Sebanyak 310 item atau buku ditemukan

Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam

Di dalam buku ini yang berhubungan dengan perkembangan kurikulum, maka peran guru di dalam pengembangannya sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang akan dilaksanakan secara kurikulum yang bersifat sentral maupun desentral, keduanya memerlukan penerapan dan perkembangan dari peran guru tersebut. Begitu juga dengan perkembangan kurikulum PAI, maka dari itu buku ini akan membahas tentang peran guru terhadap perkembangan kurikulum yang akan membuka wawasan kita dalam hal peranan guru dalam pengembangan kurikulum PAI.

... Pendidikan Islam: Dalam System Pendidikan Nasional di Indonesia. Kencana. Daulay, H. P. (2012). Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan Pendidikan Islam di Indonesia. Kencana. Dhaifi, A. (2017). Perkembangan Kurikulum PAI di Indonesia ...

Pendidikan agama Islam berbasis kompetensi

konsep dan implementasi kurikulum 2004

On curriculum development and planning of Islamic religious education in Indonesia.

On curriculum development and planning of Islamic religious education in Indonesia.

Pengembangan Model Kurikulum Pendidikan Agama Islam Multikultural

Pendidikan Islam Indonesia memiliki kekhasan tersendiri berbanding dengan negara lain dalam dunia Islam. Tidak saja berbentuk madrasah, tetapi beragam. Ini belum lagi adanya perjumpaan dengan etnisitas dan juga keberagamaan di masyarakat Indonesia. Walau dengan nama yang sama, madrasah atau pesantren, tetapi keduanya ketika berada dalam lingkungannya masing-masing memiliki corak tersendiri. Dalam pandangan-pandangan inilah, kemudian buku ini diwujudkan untuk memberi ruang bagi tersemainya pandangan keberagaman di pendidikan Islam. Dalam soal ideologis, tetap saja tunggal. Namun dalam praktik, begitupula dengan metode, akan mengalami adaptasi disesuaikan dengan kondisi kelembagaan. Buku ini menjadi bagian dari ikhtiar untuk mendokumentasikan pendidikan Islam di Indonesia. Dengan kondisi yang diuraikan sebelumnya, merupakan sebuah kesempatan dalam memperkaya maklumat pendidikan. Termasuk dengan adanya langkah ini sehingga dapat melengkapkan mozaik pendidikan Islam.

... multikulturalisme dalam bukunya “Affirming Diversity: The Sociopolitical Context of Multicultural Education”, menyebutkan bahwa tujuan pendidikan multibudaya adalah, salah satunya, untuk. sebuah pendidikan yang bersifat anti rasis ...

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam Masyarakat Pluralistik

Buku ini mengungkapkan bahwa semakin mengadopsi materi agama nonmuslim maka pembelajaran PAI pada peserta didik plural agama dapat diterima. Hal ini terus terlaksana karena tidak dijumpai peserta didik pluralistik mengkonversi agamanya menjadi agama Islam. Pembelajaran PAI pada peserta didik plural agama tersebut dilakukan hanya pada aspek pengetahuan. Pelaksanaan ini dapat terus berlangsung dan dapat diketahui melalui beberapa hal. Kebijakan Yapis Papua dalam Pembelajaran PAI pada masyarakat pluralistik tidak memperhatikan keagamaan yang dianut para siswa melainkan hanya mengajarkan agama tertentu terhadap para siswa yang beragam keagamaannya. Namun demikian, cara pembelajaran PAI yang demikian itu dapat berjalan secara efektif atau tidak menimbulkan resistensi. Hal ini terjadi disebabkan pembelajaran di Yapis Papua tidak bertujuan mengganti keagamaan para siswa, tidak memaksa peserta didik menkonversi agamanya ke dalam agama Islam, tidak mewajibkan penghayatan dan pengamalan pengetahuan agama Islam. Penerapan pembelajaran ini dilakukan tidak sepenuhnya misi ideologi tetapi lebih didasari pada pertimbangan misi sosial terutama pengenalan Islam, karena pembelajaran pendidikan agama Islam diberikan kepada siswa nonmuslim tidak menjadikan mereka keluar dari agamanya justru menjadikan pelajaran pendidikan agama sebagai sarana memperkenalkan agama Islam. Penerapan pembelajaran PAI pada 3 satuan pendidikan Yapis Papua yaitu Universitas Yapis Papua, SMK Hikmah Yapis, dan SMA Hikmah Yapis dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru sebagai ahli yang memegang kontrol selama proses pembelajaran, model teacher centris, strategi pembelajaran ekspositori. Guru/Dosen sebagai subyek dalam pembelajaran PAI dimana pendidik tidak mengharuskan peserta didik pluralis mengamalkan ajaran agama Islam, memasukkan unsur nilai dan ajaran agama non muslim di dalam materi pembelajaran PAI, guru menurunkan nilai standar kriteria ketuntasan minimal bagi peserta didik nonmuslim. Pada sisi kognitif, guru menyadur ajaran agama peserta didik pluralistik. Pada sisi psikomotorik mereka hanya mengetahui praktik keagamaan namun tidak dilaksanakan. Pada sisi afektif, guru mengambil nilai-nilai yang sama dengan ajaran agama lain yang sesuai dengan afektif dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Buku ini mengungkapkan bahwa semakin mengadopsi materi agama nonmuslim maka pembelajaran PAI pada peserta didik plural agama dapat diterima.

