Buku ini hadir sebagai upaya memberikan sumbangsih pemikiran, di mana intensitas interaksi masyarakat Indonesia dengan berbagai paham/ aliran/ idiologi ataupun pemikiran yang datang dari luar yang semakin kompleks. Dibutuhkan pondasi yang kuat agar mampu menjamin keutuhan Negara Kesatuan Repuplik Indonesia yang sangat heterogen dalam hal suku, agama, ras dan atargolongan (SARA). Paham keberagamaan yang moderat yakni sikap moderasi beragama yang dikenal dengan istilah Islam wasathiyah menjadi salah satu pondasi penting bagi utuhnya NKRI. Islam wasathiyah sangat diperlukan dan perlu disosialisasikan lebih awal khususnya kepada lembaga pendidikan nasional maupun lembaga pendidikan keagamaan.
Buku ini hadir sebagai upaya memberikan sumbangsih pemikiran, di mana intensitas interaksi masyarakat Indonesia dengan berbagai paham/ aliran/ idiologi ataupun pemikiran yang datang dari luar yang semakin kompleks.
Moderasi beragama, dalam kajian ini, didefinisikan sebagai pendekatan yang mengedepankan pemahaman dan pengamalan ajaran agama dengan cara yang seimbang, rasional, dan menghargai keragaman. Pendekatan ini bertujuan untuk mempromosikan sikap toleransi dan menghindari pemahaman ekstrem atau eksklusif yang dapat menimbulkan perpecahan. Oleh karena itu, buku teks PAI diharapkan dapat mencerminkan prinsip-prinsip moderasi beragama ini secara efektif. Moderasi beragama, dalam hal ini,merujuk pada pendekatan yang mengedepankan sikap toleran,inklusif, dan tidak ekstrem dalam memahami dan mengamalkan ajaran agama.
Moderasi beragama, dalam kajian ini, didefinisikan sebagai pendekatan yang mengedepankan pemahaman dan pengamalan ajaran agama dengan cara yang seimbang, rasional, dan menghargai keragaman.
Bunga Rampai Moderasi Beragama di Indonesia Penulis : Edy Sutrisno Ukuran : 14 x 21 cm ISBN : 978-623-5541-64-8 Terbit : September 2021 www.guepedia.com Sinopsis : Islam moderat adalah paham keagamaan yang sangat relevan dalam konteks keberagaman dalam segala aspek, baik agama, adat istiadat, suku dan bangsa itu sendiri. Ragam pemahaman keagamaan adalah sebuah fakta sejarah dalam Islam. Keragaman tersebut, salah satunya disebabkan oleh dialektika antara teks dan realitas itu sendiri, dan cara pandang terhadap posisi akal dan wahyu dalam menyelesaikan satu masalah. Konsekuensi logis dari kenyataan tersebut adalah munculnya terma-terma yang mengikut di belakang kata Islam. Sebut misalanya, Islam Fundamental, Islam Liberal, Islam Progresif, Islam Moderat, dan masih banyak label yang lain. Moderasi mengedepankan sikap keterbukaan terhadap perbedaan yang ada yang diyakini sebagai sunnatullah dan rahmat bagi manusia. Selain itu, moderasi tercerminkan dalam sikap yang tidak mudah untuk menyalahkan terhadap orang atau kelompok yang berbeda pandangan. Moderasi lebih mengedepankan persaudaraan yang berlandaskan pada asas kemanusiaan, bukan hanya pada asas keimanan atau kebangsaan. www.guepedia.com Email : [email protected] WA di 081287602508 Happy shopping & reading Enjoy your day, guys
Bunga Rampai Moderasi Beragama di Indonesia Penulis : Edy Sutrisno Ukuran : 14 x 21 cm ISBN : 978-623-5541-64-8 Terbit : September 2021 www.guepedia.com Sinopsis : Islam moderat adalah paham keagamaan yang sangat relevan dalam konteks ...
