Sebanyak 5287 item atau buku ditemukan

Manusia & Pendidikan Telaah Penafsiran Al-Maraghi Tentang Ayat-Ayat Pendidikan

Buku ini membahas tentang manusia dan pendidikan. Fokus kajian diarahkan pada penafsiran al- Maraghi tentang; 1) penciptaan manusia, 2) tugas dan tujuan hidup, 3) fitrah manusia, serta 4) free will dan predestination. Setelah itu dilakukan analisis dengan melakukan relevansinya dengan pengembangan konsep pendidikan. Buku ini terdiri dari 6 bab yang akan menguraikan berbagai hal, yakni: Pendahuluan, Riwayat Hidup al- Maraghi dan Kitab Tafsirnya, Manusia dan Teori Pokok Pendidikan, Penafsiran al-Maraghi tentang Manusia dalam al-Qur’an, Analisis Kependidikan, dan Kesimpulan.

Untuk memperkuat penafsiran tentang fitrah di atas , al - Maraghi " mengutip beberapa hadis Nabi . Misalnya hadis Nabi dari Abu Hurairah ra . , yang diriwayatkan Imam Bukhari yang berbunyi : أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ...

AYAT-AYAT DAN HADIST PENDIDIKAN

Buku yang berjudul “Ayat-ayat dan Hadist Pendidikan” ini disusun dengan maksud untuk membantu para pembaca dalam mempelajari ayat-ayat al-Quran tentang Pendidikan dan Hadist-hadist Pendidikan. Kajian dalam buku ini secara garis besar memuat beberapa aspek; Pertama, berisi ayat al-Quran dan hadist tentang hubungan manusia dengan Allah. Kedua, berisi ayat Al-Qur’an dan hadist tentang hubungan manusia dengan sesama. Ketiga, berisi ayat Al-Quran dan hadist tentang sikap manusia terhadap diri sendiri. Keempat, berisi ayat al-Quran dan hadist yang berhubungan dengan lingkungan hidup. Kelima, berisi ayat Al-Quran dan hadist yang berhubungan dengan amanah dan kepemimpinan. Berbagai hal yang dimuat dalam buku ini diharapkan dapat menjadi petunjuk bagi setiap pembaca khususnya para mahasiswa atau peserta didik yang ingin mendalami ayat Alquran dan hadist tentang pendidikan dan berbagai aspek kehidupan manusia.

Buku yang berjudul " Ayat - ayat dan Hadis Pendidikan " ini disusun dengan maksud untuk membantu para pembaca dalam mempelajari ayat - ayat al - Quran tentang Pendidikan dan Hadis - hadis Pendidikan . Kajian dalam buku ini secara garis ...

