Sebanyak 116 item atau buku ditemukan

BAHASA INDONESIA UNTUK PERGURUAN TINGGI

Buku ini disusun sebagai salah satu bahan ajar dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, khususnya di Perguruan Tinggi Islam. Dalam buku ini disajikan materi pembelajaran Bahasa Indonesia dan telah disesuaikan dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Buku ini juga dilengkapi contoh dan tugas di setiap akhir topik pembahasan.

Buku ini disusun sebagai salah satu bahan ajar dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, khususnya di Perguruan Tinggi Islam.

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK DAN REMAJA

Perkembangan menunjukkan suatu proses tertentu yaitu suatu proses yang menuju ke depan dan tidak dapat diulang kembali. Dalam perkembangan manusia terjadi perubahan-perubahan yang sedikit banyak bersifat tetap dan tidak dapat diulangi karena perkembangan menunjukkan pada perubahan-perubahan dalam suatu arah yang bersifat tetap dan maju. Di antara para psikolog ada yang tidak membedakan antara istilah perkembangan dan pertumbuhan namun ada yang lebih setuju menggunakan istilah pertumbuhan. Hal ini mungkin untuk menunjukkan bahwa seseorang bertambah dalam berbagai kemampuan yang bermacam-macam bahwa ia lebih mengalami diferensiasi dan juga ia pada tingkatan yang lebih tinggi dan lebih mengalami integrasi. Pertumbuhan yang dimaksud di sini adalah pertumbuhan yang mennyangkut ukuran-ukuran badan dan fungsi-fungsi fisik yang murni. Menurut pendapat para psikolog istilah perkembangan lebih dapat mencerminkan sifat-sifat yang khas mengenai gejala-gejala psikologis yang tampak. Pertumbuhan fisik memang mempengaruhi perkembangan psikologis, pertumbuhan fungsi-fungsi otak misalnya memungkinkan anak bisa tersenyum, berjalan, bercakap-cakap dan lain sebagainya. Kemampuan berfungsi dalam tingkat yang lebih tinggi ini sebagai hasil sebuah pertumbuhan yang biasa disebut sebagai kematangan. Perkembangan dapat pula dilukiskan sebagai suatu proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat intergrasi yang lebih tinggi berdasarkan proses pertumbuhan, kematangan dan belajar. Sedangkan psikologi kepribadian lebih memusatkan perhatiannya pada sifat-sifat kepribadian yang umum dan yang khusus (yang membedakan seseorang dari yang lain) serta kombinasi sifat-sifat tersebut hingga mewujudkan totalitas kepribadian tertentu. Psikologi perkembangan lebih mempersoalkan faktor yang umum yang mempengaruhi proses perkembangan yang terjadi di dalam diri kepribadian yang khas itu. Titik berat yang diberikan oleh para psikolog perkembangan ada pada relasi antara kepribadian dan perkembangan, hal ini disebabkan oleh pendapat sebagian besar para psikolog bahwa keseluruhan kepribadian itulah yang berkembang meskipun beberapa komponen dapat lebih menonjol perkembangannya pada masa-masa tertentu daripada komponen lainnya misalnya fungsi indra dan fungsi motorik menonjol pada tahun-tahun pertama.

Pengalaman Organisasi; Ketua Umum Keluarga Siswa PGAN Puteri Malang (
1968-1069), Wakil Ketua Lembaga Dakwah Pusat (LDP) PMII di Malang (1976-
1978), Pimpinan Majelis Taklim AlIqlimiyah Samarinda (anggota + 3000 orang) ...

