Pendidikan kewirausahaan menjadi salah satu isu menarik, mengingat masih banyaknya pendapat bahwa seorang wirausaha dilahirkan dan bukan dibentuk sehingga mereka sangat meragukan keberhasilan pendidikan kewirausahaan. Hasil dari suatu pendidikan kewirausahaan, tidak hanya di Indonesia, masih sering dipertanyakan. Setelah melalui proses pendidikan kewirausahaan, siswa akan menjadi apa atau menjadi bagaimana? Pertanyaan tentang hasil yang dapat diukur dari suatu proses pendidikan adalah hal yang wajar, karena menyangkut penggunaan sumber daya yang tidak sedikit, dan waktu yang cukup banyak dialokasikan oleh para siswa di dalam program. -Prasetiya Mulya Publishing-
Pendidikan kewirausahaan menjadi salah satu isu menarik, mengingat masih banyaknya pendapat bahwa seorang wirausaha dilahirkan dan bukan dibentuk sehingga mereka sangat meragukan keberhasilan pendidikan kewirausahaan.
Buku ini hadir dan menjadi sangat penting bagi mahasiswa sebagai calon wirausaha dan para wirausaha sebagai rujukan dan panduan dalam berwirausaha dan beretika. Sebab secara jangka panjang, etika memiliki nilai plus dibandingkan laba yang mengesampingkan unsur etika. Wirausaha yang baik bukan sekadar mengejar keuntungan semata, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana menentukan pola komunikasi agar tidak melenceng dari konsep yang ada, baik itu konsep tertulis maupun konsep tak tertulis.
Buku ini hadir dan menjadi sangat penting bagi mahasiswa sebagai calon wirausaha dan para wirausaha sebagai rujukan dan panduan dalam berwirausaha dan beretika.
Data BPS pada bulan Februari 2019 menyebutkan bahwa jumlah pengangguran terbuka yang merupakan lulusan universitas mencapai 839.019 orang atau 12% dari total pengangguran yang mencapai 6.816.840 orang. Hal tersebut menekankan bahwa lulusan perguruan tinggi tidak bisa lagi sekedar mengandalkan ijazah untuk mencari pekerjaan, akan tetapi dibutuhkan kemampuan dan keterampilan bagi lulusan universitas sehingga dapat terserap ke dunia industri/usaha. Salah satu langkah alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menanamkan jiwa wirausaha pada mahasiswa. Universitas sebagai lembaga pendidikan harus turut berperan aktif untuk membangun dan mengarahkan mahasiswanya untuk bergerak dalam dunia wirausaha sebagai upaya menangani masalah pengangguran para lulusannya. Buku yang ada di hadapan pembaca ini menjelaskan mengenai kewirausahaan, analisis bisnis dan studi kelayakan bisnis, aspek pasar dan pemasaran, konsep bisnis dan waralaba, membangun jaringan bisnis dalam persaingan global, nilai-nilai dan etika bisnis dalam agama Islam, serta kewirausahaan dalam perspektif Islam.
Data BPS pada bulan Februari 2019 menyebutkan bahwa jumlah pengangguran terbuka yang merupakan lulusan universitas mencapai 839.019 orang atau 12% dari total pengangguran yang mencapai 6.816.840 orang.
Buku Manajemen Pengembangan SoftSkill Entrepreneurship ini hadir sebagai bagian penting dari pengembangan pembelajaran dan pendidikan Islam khususnya Pesantren. Buku ini hadir sebagai penyemangat baru terhadap pengkajian pendidikan Pesantren terkait dengan dominanisasi era revolusi Industri 4.0. Secara praktis, buku ini hadir juga sebagai penyeimbang pendidikan yang sudah digalakkan oleh pemerintah dimana entrepreneurship menjadi ikon diberbagai lembaga pendidikan. Namun ada yang berbeda, buku yang kami susun ini berdasarkan pada penelitian langsung di sebuah pondok pesantren entrepreneurship. Semua santri disetingg dari awal masuk untuk menjadi entrepreneur dan sekaligus memiliki kemampuan sebagaimana yang ada pada pesantren. Penyusunan buku ini tidak hanya menyajikan tentang konsep entrepreneurship secara umum. Akan tetapi dipaparkan juga bagaimana proses pembentukan, pembelajaran, brainwash entrepreneurship sampai pada pelatihan wirausahana.
Buku Manajemen Pengembangan SoftSkill Entrepreneurship ini hadir sebagai bagian penting dari pengembangan pembelajaran dan pendidikan Islam khususnya Pesantren.
Buku Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan Kejuruan; Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan sebagai Sekolah Berbasis Sistem Ganda (Dual-Based-System) dan Kewirausahawan (School-BasedEntrepreneurship) ini disajikan sebagai salah satu khazanah keilmuan tentang manajemen mutu pendidikan kejuruan, sehingga dapat dijadikan acuan bagi mahasiswa, tenaga pendidik dan kependidikan, para peneliti, pemerhati dan penggiat pendidikan serta stakeholder lainnya yang membutuhkan. Buku ini terdiri dari tujuh bab yang membahas tentang berbagai isuisu krusial dalam dunia pendidikan kejuruan baik secara teoretis dan kontekstual terkait manajemen mutu pendidikan kejuruan. Kajian awal dimulai tentang keberadaan sekolah menengah kejuruan sebagai bagian sistem pendidikan nasional, keberadaan SMK sebagai penyedia tenaga kerja tingkat menengah, dan relevansi keberadaan SMK terhadap tuntutan dunia kerja dan tantangan global. Bab 2 membahas paradigma pengembangan manajemen sekolah kejuruan, konsep dasar manajemen sekolah menengah kejuruan, problematik yang dihadapi SMK dalam mengembangkan manajemen sekolah kejuruan dan pemberdayaan pendidikan kejuruan. Pada bab 3, penulis membahas tentang esensi sekolah menengah kejuruan sebagai sebuah organisasi pendidikan yang meliputi komponen pembentuk organisasi SMK, kerja sama antara SMK vi dengan dunia usaha dan industri dan stakeholder lainnya serta reaktualisasi partisipasi masyarakat terhadap pendidikan kejuruan. Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan Kejuruan Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan Sebagai Sekolah Berbasis Sistem Ganda (Dual-Based-System) Dan Kewirausahawan (School-Based Entrepreneurship) ini diterbitkan oleh Penerbit Deepublish dan tersedia juga dalam versi cetak.
Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan Kejuruan Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan Sebagai Sekolah Berbasis Sistem Ganda (Dual-Based-System) Dan Kewirausahawan (School-Based Entrepreneurship) ini diterbitkan oleh Penerbit Deepublish dan ...
Penelitian tentang pendidikan kewirausahaan selama ini fokus pada pengembangan kurikulum secara umum, implementasinya, dan strategi yang digunakan. Namun penelitian pendidikan kewirausahaan yang menghubungkannya dengan pendidikan multikultural belum dilakukan. Padahal, kesadaran multikultural dewasa ini menjadi sebuah kompetensi pendukungan yang penting untuk dikuasai seorang entrepreneur. Hal ini tak lepas dari fakta bahwa interaksi di dunia ekonomi dan indsutri telah menjelma menjadi interaksi lintas budaya, lintas bahasa, dan lintas bangsa. Dengan adanya kesadaran multikultural, seorang entrepreneur akan lebih luwes dan adaptif dalam menjalin jaringan kerjanya dengan orang lain. Konversi hasil penelitian ke dalam buku ini kami maksudkan supaya hasil penelitian yang kami lakukan dapat lebih mudah diakses oleh khalayak sehingga nilai guna hasil penelitian ini kian bertambah.