Sebanyak 797 item atau buku ditemukan

Upaya Peningkatan Kualitas Pendidikan di Papua

Provinsi Papua yang mendapat kesempatan sebagai daerah khusus dengan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus, buku ini menjadi salah satu upaya untuk memajukan budaya lokal melalui pendidikan. Isi utama dari undang-undang tersebut adalah Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi Kerakyatan dan Infra Struktur. Prosentase dana alokasi khusus pendidikan melalui dana Otonomi Khusus dapat menjadi penggerak untuk membiayai pengembangan Pendidikan Kontekstual di Papua, sekaligus dapat meningkatkan ekonomi rakyatnya. Buku ini mengetengahkan penelitian di Kabupaten Jayapura, Kabupaten Keerom, Kabupaten Sarmi, mewakili lembaga-lembaga pendidikan di kota dan pinggiran kota. Sehingga dapat dijadikan referensi dalam memajukan pendidikan. Berharap dari buku ini dapat dikembangkan model-model kelembagaan untuk Pendidikan Kontekstual di Provinsi Papua.

guru. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan profesional guru berkelanjutan. 9. Pengembangan Profesional Guru Secara ... Pembinaan profesi guru meliputi pembinaan kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, ...

Program Inovatif dan Kerjasama Melalui Konseling Dalam Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan SMA Negeri 8 Surabaya

Buku ini ditulis dalam rangka meningkatkan mutu Pendidikan di SMAN 8 secara Inovatif, juga diharapkan ada kerjasama antara orang tua murid dan guru, untuk mencapai Inovatif ini, walaupun berbeda suku, yaitu suku Jawa, Madura dan Suku ARAB, namun dalam upaya Peningkatan Mutu Pendidikan, dimana Guru merupakan Pendidik, juga sebagai Media penghubung melalui ajaran dan pendidikan agama (Religi) yang tinggi, dan kerjasama di semua pihak yang berada di Wilayah tersebut.

Buku ini ditulis dalam rangka meningkatkan mutu Pendidikan di SMAN 8 secara Inovatif, juga diharapkan ada kerjasama antara orang tua murid dan guru, untuk mencapai Inovatif ini, walaupun berbeda suku, yaitu suku Jawa, Madura dan Suku ARAB, ...

Monograf Pojok Baca: Upaya Peningkatan Literasi Siswa Sekolah Dasar Hinterland

Minat baca dikalangan masyarakat semakin berkurang seiring berjalannya waktu. Dilihat dari lingkungan sekitar yang semakin sibuk dengan adanya gadget terutama dikalangan anak-anak, akhirnya mengantarkan penulis untuk melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di salah satu sekolah dasar yang berada di Belakang Padang. Literasi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berpikir seseorang dari menyimak, berbicara dan membaca. Kegiatan literasi pada dasarnya bisa dilakukan di manapun hal ini di dukung dengan teknologi yang semakin berkembang dan media buku bacaan yang semakin luas. Untuk menarik minat baca siswa diperlukan hal-hal yang dapat membuat siswa menjadi senang untuk membaca, salah satunya dengan diadakannya pojok baca di kelas yang memudahkan siswa untuk membaca buku. Hal ini dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik. Buku ini berisi tentang penjelasan serta pengalaman yang dilalui oleh penulis selama mengabdi kepada masyarakat, khususnya masyarakat di SD Negeri 001 Belakang Padang. SD Negeri 001 beralamat di Jl. Sulawesi, Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Belakang Padang. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah tertua yang berada di Belakang Padang. Sekolah ini dilengkapi dengan kelas, lapangan, musholla dan juga perpustakaan.

... guru di semua mata pelajaran sebab pembelajaran mata pelajaran apa pun membutuhkan bahasa, terutama kegiatan membaca dan menulis, Dengan demikian, maka pengembangan profesional guru dalam hal literasi perlu diberikan kepada guru ...

Monograf: Metode Role play (Upaya Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik)

Buku monograf ini merupakan hasil penelitian penulis di salah satu Lembaga Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP), yaitu SMP Islam Al-Ulum Terpadu Medan. Buku ini bertujuan memberikan informasi kepada pembaca khususnya pendidik, praktisi pendidikan, peserta didik dan lembaga pendidikan yang ingin menggunakan metode pembelajaran role play, sebagai salah satu metode dalam mengajar.