FILSAFAT ISLAM SEBUAH WACANA KEFILSAFATAN KLASIK HINGGA KONTEMPORER

Dalam banyak kalangan, filsafat dipersepsi sebagai sebuah pengetahuan yang menyeramkan, susah, ruwet, dan membingungkan. Sehingga sering terdengar ungkapan para penikmat filsafat “Kebingungan adalah awal dari terkuaknya kebenaran”. Namun demikian, benarkah filsafat merupakan suatu disiplin yang tidak membumi. Sehingga tidak banyak orang yang sudi mendekatinya, Secara sederhana, filsafat dapat dimaknai sebagai metodologi berfikir. Dengan demikiran, jika berfikirnya secara metodis maka sudah pasti akan dilakukan secara sistematis (terencana, step by step), komprehensip (Menyeluruh /Multiperspektif) dan radikan(Berfikir keras, sampai pada hakikat yang dapat difikirkan). Pada tahap inilah kemudian filsafat seakan menjauh dari kebanyakan orang yang gemar berfikir sederhana. Sementara itu, filsafat sebagai sebuah metodologi berfikir, memiliki tiga cabang (landasan) yang dapat digunakan untuk menetap sebuah proyek sudah layak disebut sebagai ilmu atau tidak. Yaitu pertama disebut landasan ontologis; cabang ini menguak tentang objek apa yang ditelaah ilmu. Bagaimana hubungan antara objek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti berpikir, merasa dan mengindra) yang membuakan pengetahuan. Kedua disebut dengan landasan epistemologis; berusaha menjawab bagaimana proses pengetahuan itu diperoleh. Mulai dari sumber pengetahuan, metode mendapatkan pengetahuan, sampai pada verifikasi / pemeriksaan tentang ilmu yang diperoleh. Sedang yang ketiga disebut dengan landasan aksiologi; landasan ini akan menjawab, untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan. Bagaimana kaitan anatar acara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah normal.

Dalam banyak kalangan, filsafat dipersepsi sebagai sebuah pengetahuan yang menyeramkan, susah, ruwet, dan membingungkan.

SEJARAH SOSIAL DAN INTELEKTUAL PENDIDIKAN ISLAM

khasanah tawassulan intelektual kepada tokoh sejarah pendidikan Islam yang karya besarnya dijadikan kajian dan rujukan utama (major of references) dalam perkuliahan matakuliah Sejarah Sosial dan Intelektual Pendidikan Islam. Tokoh dengan karya besarnya yang dimaksud diantaranya; Ahmad Salaby, Al Tarbiyah wa al Ta’lim Fii al Fikri al Islam, Maktabah al Nahdlah al Mishriyah. Shaleh bin ‘Ali Abu ‘Arraad, Muqaddimah Fii al Tarbiyah al Islamiyah,al Darul al Hulliyah littarbiyah. George Makdisi, “The Rise Of Humanism In Classical Islam And The Christian West. The Rise of Colleges; Intitutions of Learning in Islam and the West. Mehdi Nakosteen, History Of Islamic Origin Of Western Education A.D. 800-1350. Tokoh-tokoh lainnya yang tidak saya sebutkan satu persatu. Semoga barakah keilmuan dari tokoh-tokoh tersebut terus terpancar melalui kehadiran buku ini. Kajian dalam buku ini merupakan gambaran penelusuran pendidikan pada masa Rasulullah sebagai rintisan awal pendidikan Islam baik pada periode Mekkah maupun Madinah. Pertumbuhan pendidikan pada masa Khulafa al Rasyidin sebagai penguat dan pelestarian pendidikan pada masa awal dan perkembangan pendidikan Islam, serta gambaran perkembangan dan petumbuhan tempat-tempat belajar sebelum lahirnya madrasah sebagai bukti geliat para ulama, masyarakat dan pemerintah. Sejarah lahirnya madrasah serta perkembangan dan kemajuan berbagai Negara termasuk juga di Indonesia. Buku ini sangat sederhana, tapi dapat memberikan kontribusi keilmuan dan rujukan bagi pelajar, mahasiswa dan masyarakat yang ingin mengembangkan keilmuan khususnya pada bidang sejarah pendidikan Islam, sebagai bagian dari masyarakat terdidik (educated person), dan masyarakat yang gemar belajar (knowledge society).

George Makdisi, “The Rise Of Humanism In Classical Islam And The Christian West. The Rise of Colleges; Intitutions of Learning in Islam and the West. Mehdi Nakosteen, History Of Islamic Origin Of Western Education A.D. 800-1350.

ISLAM, SAINS DAN TEKNOLOGI Sebuah Konsep Integralisme Islam (Studi Kritis Pemikiran Armahedi Mahzar)

Buku ini disusun karena penulis melihat suatu pergulatan pengetahuan dengan konsep integralisme sains dan islam, hal itu dilihat dari perubahan status Lembaga Perguruan Tinggi di Indonesia khususnya dengan berbagi kajian mulai monodisipliner menjadi multidisipliner dan bahkan sudah mencapai transdisipliner. Berbagai macam model integralisme yang dilakuakan oleh beberapa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam pada khususnya di Indonesia yang bertujuan untuk menyatukan sain yang sedang berkembang dengan kajian islam secara mendalam. Kehadiran buku ini semoga menjadi salah satu khazanah kajian dalam mengintegralisasikan sains dan islam yang penulis angkat dari salah satu tokoh pemikir Indonesia yaitu Armahedi Mahzar. Buku ini disusun dalam lima Bab dengan berusaha menyajikan beberapa pemikiran Armahedir Mahzar yang berhubungan dengan penyatuan Islam dan sains dengan berbagai macam paradigmanya.

