Inti ajaran Islam dibangun di atas dua pondasi utama yaitu al-Qur’an dan Hadis. Keduanya memiliki kaitan yang sangat erat. Banyak ayat-ayat al-Qur’an yang tidak bisa pahami dengan benar dan tepat tanpa bantuan keterangan dari Hadis Nabi SAW. Salah satu contoh adalah tentang tata cara shalat yang tidak mungkin diraktekan tanpa bantuan dari Sunnah Nabi. Karena al-Qur’an sendiri tidak menyebutkan tata cara shalat itu dan al-Qur’an hanya menegaskan hanya wajibnya shalat lima waktu itu saja. Karena pentingnya pengetahuan tentang hadist ini, Imam Abu Hanifah pernah berujar: ”Tanpa Sunnah tak seorangpun dari kita yang dapat memahami al-Qur’an”.
Buku Metode Pemahaman Hadits Nabi: (Studi Kritis Atas Pandangan Syaikh Muhammad al-Ghazâlî) dimulai dari keinginan untuk memperoleh jawaban secara konseptual mengenai pemikiran-pemikiran Syaikh Muhammad al-Ghazâlî terutama berkaitan dengan pemahaman hadits. Dari Asumsi-asumsi yang muncul di atas, maka muncul poin kunci dalam studi ini adalah: Pertama, bagaimana metode dan pendekatan yang ditawarkan Syaikh Muhammad al-Ghazâlî terhadap pemahaman sebuah hadis Nabi? Kedua, mengetahui pemahaman hadits yang dilakukan oleh Muhadditsîn atau Fuqahâ’? Ketiga, bagaimana Orisinalitas pemikiran serta Implikasi dari pemikiran Syaikh Muhammad al-Ghazâlî terhadap pemahaman hadits? Secara metodologis studi ini menggunakan pendekatan sejarah (historical approach). Dan metode yang digunakan dalam pencarian data adalah riset pustaka (library research) dengan membaca kitab-kitab karya Syaikh Muhammad al-Ghazâlî sendiri (sebagai data primer) dan kitab-kitab yang ditulis mengenai pemikiran Syaikh Muhammad al-Ghazâlî (sebagai data skunder). Dalam menganalisa data, digunakan analisis isi (content analysis). Sedang untuk mengetahui background pemikirannya, sumber utama yang digunakan adalah otobiografinya yang berjudul Qishshah al-Hayah. Sedangkan untuk mengetahui gagasan-gagasan mengenai kajian hadits, sumber utama yang digunakan adalah as-Sunnah an-Nabawiyyah Baina Ahl al-Fiqh wa Ahl al-Hadîts. Kemudian, untuk mengukur pemikiran Syaikh Muhammad al-Ghazâlî mengenai kesahihan hadits Nabi menggunakan kitab ‘Ulumul al-Hadîts, karya Ibnu Shalah dan kitab-kitab lainnya. Sedangkan dalam memahami hadits, penulis gunakan metode sintesis yang mencoba memadukan antara keyakinan terhadap hadits yang berfungsi sebagai sumber otoritatif dengan prinsip-prinsip ilmiah yang berasal dari penalaran rasionalitas manusia. Penulis berharap, dengan hadirnya buku ini dapat memberikan pengetahuan atas bagaimana metodologi kajian hadîts yang tepat dan benar, dapat mengetahui makna dan tujuan dari sebuah hadîts yang dipahami oleh Muhadditsîn dan Fuqahâ’, serta dapat memberikan sumbangan kajian sekaligus menjadi salah satu referensi penting dalam khasanah pemikiran hadits, terutama mengenai kajian hadîts yang mengandung ragam pemahaman.
Buku Metode Pemahaman Hadits Nabi: (Studi Kritis Atas Pandangan Syaikh Muhammad al-Ghazâlî) dimulai dari keinginan untuk memperoleh jawaban secara konseptual mengenai pemikiran-pemikiran Syaikh Muhammad al-Ghazâlî terutama berkaitan ...