Sebanyak 10 item atau buku ditemukan

Menyingkap Khazanah Ilmu Hadis

Begitu pentingnya al-Quran dan Hadis, hingga umat Islam mengekspresikannya dengan berbagai bentuk sepanjang Quran. Kita seringkali mendengar orang mengatakan, “Mari kita kembali kepada Quran dan Hadis!”, “Mari kita kembali kepada Quran dan Sunnah!”, dan ungkapan-ungkapan lainnya. Shahih al-Bukhari, salah satu kompilasi riwayat-riwayat hadis yang dikumpulkan oleh Imam al-Bukhari, diekspresikan sangat vital oleh para ulama sehingga muncul ungkapan “Ashahhu al-kutub ba’da al-Qur’an shahih al-Bukhari” (kitab yang paling sahih setelah Quran adalah shahih Bukhari). Sebelum memahami apa makna yang terkandung di dalam hadis, kita perlu memahami apa yang disebut sebagai istilah-istilah dalam hadis, atau disebut ‘ilm mushthalah al-hadits. Isi ilmu ini adalah seluruh penamaan yang terkait dengan kondisi hadis, baik dari aspek sanad (jalur riwayat) sampai aspek matan (konten hadis). Di sinilah kita tahuistilah shahih, dha’if, mutawatir, dan istilah lainnya. Setelah tahu ilmu istilah, kita perlu belajar bagaimana memahami sebuah hadis, apakah hadis tersebut bisa diamalkan, apakah hadis tersebut memiliki hadis lain yang menguatkan, apakah hadis tersebut ternyata maknanya bertentangan dengan Quran, dan masih banyak pertanyaan lain terkait dengan pemahaman hadis. Maka, ilmu ini kemudian disebut sebagai kritik hadis atau pemahaman hadis. Kedua ilmu itulah yang berupaya dirangkum dalam buku ini.

Begitu pentingnya al-Quran dan Hadis, hingga umat Islam mengekspresikannya dengan berbagai bentuk sepanjang Quran.

Epistemologi Ilmu Pengetahuan, Ilmu Hadis, dan Ilmu Hukum Islam

Sebagai ilmu pengetahuan untuk mengetahui benar tidaknya suatu hadis, ilmu hadis sejatinya memenuhi syarat epistemologis sehingga kebenarannya dapat diakui secara ilmiah. Dalam arti, kebenaran yang dikemukakan oleh studi hadis dapat dibuktikan, baik berdasar data empirik-historis maupun secara rasional. Dengan demikian, kaidah atau teori yang diusung dalam ilmu ini dapat dibuktikan kebenarannya sehingga dapat dijadikan sebagai alat dan barometer untuk menguji autentisitas hadis Nabi. Epistemologi ilmu hadis antara lain terlihat pada eksistensi epistemologi ilmu hadis dan strukturnya, juga epistemologi kritik hadis beserta metode kritikhadis. Demikian halnya keilmuan hukum Islam secara epistemologis dapat dilihat dari segi struktur keilmuan hukum Islam dan pemetaannya pada objek materia dan objek forma. Objek materia berkenaan dengan keilmuan hukum Islam normatif, keilmuan hukum Islam empirik dan pranata sosial, keilmuan metodologis, serta keilmuan instrumen. Adapun objek forma dapat berupa sudut pandang sejarah (historis), filsafat (epistemologis dan aksiologis), sosiologis, dan yuridis. Keilmuan hukum Islam tersebut dapat dianalisis menggunakan metode deduksi-koherensi, induksi-korespondensi, ilmiah, fenomenologis, dan struktural-fungsional. Kehadiran buku ini dimaksudkan untuk memperkuat wawasan tentang epistemologi ilmu pengetahuan secara umum, ilmu hadis, ataupun keilmuan hukum Islam. Karena itu, buku ini sangat penting dibaca oleh pengkaji filsafat; khususnya filsafat ilmu, kajian hadis dan hukum Islam, serta kajian ilmu humaniora ataupun kajian logika terutama dari kalangan akademisi (dosen, mahasiswa, guru, dan siswa). Buku persembahan penerbit PrenadaMediaGroup

It is also provided for global development of science through Muslim contacts especially via Andalusia leading to European renaissance and modern developments with economics and social benefits to the European society at large.

Memahami Ilmu Hadis

Hadis, secara harfiah, berarti “berbicara”, “perkataan” atau “percakapan”. Menurut terminologi Islam, Hadis berarti tindakan melaporkan, mencatat sebuah pernyataan, dan tingkah laku Nabi Muhammad Saw. Pada akhirnya, kata “Hadis” mengalami perluasan makna sehingga kata ini disinonimkan dengan kata “sunnah”. Itu berarti, “sunnah” bisa diartikan sebagai “segala perkataan, perbuatan, ketetapan dan persetujuan Rasulullah Saw. yang dijadikan sebagai ketetapan atau hukum”

Hadis, secara harfiah, berarti “berbicara”, “perkataan” atau “percakapan”.

Manajemen Belajar (Dan Mengajar) Ilmu Hadis

Saat kita bertandang ke rumah makan, begitu dapat duduk, yang buat penasaran, bagi pemula, dan bukan pelanggan, tentunya daftar menu. Kalau mengunjungi toko buku, atau perpustakaan, selain bertanya ke orang dalam, ya tentu menu katalog. Juga saat berminat baca buku baru, tentu menu (daftar) isi, yang jadi incaran. Pada setiap menu atau sajian ilmu pengetahuan, ada kode-kode istilah. Kadang hanya berlaku pada satu ilmu saja. Kadang pula digunakan bergantian pada ilmu lain. Karena masih sesama anggota dari ilmu induknya. Misalnya istilah khabar, atsar, hadis, dan sunnah. Yang pertama, digunakan pada ilmu Nahwu selain pada ilmu hadis ini.

Yang pertama, digunakan pada ilmu Nahwu selain pada ilmu hadis ini. Buku Manajemen Belajar (Dan Mengajar) Ilmu Hadis ini diterbitkan oleh penerbit deepublish dan tersedia juga versi cetaknya.