Sebanyak 2006 item atau buku ditemukan

Jurnalistik

Literary Journalism

Buku ini disusun untuk melayani mahasiswa Ilmu Komunikasi. Selain itu diperuntukkan juga bagi mahasiswa lainnya dalam matakuliah yang hampir sama. Buku ini juga dapat melayani masyarakat peminat jurnalistik yang memerlukan up date sekitar perkembangan dunia jurnalistik kekinian sejalan dengan perkembangan zaman. Sasaran yang ingin dicapai dengan buku ini, secara umum menginginkan mahasiswa memiliki pemahaman yang holistik tentang jurnalistik, baik secara teoretis maupun praktis. Secara khsusus mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan praktis dalam menyusun karya jurnalistik, khususnya teknis menulis literary journalism yang merupakan hasil perpaduan keterampilan antara jurnalistik terapan dan sastra terapan. *** Persembahan penerbit Kencana (Prenadamedia Group)

Secara khsusus mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan praktis dalam menyusun karya jurnalistik, khususnya teknis menulis literary journalism yang merupakan hasil perpaduan keterampilan antara jurnalistik terapan dan sastra terapan. *** ...

Sosiologi Hukum

Petasan Ditinjau dari Perspektif Hukum dan Kebudayaan

Siapa sih yang tidak mengenal petasan?? dari mulai anak-anak hingga yang sudah dewasa pun pasti mengenal petasan. Bahkan ada di beberapa upacara/adat di masyarakat yang menggunakan petasan. Namun, petasan yang digunakan masih melebihi wajar. Nah, bagaimanakah hukum di Indonesia jika ukuran petasan melebihi ketentuan yang telah ditetapkan?? Buku ini membahas tentang sosiologi Hukum : Petasan Ditinjau dari Perspektif baik secata Hukum maupun Kebudayaan simak selengkapnya! [Penerbit Deepublish, Deepublish, Hukum, Budaya, Dr. Hj. Tina Asmarawati, S. H. , M. H.]

Buku Sosiologi hukum: petasan ditinjau dari perspektif hukum dan kebudayaan ini diterbitkan oleh penerbit deepublish dan tersedia juga versi cetaknya. [Penerbit Deepublish, Deepublish, Hukum, Budaya, Dr. Hj. Tina Asmarawati, S. H. , M. H.]

Sosiologi Politik

Sosiologi politik merupakan kajian interdisiplin, irisan dua bidang ilmu, yakni sosiologi dan politik. Apabila sosiologi mengkaji mengenai masyarakat, lalu politik mengkaji kekuasaan para pengambil keputusan, maka sosiologi politik mengkaji relasi antara kehidupan masyarakat dengan keputusankeputusan yang diambil oleh penguasa. Konsep-konsep sosiologi politik bersifat dinamis dan mengikuti perkembangan zaman sehingga menarik perhatian siapa saja yang mengikuti dinamika politik. Manfaat terbesar dari bidang sosiologi politik adalah mencerdaskan pembaca dalam menganalisis situasi sosial politik yang ada di sekitarnya. Buku ini terdiri dari tujuh bab, dimana pembahasan dimulai dari konsep dasar sosiologi politik, konsep kekuasaan, faktor-faktor dalam struktur politik, unsur-unsur politik, gerakan sosial dan partai politik, konflik dan penyelesaiannya, terakhir hubungan parpol dengan perubahan politik. Pemilihan tema disesuaikan dengan konsep-konsep yang sering didiskusikan dalam ruang perkuliahan dan issue yang menjadi perbincangan di berbagai media massa. Sehingga buku Sosiologi Politik ini dapat digunakan oleh mahasiswa dan para pembaca yang tertarik dengan fenomena sosiologi politik. Konsep yang terdapat dalam buku ini berasal dari konsep-konsep yang telah dituliskan oleh penulis buku sosiologi politik sebelumnya, seperti Tom Bootomore, Rafael Raga Maran, Maurice Duverger, Damsar, Michael Rush & Philip Althoff, Keith Faulks dan Mochtar Mas’oed Nasikun. Kelebihan buku ini adalah dituliskan dalam bahasa yang lebih sederhana, dilengkapi dengan bagan alur serta beberapa analisis fenomena sosiologi politik terkini, sehingga diharapkan mudah dimengerti oleh para pembaca.

Sosiologi politik merupakan kajian interdisiplin, irisan dua bidang ilmu, yakni sosiologi dan politik.

Sosiologi Agama: Memahami Perkembangan Agama dalam Interaksi Islam

Secara doktrinal, agama bersifat permanen yang tidak bisa berubah sekalipun terjadi perubahan sosial. Akan tetapi, begitu agama menjadi milik manusia maka tidak bisa dihindari terjadinya tiga aktivitas manusia, yaitu pemahaman, penghayatan, dan pengamalan terhadap agama. Dengan demikian, makna agama yang laten muncul dalam berbagai bentuk baik interpretasi maupun aktualisasi sebagai wujud dari manifes agama. Selanjutnya, agama yang telah diolah manusia sebagai dasar yang membentuk pandangan dunia (world view), maka agama telah berubah posisi dari kebenaran yang absolut menjadi kebenaran yang relatif. Akan tetapi, sering manusia tidak menyadari hal tersebut sekalipun yang mereka sebut kebenaran absolut ajaran agama hanyalah terbatas pada sejumlah simbol sebagai hasil pemahaman. penghayatan, dan pengamalan ajaran agama. Sikap yang demikian cenderung melahirkan konflik di kalangan umat beragama bukan hanya konflik yang bersifat eksternal yaitu antar-umat yang berbeda agama, melainkan juga intemal yaitu antar-penganut dalam satu agama. Tetapi dalam pemahaman agama yang didasari solidaritas spiritualitas, maka perbedaan agama tidak menghalangi mereka untuk hidup dalam suasana ukhuwah antara satu dengan lainnya. Dari fakta sosial, kelihatan bahwa agama dalam persepsi manusia adalah suatu subsistem sosial di antara sekian banyak subsistem sosial lainnya, seperti politik, ekonomi, pendidikan, dan hukum. Dalam kaitan itu, karena agama telah larut berinteraksi dalam berbagai kehidupan sosial, maka agama juga tidak bisa dihindari terlibat dalam proses interaksi dengan berbagai subsistem tersebut. Sebagai hasil dari interaksi itu, maka tidak bisa dihindari terjadinya berbagai realitas saling memengaruhi antarsubsistem sosial. Di antara wujud dari proses interaksi itu adalah muncul gagasan untuk melakukan pemurnian dan pembaruan terhadap interpretasi agama. Pemurnian diperlukan untuk menyaring laten agama dari manifes agama. Demikian juga pembaruan diperlukan untuk mendorong posisi agama sebagai landasan etos kerja menuju kehidupan beragama yang dinamis, kreatif, dan inovatif. Demikianlah pentingnya agama bagi kehidupan manusia dan juga pentingnya subsistem sosial memperkaya pemahaman. penghayatan, dan pengamalan terhadap ajaran agama.

Secara doktrinal, agama bersifat permanen yang tidak bisa berubah sekalipun terjadi perubahan sosial.

Siap menghadapi ujian nasional 2009 sosiologi sma/ma

Sosialisasi formal adalah sosialisasi yang terjadi melalui lembaga - lembaga
negara , seperti lembaga pendidikan . Sebaliknya , sosialisasi informal adalah
sosialisasi yang terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat ...