak kalah lengang.

Kapitalisme, Sosialisme, dan Keadilan

Kumpulan Artikel Agus Rachmat, OSC

Buku ini memang sebuah kumpulan karangan yang diharapkan bisa menjadi tonggak pengenangan khususnya bagi para mahasiswa dan para alumni Fakultas Filsafat yang sudah tersebar di mana-mana, baik dalam negeri maupun luar negeri. Di antara banyak alumni Fakultas Filsafat, ada yang sudah menjadi Imam dan Uskup, provinsial suatu tarekat, wartawan, editor di penerbitan, dan pelbagai macam profesi lain di tengah masyarakat. Kepada merekalah buku ini terbit, sebagiamana juga kepada siapa saja dalam masyarakat umum yang gemar membaca dan haus ilmu. Melalui kumpulan artikel ini, Pastor Agus menawarkan kepada kita semua, sebuah cara berfilsafat dalam konteks.

Buku ini memang sebuah kumpulan karangan yang diharapkan bisa menjadi tonggak pengenangan khususnya bagi para mahasiswa dan para alumni Fakultas Filsafat yang sudah tersebar di mana-mana, baik dalam negeri maupun luar negeri.

Mengalir dari Hati

Penelitian Tindakan di Kelas – Wujud Pembelajaran Eksperimental Y.B. Mangunwijaya

Misi Y.B. Mangunwijaya ketika merintis Sekolah Dasar Eksperimental di Pedukuhan Mangunan, Sleman, Yogyakarta adalah menemukan sebuah sistem pendidikan dasar yang berpihak kepada anak, yang mampu membuka kesempatan kepada anak untuk belajar dengan gembira dan merdeka, namun tetap terarah pada pemekaran bakat-bakat mereka secara eskploratif, kreatif, dan integral. Harapannya, anak terbantu dalam mengembangkan karakter kesetiakawanan, kerja sama, mandiri, disiplin, berdaya juang, dan lentur pada zaman yang serba cepat ini, yang menuntut kreativitas, kemandirian, serta kemampuan berjejaring (bekerja sama) secara sinergis dalam hidup. Gagasan visioner Y.B. Mangunwijaya ini sangat relevan untuk perkembangan pendidikan saat ini. Y.B. Mangunwijaya juga menegaskan pentingnya pendampingan para guru secara berkelanjutan. Guru mempunyai peran penting dalam mengembangkan komunitas pembelajar yang meliputi guru, murid, orang tua, masyarakat, dan semua yang terlibat dalam proses eksperimentasi. Oleh karenanya, tiap guru didorong untuk mengujicobakan berbagai metode dan rancangan pembelajaran yang kreatif untuk menjawab kebutuhan pemekaran bakat anak-anak. Inilah yang menjadi embrio action research atau penelitian tindakan. Hasil-hasil penelitian tindakan yang dihadirkan dalam buku Penelitian Tindakan di Kelas Mengalir dari Hati: Wujud Pembelajaran Eksperimental Y.B. Mangunwijaya ini diharapkan pada saatnya bisa menginspirasi berbagai sekolah. Dengan demikian, sekolah dasar di Indonesia dapat menjadi komunitas pembelajar yang sangat menggairahkan.

Hasil-hasil penelitian tindakan yang dihadirkan dalam buku Penelitian Tindakan di Kelas Mengalir dari Hati: Wujud Pembelajaran Eksperimental Y.B. Mangunwijaya ini diharapkan pada saatnya bisa menginspirasi berbagai sekolah.

Pendidikan Multikultural

Strategi Mengelola Keberagaman di Sekolah

Buku ini merupakan kumpulan praktik-praktik yang dilakukan oleh warga sekolah terutama guru atau staf dalam mengelola dan merayakan keberagaman. Buku ini lahir dari hasil penelitian yang dilakukan para penulis di ruang kelas dan sekolah. Bagian Pendahuluan ditulis oleh Bapak Doni Koesoema yang mengupas paradigma pendidikan multikultur yang syarat akan nillai-nilai karakter untuk mendorong semua warga sekolah dalam mewujudkan perilaku toleransi dan penghormatan terhadap keberagaman. Terdapat lima implementasi pendidikan multikultur yang dikupas sehubungan dengan peran individu di sekolah yaitu guru kelas, guru mata pelajaran, koordinator kurikulum, head of curriculum, kepala sekolah, dan konselor sekolah. Beberapa peran ini menunjukkan bahwa hasil riset dan refleksi yang dihasilkan dalam buku ini memberikan perspektif yang merata tentang keberagaman. Selain itu, kelima karya tulis dalam buku ini memaparkan fokus bahasan yang beragam pula yaitu tentang anak, guru, orang tua, sekolah, dan program multikultur itu sendiri.

