Sebanyak 19112 item atau buku ditemukan

Dinamika Pendidikan Anak Usia Dini

Sebagaimana kita ketahui, usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa yang paling indah sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan manusia, yang akan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Masa ini merupakan masa yang tepat untuk meletakkan dasar-dasar pengembangan kemampuan fisik, bahasa, sosialemosi, konsep diri, seni, moral serta nilai-nilai religi. Upaya pengembangan seluruh potensi anak usia dini harus dimulai agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal. Keberhasilan anak usia dini merupakan landasan bagi keberhasilan pendidikan pada jenjang berikutnya. Usia dini merupakan “usia emas” bagi seseorang. Bila seseorang pada masa itu mendapat pendidikan yang tepat, maka ia memperoleh kesiapan belajar yang baik yang merupakan salah satu kunci utama bagi keberhasilan belajarnya pada jenjang berikutnya. Buku ini mungkin jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran juga kami harapkan dari pembaca untuk lebih menyempurnakan buku ini. Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam penyusunan dan penerbitan buku ini.

Sebagaimana kita ketahui, usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa yang paling indah sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan manusia, yang akan menentukan perkembangan anak selanjutnya.

PENDIDIKAN ANAK PRASEKOLAH

Anak merupakan amanah Allah SWT yang harus dijaga dan dikembangkan potensinya sesuai dengan fitrahnya. Kelahiran seorang bayi ke dunia selalu membawa perubahan di sekeliling, mendatangkan suka cita, keceriaan, kebanaggaan, bertambah nikmat dan rizkinya bagi yang bersyukur. Disitulah telah lahir generasi penerus yang dapat mengalirkan pahala ketika orang tua/guru. Dunia anak adalah dunia yang penuh keceriaan, kepolosan, dan kegembiraan. Adapun taraf perkembangan anak manusia selalu berlainan sifat dan ciricirinya, Bayi mempunyai sifat yang berlainan dengan anak-anak dan remaja. Anak usia 2 tahun berbeda perilaku dan sifat-sifatnya dengan anak usia sekolah. Kehidupan psikis anak usia sekolah berbeda dengan kehidupan psikologis anak puber, sedang anak puber berbeda keadaan jasmaniah dan kehidupan psikisnya dengan keadaan orang dewasa. Bahkan sama-sama orang dewasa akan terdapat perbedaan antara orang dewasa muda/awal dengan dewasa madya. Orang dewasa usia 50 tahun mempunyai kehidupan psikis dan fisik yang berbeda dengan orang lanjut usia. Buku ini merupakan tulisan dari beberapa para dosen/guru dan praktisi pendidikan. Tujuan dari penulisan ini tidak lain adalah memberikan kontribusi pemikiran terhadap pembangunan karakter kemanusiaan, demi pembentukan kepribadian bangsa, sehingga dapat memperluas dan memperkuat wawasan dan pembentukan kepribadian bangsa, khususnya para pendidik yang bergerak di pendidikan Anak Usia Dini (AUD) atau Pra-Sekolah. Akhirnya, apa yang baik dari apa yang dimuat dari buku ini adalah semata karena berkah dari Allah SWT, dan apa yang kurang, lemah, dan tidak sempurna adalah semua berasal dari kami para penulis, terutama dari editor, yang menghendaki harus lebih banyak belajar lagi untuk menyempurnakan lagi. Ini hasil optimal yang dapat kami wujudkan, tetapi tidak menutup peluang untuk meperbaikinya sehingga lebih baik lagi.

Anak merupakan amanah Allah SWT yang harus dijaga dan dikembangkan potensinya sesuai dengan fitrahnya.

Pendidikan Akhlak Anak Usia Dini

Pendidikan akhlak bertujuan untuk mendewasakan peserta didik agar menjadi manusia mandiri dan bertanggung jawab baik terhadap dirinya orang lain serta lingungannya. Pendidikan akhlak juga mengandung makna yang luas yaitu mentransfer pengatahuan dan keterampilan, bimbingan dan arahan penguasaan ilmu pengetahuan keterampilan sekaligus pembinaan keperibadian, sikap moral dan sebagainnya, demikian pula pendidik dapat diartikan sebagai manusia yang memberikan pengatahuan dan keterampilan dan perubahan yang fositif bagi anak didikannya.

Pendidikan akhlak bertujuan untuk mendewasakan peserta didik agar menjadi manusia mandiri dan bertanggung jawab baik terhadap dirinya orang lain serta lingungannya.

