Sebanyak 36 item atau buku ditemukan

Multikulturalisme

tantangan-tantangan global masa depan dalam transformasi pendidikan nasional

On multicultural education in Indonesia towards globalization.

On multicultural education in Indonesia towards globalization.

Respons Islam atas Moderasi Beragama dan Multikulturalisme

Satu keniscayaan moderasi dan multukultural menjadi solusi bersama untuk dipertimbangkan dalam membangun keberagamaan di Indonesia. Banyaknya agama, ras, dan suku menjadi pertimbangan penting dalam mengambil dua pola tersebut sebagai pijakan kehidupan beragama di negara Indonesia. Meski tawaran itu menarik untuk terciptanya harmonisasi antaranak bangsa, tetapi belum semuanya mampu menerimanya dengan lapang dada, terutama para agamawan yang masih mempertahankan pola lama, tidak mau bergeser dari tradisi lama menuju tradisi baru. Kajian keilmuan tentang moderasi dan multikulturalisme sebenarnya sudah lama didengungkan, tetapi sampai sejauh ini belum tuntas. Tidak sedikit orang-orang beragama yang memicingkan mata ketika mendengar moderasi beragama, karena dianggap berseberangan dengan agamanya atau jika tidak demikian dianggapnya sebagai bentuk kebablasan dalam beragama. Paling sederhana, jika ada tokoh muslim masuk gereja untuk kepentingan diskusi atau apalah yang tidak berbau ibadah mahdhah dianggap sebagai tindakan yang tidak pantas. Cara pandang demikian berarti menunjukkan bahwa moderasi belum tuntas di kalangan masyarakat muslim. Buku ini merupakan bagian dari diskusi kecil yang diprakarsai oleh DMI Kabupaten Tuban, harapannya buku ini bisa memunculkan sikap dan pemikiran tentang pentingnya moderasi islam untuk bisa dijaga dan dihidupkan dalam kehidupan beragama, bernegera dan berbangsa, agar moderasi islam di Indonesia bisa lebih kuat dan harmonis sebagai bagian dari misi Islam Rahmatan lil ‘Alamiin.

Satu keniscayaan moderasi dan multukultural menjadi solusi bersama untuk dipertimbangkan dalam membangun keberagamaan di Indonesia.

TEOLOGI MULTIKULTURAL Tafsir Tematik Ayat-Ayat Multikulturalisme

Diskursus multikulturalisme di negara kita akhir-akhir ini terlihat menggembirakan. Banyak sarjana muslim telah mencurahkan pemikirannya untuk mengkaji aspek-aspek tersebut dalam konteks keindonesiaan. Multikulturalisme membicarakan tatanan ideologi yang menghendaki persamaan dan persatuan di tengah pusaran keanekaragaman kebudayaan, pluralisme, inklusivisme, moderatisme, dan lain sebagainya. Fenomena ini telah dimulai sejak masa kemerdekaan. Para sarjana terus-menerus memikirkan secara akademis sebagai upaya merekatkan rakyat Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku, budaya, agama, dan bahasa dalam satu wadah toleransi dan saling menghargai. Mungkin, pada masa pemerintahan Abdurrahman Wahid tema diskusi ini cukup berperan besar.

Ayumardi Azra mengatakan bahwa pendidikan multikultural dapat didefinisikan sebagai “pendidikan untuk atau tentang keragaman budaya dalam merespons perubahan dengan demografis dan kultural lingkungan masyarakat tertentu bahkan dunia ...

