Sejak era Renaisans di Barat, sains bisa dikatakan telah menaklukkan agama. Agama di Barat memang masih diakui keberadaannya, tetapi posisinya terus terpinggirkan dari ranah ilmu pengetahuan, hanya bersemayam di ranah misteri wahyu. Islam, sebaliknya, tidak mempertentangkan wahyu dan ilmu pengetahuan karena keduanya merupakan dua aspek dari kebenaran yang sama. Wahyu Al-Quran mengajak pembacanya untuk meneliti alam dan mengembangkan ilmu pengetahuan: "Apakah mereka tidak memerhatikan bagaimana unta diciptakan, langit ditinggikan, gunung ditegakkan, bumi dihamparkan?" Begitu pula, temuan-temuan mutakhir ilmu pengetahuan diyakini semakin mengukuhkan kebenaran-abadi Al-Quran. Buku ini mengajak Anda untuk mengeksplorasi isyarat-isyarat sains yang bertaburan di dalam Al-Quran. Inilah safari zikir dan pikir menjelajahi semesta ilmu-ilmu yang wajib dibaca oleh setiap pengkaji Al-Quran dan ilmu pengetahuan. [Mizan, Mizania, Referensi, Agama]
MANAJEMEN KEMENANGAN BELAJAR DARI PERANG BADAR Ketika sebuah pasukan perang kembali membawa kemenangan, umumnya mereka disambut aneka sanjungan. Hal ini sungguh berbeda dengan surat al-Anfal yang turun usai Perang Badar. Komentar ilahiyah itu justru tak banyak memberikan pujian, tapi sarat kritik dan anjuran berbenah. Di sinilah Allah ingin memberikan pelajaran berharga bagi kaum Muslimin. Bahwa, orang yang menang tak selalu harus mendapat sanjungan, dan orang kalah tak mesti dikritik habis-habisan. Sebab, sanjungan kerap membuat orang lupa diri, kritikan tak jarang membuat orang putus asa. Surah al-Anfal merupakan “komentar ilahiyah” terhadap Perang Badar. Medan Badar telah memberikan begitu banyak pelajaran. Bukan hanya bagi Nabi saw dan para shahabat yang hidup pada masa itu, tapi juga bagi kita kini. Pelajaran paling berharga itu adalah: kemenangan itu harus direncanakan dan dimenej. Jika tidak, ia bisa jadi awal kekalahan. Buku ini bukan semata menuturkan bagaimana terjadinya perang Badar, tapi juga membedah strategi Nabi saw memenangkan pertempuran.
Muhamadiyah dan NU adalah kekuatan non-negara, kekuatan masyarakat sipil Islam yang otoritatif, berhadapan dengan kekuatan negara. Di pihak lain, negara juga berharap banyak pada kekuatan kedua organisasi massa itu untuk terlibat dalam proses demokratisasi dalam masa transisi seperti saat ini. Peran kedua ormas tersebut pada faktanya memang tak bisa diremehkan. Kekuatan moral dan intelektual menjadi modal sosial yang lebih dari cukup untuk membangun kesadaran politik pada tingkat publik di satu pihak, dan untuk menjaga kohesivitas antar-elemen masyarakat di pihak yang lain. Buku ini mencoba melihat secara lebih detail pergulatan kelembagaan maupun individu di dalam Muhammadiyah dan NU dalam menyikapi proses demokratisasi, serta persepsi publik terhadap demokrasi dan segala isu turunannya. Meski telah banyak buku yang ditulis mengenai pergulatan Muhammadiyah dan NU dalam konteks relasi agama dan negara, buku ini menyumbangkan gambaran nyata dari perdebatan internal kedua organisasi itu, baik pada tingkat konsepsi maupun operasional. Buku seperti ini layak diapresiasi oleh berbagai kalangan yang ingin melakukan studi lebih lanjut tentang proses transisi menuju demokrasi di Indonesia, dan bagi peminat kajian relasi Islam dan negara di Indonesia.
Dari perspektif yang luas , warga Muhammadiyah dan NU berpendapat bahwa
orang yang bersikap kritis adalah mereka ... Muhammadiyah mengklaim bahwa
ijtihad , ar - ruju ' ila al - Qur ' an wa as - sunnah ( kembali kepada Quran dan ...
Percakapan Bahasa Arab Modern bagi Pemula berguna bagi pelajar yang baru mulai belajar bahasa Arab modern. Buku ini memuat percakapan dasar sehari-hari yang biasa digunakan dalam pertemuan formal dengan menggunakan bahasa Arab standar atau fusha.
Pelajarilah bahasa Arab, karena sesungguhnya ia bagian dari agamamu. —Umar bin Khatthab Belajar Apa Saja dari Buku ini? • Pembagian Kata dalam Bahasa Arab • Jumlah dan Syibhul Jumlah • Mubtada’ • Khabar • Isim Kana • Khabar Inna • Fa’il • Na’ibul Fa’il • Na’at • ‘Athaf • Taukid • Badal • Status Manshub dan Kedudukan Isim • Khabar Kana • Maf’ul Bih • Maf’ul Muthlaq • Maf’ul Liajlih • Maf’ul Fih (Zharaf Zaman dan Zharaf Makan) • Hal • Mustatsna • Munada • Tamyiz • Na’at, Taukid, Badal dan ‘Athaf • Tanda-tanda Status Majrur Isim • Mudhaf • Mudhaf Ilaih • Na’at, Taukid, Badal dan ‘Athaf • Isim Ghairu Munsharif • Isim Mabni • ‘Adad Murakkab dari 11 sampai 19 (Selain 12)• Isim Fi’il • Fi’il Ditinjau dari Perubahan Bentuk Akhirnya • Harf-harf yang Masuk pada Isim • Harf-harf yang Masuk pada Fi’il • Harf-harf yang Masuk pada Isim dan Fi’il • Macam-macam Uslub dalam Kaidah Nahwu • Model Standar dalam Meng-i’rab • Latihan Mempraktikkan Kaidah Nahwu. Banyak orang meyakini bahwa kaidah-kaidah tata bahasa Arab memiliki tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi sehingga mustahil untuk benar-benar mendalaminya jika tidak mempelajarinya secara spesifik. Di sisi lain, kebanyakan orang mempelajari tata bahasa Arab secara parsial alias tidak menyeluruh. Akibatnya, banyak orang mengalami kesulitan untuk menguasai bahasa Arab. Didorong keinginan untuk menjawab persoalan itulah buku ini disusun dan diterbitkan. Lengkap, sistematis dan bisa dipelajari secara otodidak. Buku ini sangat layak menjadi referensi pustaka bagi para pelajar/santri, mahasiswa, guru/dosen, dan profesional yang ingin mendalami bahasa Arab secara baik. Sesuai judul aslinya, mulakkhash qawa’id al-lughah al-arabiyyah, buku karya pakar bahasa Arab asal Mesir ini merupakan ringkasan dari kaidah-kaidah tata bahasa Arab yang disajikan secara praktis dan mudah dipelajari disertai penjelasan mengenai setiap persoalan dengan contoh dan tabelnya. Selamat belajar!
PERTAMA . KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA MANGAKOE
BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE , TANAH INDONESIA . KEDOEA . KAMI
POETERA DAN POETERI INDONESIA MANGAKOE BERBANGSA JANG SATOE
, BANGSA ...
... hanya berdiri di pojok, diam seribu bahasa, matanya tidak boleh melihat ke
mana-mana, hanya menatap pada tangan tuannya. Begitu tangan tuannya
bergerak, hamba segera mengeluarkan minuman. Sejenak kemudian, tangan
tuannya ...