PENGEMBANGAN INOVASI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Pembahasan tentang pengembangan inovasi pendidikan dan sektor pembelajaran yang melingkupinya penting untuk dilakukan terutama olah para akademisi. Ilmu pengetahuan yang semakin berkembang melalui dinamika serta perkembangan Ipteks seiring lahirnya Era Industri 4.0 yang terjadi secara masiv dewasa ini, pun menuntut adanya perubahan-perubahan yang progresif, riil dan berdampak signifikan dalam berbagai lini kehidupan termasuk bidang pendidikan di dalamnya menuju ke arah ketercapaian tujuan pendidikan yang diharapkan oleh masyarakat. Pengembangan inovasi dan pembelajaran yang bersifat pembaharuan atau inovasi dapat dilakukan melalui berbagai sektor, diantaranya ialah managemen pendidikan, metodologi pengajaran, media, sumber ajar, serta implementasi kurikulum. Tentu, hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar pendidikan dapat menyelaraskan sesuai dengan kebutuhan manusia.

Pembahasan tentang pengembangan inovasi pendidikan dan sektor pembelajaran yang melingkupinya penting untuk dilakukan terutama olah para akademisi.

Implementasi SKUA (Standar Kecakapan Ubudiyah dan Akhlakul Karimah) untuk Menunjang Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Madrasah

Modernisasi pada ilmu sosial merujuk pada sebuah bentuk transformasi dari keadaan yang kurang maju atau kurang berkembang ke arah yang lebih baik dengan harapan akan tercapai kehidupan masyarakat yang lebih maju, berkembang dan makmur. Modernisasi sendiri merupakan hasil dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang saat ini. Teknologi dianggap sebagai puncak dari ilmu pengetahuan, Teknologi informasi merupakan produk dari pembangunan (development) telah berimplikasi terhadap munculnya perubahan dan pergeseran sosial masyarakat Indonesia dari segala lapisan. Mulai dari kualitas pendidikan, sampai terbukanya akses informasi adalah salah satu implikasi signifikan dari pembangunan. Kendati demikian sejumlah persoalan kritis sebagai produk dari fenomena yang sama senantiasa hadir mengiringinya, salah satunya ialah problem dalam dunia pendidikan agama Islam, menurunnya moralitas dan kualitas generasi bangsa adalah kenyataan yang terus menyelimuti pelaksanaan pembangunan bangsa ini sendiri. Program SKUA diluncurkan Kementerian Agama wilayah Jawa Timur bertujuan untuk memperbaiki kekurangan dalam pendidikan agama Islam dan implikasi logis dari adanya modernisasi, adapun dalam kasus perencanaan SKUA ini tidak membuat RPP dan silabus, melainkan hanya menetapkan pembimbing SKUA, pembagian jam mengajar serta menentukan materi ajar SKUA. Pelaksanaan SKUA ini membahas mengenai materi dan metode, adapun Materi dalam SKUA meliputi kecakapan Al-Qur’an-Hadith, akidah-akhlak, fiqh, dzikir dan doa, sementara itu metode yang digunakan adalah metode hafalan, latihan dan demonstrasi, sedangkan evaluasi dilakukan dengan melihat 3 aspek, efektif, kognitif dan psikomotorik.

Modernisasi pada ilmu sosial merujuk pada sebuah bentuk transformasi dari keadaan yang kurang maju atau kurang berkembang ke arah yang lebih baik dengan harapan akan tercapai kehidupan masyarakat yang lebih maju, berkembang dan makmur.