Allah mengutus Nabi Muhammad SAW dengan membawa agama yang benar dan petunjuk yang lurus. Dia menurunkan kepada beliau Al-Kitab dan Hikmah. Al-Kitab adalah Al-Qur'an dan Al-Hikmah adalah Sunnah. Agar beliau menjelaskan kepada manusia apa yang diturunkan Allah kepada mereka, sehingga mereka memikirkan, mendapat hidayah, dan beruntung. Al-Kitab dan As-Sunnah adalah dua dasar yang dengan keduanya hujjah Allah menjadi tegak atas hamba. Dengan keduanya pula hukum-hukum Islam baik I'tiqadi maupun amali menjadi terbangun. Sehingga tiada suatu amal ibadah pun, tiada suatu keyakinan pun, kecuali harus ada dalilnya baik dari Al-Qur'an maupun Sunnah Rasulullah SAW. Jadi pada setiap gerak-gerik kita, kita mesti mencari dalilnya dari dua sumber hukum ini. Jika ada maka kita amalkan. Jika tidak ada maka jangan membuat-buat dalil. Karena sesuatu yang tidak ada dalilnya, ketika kita mengamalkannya maka hanya kerugian yang kita dapatkan. Maka siapa pun dari kita yang mengambil dalil dari Al-Qur'an, dia hanya perlu melihat satu aspek saja. Yaitu aspek dalalah nash atau kandungan hukum yang ditunjukkan dalil tersebut. Kita tidak perlu melihat kepada sandaran dalil itu. Karena Al-Qur'an sudah benar secara qath'i tanpa perlu diragukan keabsahannya. Sebab Allah berfirman: "Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." (QS. Al-Hijir: 9) Sedangkan jika mengambil dalil dari Hadis, kita masih membutuhkan dua aspek. Aspek pertama: Adalah sisi kebenaran dalil itu sendiri, apakah benar dari Nabi SAW. Kemudian aspek kedua: Adalah sisi kandungan hukum yang ditunjukkan oleh dalil. Karena kita diperintah melihat keabsahan Hadis yang datang dari Nabi SAW, maka para ulama' menetapkan kaidah-kaidah. Dengan kaidah-kaidah itu kita bisa mengetahui apakah yang disandarkan kepada Nabi SAW ini, diterima atau ditolak. Karena itulah kita mempelajari ilmu musthalah Hadis atau ilmu Hadis. Tujuannya agar bisa menyaring mana Hadis yang sahih dari yang dhaif. Sehingga jika sahih maka kita amalkan. Dan jika dhaif maka kita tinggalkan. Ketika kami diamanahi mengampu mata kuliah ini di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo sejak tahun 2005, rasanya tiada hasil kalau tidak ada buku pegangan yang bisa dijadikan acuan oleh mahasiswa. Karena itu pada tahun ini, tahun 2012, kami berusaha –dengan segala keterbatasan kami- untuk menyusun buku ilmu Hadis I ini. Mudah-mudahan bisa menjadi pegangan yang berguna bagi para mahasiswa. Pada buku ilmu Hadis ini, kami menggabungkan antara teori dengan Hadisnya. Jadi setelah satu bab membahas tentang musthalah, pada bab selanjutnya kami mengupas tentang Hadis Nabi SAW berikut hukum dan penjelasannya. Kami memilih ini, karena ilmu Hadis adalah ilmu yang tergolong sulit dipahami oleh para mahasiswa. Apalagi mahasiswa yang ikut kelas kami adalah gabungan. Sebagian mengambil mata kuliah ilmu Hadis, sementara yang lain mata kuliah yang diambilnya adalah Al-Hadis, tapi dijadikan satu dalam satu kelas bersama kami. Inilah yang mendorong kami menggabung dalam buku ini antara ilmu Hadis dengan Hadis-Hadis Nabi SAW. Menurut kami, lebih baik mengedepankan sesuatu yang bermanfaat bagi mahasiswa daripada teori yang hanya hilang dan tidak diaplikasikan. Karena itu dalam buku ini kami berusaha memberikan materi-materi yang tidak terlalu sulit dan mudah dipahami. Mudah-mudahan dengan usaha ini menjadikan materi lebih bermanfaat bagi mahasiswa dan lebih mudah dipahami. Karena itu kami tidak terlalu fokus pada buku ini untuk menyebut Takhrij Hadis, macam-macam Hadis dhaif dan lain sebagainya. Insya Allah materi-materi ini kami jelaskan pada buku kedua, yaitu Ilmu Hadis II, yang mudah-mudahan Allah memudahkan untuk kami penyusunannya. Akhirnya, ini adalah jeripayah makhluk lemah yang tidak mempunyai ilmu. maka sudah barang tentu banyak terdapat ketidaksempurnaan di dalamnya seperti ketidaksempurnaan manusia. Hanya Allah-lah yang Maha sempurna dan tersucikan dari segala kekurangan: إِنْ تَجِدْ عَبْيًا فَسُدَّ الْخَلَلَا *** جَلَّ مَنْ لَا عَيْبَ فِيْهِ وَعَلاَ "Jika anda menemukan suatu kekurangan maka tutupilah kekurangan itu…. Hanya Allah Maha tinggi dan Maha luhur yang tidak mempunyai kekurangan." Karena itu kepada para pembaca secara umum, dan para mahasiswa secara khusus untuk tidak sungkan memberikan masukan dan kritik yang membangun bagi kebaikan buku ini. Jika ada benarnya maka itu dari Allah semata, dan jika ada kekurangan maka itu dari kami secara pribadi. Semoga Allah segera menyempurnakan yang kurang dan membenarkan yang salah-salah. Inilah buku Ilmu Hadis I, mudah-mudahan Allah menjadikannya bermanfaat bagi kami baik dalam kehidupan dunia maupun Akhirat. Juga bagi para pembaca dan siapa pun yang turut membantu dalam kemunculan buku ini. Semoga kami diberi keikhlasan dalam penyusunannya, sehingga menjadi tabungan yang memberatkan timbangan amal kami pada Hari berbangkit kelak. Amin.
... Hadis Qudsi ! ( 2 ) Sebutkan perbedaan mendasar antara Hadis Qudsi dengan Hadis Nabawi . ( 3 ) Sebutkan dua dari perbedaan mendasar antara Al - Qur'an dengan Hadis Nabawi . ( 4 ) Apa makna Hadis menurut istilah ? ( 5 ) Apa makna Qudsi ...