Buku ini merupakan karya ilmiah yang coba mengkaji dan memotret gerakan pemikiran Islam dari para intelektual muslim Indonesia generasi baru.Zuly Qodir memotret gerakan pemikiran di kalangan muslim Indonesia dari rentang waktu tahun 1991 hingga 2002. Pada periode ini generasi muda muslim progresif Indonesia bergerak dinamis dengan gagasan-gagasan barunya yang cemerlang, namun tidak jarang juga kontroversial. Penulis juga memetakan kaum muda muslim progresif generasi baru ini ke dalam beberapa tipologi: liberal-progresif, liberal-eksklusif, liberal-moderat, liberal-radikal, hingga liberal-transformatif.
Buku ini merupakan karya ilmiah yang coba mengkaji dan memotret gerakan pemikiran Islam dari para intelektual muslim Indonesia generasi baru.Zuly Qodir memotret gerakan pemikiran di kalangan muslim Indonesia dari rentang waktu tahun 1991 ...
Sementara , Islam mainstream atau Islam moderat lambat laun mulai tergerus
dan bergerak kawasan pinggiran . Dalam pernyataan kerasnya , Gus Dur secara
tegas mengudar fenomena ini : “ . . . belakangan ini suara dari kelompok Islam ...
Buku ini memotret berbagai gerakan Islam radikal teraktual di tanah air, serta Islam moderat sebagai antitesa serta arus utama paham Islam di tanah air. Tulisan dalam buku ini, berasal dari banyak sumber terpercaya dan catatan lapangan penulisnya sebagai peneliti kehidupan keagamaan di Balitbang dan Diklat Kementrian Agama. Melalui riset yang panjang, penulis buku ini berhasil mendeskripsikan 6 eksemplar organisasi Islam radikal yaitu: JI, JAT, HTI, ISIS, JAD, dan NII KW9. Meski mayoritas bangsa ini tidak menyetujui pendirian negara berdasarkan agama, namun gagasan untuk mendirikan negara berdasarkan agama Islam tidak pernah padam. Informasi dalam buku ini penting untuk dibaca bagi mereka yang cinta tanah airnya.
Buku ini memotret berbagai gerakan Islam radikal teraktual di tanah air, serta Islam moderat sebagai antitesa serta arus utama paham Islam di tanah air.
This book tells the story of the contacts and conflicts between muslims and christians in Southeast Asia during the Dutch colonial history from 1596 until 1950. The author draws from a great variety of sources to shed light on this period: the letters of the colonial pioneer Jan Pietersz. Coen, the writings of 17th century Dutch theologians, the minutes of the Batavia church council, the contracts of the Dutch East India Company (VOC) with the sultans in the Indies, documents from the files of colonial civil servants from the 19th and 20th centuries, to mention just a few. The colonial situation was not a good starting-point for a religious dialogue. With Dutch power on the increase there was even less understanding for the religion of the muslims . In 1620 J.P. Coen, the strait-laced calvinist, had actually a better understanding and respect for the muslims than the liberal colonial leaders from the early 20th century, convinced as they were of western supremacy.
In his view colonial education , " without encroaching on the domain of religion , ”
should be concerned with “ eradicat [ ing ] superstition and at the same time moderat [ ing ] or stem [ ming the harmful influence of malicious or hostile priests
and ...
Muslim moderates play an ISLAM MODERAT important part in the efIslam moderat ( moderate fort to bridge Islam and the Islam ) is the kind of Islam West
and to halt the spread that promotes interfaith dia- of Islamic terrorism . [ ] log and
...
ANCAMAN LEE KUAN YEW DAN MASA DEPAN PKS enteri Senior Singapura
Lee Kuan Yew mengulangi lagi seruannya agar kelompok Islam moderat
Imemerangi ekstrimis Islam , yang ia sebut telah membuat teror di dunia . Jika
tidak ...