Tulisan dalam buku ini disusun sebagai bentuk kepedulian terhadap masalah ketimpangan sumber daya manusia dengan kebutuhan wirausahawan. Tidak dipungkiri keberadaan usaha menjadi solusi jitu untuk membebaskan manusia dari penurunan kualitas hidup. Meski demikian, moralitas, dan pendidikan tetap bertugas menjaga produktifitas agar lebih bernilai guna, melampaui tuntutan material. Kesalehan produktifitas menjadi logika usaha yang berdimensi nilai ini. Teknologi digital yang terus berkembang juga menambah carut marut masalah bagi kelompok manusia yang belum siap berkompetisi secara global. Evolusi kerja tidak bisa dibendung lagi. Dibutuhkan terobosan potensi yang telah dimiliki manusia agar menjadi manusia yang lebih komptetitif. Islam sebagai agama penyempurna telah menegaskan bahwa manusia memiliki akal pikir yang luar biasa, dan bisa digunakan untuk mencetak ide atau kreatifitas termasuk di bidang ekonomi. Kewirausahaan juga perlu dilihat dalam kajian sosial budaya, sebab kewirausahaan menghubungkan ikatan-ikatan sosial serta kepribadian yang membangun perilaku komunitas yang sadar dengan hakikatnya sebagai manusia yang berperadaban. Produsen, konsumen, pedagang, pekerja, pemerintah, pendidik, sejatinya memiliki hubungan yang intim dalam hal kebutuhan hidup. Ketiadaan usaha menjadi momok luar biasa yang siap menghancurkan martabat manusia kapan saja. Membangun usaha tidak bisa ditunda lagi, sebagaimana tuntutan agar manusia tetap bertahan di dunia ini. Moralitas Islam membantu manusia melampaui target badaniyah tersebut melalui nilai-nilai yang bersumber pada Alquran dan menjabarkannya sesuai kodrat manusia.
Physical distancing policy, work from home and prohibition of mobility and crowding caused the transaction of buying and selling batik products is also reduced. A number of shipments of batik products to cities in a number of provinces in Indonesia are also constrained by expedition travel restrictions. Such conditions force batik workers to make business breakthroughs, both in terms of motifs, designs, raw materials, marketing techniques from offline to online buying and selling, and discounts. The adaptation effort significantly succeeded in encouraging batik workers to maintain their business. As a majority muslim society, batik workers are also studied related to the role of religious values or teachings in encouraging productivity in the field of batik product making. The perception of religious values for workers can be studied from the Islamic work ethic that they have. The condition of Islamic coastal culture was also identified as having contributed to the productivity of batik workers. The Islamic work ethic shown by batik workers in Pekalongan City during the pandemic still plays a role and affects their productivity in producing batik. The demand for batik consumption in Pekalongan City during the COVID-19 pandemic remains and has experienced innovation. Some of the innovations in question are: innovation of batik making techniques; raw material innovation; price innovation; marketing innovation. Variables of Islamic work ethic and Islamic work culture in batik workers proved to have a simultaneous effect on work productivity.
... markets, raw materials have decreased.1 The economic crisis requires an adaptive, innovative and cooperative business strategy to keep businesses sustainable and able to compete in the market.2 It is undeniable that batik business ...
Manusia hanya akan menjadi manusia bila mampu menyadari eksistensi dirinya sebagai makhluk Tuhan yang harus tunduk pada ajaran-Nya. Manusia sebagai khalifah fil ardl bertugas mengelola kehidupan di bumi untuk mencapai tujuan kehidupan yang mendasar yaitu kebahagiaan lahir batin, dunia sampai kelak di akhirat. Setelah menyadari hal tersebut maka manusia harus berusaha secara sistematis dengan mengerahkan seluruh potensi diri (spiritual, intelektual dan amal-fisikal) dan mengintegrasikannya dengan pemanfaatan sumber daya alam dan sosial yang ada. Dengan demikian perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup dengan berbisnis apapun, tidak bisa lepas dari relasi dirinya dengan Tuhan, manusia dan alam. Pola relasional antara komponen diri dan aspek-aspek kehidupan tersebut melahirkan suatu tata nilai yang harus dipahami dan dijalankan secara rasional dan penuh tanggung jawab untuk menjamin keberlangsungan hidup secara harmonis dan saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Itulah etika bisnis yang dalam ajaran Islam menjadi pedoman bagi terwujudnya kemanusiaan yang bermartabat dengan mengacu kepada prinsip kemashlahatan berbagai aspek. Setiap muslim wajib untuk menerapkan prinsip-prinsip etis dalam berbisnis dan sebaliknya harus menghindari berbagai perilaku yang bertentangan dengan prinsip-prinsip etis. Buku ini membahas bangunan kesadaran etis dan tidak etis sehingga dengan memahaminya dapat mengantarkan kepada peningkatan perilaku dan tindakan yang bertanggung jawab, adil dan sejahtera secara personal maupun sosial.
Musa Asy'arie, Filsafat Ekonomi Islam, (Yogyakarta: LESFI, 2015), hlm. 55-56. 8
Secara detil, Musa Asy'arie menjelaskan bahwa dimensi ekonomi dalam Islam
pada dasarnya tidak bisa dilepaskan dari integralisme tauhid dalam realitas ...