Sebanyak 3 item atau buku ditemukan

WAJAH POLITIK MUAWIYAH BIN ABU SUFYAN

MENGURAI SEJARAH KONFLIK SUNNI-SYIAH

Muawiyah bin Abu Sufyan satu di antara ribuan sahabat Nabi saw yang paling kontroversial. Ia lahir dari kedua orangtua yang sebelumnya sangat memusuhi Islam: Abu Sufyan bin Harb dan Hindun binti Utbah. Sikapnya terhadap Khalifah Ali bin Abi Thalib, dianggap makar dan tergolong bughat (pemberontak). Tindakannya mengangkat putranya Yazid sebagai khalifah, dituding telah menciptakan sistem baru yang tak pernah ada sebelumnya. Di sisi lain, jasa Muawiyah tak bisa dipungkiri. Pencatat wahyu ini tak hanya mampu mengakhiri konflik antar kaum Muslimin di masanya, tapi juga berhasil menancapkan pondasi sebuah dinasti yang telah memberikan begitu besar jasanya bagi dunia Islam: Dinasti Umayyah. Maka, sosok Muawiyah pun mendapat banyak sorotan. Di satu sisi, ada yang membencinya habis-habisan. Berbagai julukan ditabalkan. Ia disebut licik, culas, musang berbulu domba dan pengkhianat! Di satu pihak, kita justru menemukan banyak ‘nash’ tentang keutamaan sahabat Nabi saw ini. Rasulullah saw pernah bersabda, “Tentara dari umatku yang mula-mula berperang mengarungi lautan sudah pasti mendapat surga,” (HR Bukhari dan Muslim). Dan, Muawiyah adalah pemimpin armada angkatan laut umat Islam pertama di masa pemerintahan Utsman bin Affan. Ketika mengangkatnya sebagai gubernur Syam, Umar bin Khaththab berkata, “Janganlah kalian menyebut Muawiyah kecuali dengan kebaikan.” Saat ditanya tentang mana yang lebih utama antara Muawiyah dan Umar bin Abdul Aziz, Abdullah bin Mubarak menjawab, “Demi Allah, debu yang berada di lubang hidung Muawiyah karena berjihad bersama Rasulullah saw, lebih baik daripada Umar bin Abdul Aziz!” Buku ini hadir untuk mendudukkan masalah sebenarnya. Bagaimana kita menyikapi Muawiyah? Apa saja kiprahnya? Bagaimana peran politik pencatat wahyu di masa Nabi saw ini sebenarnya? Mujahidkah ia atau pemberontak?

Muawiyah bin Abu Sufyan satu di antara ribuan sahabat Nabi saw yang paling kontroversial.

UMRAH SAMBIL BELAJAR SIRAH

MENAPAK TILAS SEJARAH RASULULLAH

Umrah itu ibadah yang melibatkan banyak sisi; waktu, fisik, dan biaya. Karena itu, amat disayangkan jika umrah hanya dimaknai dengan sempit. Seharusnya, selain ibadah, umrah juga mesti menjadi sarana menapaktilas tempat-tempat suci, berkah dan bersejarah. Ada banyak tempat bersejarah di Tanah Suci. Bahkan, Makkah dan Madinah sendiri adalah tempat bersejarah. Di kedua kota inilah Nabi saw dan para shahabatnya menghabiskan banyak waktu. Makkah tempat kelahiran Rasulullah saw. Madinah adalah kota tempat beliau dimakamkan. Menapaktilasi kedua kota suci berarti kita sedang belajar sejarah hidup manusia mulia. Kita seolah sedang merangkai sisi-sisi kehidupan Rasulullah saw. Nah, membaca buku ini, kita tak hanya dipandu bagaimana melaksanakan umrah yang benar tapi juga diberikan wawasan tentang tempat-tempat yang akan dikunjungi. Buku ini juga dilampiri kiat-kiat praktis bagaimana beribadah di Raudhah, shalat di Hijr Ismail atau mencium Hajar Aswad berdasarkan pengalaman penulis yang telah berkali-kali membimbing jamaah umrah. Bagi yang akan berangkat umrah, buku ini bisa menjadi panduan. Untuk yang sudah berangkat, karya ini akan menyegarkan kembali kenangan Anda tentang Tanah Suci.

Umrah itu ibadah yang melibatkan banyak sisi; waktu, fisik, dan biaya.

MANAJEMEN KEMENANGAN

BELAJAR DARI PERANG BADAR

MANAJEMEN KEMENANGAN BELAJAR DARI PERANG BADAR Ketika sebuah pasukan perang kembali membawa kemenangan, umumnya mereka disambut aneka sanjungan. Hal ini sungguh berbeda dengan surat al-Anfal yang turun usai Perang Badar. Komentar ilahiyah itu justru tak banyak memberikan pujian, tapi sarat kritik dan anjuran berbenah. Di sinilah Allah ingin memberikan pelajaran berharga bagi kaum Muslimin. Bahwa, orang yang menang tak selalu harus mendapat sanjungan, dan orang kalah tak mesti dikritik habis-habisan. Sebab, sanjungan kerap membuat orang lupa diri, kritikan tak jarang membuat orang putus asa. Surah al-Anfal merupakan “komentar ilahiyah” terhadap Perang Badar. Medan Badar telah memberikan begitu banyak pelajaran. Bukan hanya bagi Nabi saw dan para shahabat yang hidup pada masa itu, tapi juga bagi kita kini. Pelajaran paling berharga itu adalah: kemenangan itu harus direncanakan dan dimenej. Jika tidak, ia bisa jadi awal kekalahan. Buku ini bukan semata menuturkan bagaimana terjadinya perang Badar, tapi juga membedah strategi Nabi saw memenangkan pertempuran.

MANAJEMEN KEMENANGAN BELAJAR DARI PERANG BADAR Ketika sebuah pasukan perang kembali membawa kemenangan, umumnya mereka disambut aneka sanjungan.