Sebanyak 1617 item atau buku ditemukan

Memahami Maqasid Syariah

Kesedaran bagi mengangkat Islam sebagai cara hidup memerlukan satu daya usaha yang tinggi. Islam sebagai sebuah agama yang menekankan kesepaduan yang merentasi batas peribadatan khusus perlu mendapat tempat sewajarnya. Terdapat usaha bagi menyudutkan Islam supaya dilihat tidak lagi relevan. Islam cuba dipaparkan sebagai sebuah agama yang ketinggalan, jumud, dan kejam. Islam menaja keganasan, kezaliman, dan kepura-puraan. Keadaan itu lebih menjadi-jadi selepas era perang dingin tamat. Lalu, Barat mengalihkan tumpuan dengan melihat Islam sebagai pesaing baru. Fenomena ini diburukkan lagi dengan kelemahan umat Islam dalam menguasai dan bersaing menggunakan senjata baru seperti media, ekonomi, dan budaya. Dalam pada itu, imej Islam terus dilanyak bagi menggunakan pelbagai istilah seperti pengganas, ektremis, dan sebagainya. Apabila kejadian ini menjadi buruk, umat Islam mula bertindak balas. Umat Islam terpecah sekurang-kurangnya kepada empat kelompok bagi menanggapi serangan Barat: Menjadi kelompok pengkagum Barat. Mereka turut sama dalam pesta menghina dan merendah-rendahkan imej Islam. Kelompok yang berhadapan secara tegang dengan Barat. Menyerang balas dengan ganas sehingga mengangkat senjata. Mereka ini adalah yang digelar oleh Barat sebagai kelompok pengganas dan militan. Kelompok yang tidak mempedulikan segala serangan daripada musuh Islam. Mereka sibuk dengan ibadah yang bersifat ritual semata-mata. Pada mereka cukup sekadar menjaga diri. Akhirnya, mereka hidup dalam pemencilan yang tersendiri.Kelompok yang berkomunikasi dengan Barat daripada sudut idea, budaya, dan bahasa.Kelompok ini percaya, dialog dan wacana adalah satu kaedah yang mesti digunakan dengan sebaik-baiknya sementelah Barat sememangnya bersifat terbuka. Oleh itu, kelompok ini cuba menggunakan ruang ini sebaik-baiknya dengan keyakinan bahawa Islam mempunyai semua jawapan kepada persoalan hidup manusia. Oleh yang demikian, bagi memperluaskan usaha berkomunikasi dengan dunia yang semakin rencam, maka kemunculan pemikiran-pemikiran baru yang mengangkat wacana maqasid syariah menjadi lebih bermakna dan segar. Buku yang ditulis oleh Dr. Jasser Auda ini adalah satu daripada usaha bagi memperkenalkan asas memahami maqasid syariah, supaya masyarakat Islam lebih berupaya berinteraksi dengan kerencaman persoalan yang dilontarkan oleh pihak musuh Islam.

Buku yang ditulis oleh Dr. Jasser Auda ini adalah satu daripada usaha bagi memperkenalkan asas memahami maqasid syariah, supaya masyarakat Islam lebih berupaya berinteraksi dengan kerencaman persoalan yang dilontarkan oleh pihak musuh Islam ...

Maqasid Syariah dan Pemikiran Pengurusan Islam (UUM Press)

Maqasid Syari’ah atau matlamat akhir syariat Islam merupakan satu tajuk utama dalam perbahasan usul al-Fiqh. Topik ini telah menjadi satu tajuk yang amat dititikberatkan dalam perbahasan sarjana Islam kontemporari. Melalui pengkajiannya, perkara yang tersirat dalam ajaran Islam diungkai untuk membolehkannya menjadi asas kepada penetapan sesuatu hukum bergantung kepada pemahamannya. Buku ini membahaskan dan membincangkan topik maqasid tersebut melalui penumpuan terhadap buku-buku umpamanya seperti al-Muwafaqat fi usul al-Syari’ah oleh Imam al Syatibi, buku al-Maqasid al-Syar’iyyah oleh Muhammad al-Tahir dan buku-buku sarjana Islam kontemporari yang menjadikan tajuk maqasid sebagai kajian dan huraian bagi memastikan pemahaman menyeluruh terhadap topik ini.

