Sebanyak 324 item atau buku ditemukan

Pembelajaran Cerpen

Buku Pembelajaran Cerpen ini secara umum memuat konsep dasar, desain, hingga panduan teknis pembelajaran cerpen. Gagasan tersebut diharapkan dapat diterapkan di tingkat pendidikan dasar, menengah, hingga pendidikan tinggi. Contoh, materi cerpen dibagi menjadi tiga, yakni cerpen denotatif, cerpen konotatif, dan cerpen simbolik. Pembagian itu didasari pemikiran tentang pemilihan materi yang tepat dan teknik yang tepat bagi peserta didik. Sistem pembelajaran disesuaikan dengan produk peraturan perundang-undangan yang mutakhir. Jadi, buku ini bukan hanya buku mata pelajaran tertentu di kelas tertentu, melainkan buku yang secara khusus membahas materi cerpen di tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Buku ini sangat dibutuhkan di tengah langkanya teori cerpen di tengah-tengah kita. Untuk memahami isinya, buku ini dibagi menjadi lima bagian. Bagian pertama, pendahuluan berisi pemahaman cerpen, sejarah, jenis-jenis cerpen, dan target pembelajaran. Bagian kedua, memuat dasar-dasar desain pembelajaran. Bagian ketiga, berisi pembelajaran cerpen denotatif. Bagian keempat, membahas pembelajaran cerpen konotatif. Bagian kelima, membahas pembelajaran cerpen simbolik. Dalam bagian penutup, disajikan tantangan pembelajaran cerpen pada masa datang. Hal itu terkait dengan materi, teknik pembelajaran, hingga situasi-situasi yang berpengaruh terhadap perubahan pembelajaran cerpen. Tak syak lagi, buku ini sangat penting bagi para pembelajar, khususnya di bidang bahasa dan sastra. Ketika terjadi perubahan kurikulum, pembelajaran, serta pencarian model yang tepat untuk pendidikan karakter, selama itu pula belum ada buku panduan yang menyeluruh tentang cara pembelajaran karya sastra secara konseptual, teknis, dan analitis. Buku ini memberi jawabannya.

Hal itu hanya dapat dimengerti dari bahasa asalnya, yakni Sunda, yang berarti 'larangan'. Frasa yang tidak ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mengindikasikan bahwa frasa tersebut menggunakan gaya bahasa perumpamaan.

BAHASA DAERAH DI KALIMANTAN UTARA

Buku Bahasa Daerah di Kalimantan Utara ini merupakan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis untuk memetakan bahasa-bahasa daerah yang digunakan masyarakat di Kalimantan Utara, khususnya di Kabupaten Malinau dan Kabupaten Bulungan. Buku ini terdiri atas empat bagian. Bagian pertama merupakan pengantar, yang berisi latar belakang, metode, konsep pemetaan bahasa, dan profil Kalimantan Utara. Bagian kedua merupakan pembahasan lebih detail persebaran bahasa-bahasa daerah di Kabupaten Malinau. Bagian ini terdiri atas gambaran umum Kabupaten Malinau dan bahasa daerah di Kabupaten Malinau. Bagian tiga merupakan pembahasan lebih detail persebaran bahasa-bahasa daerah di Kabupaten Bulungan. Bagian ini terdiri atas gambaran umum Kabupaten Bulungan dan bahasa daerah di Kabupaten Bulungan. Bagian empat merupakan bagian penutup yang berisi catatan akhir pembahasan. Penulis mencoba menghadirkan data secara akurat mengenai persebaran bahasa-bahasa daerah di Kalimantan Utara, khususnya di Kabupaten Malinau dan Kabupaten Bulungan. Sebagaimana kita tahu bahwa Kalimantan, khususnya Kalimantan Utara, ditempati tidak hanya suku Dayak, tetapi juga beberapa suku lain yang berasal dari Nusantara, misalnya Jawa dan Bugis yang mendominasi suku pendatang, khususnya di wilayah Kalimantan Utara, maupun Kalimantan pada umumnya. Oleh karena itu, melalui buku ini, penulis mencoba menghadirkan gambaran persebaran bahasa-bahasa daerah, mulai dari bahasa dominan maupun bahasa komplementer yang digunakan masyarakat di dua kabupaten tersebut.

