Sebanyak 3008 item atau buku ditemukan

Ushul Fikih untuk MA/SMAIT Kelas XII

Buku Ushul Fikih Kelas XII MA/SMAIT memuat materi tentang definisi Ushul Fikih, objek pembahasan Ushul Fikih, faedahnya, perkembangannya, penjelasan tentang sumber-sumber tasyri' (penetapan syariat), ahkam taklifiyah, ahkam wadh;iyah, mengenal awamir, nawahi, al-'umum, al-khusus, muthlaq, muqayyad, al-mujmal, al-mufashal, dan ditutup dengan penjelasan tentang hukum-hukum ijtihad dan taklid. Ilmu Ushul Fikih adalah ilmu yang mulia dan bermanfaat. Ilmu ini digunakan untuk mengetahui kaidah-kaidah penarikan kesimpulan hukum syariat dari dalil-dalilnya secara terperinci. ilmu ini juga digunakan sebagai sarana untuk mengetahui hukum Allah Ta'ala pada permasalahan-permasalahan kontemporer.

Buku Ushul Fikih Kelas XII MA/SMAIT memuat materi tentang definisi Ushul Fikih, objek pembahasan Ushul Fikih, faedahnya, perkembangannya, penjelasan tentang sumber-sumber tasyri' (penetapan syariat), ahkam taklifiyah, ahkam wadh;iyah, ...

Ilmu Manajemen (Teori dan Aplikasi)

Kehadiran Buku Ilmu Manajemen (Teori dan Aplikasi) ini disusun oleh para akademisi dan praktisi dalam bentuk buku kolaborasi. Walaupun masih jauh dari kesempurnaan, tetapi kami mengharapkan buku ini dapat menjadi referensi atau bahan bacaan dalam menambah khasanah keilmuan khususnya mengenai ilmu manajemen. Sistematika penulisan buku ini diuraikan dalam dua belas bab yang memuat tentang Dasar Manajemen, Perkembangan Teori Manajemen, Ruang Lingkup Manajemen, Perencanaan, Pengorganisasian, Manajemen Strategi, Pengambilan Keputusan, Motivasi, Komunikasi, Pengawasan dan Pengendalian, Lingkungan dan Budaya Organisasi, dan ditutup dengan bab Etika Bisnis dan Tanggungjawab Sosial Perusahaan.

Proses manajemen terjadi seperti sebuah lingkaran yang berkelanjutan. Pada intinya, menurut Koontz, aktivitas manajemen mencakup pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisa informasi. Pendekatan sistem – dalam pendekatan ini, ...

Efisiensi dan Produktifitas Rumah Sakit: Teori dan Aplikasi Pengukuran dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis

Pengelolaan rumah sakit yang efisien dan produktif dengan tetap memperhatikan kendali mutu dan biaya menjadi kunci agar mampu bertahan di era Jaminan Kesehatan Nasional saat ini. Perubahan sistem pembayaran dari sistem fee for services ke sistem prospective payment system dengan menggunakan tarif paket INA-CBGs telah memaksa rumah sakit untuk dapat beroperasional lebih efisien tanpa mengurangi mutu pelayanan. Salah satu pendekatan yang paling sering digunakan untuk mengukur efisiensi dan produktifitas rumah sakit adalah Data Envelopment Analysis (DEA). Kelebihan DEA adalah mampu mengakomodasi banyak input maupun output dalam banyak dimensi. Pengukuran efisiensi yang didapatkan pun lebih akurat. DEA telah diaplikasikan secara luas dalam evaluasi efisiensi dan produktivitas pada berbagai bidang termasuk rumah sakit. Saat ini buku yang membahas tentang penggunaan metode DEA dalam bidang perumahsakitan masih sangat kurang. Oleh karena itu, buku ini disusun berdasarkan hasil penelitian untuk membantu para praktisi dan manajer rumah sakit untuk dapat mengelola tingkat efisiensi dan produktifitas rumah sakit serta disertai pembahasan mengenai strategi yang dapat ditempuh. Buku ini juga disusun untuk membantu para mahasiswa dan praktisi perumahsakitan dalam mempelajari konsep-konsep Badan Layanan Umum serta efisiensi dan produktifitas di rumah sakit dengan menggunakan pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA). Pada akhirnya buku ini juga diharapkan dapat memberi masukan kepada para pengambil kebijakan tentang bagaimana dampak Kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional di Indonesia terhadap tingkat efisiensi dan produktifitas rumah sakit serta implikasi kebijakan yang dapat diambil untuk mengatasinya.