Kuliah Al-Qur’an : kajian Al-Qur’an dalam teks dan konteks

Konsekuensi konversi IAIN Mataram menjadi UIN Mataram -sesuai dengan namanya universitas dari kata univers yang berarti jagad raya, artinya, UIN Mataram- dituntut menjadi miniatur alam semesta (horizon) yang di dalamnya membicarakan segala aspek alam dan kehidupannya secara holistic. Berupaya menyelaraskan landasan filososfis bagi fakultas dan program studi yang berada didalamnya, tadinya hanya berfokus pada tekstual agama pada ulūmu al-dīn (usuluddin, syari’ah, tarbiyah, adab dan da’wah) kemudian dituntut memiliki fakultas umum yang identik kontektekstual seminsal Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Kedokteran, Fakultas Psikologi, Fakultas Pertanian dan Peternakan dan fakultas umum lainnya. Merespon dinamika tersebut UIN Mataram harus mampu mengawal perkembangan keilmuan dengan identitas Keislamannya agar tidak terlepas dari sumber pokok yaitu Al-Qur’an yaitu menetapkan Al-Qur’an sebagai mata kuliah Universitas yang menyebar disemua jurusan baik keagamaan mauapun non-keagamaan. Mata Kuliah Al-Qur’an diharapkan menjadi paradigma “Wahyu Memandu Ilmu”. Disini posisi Al-Qur’an tidak saja terkait dengan nilai kesucian (sakralitas-teks), tetapi juga nilai keduniawian (profanitas-konteks). Kajian Al-Qur’an sejatinya menyeimbangkan di antara kedua hal tersebut agar lebih kritis dan objektif sebagai upaya totalitas integrasi yang merubah paradigma dari teosentris menuju teo-antroposentris yang mengimplementasi semangat rahmatan lil’alamin. Dengan paradigma ini Al-Qur’an menjadi sentral relasi pada relasi realitas teologi/ketuahan, realitas kealaman dan realitas kemanusiaan secara menyatu. Yang terealisasi melalui metodologi min al-nāsh ila al-wāqi’ (gerakan dari teks menuju realitas) ataupun min al-wāqi` ila al-nāsh (dari realitas menuju teks). Sebagai respons terhadap kesan diatas maka disusun buku referensi yang berjudul “KULIAH AL-QUR’AN: Kajian Al-Qur’an Dalam Teks Dan Konteks”. Buku ini menyajikan Al-Qur’an seputar teksnya dan menyajikan Al-Qur’an secara konteks yang mengekspresikan praktik dan pemahaman atas ajaran Al-Qur’an. Terdapat sebelas bab dalam buku referensi ini. Secara rinci bab-bab di buku ini menjadi kajian penting yang meliputi; 1) Pendahuluan; 2) Otentitas Al-Qur’an; 3) Wahyu Dan Turunnya Al-Qur’an; 4) Ilmu Qirā`At Al-Qur`Ān; 4) Kemukjizatan Al-Qur’an Dan Lahirnya Sains; 6); Ilmu Makkiyah Dan Madaniyah; 7) Ilmu Nāsikh-Mansūkh; 8) Ilmu Asbabun Nuzul; 9) Ilmu Munasabah Al-Qur’an; 10) Ilmu Muhkam Dan Mutashabih; 11) Gaya Bahasa Al-Qur’an dan 12) Al-Qur’an Sebagai Guide UIN Mataram Mengembangkan Ilmu Pengetahuan Dalam Paradigma Horizon Keilmuan.

Dengan begitu akan terjadi mengembangkan penggunaan berbagai metode dan teori kajian Islam kontemporer yang melibatkan disiplin ilmu-ilmu humaniora (sosial) dan disiplin ilmu-ilmu alam (natural sains), seperti teori double movement, ...