Bagian Pendahuluan ditulis oleh Bapak Doni Koesoema yang mengupas paradigma pendidikan multikultur yang syarat akan nillai-nilai karakter untuk mendorong semua warga sekolah dalam mewujudkan perilaku toleransi dan penghormatan terhadap ...

Metodologi Penelitian Desain Komunikasi Visual – Edisi Revisi

Tugas Akhir menjadi karya akhir bagi mahasiswa Desain Komunikasi Visual untuk mencapai kesarjanaannya, selain membuat karya visual juga dituntut untuk menyusun laporan berbasis pada penelitian. Metodologi menjadi kata yang terkesan sulit, padahal jika dimengerti prinsip dan tahapannya akan menjadi mudah. Sesuai dengan tahapan pada design thinking, buku ini menunjang tahap define penentuan fenomena dan permasalahan, serta tahap research pengumpulan data dan analisis yang hasilnya akan digunakan pada tahap ideate. Berbeda dengan metode penelitian yang selalu berkutub kuantitatif atau kualitatif, desain sebagai problem solving memerlukan pandangan yang lebih luas. Penelitian desain komunikasi visual menggunakan tiga aspek untuk membahas karya visual, yaitu aspek karya itu sendiri, aspek pembuat karya atau desainer, dan aspek pemirsa atau target audience. Setiap aspek menggunakan istrumen penelitian yang berbeda, hasilnya digunakan untuk penarikan kesimpulan dan penentuan kriteria big idea untuk mendesain. Salah satu persyaratan lulus sarjana adalah mengunggah tulisan ilmiah dengan format jurnal dari laporan tugas akhir, yang persyaratannya hampir sama dengan penulisan skripsi. Untuk itu latihan penulisan laporan ilmiah sudah dapat dimulai dari mata kuliah Bahasa Indonesia, logika membentuk kata, kalimat, alinea. Dilanjutkan dengan cara mengumpulkan data dan menganalisis pada mata kuliah Metode Penelitian, kemudian melakukan penelitian serta mempresentasikan hasilnya pada mata kuliah Seminar, dan mengaplikasikan semua tahapan ini pada Tugas Akhir. Dilengkapi dengan panduan penulisan untuk jurnal, buku ini dapat memudahkan para mahasiswa dalam mencari data, menganalisis, menyusun laporan ilmiah, mempresentasikan dalam forum seminar, serta menulis artikel untuk publikasi ilmiah.

Tugas Akhir menjadi karya akhir bagi mahasiswa Desain Komunikasi Visual untuk mencapai kesarjanaannya, selain membuat karya visual juga dituntut untuk menyusun laporan berbasis pada penelitian.

Metodologi Penelitian

Desain Komunikasi Visual

Tugas Akhir menjadi karya akhir bagi mahasiswa Desain Komunikasi Visual untuk mencapai kesarjanaannya, selain membuat karya visual juga dituntut untuk menyusun laporan berbasis pada penelitian. Metodologi menjadi kata yang terkesan sulit, padahal jika dimengerti prinsip dan tahapannya akan menjadi mudah. Sesuai dengan tahapan pada design thinking, buku ini menunjang tahap define penentuan fenomena dan permasalahan, serta tahap research pengumpulan data dan analisis yang hasilnya akan digunakan pada tahap ideate. Berbeda dengan metode penelitian yang selalu berkutub kuantitatif atau kualitatif, desain sebagai problem solving memerlukan pandangan yang lebih luas. Penelitian desain komunikasi visual menggunakan tiga aspek untuk membahas karya visual, yaitu aspek karya itu sendiri, aspek pembuat karya atau desainer, dan aspek pemirsa atau target audience. Setiap aspek menggunakan istrumen penelitian yang berbeda, hasilnya digunakan untuk penarikan kesimpulan dan penentuan kriteria big idea untuk mendesain. Salah satu persyaratan lulus sarjana adalah mengunggah tulisan ilmiah dengan format jurnal dari laporan tugas akhir, yang persyaratannya hampir sama dengan penulisan skripsi. Untuk itu latihan penulisan laporan ilmiah sudah dapat dimulai dari mata kuliah Bahasa Indonesia, logika membentuk kata, kalimat, alinea. Dilanjutkan dengan cara mengumpulkan data dan menganalisis pada mata kuliah Metode Penelitian, kemudian melakukan penelitian serta mempresentasikan hasilnya pada mata kuliah Seminar, dan mengaplikasikan semua tahapan ini pada Tugas Akhir. Dilengkapi dengan panduan penulisan untuk jurnal, buku ini dapat memudahkan para mahasiswa dalam mencari data, menganalisis, menyusun laporan ilmiah, mempresentasikan dalam forum seminar, serta menulis artikel untuk publikasi ilmiah.