Buku Bahasa Daerah di Kalimantan Utara ini merupakan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis untuk memetakan bahasa-bahasa daerah yang digunakan masyarakat di Kalimantan Utara, khususnya di Kabupaten Malinau dan Kabupaten Bulungan.

Classroom discourse : a model of classroom language research

First of all, I must praise to God, who has given me, as a human being, an ability to use and communicate using language, both spoken and written language. Because of His favour of giving us ‘Language Acquisition Device’, we human beings are able to acquire and learn languages.

2003b. PendekatanKontekstual (Contextual Teaching and Learning). Jakarta: Depdiknas. DePorter, Bobbi and Mike Hernacki. 1999. Quantum Learning, MembiasakanBelajarNyaman dan Menyenangkan.Bandung: Kaifa (Perterjemah: AlwiyahAbdurrahman).

Kearsipan SMK/MAK Kelas X. Program Keahlian Manajemen Perkantoran. Kompetensi Keahlian Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran (edisi revisi).

Buku yang berjudul Kearsipan SMK/MAK Kelas X ini hadir sebagai penunjang pembelajaran pada Sekolah Menengah Kejuruan Kompetensi Keahlian Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran. Buku ini berisi materi pembelajaran yang membekali peserta didik dengan pengetahuan dan keterampilan dalam dunia Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran. Materi yang dibahas dalam buku ini meliputi: • Arsip dan kearsipan • Norma, standar, prosedur, dan kaidah kearsipan • Prosedur penggunaan peralatan kearsipan • Penanganan surat masuk • Penanganan surat keluar • Klasifikasi dan indeks arsip • Penyimpanan arsip sistem abjad, kronologis, geografis, nomor, dan subjek. • Penggunaan arsip • Pemeliharaan arsip • Arsip dalam rangka menentukan retensi arsip • Penyusutan arsip • Pengelolaan arsip elektronik • Evaluasi kegiatan pengelolaan arsip Berdasarkan materi yang telah disajikan, para siswa diajak untuk melakukan aktivitas HOTS (Higher Order Thinking Skills) dengan cara menanya, mengeksplorasi, mengamati, mengasosiasikan, dan mengomunikasikan. Buku ini dilengkapi dengan latihan soal berupa pilihan ganda, esai, dan tugas proyek yang bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menguasai materi sesuai kompetensi dasar dan kompetensi inti. Buku ini telah disesuaikan dengan tuntutan kompetensi SMK/MAK di bidangnya. Dengan demikian, kami berharap siswa mampu berkompetisi di dunia kerja.

Buku yang berjudul Kearsipan SMK/MAK Kelas X ini hadir sebagai penunjang pembelajaran pada Sekolah Menengah Kejuruan Kompetensi Keahlian Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran.

Teknik Menulis Artikel Memikat

Anda akan menemukan teknik menulis artikel memikat yang belum pernah disampaikan guru menulis manapun. Teknik yang disampaikan dalam buku ini berdasarkan hasil pengalaman panjang penulis berdasarkan teori dan praktik jurnalistik serta pengalaman penulisan buku populer. Kaya akan trik dan tips menulis serta kreativitas. Artikel adalah salah satu bentuk tulisan yang paling membutuhkan kreativitas, di luar bentuk tulisan fiksi (novel, cerpen, puisi). Teknik dalam buku ini cocok untuk artikel populer, media massa, media sosial, website, dan juga buku.

Anda akan menemukan teknik menulis artikel memikat yang belum pernah disampaikan guru menulis manapun.

BELAJAR MENULIS TEKS BERITA DENGAN MEDIA CETAK MODEL QUANTUM TEACHING

Buku ini merupakan salah satu bahan untuk belajar menulis teks berita dengan baik, lengkap, dan komunikatif, sehingga pembaca berita dapat memahami dengan mudah segala sesuatu yang disampaikan dalam berita tanpa kesulitan dan tanpa adanya kesalahan tafsir. Selain itu, pembaca juga tidak cepat bosan dengan berita yang sudah disajikan hanya karena terlalu banyaknya kalimat yang kurang penting. Bagi Anda yang ingin belajar menulis teks berita, sangat penting sekali untuk membaca buku ini.

Buku ini merupakan salah satu bahan untuk belajar menulis teks berita dengan baik, lengkap, dan komunikatif, sehingga pembaca berita dapat memahami dengan mudah segala sesuatu yang disampaikan dalam berita tanpa kesulitan dan tanpa adanya ...

