Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam sebagai mata kuliah wajib di prodi Magister Pendidikan Agama Islam memberikan bekal kepada mahasiswa dalam mengembangkan kurikulum, baik yang sifatnya teoretik maupun praktik. Buku ajar ini merupakan suplemen dari sekian buku referensi yang sudah ada, yang disesuaikan dengan kajian Pendidikan Agama Islam di sekolah maupun di madrasah. Kajian dalam buku ini praktis dan lebih realistis, dengan kajian khusus konsep dan fenomena di sekolah dan madrasah. Mahasiswa diharapkan lebih mudah mempelajarinya sesuai dengan kenyataan yang dihadapi dalam lembaga pendidikan, khususnya di sekolah dan madrasah. Kehadiran buku ajar ini berhubungan langsung dengan mata kuliah yang terdapat di Fakultas Agama Islam, baik pada Strata 1 (S1) maupun Strata 2 (S2), sehingga bab-bab yang dibahas dalam buku ini disesuaikan dengan kajian-kajian yang dipelajari oleh para mahasiswa. Selain itu, gagasan-gagasan teoretis berasal dari beberapa referensi yang telah ada, ditambah pula kajian secara praktis.
Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam sebagai mata kuliah wajib di prodi Magister Pendidikan Agama Islam memberikan bekal kepada mahasiswa dalam mengembangkan kurikulum, baik yang sifatnya teoretik maupun praktik.
Kata kurikulum sudah tidak asing lagi bagi para pendidik (teaching staff) dan tenaga kependidikan (non teaching staff), sebab mereka setiap hari telah bergelut dengan kegiatankegiatan kurikulum di sekolah. Meskipun demikian, tidak salah bila kata kurikulum belum diketahui secara definitif baik dari segi bahasa maupun dari segi istilah menurut para pakar pendidikan. Hal ini akan lebih menambah pengetahuan kita. Selain itu, kurikulum merupakan salah satu komponen utama terselenggaranya proses pembelajaran dan pendidikan di sekolah. Proses belajar mengajar yang efektif semestinya menumbuhkan daya kreasi, daya nalar, rasa keingintahuan (curiosity), dan eksperimentasi-eksperimentasi untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan baru (meskipun hasilnya keliru), memberikan keterbukaan terhadap kemungkinan-kemungkinan baru, menumbuhkan demokrasi, dan memberikan toleransi pada kekeliruan-kekeliruan akibat kreativitas berpikir itu.
Kata kurikulum sudah tidak asing lagi bagi para pendidik (teaching staff) dan tenaga kependidikan (non teaching staff), sebab mereka setiap hari telah bergelut dengan kegiatankegiatan kurikulum di sekolah.