Tugas Akhir menjadi karya akhir bagi mahasiswa Desain Komunikasi Visual untuk mencapai kesarjanaannya, selain membuat karya visual juga dituntut untuk menyusun laporan berbasis pada penelitian.

Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Prasasti Palah 1119 Ś

Prasasti Palah 1119 ? merupakan salah satu prasasti masa Kerajaan Kadiri yang masih in situ dan ditemukan satu konteks dengan Kompleks Candi Panataran: bangunan suci Palah. Prasasti Palah dikeluarkan pada tahun 1119 ? (1197 M) pada bulan Juni–Juli oleh Sri Maharaja Sri Sarwwe?wara yang bergelar Çri Wikram?wat?r?nindita Digjayotunggadewan?ma dan menggunakan lencana kebesaran Çrnggalañcana. Prasasti Palah 1119 ? terkait dengan peristiwa penetapan s?ma kepada s?mya sang catur lurah, dan peristiwa suci ini diresmikan dengan pendirian batu prasasti melalui upacara prathista untuk sebuah bangunan suci, yaitu Candi Panataran (Candi Palah) yang diperuntukkan bagi pemujaan kepada Paduka Bhat?ra di Palah. Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa paparan isi Prasasti Palah 1119 ? mengandung nilai-nilai abadi pendidikan karakter, yaitu nilai religius, disiplin, kerja keras, demokratis, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif, peduli lingkungan, dan tanggung jawab. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa kesembilan “nilai-nilai abadi pendidikan karakter” tersebut telah mengakar kuat sejak abad ke-12 hingga abad ke-14 M. Temuan penelitian ini layak untuk dikembangkan, diinternalisasikan, dan direlevansikan dengan konteks kehidupan kekinian jelang abad ke-21 M. Penerapan atau penginternalisasian nilai-nilai abadi pendidikan karakter pada isi Prasasti Palah 1119 ? memerlukan proses pembelajaran terus-menerus pada peserta didik di kelas dengan inovasi pembelajaran yang menarik, berbasis teknologi abad ke-21 M. Hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa paparan tentang Prasasti Palah 1119 ? ini telah menjadi panduan hidup abadi serta mendapat perhatian yang serius dari masyarakat Jawa Kuno sejak masa Kadiri (abad ke-12 M), Singhasari (abad ke-13 M), hingga akhir Majapahit (abad ke-14 M). Hal ini terbukti dengan diabadikannya keberadaan prasasti dan bangunan suci, yaitu Candi Palah (Candi Panataran sekarang), yang bangunan candinya bahkan direnovasi berkali-kali pada masa Majapahit. Dengan demikian, Prasasti Palah 1119 ? dapat dijadikan sebagai sumber belajar sejarah, yakni sebagai media abadi tentang nilai-nilai pendidikan karakter. Hal ini juga sangat relevan serta tidak bertentangan untuk dikembangkan dalam konteks kehidupan kekinian. Selamat membaca para khalayak karena buku referensi ini sangat menginspirasi!

Nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter dirumus-kan dari empat sumber, yaitu agama, Pancasila, budaya, ... karakter akan berhasil, bila disertai dengan media pembelajaran yang tepat dan diberikan sejak anak usia dini.

Inspirasi Praktik Baik Pendidikan Karakter Berbasis Kultur Sekolah

Membentuk Budaya Berkarakter Setiap Hari

Kultur sekolah berkarakter menciptakan lingkungan yang ramah secara moral dan suportif bagi pertumbuhan personal individu. Budaya ini hanya bisa terbentuk melalui praktik pendidikan karakter dalam kehidupan sehari-hari. Inilah yang kami tawarkan kepada para pelaku pendidikan. Buku ini akan mengubah perspektif Anda cara membangun budaya sekolah berkarakter melalui kebiasaan kecil dalam keseharian kita. Kultur sekolah adalah seluruh rangkaian kegiatan kecil yang dilakukan oleh seluruh warga sekolah mulai dari masuk pintu gerbang sekolah, berada di lingkungan sekolah, berkomunikasi dan berinteraksi antarwarga sekolah, sampai cara sekolah membangun ikatan mendalam dengan masyarakat sebagai lingkungan lebih luas yang membangun identitas sebuah sekolah. Inspirasi Praktik Baik Pendidikan Karakter Berbasis Kultur Sekolah adalah kisah-kisah sederhana berbagi praktik baik dalam implementasi pendidikan karakter yang mudah dilakukan dan dipraktikkan oleh seluruh warga sekolah. Membaca dan mempraktikkan isi buku ini adalah tantangan bagi setiap kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan dalam membangun kultur sekolah berkarakter.