Maqasid Syari’ah atau matlamat akhir syariat Islam merupakan satu tajuk utama dalam perbahasan usul al-Fiqh.

Wasathiyyah, Wawasan Islam tentang Moderasi Beragama

Persoalan wasathiyyah (moderasi) bukan sekadar urusan atau kepentingan orang per orang, melainkan juga urusan dan kepentingan setiap kelompok, masyarakat, dan negara. Lebih-lebih dewasa ini ketika aneka ide telah masuk ke rumah kita tanpa izin dan aneka kelompok—ekstrem atau lawannya—telah menampakkan wajahnya disertai dengan dalih-dalih agama yang penafsirannya sangat jauh dari hakikat Islam. Memang semua pihak mengakui pentingnya moderasi, tetapi apa makna, tujuan, dan bagaimana menerapkan serta mewujudkannya tidak jarang kabur bagi sementara kita. Moderasi atau wasathiyyah bukanlah sikap yang bersifat tidak jelas atau tidak tegas terhadap sesuatu bagaikan sikap netral yang pasif, bukan juga pertengahan matematis. Bukan juga sebagaimana dikesankan oleh kata “wasath”, yakni “pertengahan” yang mengantar pada dugaan bahwa wasathiyyah tidak menganjurkan manusia berusaha mencapai puncak sesuatu yang baik dan positif—seperti ibadah, ilmu, kekayaan, dan sebagainya. Akibat kekaburan makna wasathiyyah (moderasi) maka yang ekstrem maupunyang menggampangkan sama-sama menilai diri mereka telah menerapkan moderasi, padahal kedua sikap itu jauh dari pertengahan yang menjadi salah satu indikator moderasi. Wasathiyyah/moderasi sangat luas maknanya. Ia memerlukan pemahaman dan pengetahuan yang mendalam tentang syariat Islam dan kondisi objektif yang dihadapi sekaligus cara dan kadar menerapkannya. Melalui buku ini, Anda akan mendapatkan penjelasan wasathiyyah dari penulis yang kompeten dan otoritatif.

Persoalan wasathiyyah (moderasi) bukan sekadar urusan atau kepentingan orang per orang, melainkan juga urusan dan kepentingan setiap kelompok, masyarakat, dan negara.

Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah : Studi Etnografi Tarekat Sufi Di Indonesia

Islam adalah agama komprehensif yang mengaturseluruh aspek kehidupan manusia. Semua aktifitas manusia dimulai dari hal-hal yang bersifat dhahir seperti ibadah danmuamalah hingga masalah-masalah aqidah spiritual yang kasat mata telah diatur dan diajarkan oleh Islam. Apabila kitatelisik lebih mendalam maka nilai-nilai spiritual selalu ada dalam setiap ibadah dalam Islam. Sehingga tidaklah mengherankan jika Islam memandang manusia sebagai makhluk yang terdiri dari raga dan sukma. Raga yang terikat oleh waktu dan tempat serta sukma yang memiliki dimensi spiritual tingkat tinggi.

Buku Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah : Studi Etnografi Tarekat Sufi Di Indonesia ini diterbitkan oleh penerbit deepublish dan tersedia juga versi cetaknya.

Mengawal Aktualisasi Resolusi Jihad: Menuju Baldatun Thoyyibatun wa Robbun Ghofur