... Theory : An Open System Approach. Journal ofAdvanced Nursing, 66(12), 2828 – 2838. Mitropoulos, Panagiotis ... Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen: Sistem Pelipatganda Kinerja Perusahaan (3 ed.). Jakarta: Salemba Empat. Murni ...

The Effect of Islamic Work Ethic and Islamic Work Culture on the Productivity of Pekalongan Batik Workers in the Strengthening Sharia Ecosystem during the COVID-19 Pandemic Era

Physical distancing policy, work from home and prohibition of mobility and crowding caused the transaction of buying and selling batik products is also reduced. A number of shipments of batik products to cities in a number of provinces in Indonesia are also constrained by expedition travel restrictions. Such conditions force batik workers to make business breakthroughs, both in terms of motifs, designs, raw materials, marketing techniques from offline to online buying and selling, and discounts. The adaptation effort significantly succeeded in encouraging batik workers to maintain their business. As a majority muslim society, batik workers are also studied related to the role of religious values or teachings in encouraging productivity in the field of batik product making. The perception of religious values for workers can be studied from the Islamic work ethic that they have. The condition of Islamic coastal culture was also identified as having contributed to the productivity of batik workers. The Islamic work ethic shown by batik workers in Pekalongan City during the pandemic still plays a role and affects their productivity in producing batik. The demand for batik consumption in Pekalongan City during the COVID-19 pandemic remains and has experienced innovation. Some of the innovations in question are: innovation of batik making techniques; raw material innovation; price innovation; marketing innovation. Variables of Islamic work ethic and Islamic work culture in batik workers proved to have a simultaneous effect on work productivity.

... markets, raw materials have decreased.1 The economic crisis requires an adaptive, innovative and cooperative business strategy to keep businesses sustainable and able to compete in the market.2 It is undeniable that batik business ...