Inspirasi Praktik Baik Pendidikan Karakter Berbasis Kultur Sekolah adalah kisah-kisah sederhana berbagi praktik baik dalam implementasi pendidikan karakter yang mudah dilakukan dan dipraktikkan oleh seluruh warga sekolah.

Inspirasi Praktik Baik Pendidikan Karakter Berbasis Kelas dan Komunitas

Merdeka Belajar dalam Komunitas Moral yang Ramah

Belajar akan efektif bila ada suasana kemerdekaan belajar dan didukung dengan budaya sekolah yang ramah. Dua kondisi ini menjadi satu paket dalam pendidikan karakter utuh dan menyeluruh. Kemerdekaan adalah dasar bagi pertanggungjawaban individu terhadap proses pendidikan yang dilakukannya. Dengan diberi kemerdekaan belajar, peserta didik dapat bertumbuh dengan lebih natural sesuai dengan minta, bakat dan talenta yang dimiliki. Merdeka Belajar mendekatkan aspirasi individu pada cita-cita masa depannya. Merdeka belajar akan berhasil bila keseluruhan proses pembelajaran mencerminkan semangat autentik dan menimba ilmu pengetahuan. Untuk menimba ilmu, individu tidak bisa melakukannya sendiri. Ada saatnya ia bekerja secara mandiri, ada pula dalam sebuah kolaborasi. Kadang satuan pendidikan perlu menengok keluar sekolah untuk membangun komunikasi dan kolaborasi dengan masyarakat untuk meningkatkan kualitas individu sebagai pemelajar. Dengan pendekatan pedagogis yang baik serta kolaborasi dengan pemangku kepentingan yang lebih luas, pendidikan karakter akan berjalan secara lebih efektif. Kelas dan komunitas merupakan bagian integral yang menjadi konteks dan latar bagi pendidikan karakter. Bila belajar itu sendiri tidak lain adalah memungut pengalaman berharga dalam kehidupan, dan pengalaman ini hanya dapat ditemukan dalam kebersamaan maupun komunitas, maka komunitas yang menjadi dasar budaya sekolah menjadi tempat strategis pembentukan karakter. Ruang kelas, seluruh warga sekolah, flora dan fauna di sekitar sekolah, budaya lokal, dan kebajikan tokoh masyarakat, menjadi sumber pembelajaran dan pembentukan karakter tidak kunjung henti. Buku ini menawarkan khasanah kekayaan itu melalui inspirasi-inspirasi praktik baik baik dalam pembelajaran dan kolaborasi yang autentik dan sudah teruji di satuan pendidikan.

Belajar akan efektif bila ada suasana kemerdekaan belajar dan didukung dengan budaya sekolah yang ramah.

Nilai Dasar Logo Konseling

Buku ini memuat pemikiran penulis mengenai nilai dasar logo konseling yang merupakan perspektif teoretis terhadap konseling makna hidup yang bersumber pada spiritual dalam rangka meningkatkan kesadaran diri, penerimaan diri, ketegasan diri, tujuan hidup, tanggung jawab diri, integritas diri untuk menemukan makna dan tujuan hidup serta penghargaan atas dirinya. Nilai dasar logo konseling merupakan suatu proses pendidikan yang signifikan dan efektif karena memiliki: (1) nilai-nilai sikap sebagai sumber kekuatan menyikapi kondisi dan masalah yang dialami; (2) model Logo Konseling untuk Memperbaiki Low Spiritual Self-Esteem; (3) kompetensi dan integritas diri untuk mengeksplorasi nilai-nilai sikap; (4) penerimaan dan ketegasan diri untuk mengembangkan keyakinan inti seimbang dan asumsi berpikir positif; (5) transendensi diri untuk melakukan transformasi nilai dan modifikasi sikap; (6) realisasi makna yang berhubungan dengan pengendalian dan pengembangan diri untuk memperoleh healthy spiritual self-esteem dan menemukan meaning of life.

Nilai dasar logo konseling merupakan suatu proses pendidikan yang signifikan dan efektif karena memiliki: (1) nilai-nilai sikap sebagai sumber kekuatan menyikapi kondisi dan masalah yang dialami; (2) model Logo Konseling untuk Memperbaiki ...