Sebanyak 704 item atau buku ditemukan

Arab Mass Media

Newspapers, Radio, and Television in Arab Politics

Examining the economic and organizational structure and operation of Arab mass media, Rugh (president, America-Mideast Educational and Training Services, Inc.) categorizes Arab print media into five subtypes, describing and analyzing them in separate chapters. Syria, Sudan, Libya, and pre-2003 Iraq

Examining the economic and organizational structure and operation of Arab mass media, Rugh (president, America-Mideast Educational and Training Services, Inc.) categorizes Arab print media into five subtypes, describing and analyzing them ...

Media dan konflik Ambon

media, berita, dan kerusuhan komunal di Ambon, 1999-2002

Impact of media on religious conflict in Ambon, 1999-2002.

Impact of media on religious conflict in Ambon, 1999-2002.

MODUL PELATIHAN LITERASI MEDIA MELAWAN UJARAN KEBENCIAN DAN BERITA BOHONG

Dalam Laporan We Are Social (2019), terdapat data menarik, bahwa 150 juta penduduk, dari 268.2 juta penduduk,atau 56% penduduk Indonesia adalah pengguna internet, dengan peningkatan pengguna sebesar 13% pertahun, dengan 79% pengguna internet mengakses layanan data setiap hari. Lebih jauh, dari 150 juta pengguna internet, 130 juta orang adalah pengguna aktif media sosial. Tentu kita bisa berdebat panjang soal keakuratan data, mengingat realitas lapangan bahwa satu orang penduduk boleh jadi memiliki lebih dari satu nomor seluler yang aktif, namun satu hal yang tidak dapat disangkal: Indonesia adalah negara yang sangat aktif dalam hal media sosial. Di sisi lain, banyak kajian pula yang menyatakan pergeseran tren untuk memperoleh dari media luar jaringan (TV, koran, tabloid, dll) ke media dalam jaringan (media online). Laporan AC Nielsen (2017) menarik untuk dicermati. Dalam laporan tersebut, dikatakan bahwa meski TV masih mendominasi, namun media massa dalam jaringan menempati posisi kedua (44%), disusul oleh radio (37%), koran (7%), dan majalah (3%). Data ini kian menarik, terutama ketika pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya menyongsong era bonus demografi, di mana jumlah penduduk usia produktif lebih banyak ketimbang jumlah penduduk non produktif. Artinya, Indonesia saat ini mulai dan sedang “dikuasai” oleh para millenials dan generasi Z. Persoalannya, bagaimana kita menyikapi media, baik media massa maupun media sosial? Bagaimana para penikmat media ini, generasi X, Millenials, dan generasi Z, menikmati media? Apakah mereka hanya sebagai penikmat tanpa sedikitpun memahami kompleksitas media? Atau apakah mereka, dengan seluruh privilege yang mereka miliki sebagai netizen, mampu memahami dan menyaring seluruh informasi yang mereka terima? Modul yang anda pegang saat ini adalah sebuah upaya untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan tersebut. Modul ini didesain untuk mengeksplorasi pemahaman peserta, yang tidak lain adalah netizen yang aktif secara penuh di media sosial, penikmat media, atau bahkan berkecimpung dalam dunia jurnalistik, terutama jurnalisme kampus dan komunitas. Diawali dengan sebuah gagasan sederhana, bahwa netizen tidak boleh lagi hanya menjadi penikmat media, melainkan harus menjadi aktor dari media itu sendiri, maka modul ini disusun. Modul pelatihan ini didesain secara penuh, dengan sepuluh sesi yang saling berkaitan satu sama lain, menjadikan modul ini sangat praktikal sekaligus penuh dengan pemahaman teoritik. Untuk memahami kompleksitas masalah media, tim penyusun mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu hadirnya modul ini. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada International Republican Institute (IRI) yang telah memungkinkan penerbitan modul ini, kepada seluruh anggota Task Force Jawa Barat yang telah memberikan saran dan masukan, sahabat-sahabat di Aliansi Jurnalis Independen Jawa Barat, Mubadalah, Institut Studi Islam Fahmina, dan sahabat lain yang telah membantu dalam pengayaan konten modul. Tentu saja modul ini masih jauh dari kesempurnaan, itu sebabnya, kepada seluruh pihak yang akan mempergunakan modul ini, kami mohon agar berkenan memberikan umpan balik ke Sekretariat Droupadi, harapannya agar modul ini dapat terus dikembangkan dan disesuaikan dengan realitas yang terus bergerak dan berkembang di masyarakat. Terima kasih

Dalam Laporan We Are Social (2019), terdapat data menarik, bahwa 150 juta penduduk, dari 268.2 juta penduduk,atau 56% penduduk Indonesia adalah pengguna internet, dengan peningkatan pengguna sebesar 13% pertahun, dengan 79% pengguna ...