Lima sebutan manusia dalam Al-Qur’an

Bismillâh walhamdulillâh, segala puji bagi Allah yang telah mengajarkan kepada umat manusia segala sesuatu yang sebelumnya manusia tidak mengetahui dan tidak memhaminya. Shalawat dan salam semoga tetap dilimpah-ruahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad S.A.W. beserta keluarga, sahabat-sahabat dan para pengikut setianya hingga akhir zaman kelak. Amien Di dalam al-Qur`an Allah S.W.T. memperkenalkan makhluk bernama manusia dengan lima terma (lafal) pokok, yakni terma (sebutan): al-Basyar, al-Insân, al-Ins, al-Nâs, dan Banî Âdam. Secara tekstual dari kelima terma itu memiliki makna yang sama, yaitu manusia. Akan tetapi secara spesifik penggunaan dari kelima terma itu, secara implisit memiliki aksentuasi makna dalam konteks yang berbeda. Untuk menghindari agar tidak terjadi kerancuan makna kata (semantic), sejatinya kita dituntut untuk menyingkap dan memahami dalam konteks apa manusia disebut dengan terma al-Basyar, al-Insân dan al-Ins, dan dalam konteks apa pula manusia disebut dengan terma al-Nâs dan terma Banî Âdam. Sebab jika dipelajari secara mendalam, ternyata masing-masing dari kelima terma tersebut memiliki stressing dan aksentuasi makna tersendiri. Akan tetapi dari semua terma tersebut, satu terma dengan terma lainnya menjadi satu kesatuan integratif yang saling melengkapi dan menyempurnakan. Dengan kata lain kelima terma itu merupakan satu kesatuan integral yang tidak terpisahkan, yang mendeskripsikan manusia secara holistic dan komprehensif (syâmilah-kâmilah). Memahami manusia dalam konteks lima terma ini menjadi sangat penting untuk dijadikan pijakan sebagai paradigma dalam mendidik dan membangun manusia secara utuh (Insân Kâmil). Terungkap bahwa dari terma manusia sebagai al-Basyar, digunakan dalam kontekslebih kepada manusia sebagai makhluk fisik-biologis dengan tabiat basyariyah-nya berupa syahwat, ghadhab dan al-hawâ. Manusia dengan terma al-Basyar disebutkan sebanyak tiga puluh tujuh (37) kali, menempati posisi sepuluh persen (10%) dari totalitas utuh manusia. Manusia dengan terma al-Insân digunakan dalam konteks lebih kepada manusia sebagai makhluk individual, intelektual dan spiritual, disebutkan sebanyak enam puluh lima (65) kali, menempati posisi tujuh belas persen (17%) dari totalitas manusia. Terma manusia sebagai al-Ins digunakan dalam konteks lebih kepada manusia sebagai komunitas atau golongan untuk membedakannya dengan golongan Jin. Terma al-Ins disebutkan sebanyak delapan belas (18) kali, menempati posisi enam persen (6%). Terma manusia sebagai al- Nâs digunakan dalam konteks lebih kepada manusia sebagai makhluk social (social being), disebutkan sebanyak dua ratus empat puluh (240) kali, menempati posisi hingga enam puluh lima persen (65%). Terma manusia sebagai banî Âdam disebutkan sebanyak tujuh (7) kali, digunakan dalam konteks lebih kepada manusia sebagai makhluk bermoral yang dimuliakan, menempati dua persen (2%) dari totalitas utuh manusia. Untuk mendapatkan informasi dan memahami lebih jauh terkait deskripsi tentang manusia di atas, silahkan bagi siapapun yang berminat dan memegang buku ini untuk membacanya dengan kritis, siapa tahu bisa mendapatkan secercah sketsa dan jawaban terkait eksistensi diri kita sebagai manusia secara utuh. Semoga dengan diterbitkannya buku ini, yang kini berada di tangan para muzakki dan atau di tangan siapapun yang membacanya, in sya Allah akan mendapatkan suatu pedoman untuk membangun diri kita menjadi manusia yang dinamis dan berkualitas menuju kehidupan Akhirat yang kekal dan abadi. Âmien.

Sanksi Pelanggaran Hak Cipta UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA Ketentuan Pidana Pasal 113 1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ...

Al-Qur`an Antara Tuduhan dan Realitas

Biarlah Al-Qur’an menjelaskan identitas dirinya. Mampukah ia membuktikan bahwa ia datang dari Allah? Kenapa sebagian ayat-ayatnya disampaikan berulang-ulang? Kenapa sebagian ayat-ayatnya terlihat seperti saling bertentangan? Bagaimana cara memahami ayat-ayat yang membahas tentang peperangan? Apakah Al-Qur’an mendorong manusia untuk melakukan tindak kekerasan? Apakah ia kitab yang menyebabkan manusia berada dalam kemunduran? Serta masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan sejenis yang jawabannya akan Anda temukan dalam buku ini. Penulis menggunakan gaya bahasa sederhana serta istilah yang mudah dipahami dalam membahas hal-hal serius seputar Al-Qur’an dan agama Islam. Buku ini tidak hanya menjadi media untuk menambah wawasan keagamaan, tetapi juga media perenungan bagi setiap orang untuk terus-menerus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik.

Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) hurufi untuk Penggunaan Secara ...