Majalah Tebuireng Edisi 53

Fatwa seruan jihad yang diserukan oleh Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari (kemudian disebut Hadratussyaikh) menjadi titik awal bergeloranya resolusi yang disepakati dan didukung oleh para ulama, yang kemudian dikenal dengan Resolusi Jihad. Sebuah sikap yang dikeluarkan oleh bangsa Indonesia atas kedatangan Belanda dan Sekutu yang ingin kembali menguasai Indonesia dan membatalkan kemerdekaan yang telah diproklamirkan. Para ulama meyakini bahwa Indonesia akan berkembang jika penjajahan dihapuskan dari permukaan bumi. Atau dengan kata lain, merdeka. Tak ada pilihan lain selain merdeka, tak ada kompromi atau semacamnya. Jika penjajah enggan angkat kaki dari Indonesia, maka semboyan hidup merdeka atau gugur mulia menjadi landasan jihad fi sabilillah. Hadratussyaikh menjadi aktor sentral dalam peristiwa bersejarah Resolusi Jihad. Ketokohannya sebagai ulama diakui oleh ulama seantero negeri. Sehingga fatwa-fatwanya dipatuhi oleh hampir semua kalangan. Dan tidak berlebihan jika dikata, andai saja Resolusi Jihad tidak ada dan fatwa Jihad Hadratussyaikh tidak tercetus bukan tidak mungkin kemerdekaan tidak bisa diraih. Resolusi Jihad adalah salah satu bukti sumbangsih penting dari pesantren untuk negeri. Bahwa kiai, santri, dan pesantren turut menjadi elemen penyusun berdirinya negeri ini. Sejak awal, pesantren menjadi penggerak akar rumput dan gerilya untuk mengusir penjajah. Namun, dalam perjalanan selanjutnya pesantren sering disisihkan dan cenderung dikucilkan. Sudah sewajarnya dan memang sepatutnya pemerintah memberikan perhatian lebih terhadap pesantren. Perhatian terhadap lembaga pendidikannya, riset, ekonomi, dan bidang-bidang lainnya. Sehingga para santri mampu bersaing di konstelasi pemerintahan saat ini. Mengisi berbagai lembaga pemerintahan di Indonesia. Menambah corak warna dalam membangun Indonesia dengan gaya khas pesantren, akhlakul karimah salah satunya. Resolusi Jihad tetaplah Resolusi Jihad, sebuah sejarah yang harus tetap diingat. Kini Indonesia bukanlah Indonesia yang dulu. Perjuangan utama bukan lagi mengangkat bambu runcing untuk berperang melawan penjajah dan sekutu. Persoalan baru seiring berjalannya waktu akan terus tumbuh dan perlu solusi jitu. Itulah kemudian Aktualisasi Resolusi Jihad tercetus sebagai maklumat untuk mewujudkan Indonesia yang bermartabat dan berdaulat, mencerdaskan kehidupan bangsa, mewujudkan keadilan dan menjaga persatuan. Dengan segenap jiwa, mari wahai bangsa Indonesia melalui Aktualisasi Resolusi Jihad kita berusaha sekuat tenaga menuju baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur.

Akibat sifat-sifat manusia yang dimaksudkan itu, maka kehidupan menjadi tidak
tenteram, penuh dengan suasana konflik, berebut, saling mencari kemenangan,
merendahkan dan menguasai yang lain, dan seterusnya. Agama adalah sumber
 ...

10 Tema Fenomenal Dalam Ilmu Al-Qur`an

Ilmu-ilmu yang terkandung di dalam Al-Qur`an laksana laut tak bertepi, butiran mutiara tak terbilang, dan keajaiban tak berujung. 10 Tema Fenomenal dalam Ilmu Al-Qur`an merekam ragam ilmu Al-Qur`an dengan padat, ringkas, dan menggunakan bahasa yang lugas. Buku ini tentunya sangat membantu bagi para pembaca untuk menyelami lautan ilmu Al-Qur`an. Buku ini memberikan inspirasi yang menarik terkait dengan kajian Ulumul Qur`an, karena di samping tema-temanya variatif, buku ini mampu memberikan deskripsi yang cukup komprehensif dengan rujukan dan referensi yang memadai, ditambah dengan kemampuan penulis untuk menjelaskannya dengan bahasa yang jelas dan lugas.

Sementara Al-Maidah memuat hukum-hukum yang mengatur hubungan perniagaan dan ekonomi. Jika hukum syariat-baik dalam tataran hubungan sosial ataupun perniagaan dan ekonomi-hanya sarana untuk mencapai tujuan dan sasaran lain, ...

Ilmu Jiwa dalam Al Qur'an

"Al Qur'an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini." (Qs. Al Jaatsiyah [45]:20). "Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman." (Qs. Yuunus [10]:57). Lebih dari itu, pengenalan manusia terhadap dirinya akan membuatnya mampu mengendalikan nafsunya, menjaganya dari penyelewengan, dan mengarahkannya ke jalan keimanan, yang bisa memberikan ketenangan serta ketentraman bagi seseorang, sehingga dapat mewujudkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dalam buku ini dijelaskan ilmu-ilmu jiwa yang ada didalam Al Qur'an secara terperinci dan jelas.