METODE PENDIDIKAN SEKSUALITAS DI TAMAN KANAK-KANAK

Panduan Praktis untuk Melindungi Anak dari Kejahatan Seksual

Buku ini merupakan pengantar atau kajian bagi siapa pun yang hendak mengembangkan Metode pendidikan seksualitas di Taman Kanak-Kanak sebagai upaya perlindungan anak dari kekerasan seksual. Buku ini ditulis dari beragam perspektif baik dari sudut pandang Islam maupun dari ilmu pendidikan anak usia dini, berbasis penelitian dan pengalaman di lapangan. Tujuannya adalah agar pendidikan seksualitas dapat dilakukan sesuai tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak melalui metode bermain peran dengan harapan dapat meningkatkan pengetahuan seksualitas anak sebagai upaya preventif perlindungan anak dari kekerasan seksual. Orang tua dan pendidik merupakan orang yang bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan seksualitas kepada anak dengan membekali pengetahuan seksualitas meliputi dimensi biologis, psikologis, sosial, perilaku, moral, agama dan cultural. Membekali anak dengan pengetahuan perlindungan dari kekerasan merupakan satu perbedaan agar anak terhindar sebagai korban kekerasan seksual. Namun demikian, metode pendidikan seksualitas pada anak Taman Kanak- Kanak tidak dapat dilakukan secara sembarangan, yakni menerapkan semua hal yang berasal dari luar tanpa menyaring dengan ketat. Bagaimanapun, Pendidikan seksualitas masih dihadapkan pada permasalahan dan kenyataan yang kompleks. Diantaranya normative ideologis, psikologis, sosiologis, kultural dan ekonomi. Dalam usaha mengatasi persoalan- persoalan di atas, penulis mencoba memberi gagasan tentang metode pendidikan seksualitas yang dikaji dari berbagai perspektif. Selain itu, Penulis berharap buku ini bisa menjadi titik tolak dari landasan yang kokoh bagi pelaksana metode pendidikan seksualitas di Taman Kanak- Kanak maupun dilembaga PAUD lainnya.

Buku ini merupakan pengantar atau kajian bagi siapa pun yang hendak mengembangkan Metode pendidikan seksualitas di Taman Kanak-Kanak sebagai upaya perlindungan anak dari kekerasan seksual.

KESANTUNAN BERBAHASA, PENDIDIKAN KARATER, DAN PEMBELAJARAN YANG HUMANIS

Buku Kesantunan Berbahasa, Pendidikan Karakter, dan Pembelajaran yang Humanis ini merupakan buku referensi bidang Ilmu Pendidikan dan Sosial Humaniora. Dalam buku ini dijaki berbagai topik dalam ketiga bidang tersebut. Dalam berbahasa yang santun, kita berupaya menjaga muka mitra tutur sehingga mereka terselamatkan dari tindak pengamcaman muka. Dengan demikian akan terbangun interaksi yang harmonis. Untuk itu perlu dipahami berbagai strategi kesantunan, prinsip kesantunan, dan parameter kesantunan. Santun berbahasa merupakan salah satu karakter penting yang perlu dimiliki oleh peserta didik. Santun menjadi salah satu nilai yang harus diberikan dalam pendidikan karakter. Dalam buku ini dikaji secara mendalam berbagai topik pendidikan karakter, ketika dosen dan guru berkarakter santun, mereka dapat menjadi model bagi peserta didik. Seperti yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara, Ing Ngarsa Sugn Tuladha, dosen da guru harus mampu menjadi teladan; menjadi model bagi peserta didik. Seperti disampikan oleh Lickona (1993), keteladanan atau pemodelan ini menjadi salah satu strategi yang penting dalam Pendidikan karakter. Dosen dan guru yang berkarakter santun akan dapat mengembangkan pembelajaran yang humanis. Bagaimana mereka dapat lebih memanusiakan peserta didik. Dalam pembelajaran yang humanis kita melihat fenomena bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif. Peserta didik ditempatkan sebagai pusat pembelajaran (centre of learning) dalam aktivitas belajar. Peserta didik menjadi pelaku dalam memaknai pengalaman belajarnya sendiri. Dengan demikian, peserta didik diharapkan mampu menemukan ptensinya dan mengembangkan potensi tersebut secara maksimal. Peserta didik bebas berekspresi cara-cara belajarnya sendiri. Mereka juga dibebaskan dan diberi ruang untuk berkreasi. Peserta didik menjadi aktif dan tidak sekedar menerima informasi yang disampaikan oleh dosen atau guru. Kajian Kesantunan Berbahasa, Pendidikan Karakter, dan Pembelajaran yang Humanis dalam buku ini dapat digunakan untuk menambah dan memperluas wawasan bagi pelaku pembelajaran dan penggiat pendidikan

Buku Kesantunan Berbahasa, Pendidikan Karakter, dan Pembelajaran yang Humanis ini merupakan buku referensi bidang Ilmu Pendidikan dan Sosial Humaniora.