Hanya Satu Jam, Menakar Nilai Berita : Bintang Pustaka

Menulis tidak bisa dipungkiri dari kondisi silap dan salah, akan tetapi jika kesalahan itu terus dilakukan berarti kita tidak siap untuk berubah menuju yang lebih baik. Buku Menilai Suatu Berita sengaja kami kupas untuk menuju dan membantu penulis dan wartawan/pewarta/jurnalistik dalam memperbaiki kesalahan beritanya.

Menulis tidak bisa dipungkiri dari kondisi silap dan salah, akan tetapi jika kesalahan itu terus dilakukan berarti kita tidak siap untuk berubah menuju yang lebih baik.

THE NEW YORK TIMES

Menulis Berita tanpa Takut atau Memihak

The New York Times (atau juga sering disebut The Times) tidak bisa dibilang koran biasa. Bila ditilik dari segi usia, koran ini telah "cukup berumur." Usianya lebih dari 100 tahun, mengawal sejarah perjalanan bangsa AS sejak kepemimpinan Presiden Grover Cleveland (Presiden AS ke-24) hingga setidaknya George Walker Bush (Presiden AS ke-43) saat ini. The Times juga tidak bisa dibilang sebagai koran biasa jika ukuran yang digunakan adalah capaian prestasi jurnalistik para wartawannya. Tidak tanggung-tanggung, 90 penghargaan Pulitzer (penghargaan untuk karya jurnalistik terbaik di AS) berhasil disabet oleh wartawan The Times sejak 1918 hingga 2004. Rentangnya mulai dari kategori liputan politik dalam negeri, liputan investigasi, liputan internasional, pemberitaan soal sains, hingga editorial. Salah satu penghargaan Pulitzer yang kemudian melambungkan nama The Times adalah laporan mengenai Pentagon Papers, yang dimenangi pada 1972 untuk kategori penghargaan khusus dan contoh istimewa dalam pelayanan publik. Pentagon Papers adalah sebuah dokumen berisi sejarah keterlibatan AS di Vietnam yang disiapkan oleh Robert S. McNamara, Menteri Pertahanan AS. Adalah Neil Seehan, wartawan The Times yang pernah bertugas di Vietnam, yang mendapat dokumen itu pada awal April 1971 dari Daniel Ellsberg, kenalannya yang pernah bekerja sebagai perwakilan Departemen Pertahanan AS di Vietnam. Elssberg adalah salah satu dari puluhan penulis Pentagon Papers. Semula Ellsberg mendukung kebijakan AS dalam intervensi ke Vietnam, namun pandangannya sedikit demi sedikit berubah setelah ia mendapati kenyataan bahwa pemerintah AS mendukung pemerintahan yang korup di Vietnam, sementara ribuan tentara AS mati dan puluhan ribu jiwa warga Vietnam menjadi korban perang. Pada 13 Juni 1971 laporan itu dipublikasikan. Pemerintah AS sontak kebakaran jenggot dan selang dua hari setelah publikasi itu Jaksa Agung Presiden Nixon, John Mitchell meminta The Times untuk menghentikan laporan itu dengan alasan "akan menyebabkan kerugian yang tak dapat diperbaiki bagi kepentingan keamanan Amerika". Namun, The Times bergeming. Pemerintah AS kemudian meminta pengadilan distrik New York untuk menghentikan publikasi itu. Lagi-lagi usaha mereka gagal. Hakim memutuskan The Times berhak meneruskan serial pemuatan laporan itu. Pemerintah tak puas dengan keputusan hakim dan naik banding. Di tingkat banding, Mahkamah Agung dalam putusan bandingnya memenangkan The Times dan Washington Post yang juga mempublikasikan laporan itu, dengan skor 6-3. *** The Times terbit untuk pertama kali pada 1851. Semula koran ini dimiliki oleh R. Miller, namun tidak terlalu sukses. Belakangan, seorang yang diketahui bernama Adolph Ochs mendengar kabar bahwa The Times hendak dijual, tapi Ochs tidak punya uang. Bukan Ochs namanya kalau ia menyerah. Ochs kemudian mendatangi sejumlah investor, meyakinkan mereka, dan akhirnya berhasil. Sejak 1896 Ochs mengambil alih The Times. Lahir pada 1858 di Cincinati, Ochs adalah sulung dari enam bersaudara. Ayahnya, Julius Ochs, seorang Jerman keturunan Yahudi yang lahir di Bavaria kemudian beremigrasi ke AS pada 1845. Sejak kecil Adolph sudah tertarik pada dunia menulis. Liputan pertamanya menyoroti peristiwa kematian Presiden Andrew Johnson pada 1875 ketika usianya belum genap 20 tahun. Hasil liputannya itu dimuat di koran Lousiville Courier-Journal. Tulisannya banyak disunting oleh editornya. Namun Ochs tidak putus asa. Ia terus mengasah kemampuan menulisnya sembari menajamkan naluri bisnisnya. Pada 1878 ia mendirikan Chattanooga Daily, yang kemudian berubah menjadi Chattanooga Times, dan mempekerjakan anggota keluarganya di sana--hal yang sama ia lakukan saat memimpin The Times