Dan hal tersebut dikuatkan oleh Paud Davies, dimana dia menjelaskan bahwa sampai-sampai ilmuan dan teolog mendekati ... Suef, Islamisasi Ilmu: Sejarah, Dasar, Pola dan Strategi, (Ululalbab.com, 24 Desember, 2014), hlm.8 50 Paud Davies, ...

MANAJEMEN PENDIDIKAN TERPADU PONDOK PESANTREN DAN PERGURUAN TINGGI (STUDI MULTISITUS DI MA’HAD DALWA BANGIL DAN PONDOK NGALAH PURWOSARI PASURUAN)

Pondok pesantren merupakan salah satu jenis pendidikan Islam khas Indonesia yang didirikan oleh masyarakat. Dalam perkembangannya, sebagian pondok pesantren berupaya merespon tuntutan dan perkembangan zaman dengan melakukan modernisasi dengan mendirikan lembaga-lembaga pendidikan formal mulai dari tingkat PAUD sampai perguruan tinggi, sedangkan sebagian lainnya tetap bertahan dengan karakteristiknya yang asli sebagai lembaga pendidikan tafaqquh fi al-din (pendalaman agama) yang hanya fokus pada penguasaan kitab-kitab kuning. Pondok pesantren yang berupaya memadukan keduanya inilah yang kemudian populer dengan sebutan pondok pesantren terpadu. Di antara pondok pesantren yang seperti itu adalah PP Darullughah Wadda’wah Bangil atau yang biasa dikenal dengan Ma’had Dalwa dan PP Ngalah Purwosari Pasuruan atau yang biasa dikenal dengan Pondok Ngalah. Oleh karena itu, menarik untuk diteliti lebih lanjut guna menganalisis dan menemukan konsep maupun model pendidikan terpadu pondok pesantren dan perguruan tinggi di kedua tempat tersebut dan implikasinya terhadap peningkatan mutu lulusannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian multisitus, proses pengumpulan data dan analisis datanya dilakukan dalam dua tahap yaitu analisis data situs tunggal yaitu situs I dan situs II yang masing-masing terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut: (1) data reduction (2) data display (3) verification/ conclusion. Setelah itu dilakukan analisis lintas situs sehingga diperoleh temuan penelitian substantifnya. Pada bagian pembahasan, temuan tersebut didialogkan dengan teori dan temuan sebelumnya sehingga melahirkan temuan formalnya. Pada akhirnya, penelitian ini berkesimpulan bahwa konsep pendidikan terpadu yang digagas oleh Ma’had Dalwa Bangil dan Pondok Ngalah Purwosari terdiri dari dua macam konsep yaitu konsep pendidikan terpadu “sistemik” dan “organik”. Yang sistemik berupa gagasan yang ingin memadukan seluruh komponen dalam sistem pendidikan yang ada di kedua lembaga tersebut mulai dari perpaduan tenaga pendidik dan kependidikannya, peserta didiknya, kurikulumnya, dan sarana dan prasarananya, sedangkan yang organik ingin memadukan aspek tata nilai kepesantrenannya yang menjadi ruh dari pendidikan di pondok pesantren itu sendiri dengan tata nilai dan budaya akademik di perguruan tingginya. Kedua konsep pendidikan terpadu tersebut melahirkan dua model pendidikan terpadu yaitu “model struktural” dan “model kultural”. Model struktural adalah model sintesis sistemik dengan memanfaatkan struktur kelembagaannya, sedangkan model kultural adalah model sintesis organik dengan penciptaan kultur atau budaya yang kondusif bagi proses internalisasi dan reaktualisasi nilai-nilai spiritualitas dan intelektualitas. Pada akhirnya, kedua model tersebut telah berimplikasi pada peningkatan mutu lulusannya baik pada aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilannya.

Alasan lainnya adalah karena pengelolaan pendidikan informal tersebut juga tidak diserahkan kepada lembaga tertentu melainkan di bawah komando langsung pengasuh pondok secara pribadi. Jadi pendekatan pendidikannya memang sangat ...