Judul : Moderasi Beragama Untuk Kehidupan Penulis : Dede Hidayat Ukuran : 15,5 x 23 Tebal : 94 Halaman Cover : Soft Cover No. ISBN : 978-623-8776-46-7 No. E-ISBN : 978-623-8776-47-4 (PDF) SINOPSIS Buku ini menyajikan panduan komprehensif mengenai penerapan moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks masyarakat yang semakin beragam, moderasi menjadi kunci untuk mencegah ekstremisme dan membangun kerukunan antarumat beragama. Buku ini dimulai dengan menjelaskan nilai-nilai toleransi dalam Al-Qur’an, menggarisbawahi pentingnya sikap saling menghormati. Selanjutnya, konsep wasathiyah diuraikan sebagai sikap seimbang yang menghindari pandangan ekstrem, memberikan pembaca alat untuk memahami dan menerapkan prinsip ini dalam praktik sehari-hari. Melalui pembahasan tentang rumah moderasi, buku ini menawarkan strategi pemberdayaan komunitas untuk menciptakan ruang dialog yang inklusif. Penulis juga mengeksplorasi spirit moderasi yang terkandung dalam Piagam Madinah, menyoroti relevansinya dalam konteks modern. Peran generasi muda dan lembaga pendidikan juga menjadi fokus utama, dengan penekanan pada pentingnya internalisasi nilai-nilai moderasi untuk membangun karakter bangsa. Dengan pendekatan yang praktis dan inspiratif, “Moderasi Beragama untuk Kehidupan” bertujuan menjadi sumber inspirasi bagi individu dan komunitas dalam menciptakan kehidupan yang harmonis dan sejahtera di tengah keragaman.
Judul : Moderasi Beragama Untuk Kehidupan Penulis : Dede Hidayat Ukuran : 15,5 x 23 Tebal : 94 Halaman Cover : Soft Cover No. ISBN : 978-623-8776-46-7 No. E-ISBN : 978-623-8776-47-4 (PDF) SINOPSIS Buku ini menyajikan panduan komprehensif ...
Tradisi adat memiliki posisi yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat di sejumlah wilayah sebagai wahana untuk mengatasi tantangan hidup dan sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat penduduknya, baik secara personal maupun secara komunal. Berkenaan dengan itu pelestarian tradisi adat yang memiliki nilai-nilai penting bagi kehidupan masyarakat masih bisa ditemukan dan sekaligus masih dipraktikkan dalam kehidupan komunitasnya dengan sejumlah adaptasi sebagai penyesuaian dengan dinamika dan perkembangan peradaban yang terjadi di lingkungannya. Fenomena tersebut dapat dilihat dari pelaksanaan adat yang diaktualisasikan oleh masyarakat dayan gunung, khususnya di wilayah Desa Selelos, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara. Ada dua tradisi adat yang masih dilestarikan keberadaannya oleh masyarakat dayan gunung, yaitu tradisi memarek yang dilaksanakan di Bebekek dan tradisi ngaji selawat selamet gumi yang dilaksanakan di Berangkak Desa Selelos. Kedua tradisi adat yang dilaksanakan oleh masyarakat dayan gunung tersebut memiliki keutamaan berupa keterlibatan masyarakat lintas etnis dan multiagama. Para partisipan yang ikut aktif dalam tradisi adat memarek, yakni Sasak-Islam, Bali-Hindu, dan SasakBuddha yang secara bersama-sama melaksanakan ritual sesuai dengan tata cara masing-masing kelompok pemeluk agama. Analog dengan itu, dalam pelaksanaan tradisi adat ngaji selawat selamet gumi yang dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali juga ada peran serta yang berasal dari masyarakat, khususnya Sasak-Islam dan Bali-Hindu. Para partisipan dalam kedua tradisi adat tersebut dalam dimensi vertikal menyandarkan keyakinan kehadapan kekuatan gaib yang diyakini berada pada lokasi ritual memberikan pengaruh terhadap kehidupan mereka sehingga pelaksanaan tradisi adat tersebut sangat khusuk. Dimensi horizontal dalam pelaksanaan tradisi adat tersebut bertendensi membangun dan menguatkan hubungan-hubungan sosial di kalangan para pesertanya. Berkenaan dengan itu, hubunganhubungan sosial tersebut sebagai energi sosial yang berdisposisi membangun kesadaran multikultural yang akumulasinya berada pada terbangunnya harmoni sosial. Hubungan-hubungan sosial dalam konteks ini mengimplikasikan maturitas sikap dan tindakan moderasi beragama di tengah pluralitas kehidupan sosial. Peristiwa tersebut bersinergi dengan target yang dicanangkan oleh pemerintah melalui Kementerian Agama Republik Indonesia berupa moderasi beragama yang menjadi landasan dalam mewujudkan kerukunan hidup.
Tradisi adat memiliki posisi yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat di sejumlah wilayah sebagai wahana untuk mengatasi tantangan hidup dan sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat penduduknya, baik secara personal maupun ...