PENDIDIKAN KARAKTER DI USIA DINI UNTUK MENCEGAH KORUPSI

Maraknya kasus korupsi saat ini mengindikasikan bahwa negara kita mengalami krisis moral dan karakter yang terdegradasi oleh zaman yang serba digital saat ini dan pendidikan karakter adalah salah satu dari sekian banyak upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi korupsi di masa depan dan penerapannya harus dilakukan sejak usia dini dimana pendidikan karakter yang paling utama dan pertama adalah diberikan oleh orang tua sebagi pondasi pertama bagi anak dalam ranah imitation atau meniru dimana orang tua adalah sosok yang mereka tiru dan orang tua harus selalu memberikan contoh yang baik dan guru sebagai yang mentransformasi ilmu pengetahuan sebaiknya dalam setiap Rencana pembelajaran dalam setiap kompetensi disisipkan 18 karakter yang terdapat didalamnya. Pendidikan karakter pada anak usia dini lebih mudah diserap oleh anak melalui praktek atau contoh sosok yang ada di kehidupan mereka baik orang tua maupun guru dan penggunaan media komunikasi serta penyampaiannya melalui cerita maupun dongeng yang didalamnya terdapat nilai atau karakter yang dapat diberikan kepada anak sehingga ranah afektif anak akan lebih leluasa menangkap nilai yang terdapat cerita atau dongeng sehingga apabila nilai yang terdapat pada cerita itu baik maka mereka akan menirunya dan bila tidak baik, maka mereka tidak akan melakukannya karena hal tersebut merugikan orang lain dan lain sebagainya. Apabila pendidikan karakter yang diberikan pada anak usia dini berjalan dengan baik yang dilakukan oleh orang tua, guru maupun masyarakat maka diharapkan karakter-karakter yang diharapkan dapat berjalan dengan baik, dimana setelah dewasa nantinya anak-anak akan mengerti bahwa korupsi yang dilakukan adalah perbuatan tidak baik, tidak jujur ataupun lainnya sehingga pada akhirnya hal tersebut tidak akan dilakukan karena tidak sesuai dengan pendidikan karakter yang didapatnya di rumah, sekolah maupun lingkungan.

Maraknya kasus korupsi saat ini mengindikasikan bahwa negara kita mengalami krisis moral dan karakter yang terdegradasi oleh zaman yang serba digital saat ini dan pendidikan karakter adalah salah satu dari sekian banyak upaya yang harus ...

PENDIDIKAN KARAKTER ANAK PRA AKIL BALIG BERBASIS AL-QURÁN

Ajaran Islam mengisyaratkan pendidikan karakter diperkenalkan sejak anak dalam kandungan sampai anak memasuki akil balig. Masa akil balig merupakan istilah yang khusus diberikan dalam agama Islam kepada anak yang cukup umur dan memiliki kedewasaan biologis dengan kematangan alat reproduksi. Batasan usia balig tidak berdasarkan pada usia kronologis, akan tetapi didasarkan pada usia maturase secara seksual, yaitu ketika anak perempuan sudah menstruasi dan laki-laki mengalami ikhtilam (mimpi kedewasaan). Pada tahap usia akil balig ini, anak-anak diharapkan sudah mulai memiliki kemampuan untuk memikul tanggung jawab diri sendiri kepada Allah Swt. Dengan mengetahui dan memahami dasar-dasar ibadah, muamalah, munakahat dengan bimbingan dan arahan dari orangtua dan pendidik. Untuk itu, dalam mempersiapkan anak akil balig memiliki kemampuan dan sikap yang sesuai dengan ajaran Islam, berbagai upaya dapat dilakukan orangtua. Upaya tersebut berkaitan dengan tumbuh kembang anak, fitrah anak dan believe (kepercayaan dan keyakinan) orangtua dalam mendidik anak serta memilih pendidikan yang tepat. Pendidikan karakter yang dilakukan kepada anak pra akil balig dengan menempatkan fase tumbuh kembang, berorientasi fitrah dan keyakinan orangtua disertai dengan metode-metode yang dapat menumbuhkan karakter anak akan membentuk anak pra akil balig siap menjalani hidup dengan menjadikan diri sebagai abid yang taat dan tunduk atas perintah Allah Swt. serta menjadi khalifah fi al-ardh yang mampu menjaga hubungan baik dengan sesama dan merawat alam ini dengan penuh cinta dan kasih sayang.

