Sebanyak 250 item atau buku ditemukan

Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika

Buku ini membahasa nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam pembelajaran matematika

Buku ini membahasa nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam pembelajaran matematika

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN HYBIRD LEARNING DALAM PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS ULUL ALBAB

Hybrid learning adalah pembelajaran kombinasi antara tatap muka, pembelajaran berbasis komputer (offline) dan pembelajaran berbasis internet (online). Melalui blended learning semua sumber belajar yang dapat memfasilitasi terjadinya belajar bagi mahasiswa dapat dikembangkan. Pembelajaran blended dapat menggabungkan pembelajaran tatap muka (face-to-face) dengan pembelajaran berbasis komputer.

Hybrid learning adalah pembelajaran kombinasi antara tatap muka, pembelajaran berbasis komputer (offline) dan pembelajaran berbasis internet (online).

Pembelajaran Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter (character education) sangat erat hubungannya dengan pendidikan moral dimana tujuannya adalah untuk membentuk dan melatih kemampuan individu secara terus-menerus guna penyempurnaan diri kearah hidup yang lebih baik. Pendidikan karakter menekankan pada suatu nilai moral yang universal yang bisa diterima baik oleh berbagai kalangan di seluruh kelompok sosial. Pendidikan karakter berfokus bukan lagi pada sesuatu yang salah dan benar saja tapi sudah pada tingkat baik dan buruk hal yang diajarkan. Tujuan dari pendidikan karakter ini ialah mencetak Individu yang berkarakter. Pendidikan karakter juga berfungsi megembangkan peradaban manusia yang baik di dalam pergaulan dunia. Lebih jelasnya lagi, di dalam buku ini telah mengulas mulai dari hakikat pendidikan karakter, bentuk nilai-nilai karakter bangsa, hinga manfaat pendidikan karakter di era sekarang.

Pendidikan karakter (character education) sangat erat hubungannya dengan pendidikan moral dimana tujuannya adalah untuk membentuk dan melatih kemampuan individu secara terus-menerus guna penyempurnaan diri kearah hidup yang lebih baik.

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM DASA DHARMA PRAMUKA

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM DASA DHARMA PRAMUKA

SD Plus Masyitoh Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap Tahun 2014/2015”, skripsi, prodi Pendidikan Agama Islam IAIN Purwokerto. Fahrenza Rizky, Pentingnya Pendidikan Karakter Sejak Anak Usia Dini, diakses pada ...

Guru dan Pendidikan Karakter : Sinergitas Peran Guru Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter di Era Milenial

Penulis : Yohana Afliani Ludo Buan Ukuran : 21 cm x 14,5 cm Tebal : 103 Halaman ISBN : 978-623-79439-1-4 blurb : Karya ini yang judul “Guru dan Pendidikan Karakter; Sinergitas Peran Guru Dalam Membumikan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter di Era Milenial” sengaja dilahirkan untuk ikut berkontribusi dalam menerapkan dan membumikan nilai-nilai pendidikan karakter dengan baik. Karya ini sebagai pengembangan dan pengolahan dari hasil penelitian penulis di SMP Negeri 8 Samarinda. Pendidikan karakter sangat penting untuk selalu dikaji dan diterapkan terlebih di era milenial guna untuk membentengi generasi muda dari dekadensi moral yang kian hari kian menipis. Kemudian, dalam penerapan pendidikan karakter diperlukan peran guru sebagai figur yang berperan penting dalam proses mendidik, membimbing dan mencontohkan para siswa kepada perbuatan yang baik. Sehingga, demi suksesnya penerapan pendidikan karakter disuatu lembaga pendidikan diperlukan peran strategis guru. Guru sebagai “tonggak” pendidikan yang selamanya tidak bisa tergantikan oleh apapun termasuk oleh kecanggihan teknologi informasi. Untuk itu, peranannya sangat penting demi terwujudnya pembelajaran yang utuh sehingga pendidikan bisa berjalan dengan baik, akhirnya tujuan dari pada pendidikan itu sendiri bisa terwujud. Kajian dalam karya ini berusaha mengupas tuntas tentang peran guru dalam mentransformasikan nilai-nilai pendidikan karakter kepada peserta didik. Semoga karya ini bisa memberikan kontribusi yang nyata dalam rangka membangun kembali karakter bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai keluhuran, religius, nasionalis, sosial, moral dan toleran. Selamat membaca….!

Penulis : Yohana Afliani Ludo Buan Ukuran : 21 cm x 14,5 cm Tebal : 103 Halaman ISBN : 978-623-79439-1-4 blurb : Karya ini yang judul “Guru dan Pendidikan Karakter; Sinergitas Peran Guru Dalam Membumikan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter di ...

Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Prasasti Palah 1119 Ś

Prasasti Palah 1119 ? merupakan salah satu prasasti masa Kerajaan Kadiri yang masih in situ dan ditemukan satu konteks dengan Kompleks Candi Panataran: bangunan suci Palah. Prasasti Palah dikeluarkan pada tahun 1119 ? (1197 M) pada bulan Juni–Juli oleh Sri Maharaja Sri Sarwwe?wara yang bergelar Çri Wikram?wat?r?nindita Digjayotunggadewan?ma dan menggunakan lencana kebesaran Çrnggalañcana. Prasasti Palah 1119 ? terkait dengan peristiwa penetapan s?ma kepada s?mya sang catur lurah, dan peristiwa suci ini diresmikan dengan pendirian batu prasasti melalui upacara prathista untuk sebuah bangunan suci, yaitu Candi Panataran (Candi Palah) yang diperuntukkan bagi pemujaan kepada Paduka Bhat?ra di Palah. Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa paparan isi Prasasti Palah 1119 ? mengandung nilai-nilai abadi pendidikan karakter, yaitu nilai religius, disiplin, kerja keras, demokratis, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif, peduli lingkungan, dan tanggung jawab. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa kesembilan “nilai-nilai abadi pendidikan karakter” tersebut telah mengakar kuat sejak abad ke-12 hingga abad ke-14 M. Temuan penelitian ini layak untuk dikembangkan, diinternalisasikan, dan direlevansikan dengan konteks kehidupan kekinian jelang abad ke-21 M. Penerapan atau penginternalisasian nilai-nilai abadi pendidikan karakter pada isi Prasasti Palah 1119 ? memerlukan proses pembelajaran terus-menerus pada peserta didik di kelas dengan inovasi pembelajaran yang menarik, berbasis teknologi abad ke-21 M. Hasil penelitian juga mengungkapkan bahwa paparan tentang Prasasti Palah 1119 ? ini telah menjadi panduan hidup abadi serta mendapat perhatian yang serius dari masyarakat Jawa Kuno sejak masa Kadiri (abad ke-12 M), Singhasari (abad ke-13 M), hingga akhir Majapahit (abad ke-14 M). Hal ini terbukti dengan diabadikannya keberadaan prasasti dan bangunan suci, yaitu Candi Palah (Candi Panataran sekarang), yang bangunan candinya bahkan direnovasi berkali-kali pada masa Majapahit. Dengan demikian, Prasasti Palah 1119 ? dapat dijadikan sebagai sumber belajar sejarah, yakni sebagai media abadi tentang nilai-nilai pendidikan karakter. Hal ini juga sangat relevan serta tidak bertentangan untuk dikembangkan dalam konteks kehidupan kekinian. Selamat membaca para khalayak karena buku referensi ini sangat menginspirasi!

Nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter dirumus-kan dari empat sumber, yaitu agama, Pancasila, budaya, ... karakter akan berhasil, bila disertai dengan media pembelajaran yang tepat dan diberikan sejak anak usia dini.

PENDIDIKAN KARAKTER DI USIA DINI UNTUK MENCEGAH KORUPSI

Maraknya kasus korupsi saat ini mengindikasikan bahwa negara kita mengalami krisis moral dan karakter yang terdegradasi oleh zaman yang serba digital saat ini dan pendidikan karakter adalah salah satu dari sekian banyak upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi korupsi di masa depan dan penerapannya harus dilakukan sejak usia dini dimana pendidikan karakter yang paling utama dan pertama adalah diberikan oleh orang tua sebagi pondasi pertama bagi anak dalam ranah imitation atau meniru dimana orang tua adalah sosok yang mereka tiru dan orang tua harus selalu memberikan contoh yang baik dan guru sebagai yang mentransformasi ilmu pengetahuan sebaiknya dalam setiap Rencana pembelajaran dalam setiap kompetensi disisipkan 18 karakter yang terdapat didalamnya. Pendidikan karakter pada anak usia dini lebih mudah diserap oleh anak melalui praktek atau contoh sosok yang ada di kehidupan mereka baik orang tua maupun guru dan penggunaan media komunikasi serta penyampaiannya melalui cerita maupun dongeng yang didalamnya terdapat nilai atau karakter yang dapat diberikan kepada anak sehingga ranah afektif anak akan lebih leluasa menangkap nilai yang terdapat cerita atau dongeng sehingga apabila nilai yang terdapat pada cerita itu baik maka mereka akan menirunya dan bila tidak baik, maka mereka tidak akan melakukannya karena hal tersebut merugikan orang lain dan lain sebagainya. Apabila pendidikan karakter yang diberikan pada anak usia dini berjalan dengan baik yang dilakukan oleh orang tua, guru maupun masyarakat maka diharapkan karakter-karakter yang diharapkan dapat berjalan dengan baik, dimana setelah dewasa nantinya anak-anak akan mengerti bahwa korupsi yang dilakukan adalah perbuatan tidak baik, tidak jujur ataupun lainnya sehingga pada akhirnya hal tersebut tidak akan dilakukan karena tidak sesuai dengan pendidikan karakter yang didapatnya di rumah, sekolah maupun lingkungan.

Maraknya kasus korupsi saat ini mengindikasikan bahwa negara kita mengalami krisis moral dan karakter yang terdegradasi oleh zaman yang serba digital saat ini dan pendidikan karakter adalah salah satu dari sekian banyak upaya yang harus ...