Dalam buku ini dijelaskan ilmu-ilmu jiwa yang ada didalam Al Qur'an secara terperinci dan jelas. Pustaka Azzam

Pengantar Lengkap Ilmu Komunikasi Filsafat dan Etika Ilmunya Serta Perspekfif Islam

Buku ini membahas ilmu komunikasi dalam perspektif filsafatnya, etikanya, dan perspektif Islam. Ilmu komunikasi memiliki peran besar dalam membangun pola berpikir di masyarakat karena itu para pencinta dan pengguna ilmu harus mengolaborasi antara aspek keilmuan dan kearifan lokal serta agama. Diharapkan penggunaan ilmu ini, seperti dalam praktik komunikasi politik, public relations atau komunikasi pemasaran, tetap dalam koridor titik harmoni bangsa, yakni Pancasila. Pancasila sendiri merupakan perwujudan nilai-nilai agama. Agama menjadi bahasan yang harus selalu menyertai pengembangan dan penggunaan ilmu karena sumber segala ilmu adalah Allah. Rasionalitas manusia dalam pengembangan ilmu harus ditempatkan sesuai dengan rasionalitas Allah sebagai Pencipta. Buku ini penting sebagai sarana introspeksi perilaku-perilaku komunikasi era digital agar juga tidak meninggalkan adab atau etika komunikasi yang diajarkan agama dan kearifan bangsa ini agar tidak muncul bencana komunikasi. Buku persembahan penerbit PrenadaMedia

Buku ini membahas ilmu komunikasi dalam perspektif filsafatnya, etikanya, dan perspektif Islam.

Islam dan Ilmu Pengetahuan

Buku Islam dan Ilmu Pengetahuan ini hadir dalam rangka memberikan kemudahan bagi mahasiswa dan dosen yang mengikuti dan mengambil matakuliah tersebut. Diketahui, bahwa selama ini sudah terdapat beberapa buku yang digunakan sebagai bahan rujukan, namun jumlahnya belum memadai, sehingga masih diperlukan kehadiran buku lainnya. Mengingat matakuliah Islam dan Ilmu Pengetahuan ini bukan hanya diberikan di UIN Syarif Hidahayatullah Jakarta, melainkan juga diberbagai perguruan tinggi Islam lainnya, bahkan di berbagai perguruan tinggi umum, serta pada berbagai kajian ilmiah yang ada di masyarakat pada umumnya, maka kehadiran buku ini dirasakan sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas. Buku Persembahan Penerbit PrenadaMediaGroup

Abuddin Nata. Bandung: Nuansam. Muhajirin, As'aril. 2011. Ilmu Pendidikan
Islam Kontekstual. Cet. I. Jakarta: Ar Ruzz Media. Mujib, Abdul dan Jusuf
Mudzakir. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Cet. I. Jakarta: Prenada Media. Mujib,
Abdul.

Manajemen Dosa 2 - Kumpulan Kisah Penggelitik Logika dan Nurani

Buku ini adalah buku kedua dari Serial Manajemen Dosa, yang berisi kisah sehari-hari yang ada di sekitar kita. Buku kedua ini menyampaikan konsep Manajemen Dosa dalam bentuk kisah, dan setiap kisah dalam buku kedua ini mengandung nilai yang dapat dipotretkan dalam konteks kehidupan kita. Misalnya saja: Dakwah itu ternyata beda-beda tipis antara profesional dan komersial. Ada sekelompok wanita yang rela membiarkan suaminya berselingkuh daripada dipoligami. Pertaruhan antara sekeping uang 500 rupiah untuk pengemis, dan selembar 2000 rupiah untuk membeli koran dari anak jalanan. Tromol masjid di pinggir jalan, yang berubah fungsi menjadi wadah syiar dan sarana penyaluran sedekah bagi mereka yang sibuk. Metode dakwah unik yang dipakai oleh seorang Ustaz nyentrik untuk menyadarkan para preman. Segera temukan 27 kisah yang menggelitik logika dan nurani dalam buku ini. Buku yang akan “menampar” setiap pembacanya.

Buku ini adalah buku kedua dari Serial Manajemen Dosa, yang berisi kisah sehari-hari yang ada di sekitar kita.