Ajaran Islam mengisyaratkan pendidikan karakter diperkenalkan sejak anak dalam kandungan sampai anak memasuki akil balig.

Pendidikan Karakter

Proses penyusunan buku ini merupakan karya kolaborasi dari akademisi yang disiplin ilmunya merupakan bidang pendidikan dari beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta di tanah air. Kolaborasi ini dimaksudkan agar memperkaya khazanah pengetahuan yang tertuang dalam buku ini sehingga konten dari buku ini dapat diterima oleh berbagai kalangan dari berbagai daerah di Indonesia. Adapun latar belakang dari penulisan buku ini merupakan refleksi kondisi dekadensi moral generasi muda pada saat ini yang sudah terseret jauh dari akar nilai budaya. Sering kali kita menemukan banyak perilaku yang tidak sesuai dengan nilai moral mulai dari tindakan pencurian, kenakalan remaja, pergaulan bebas, penggunaan obat-obat terlarang, maupun adab kesopanan yang mulai luntur, semua itu tidak hanya terjadi pada wilayah perkotaan yang notabenya merupakan daerah yang tingkat individualnya tinggi, namun juga terjadi di daerah pedesaan. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang menganut adat ketimuran yakni hidup bergotong-royong, penuh tanggung jawab, berani dalam melaksanakan kebaikan dengan penuh keberadaban, hidup berdampingan waluapun berbeda suku, ras, agama serta tetap menjaga etika sopan santun. Memperhatikan realita kehidupan dewasa sekarang ini, maka buku ini hadir untuk memberikan kontribusi berupa solusi konstruktif dari berbagai persoalan yang erat kaitannya dengan penanaman karakter terhadap anak-anak baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun di lingkungan tempat bermain mereka. Buku ini sangat relevan dimiliki oleh para akdemisi, praktisi pendidikan, orang tua, maupun pemerhati pendidikan karena isi dari buku ini mengulas tuntas pendidikan karakter mulai dari nilai moral, metodologi maupun implementasinya di era millennial dan yang terpenting sangat aplikatif.

melalui tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, adil, menghormati orang lain, disiplin, dan karakter mulia lainnya (Lickona, 1992). 3. Kertajaya dalam Supriyatno mendefinsikan karakter adalah karakteristik yang melekat pada ...

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN

Syukur Alhamdulillah kepada Tuhan YME atas lindungan dan rahmat-Nya karena para penulis dari berbagai Perguruan Tinggi dan Instansi kembali mampu menyelesaikan naskah kolaborasi dengan Judul “Pengembangan Media Pembelajaran”. Yang melatarbelakangi penerbit mengadakan kegiatan Menulis Kolaborasi adalah untuk membiasakan Dosen dan Guru menulis sesuai dengan rumpun keilmuannya. Buku dengan judul Pengembangan Media Pembelajaran merupakan buku ajar yang disusun sebagai media pembelajaran, sumber referensi dan pedoman belajar bagi mahasiswa. Pokok-pokok bahasan dalam buku ini mencakup: 1) Konsep Dasar Media Pembelajaran, 2) Pentingnya Penggunaan Media Dalam Pembelajaran, 3) Fungsi Media Pembelajaran, 4) Landasan Penggunaan Media Pembelajaran, 5) Media Pembelajaran 2 Dimensi, 6) Media Pembelajaran 3 Dimensi, 7) Media Pembelajaran Mutakhir, 8) Multimedia Pembelajaran, 9) Kriteria Pengembangan Media Pembelajaran, 10) Langkah – Langkah Pengembangan Media Pembelajaran, 11) Analisis Kebutuhan Pengembangan Media Pembelajaran, 12) Metode Pembelajaran Berbasis Kebutuhan Peserta Didik, 13) Media Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter, 14) Media Pembelajaran Berbasis Kecakapan Hidup, 15) Media Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal, 16) Media Pembelajaran Berbasis Kewirausahaan / Entrepreneur. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Editor Buku Bp Dr. Muhammad Hasan, S.Pd., M.Pd yang telah mengarahkan dan membantu dalam mengeditori buku ini dengan baik sehingga menjadi buku yang baik dan bermanfaat.

Buku dengan judul Pengembangan Media Pembelajaran merupakan buku ajar yang disusun sebagai media pembelajaran, sumber referensi dan pedoman belajar bagi mahasiswa.

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

BERBASIS INTEGRATIF MORAL DI PERGURUAN TINGGI

Pendidikan karakter di lingkup satuan pendidikan perguruan tinggi dilaksanakan melalui tridharma perguruan tinggi berbasis karakter (Eva, 2015).