Multikulturalisme dalam Pendidikan Agama Islam

Analisis Pemikiran Dosen PAI di Perguruan Tinggi Umum

Pemikiran dosen PAI UNTIRTA Serang-Banten sejalan denganperspektif multikulturalisme dalam bidang ghairu mahdhah (sosial kemasyarakatan) dan tidak sejalan dengan perspektif multikulturalisme dalam bidang aqidah (teologi) dan hukum Islam. dalam pemikiran dosen PAI UNTIRTA mengandung sebelas soal-soal pokok, yakni: Mengenai agama Islam, hukum Islam, pluralitas agama dan toleransi, interaksi antar pemeluk agama, jihad, kesetaraan gender, demokrasi, hak asasi manusia, kepemimpinan dalam Islam, seni dalam Islam dan budaya lain. Pemikiran dosen PAI UNTIRTA dalam melihat multikulturalisme dipengaruhi oleh pendekatan yang bersifat deskriptif-normatif dan judgmental serta pendidikan dan wawasan yang mereka miliki. Pemikiran dosen PAI UNTIRTA Serang-Banten tentangmultikulturalisme mengandung kesan: truth claim (klaim kebenaran), prejudice (prasangka), value Judgment (penilaian berdasar standar nilai yang dianut), stereotype ( penilaian berdasarkan persepsi/ alasan yang dibuat-buat/ salah sangka), discrimination (perilaku terhadap orang lain yang berbeda dengannya yang bersifat negatif), tolerance (sifat mengerti tanpa menilai terhadap pandangan dan praktek orang lain) dan majority-minority (berkaitan dengan keadilan, menuntut persamaan kedudukan dan kesetaraan hak).

... Multicultural and Canadian Constitution , ( Canada : UBC Press , 2007 ) , h . 49 . 10 James A. Banks , Multicultural Education , Issues and Perspectives , ( London : Allyn and Bacon Press , 1989 ) , h . 4 - 5 . 111 Gde Semadi Astra , ...

Multikulturalisme, peran perempuan, dan integrasi nasional

persembahan untuk Mely G. Tan

Essays on multiculturalism related to ethnic, role of women, and national integrity in Indonesia; festschrift in honor of Mely G. Tan, an Indonesian sociologist and researcher.

Essays on multiculturalism related to ethnic, role of women, and national integrity in Indonesia; festschrift in honor of Mely G. Tan, an Indonesian sociologist and researcher.

Tantangan multikulturalisme Indonesia

dari radikalisme menuju kebangsaan

On multiculturalism in Indonesia from Islamic perspectives.

On multiculturalism in Indonesia from Islamic perspectives.

Kolonialisme Belanda dan Multikulturalisme Masyarakat Kota Medan

Penegakan Pemerintahan Kolonial Belanda di Sumatera Timur diikuti dengan penerapan berbagai kebijakan di wilayah itu. Salah satu kebijakan yang diterapkan adalah penerapan Undang-Undang Agraria pada 1870. Penerapan undang-undang tersebut, membuka peluang kepada pemodal swasta Belanda khususnya dan Eropa umumnya untuk menanamkan modalnya di Hindia Belanda. Salah satu bentuk penanaman modal adalah pembukaan perkebunan tembakau di Deli, Sumatera Timur. Pembukaan perkebunan tersebut menyebabkan meningkatnya kebutuhan tenaga kerja untuk dipekerjakan di perkebunan. Pada awal pembukaan perkebunan, penduduk pribumi Sumatera Timur (Melayu dan Batak) kurang berminat bekerja sebagai buruh di perkebunan. Oleh karena itu, para pemilik perkebunan mendatangkan buruh dari luar wilayah itu yaitu orang Cina, Keling, Jawa, Banjar dan Bawean. Kehadiran para buruh dari luar wilayah Sumatera Timur berdampak terhadap terciptanya masyarakat yang multikultur di Kota Medan. Sejak masa pemerintahan kolonial Belanda, kondisi masyarakat Kota Medan sangat multikultural baik dari aspek suku, ras, agama, budaya maupun status sosial. Dengan kata lain, pembukaan perkebunan di Sumatera Timur telah menciptakan masyarakat perkebunan yang multikultural. Kehadiran kaum buruh perkebunan dari luar Deli menyebabkan penduduk wilayah tersebut sangat heterogen.

Penegakan Pemerintahan Kolonial Belanda di Sumatera Timur diikuti dengan penerapan berbagai kebijakan di wilayah itu.

Multikulturalisme

membangun harmoni masyarakat plural

On a multicultural approach to accommodate the religious and cultural pluralism in Indonesia; collection of articles.

On a multicultural approach to accommodate the religious and cultural pluralism in Indonesia; collection of articles.