Buku monograf ini merupakan hasil penelitian penulis di salah satu Lembaga Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP), yaitu SMP Islam Al-Ulum Terpadu Medan.

MANAJEMEN PELATIHAN GURU SEKOLAH DASAR DALAM PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL

Pendidikan merupakan sebuah proses mencerdaskan kehidupan bangsa yang sekaligus menjadi sarana untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya. Selain itu, pendidikan dalam bentuk, jenis dan ragamnya sudah dilaksanakan sepanjang sejarah peradaban kehidupan manusia, namun pada kenyataannya, bahwa pendidikan belum mampu sepenuhnya merealisasikan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan menjawab semua tantangan pada era digitalisasi sekarang ini. Buku ini di buat sebagai dasar pemahaman bagi masyarakat, terutama bagi masyarakat dalam dunia pendidikan. Pendidikan mengkaji mengenai aspek pembelajaran, lalu untuk mengkaji kompetensi profesional guru. Konsep-konsep pelatihan kompetensi guru bersifat dinamis dan mengikuti perkembangan zaman sehingga menarik perhatian siapa saja yang mengikuti dinamika pendidikan. Manfaat terbesar dari bidang pendidikan adalah mencerdaskan pembaca dalam menganalisis situasi pendidikan yang ada di sekitarnya.

Pendidikan merupakan sebuah proses mencerdaskan kehidupan bangsa yang sekaligus menjadi sarana untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya.

Teknik Pertemuan Individual Dalam Peningkatan Kompetensi Guru Menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Kompetensi guru dalam menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) merupakan hal yang paling mendasar dalam pelaksanaan pembelajaran. Upaya yang dilakukan pengawas pembina dalam meningkatkan kompetensi tersebut melalui supervisi akademik dengan teknik pertemuan secara individual dengan guru binaan. Guru yang mampu menyusun KKM yang benar adalah guru yang memperhatikan langkah-langkah penentuan nilai pada aspek utama KKM, terutama penentuan nilai “Intake”, banyak guru masih keliru dalam menentukan nilai intake tersebut. Nilai intake adalah nilai yang diambil dari rata-rata pembelajaran sebelumnya, oleh karena itu nilai intake selalu sama untuk semua kompetensi dasar dalam mata pelajaran tertentu sesuai dengan jenjangnya masing-masing. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) merupakan administrasi yang wajib dibuat oleh guru, oleh karenanya harus disupervisi secara berkala pada awal semester ganjil dan genap oleh kepala madrasah atau pengawas pembina.

Kompetensi guru dalam menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) merupakan hal yang paling mendasar dalam pelaksanaan pembelajaran.

Pengembangan pengelolaan sekolah dalam peningkatan kompetensi guru : berdasarkan hasil penelitian terhadap upaya peningkatan kompetensi guru

Upaya meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru yang diberikan melalui program Guru Pembelajar, cenderung tidak menghasilkan seperti yang diharapkan. Setelah memperoleh pelatihan pun guru tidak memperlihatkan perubahan yang signifikan, sehingga diprediksi tidak akan terjadi perubahan pula terhadap kinerja dan hasil pembelajaran yang dicapai siswa. Dengan sikap optimistik, penyelenggaraan pelatihan tetap diberikan guru oleh Ditjen GTK dengan berganti nama menjadi program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Pelatihan memang perlu diberikan kepada guru, namun perhatian pun perlu di arahkan kepada faktor eksternal lain. Guru yang telah memperoleh ilmu dalam pelatihan, tidak akan mengalami perubahan perilaku pembelajaran, apabila tidak didukung oleh kondisi dan situasi lingkungan yang kondusif. Oleh karena itu pengembangan pengelolaan sekolah untuk menciptakan kondusifitas lingkungan sekolah pun menjadi penting diperhatikan, sehingga dapat memotivasi, menstimulir, dan mendorong pihak-pihak di sekolah untuk mewujudkan kinerja secara baik dan terarah. Dalam koteks guru, kondusivitas lingkungan sekolah menjadi masukan bagi guru dalam mengembangkan pengelolaan pola pembelajarannya. Untuk yang terakhir itu diajukan pemikiran tentang konsep siklus pengelolaan pembelajaran yang diharapkan dapat menjadi pedoman, acuan, dan penuntun bagi guru.

Upaya meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru yang diberikan melalui program Guru Pembelajar, cenderung tidak menghasilkan seperti yang diharapkan.