kelak. Ayahnya diminta untuk menjadi pemegang tata buku, sementara adiknya George sebagai reporter. Sejak mengambil alih The Times pada 1896, Ochs menyajikan banyak berita ekonomi, lalu mengembangkan berita-berita hukum. Kalangan penasihat hukum mulai terpikat dengan koran ini. Pada edisi minggu, The Times pun banyak memuat berita dari dunia pemerintahan, dan jarang menampilkan hal-hal yang berbau hiburan. Ochs memang agak anti dengan hal-hal yang berbau populer; ia tidak ingin mengikuti jejak sejumlah koran kuning yang menampilkan berbagai cerita sensasional, komik, dan gambar-gambar yang dirasanya tidak perlu. Itu cara Ochs mengemas The Times dari sisi pemberitaan. Sedangkan untuk mendongkrak penjualan, Ochs pernah menjual The Times hanya seharga 1 sen. Oplah The Times pun terus merangkak naik. Ketika membeli The Times pada 1896 oplahnya cuma 9.000 eksemplar. Selang tiga tahun telah mencapai 75 ribu eksemplar, dan pada dekade 1980-an mencapai 900 ribu eksemplar. Pada 1920-an, Ochs secara perlahan memberikan peran yang lebih besar kepada menantunya, Arthur Hays Sulzberger, kendati ia sendiri memiliki seorang putri bernama Iphigene Berta Ochs. Sepeninggal Ochs pada 1935, Arthur Hays memimpin The Times. Jika Ochs memompa kerja wartawan The Times untuk "menulis berita tanpa takut atau memihak", Arthur meneguhkan kerja itu dengan mengatakan, "Jurnalis itu ibarat orang yang menyalakan terang untuk hadirnya bintang-bintang." (hlm. 50) Namun, The Times tak sepenuhnya lepas dari masalah. April 2003, The Times diguncang skandal pembuatan berita palsu oleh Jayson Blair, wartawan muda The Times. Kasus Blair terungkap ketika ia menulis kisah Jessica D. Lynch, tentara perempuan AS yang tertawan tentara Irak saat AS menyerbu negara itu awal 2003. Ketika laporan Blair itu dimuat April 2003, sebuah surat kabar di Texas mencurigai laporan itu merupakan hasil penjiplakan dari laporan wartawan mereka. Menanggapi hal itu, The Times kemudian membentuk tim investigasi internal untuk menyelidiki kasus ini. Tim akhirnya menemukan fakta bahwa Blair sama sekali tidak pernah datang ke kota tempat keluarga Lynch tinggal. Ia juga tidak tercatat pernah menginap di hotel kota itu ataupun menghubungi keluarga Lynch sekalipun. Kesimpulannya, laporan Blair memang hasil jiplakan dari berita di koran lain. The Times pun gempar. Sejumlah editornya lemas mendengar hasil laporan intern itu. Walau malu, para editor The Times akhirnya menyatakan permintaan maaf kepada para pembacanya. Dan sejak 1 Mei 2003, Jayson Blair mengundurkan diri dari The Times. (hlm. 1-2) Kasus Blair ini telah mencoreng reputasi The Times sebagai koran terbaik di dunia 1999 versi majalah Editors & Publishers. Agar kasus Blair ini tidak terulang kembali, The Times merasa perlu merevisi kode etik mereka. Ini merupakan koreksi atas kesalahan yang pernah dibuatnya. Soal integritas, otoritas, dan reputasi benar-benar ditegaskan kembali. Hal ini disebutkan dalam alinea pertama hasil revisi kedua Kode Etik Mei 2004: "Reporters, editors, photographers, and all members of the news staff of the New York Times share a common and essential interest in protecting the integrity of the newspaper..Our greatest strength is the authority and reputation of the Times." *** Buku ini ditulis oleh Haryanto setelah ia melihat buku setebal hampir 1.000 halaman yang berjudul The Trust: The Private and Powerful Family Behind The New York Times karangan Susan E. Thift & Alex S. Jones, berisi sejarah keluarga pemilik The Times. Dari seorang kawannya, ia mendapatkan buku The Times of My Life and My Life with The Times, yang memuat biografi Max Frankel, salah seorang pemimpin redaksi The Times. Setelah itu secara kebetulan ia memperoleh buku dari mantan pembimbing skripsinya di Jurusan Komunikasi UI dulu, berjudul The Kingdom and The Power. Buku yang terbit pada 1981 ditulis oleh Gay Talese, mantan wartawan The Times. Dari ketiga sumber awal buku itulah, naskah buku ini mulai ditulis dalam ciri khas penulisnya: The Times tidak hanya dituturkan seputar sejarahnya, jatuh-bangunnya, prestasi berikut noktahnya, tapi juga The Times ditarik hingga pada medium reflektif bagi pembaca di tanah air, membangun kredibilitas media dan merawat kepercayaan publik bukanlah perkara mudah. Butuh pengorbanan dan dedikasi tak kunjung lelah.