Islam dan Sains dalam Kajian Epistemologi Tafsir Al-Qur’an

Al-Tafsir Al-’Ilmi Al-Kauni

Buku: “Tafsir Ayat Kauniyah” ini, terutama menjelaskan tentang sistematika penafsiran ayat-ayat yang berkaitan dengan ilmu alam atau sains dan realitas alam. Oleh karena itu, buku ini dapat bermanfaat juga bagi para ilmuwan muslim yang tertarik untuk mencari isyarat-isyarat ilmiah yang diungkap dalam simbol-simbol ayat Al-Qur’an. Manakala para ilmuwan dan intelektual ~baik saintis atau sosiolog~ mulai tertarik tentang kemungkinan kontribusi kitab suci terhadap keberadaan sains dan teknologi, termasuk Albert Einstein yang pernah menyatakan bahwa: ”knowledge without Religion is Blind and Religion without Knowedge is Lame”, maka hal itu adalah pekerjaan besar bagi para mufassir/penafsir Al-Qur’an, misalnya untuk dapat memberikan ruang kepada para ilmuwan agar mereka dapat diizinkan masuk ke dunia tafsir kitab suci, termasuk Al-Qur’an. Buku yang ada di tangan pembaca ini, hendak menawarkan solusi metodologis sehingga terjadi kerjasama antara ilmuwan dengan mufassir Al-Qur’an guna terciptanya teori-teori baru yang berasal dari isyarat-isyarat kitab suci. Terdapat lebih dari 750 ayat Al-Qur’an yang terkait dengan realitas alam yang belum diteliti secara maksimal. Disinilah pentingnya memahami dan mengaplikasikan ”Sistematika Tafsir Ayat Kauniyah” agar permasalahan lingkungan (environment), teori-teori ilmu modern, filsafat sains, dan sebagainya dapat dijawab dengan menggunakan paradigma ilmu tertentu ~sesuai tema pembahasan yang diteliti~ berdasarkan frame penafsiran Al-Qur’an yang dapat dipertanggung-jawabkan secara teoritis dan aplikasi keislaman. Indikasinya adalah dapat menciptakan kemaslahatan bagi seluruh umat manusia (rahmatan lil ’âlamîn) dengan tetap memelihara makna-makna universal Al-Qur’an. Hal tersebut dapat dilakukan di dunia akademis misalnya, dengan mengajarkan sistematika ”Tafsir Ayat Kauniyah” ini dalam bingkai ”Tafsir Ilmi”, kepada para mahasiswa khususnya, terutama di fakultas-fakultas umum. Sedangkan untuk tema aplikasi atau contoh dari ”Tafsir Ayat Kauniyah” dimaksud, dapat disesuaikan dengan jurusan atau program studi masing-masing. Hal itu dianggap lebih relevan, daripada harus memberikan mata kuliah: ”Islamologi” pada Universitas-Universitas Islam yang dapat memberatkan jumlah SKS (sistem kredit semester) mahasiswa dan tidak terkait langsung dengan keilmuan yang mereka minati. Tentu saja diperlukan inovasi untuk merekatkan keilmuan yang diminati mahasiswa dengan nilai dan ”isyarat-isyarat ilmiah” Qur’ani. Selanjutnya Sistematika Tafsir Ayat Kauniyah tersebut dipraktikan dengan mengadakan kerjasama penelitian antara ilmuwan dengan mufassir Al-Qur’an. Pembahasan buku ini, juga mengemukakan tentang syarat dan keilmuan yang hendaknya dapat dikuasai oleh para mufassir Al-Qur’an. Penjelasannya diawali dengan sebuah definisi fungsional ~yang relatif baru~ tentang istilah ”Tafsir Al-Qur’an”, sebagaimana akan terbaca dalam buku ini. Oleh karena itu, buku ini juga dapat menjadi pengantar bagi mahasiswa yang hendak mempelajari ”Ulumul Qur’an” di fakultas-fakultas Agama, sehingga mereka dapat lebih mudah memilah pembahasan ilmu-ilmu Al-Qur’an yang realible, selaras dengan perkembangan zaman.

115 Maka seharusnya dirumuskan aturan hukum yang menjadikan “lingkungan” sebagai satu bagian dari maqâshid alsyarî'at,114 misalnya dengan menyatakan bahwa: “....dalam diskursus kajian hukum Islam kontemporer, kelima eksistensi tersebut ...

Kurikulum Moderasi Beragama Berbasis Nilai-Nilai Ahlussunnah Waljamaah Annahdliyah

Buku ini adalah bahan ajar bertajuk Kurikulum Moderasi Beragama berbasis Ahlussunnah Waljamaah Annahdliyah yang berasal dari hasil pengabdian kepada masyakat berasis riset dari hibah Diktis Kementerian Agama RI tahun 2019 yang dilaksanakan tahun 2021 di Lembaga Pendidikan Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah oleh tim Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Temanggung. Buku ini menawarkan konsep moderasi beragama berbasis nilai-nilai Ahlussunnah Waljamaah yang dikembangkan di LP. Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah. Dalam konsep kurikulum, kita mengetahui komponen-komponen kurikulum yang meliputi tujuan kurikulum, komponen isi/bahan, komponen strategi pelaksanaan, dan komponen evaluasi. Di dalam kurikulum Aswaja Annahdliyah yang sering disebut sebagai Ke-NU-an di LP. Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah di dalamnya memuatkan sejumlah aspek sebagai bentuk penguatannya. Mulai dari aspek fikrah (pemikiran), aqidah (keyakinan), harakah (gerakan) dan amaliyah (kegiatan tradisi).