Kajian Ekonomi Politik Media: Komodifikasi Pekerja dan Fetisisme Komoditas dalam Industri Media

Tidak banyak buku yang membahas tentang ekonomi politik media di Indonesia. Padahal banyak Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta yang menjadikannya sebagai mata kuliah yang diajarkan di kelas. Akibatnya mahasiswa sangat tergantung pada bacaan-bacaan asing dan mempelajari kasus-kasus yang terjadi di luar negeri yang kadang kala berbeda dengan yang terjadi di sekitar kita. Buku ini hadir untuk menjawab kelangkaan sumber bacaan terkait kajian ekonomi politik media di Indonesia dengan menghadirkan pandangan beberapa tokoh-tokoh dalam kajian ekonomi politik media dan menyajikan kasus-kasus yang relevan di Indonesia. Fokus utama dalam buku ini adalah mengungkap praktik eksploitasi dan komodifikasi yang terjadi dalam industri televisi Indonesia. Bagaimana kapitalisme menanamkan credo-credo dalam diri pekerja sehingga eksploitasi dan komodifikasi tersebut tersamar dan tidak dirasakan sebagai beban. Selain menjelaskan tentang cara berfikir Marxis dalam melihat struktur masyarakat kapitalis dan dua perspektif besar dalam kajian ekonomi politik media (Golding-Murdock dan Vincent Mosco), penulis juga menampilkan persoalan ekonomi politik media di Indonesia terutama terkait dengan praktik komodifikasi pekerja yang marak terjadi di industri televisi tanah air. Pada bagian akhir, penulis mengaitkannya dengan gejala globalisasi yang menciptakan homogenisasi wacana tentang bekerja di industri televisi. Melalui buku ini pembaca (baik dosen maupun mahasiswa ilmu komunikasi) semakin ter cerdaskan dan memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang persoalan-persoalan komunikasi, khususnya tentang media masa. Setidaknya, kehadiran buku ini bisa memberikan cara pandang baru tentang dunia komunikasi. Buku ini bisa menjadi referensi mengajar beberapa dosen dan sarana belajar bagi mahasiswa yang ingin mempelajari seluk beluk media.

Tidak banyak buku yang membahas tentang ekonomi politik media di Indonesia.

Pemanfaatan Media Sosial Oleh Paktisi Humas Pemerintah di Indonesia

Dalam buku ini penulis menguraikan seberapa besar pemanfaatan media sosial oleh humas pemerintah terutama di lingkungan BNN RI tempat penulis mengabdikan diri

Dalam buku ini penulis menguraikan seberapa besar pemanfaatan media sosial oleh humas pemerintah terutama di lingkungan BNN RI tempat penulis mengabdikan diri

Pemanfaatan media sosial oleh praktisi humas pemerintah di Indonesia

Sebagai bagian dari masyarakat luas‒termasuk penulis juga‒ menggunakan media sosial. Bagaimanapun media sosial memiliki fungsi lebih besar dari sekadar alat berkomunikasi, tetapi juga bersosialisasi, aktualisasi diri, dan mempertahankan silaturahmi. Dengan kata lain, penulis memahami bagaimana perasaan seba- gian masyarakat Indonesia yang menggunakan media sosial yang pada saat buku ini disusun mencapai 50% dari total penduduk.

Sebagai bagian dari masyarakat luas‒termasuk penulis juga‒ menggunakan media sosial.

Global Basics: Social Media

Everything You Need to Know about Social Networks and Social Media

Social media are digital media and methods (cf. social software) that enable users to network on the Internet, i.e. to exchange information with one another and to create and distribute media content individually or in a defined community or openly in society. The term "social media" also serves to describe a new expectation of communication and is always used in the plural to distinguish it from the term medium for a printed work or a broadcast channel. This is intended to signal that it is more than just individual media or channels.Social interactions and collaborative writing (sometimes referred to as "collaboration" in reference to the English term) in social media are becoming increasingly important and are transforming media monologues (one to many).They can also support the rapid dissemination of knowledge, opinions and other information. In contrast to traditional mass media, there is little or no social divide between sender and recipient (sender-receiver model). Text, images, audio or video are used as means of communication. The joint creation, editing and distribution of content, supported by interactive applications, up to viewing, reading and understanding, is also emphasized by the term Web 2.0.

This is intended to signal that it is more than just individual media or channels.Social interactions and collaborative writing (sometimes referred to as "collaboration" in reference to the English term) in social media are becoming ...