The New York Times (atau juga sering disebut The Times) tidak bisa dibilang koran biasa.

Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai Identitas Sosial

Studi Kasus di Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab Jakarta dan El Darosah Banten

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk membuktikan bahwa pembelajaran bahasa Arab yang diterapkan oleh Universitas al-Azhar dan dilakukan oleh perwakilan resminya (Pusiba dan El Darosah) telah berhasil menjelaskan identitasnya. Secara khusus, penelitian ini bertujuan, pertama, ingin menunjukkan tujuan pembelajaran bahasa Arab pada program persiapan masuk Universitas al Azhar. Kedua, ingin menganalisis pembelajaran bahasa Arab tersebut diimplementasikan oleh lembaga perwakilan Universitas al-Azhar di Indonesia. Dengan menggunakan buku ajar yang sudah disediakan, pembelajaran bahasa Arab yang diimplementasikan oleh lembaga perwakilan Universitas al-Azhar di Indonesia selalu mengikuti pedoman yang telah digariskan dalam buku tersebut. Para siswa pada kedua lembaga dilatih dengan tahapan-tahapan yang telah diuraikan secara gamblang dalam buku, dan akan dievaluasi secara kontinu sesuai latihan-latihan di dalamnya untuk menentukan sudah di mana tingkat kemampuan bahasa mereka. Setelah semua berakhir, mereka dianggap memiliki kemampuan untuk secara langsung masuk dan mengikuti perkuliahan di fakultas-fakultas yang tersedia pada universitas al-Azhar.

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk membuktikan bahwa pembelajaran bahasa Arab yang diterapkan oleh Universitas al-Azhar dan dilakukan oleh perwakilan resminya (Pusiba dan El Darosah) telah berhasil menjelaskan identitasnya.

Kiat-kiat Menulis Karya Ilmiah Remaja

Karya tulis ilmiah remaja merupakan salah satu kreasi dan inovasi siswa untuk mengembangkan nilai-nilai pengetahuan dan keterampilan di bidang menulis. Buku yang berjudul “Kiat-Kiat Menulis Karya Ilmiah bagi Remaja” menuntun siswa dalam menulis karya ilmiah yang sesuai dengan sistematika penulisan dan prosedur penelitian. Semoga buku ini banyak memberikan manfaat kepada pembaca, sekaligus menjadi tambahan literatur di dunia akademik dalam mengembangkan khazanah pengetahuan. Penulis menyadari bahwa buku ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca, senantiasa kami harapkan demi kesempurnaan pada karya-karya berikutnya. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih dan semoga bermanfaat.

Karya tulis ilmiah remaja merupakan salah satu kreasi dan inovasi siswa untuk mengembangkan nilai-nilai pengetahuan dan keterampilan di bidang menulis.