Buku ini adalah bahan ajar bertajuk Kurikulum Moderasi Beragama berbasis Ahlussunnah Waljamaah Annahdliyah yang berasal dari hasil pengabdian kepada masyakat berasis riset dari hibah Diktis Kementerian Agama RI tahun 2019 yang dilaksanakan ...

Nilai-Nilai dan Praktik Moderasi Beragama Berbasis Kearifan Lokal di Sumatera Utara

Indonesia memilki sejarah kelam dalam hubungan antar agama, padahal negeri ini terkenal sebagai negeri yang santun dan toleran. Setidaknya terjadi kerusuhan Poso di Sulawesi Tengah yang melibatkan kelompok muslim dan Kristen pada Desember 1998 dan April-Juni 2000. Kerusuhan yang terjadi beberapa fase inisebenarnya disebabkan oleh miskomunikasi bukan karena faktor agama (Mappangara, 2000). Namun begitu konflik membesar kedua kelompok agama tersebut saling berhadap-hadapan dalam pertikaian fisik, bahkan saling membunuh. Kejadian lain yang ditengarai sebagai konflik agama terbesar dalam sejarah sosial-politik di Indonesia terjadi di Ambon pada tahun 1999. Konflik ini telah berlalu namun terkadang masih muncul letupan-letupan kecil hingga tahun 2011

Indonesia memilki sejarah kelam dalam hubungan antar agama, padahal negeri ini terkenal sebagai negeri yang santun dan toleran.

MODERASI BERAGAMA DALAM MEWUJUDKAN NILAI-NILAI MUBADALAH

buku modersi beragama ini dapat terselesaikan denganbaik, walaupun masih terdapat beberapa koreksi, saran dan kritikan yang membangun tentunya agar karya nyata ini dapat lebih bernanfaat. Shalawat dan salam senantisa terlimpahkan kepada baginda Rasulullah saw., yang telah memberikan suri tauladan kepada kita dalam menyampaikan risalah Islamiyyah bil hanifati samhah (dengan cara yang baik), sehingga menjadi sebuah perdamaian dan bukan sebaliknya yaitu permusuhan. Buku yang hadir dihadapan pembaca ini adalah buku hasil bunga rampai dari berbagai kalangan disiplin keilmuan yang tidak sama tentunya, hal ini yang merupakan sebuah keunikan dari anugrah yang Allah swt., berikan kepada kita semua. Dengan akal sehat dan menghasilkan sebuah karya nyata. Ucapan terimaksih kami ucapkan kepada semua pihak demi terwujudnya karya ini, khusunya kepada Ketua MUI Provinsi Lampung Bapak Kyai Dr. H. Kairuddin, M.H. yang telah sudi kiranya memberikan motivasi berupa kata pengantar, sebuah anugrah besar bagi kami demi mewujudkan karya nyata ini. Moderasi beragama adalah sebuah prinsip dalam nilainilai yang harus ditanamkan dalam berfikir, sehingga pemikiran moderat inilah yang akan menghantarkan kita pada perdamaian, ketentraman dan tentunya menjadi Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Agama merupakan nasehat bagi kita, sehingga bagaimana kita dapat berfikir yang moderat, atau beragama dengan cara yang moderat, sehingga tidak cenderung ke kiri atau ke kanan, tapi lebih pada apa yang diajarkan baginda Rasulullah saw., (khairul umuuri ausathuha) sebaik-baiknya perkara adalah berada di tengahnya.

Ucapan terimaksih kami ucapkan kepada semua pihak demi terwujudnya karya ini, khusunya kepada Ketua MUI Provinsi Lampung Bapak Kyai Dr. H. Kairuddin, M.H. yang telah sudi kiranya memberikan motivasi berupa kata pengantar, sebuah anugrah ...