Menggali Pengalaman Sukses Institusi Bi-National di Negeri Jiran, dari Konsep hingga Implementasi
Pendidikan teknik dan vokasional termasuk dalam jenis pendidikan kejuruan dan vokasi dalam sistem pendidikan di Indonesia yang bertujuan menyiapkan dan memberi bekal peserta didik dengan keterampilan dan keahlian untuk bekerja dalam bidang tertentu. Pada jalur pendidikan formal, bentuk pendidikan jenjang pendidikan menengah dikenal dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK). Sedangkan pada jenjang pendidikan tinggi bentuk pendidikannya dikenal dengan Politeknik atau program Diploma. Dalam khasanah buku-buku pendidikan, belum banyak yang menulis tentang apa dan bagaimana pendidikan kejuruan dan vokasi tersebut. Untuk itu, penulis ingin berbagi sedikit pengetahuan dan pengalaman tentang pendidikan kejuruan dan vokasi, terutama terkait dengan pengelolaan dan pembelajarannya. Penulisan buku ini dimaksudkan untuk menggali dan memetik kisah baik (best practices) dan sukses tentang pendidikan teknik dan vokasional yang dilaksanakan dengan pola kerjasama antara kerajaan Malaysia dan negara Jerman (bi-national) di bidang pendidikan teknik. Negara Jerman merupakan salah satu negara maju yang sistem pendidikannya banyak dijadikan sebagai rujukan, terutama dalam pendidikan kejuruan dan vokasi oleh negara lain. Buku ini terdiri atas delapan bagian. Bagian pendahuluan tentang pendidikan teknik dan vokasional secara umum dan membahas kebutuhan tenaga kerja terampil serta sekilas tentang pertumbuhan ekonomi di Malaysia. Bagian kedua tentang sistem pendidikan dan latihan di Malaysia untuk menyiapkan tenaga terampil di bidang teknik dan vokasional. Bagian tiga tentang German-Malaysian Institute (GMI) yang merupakan institusi binational kerjasama kerajaan Malaysia dengan negara Jerman. Bagian empat tentang strategi pembelajaran di institusi GMI. Bagian lima tentang identifikasi faktor penentu kesuksesan. Bagian enam tentang implikasi model pendidikan dan latihan terhadap keterampilan peserta didik. Bagian tujuh tentang analisis sistem pendidikan teknik dan vokasional terpadu, dan bagian terakhir adalah kesimpulan dari buku ini. Buku ini dapat digunakan oleh pemangku kepentingan di bidang pendidikan kejuruan dan vokasi, khususnya guru dan kepala sekolah SMK, dosen Politeknik dan program Diploma, pengembang dan pimpinan proyek pendidikan kejuruan dan vokasi, serta masyarakat lainnya.
Negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa serta mayoritas penduduk di Indonesia adalah beragama Islam. Namun pendidikan agama (juga Pendidikan Agama Islam) di lembaga pendidikan umum termasuk pada Perguruan Tinggi Umum belum terdapat posisi yang diharapkan oleh sebagian kalangan. Hal ini terutama dalam sistem pembelajarannya, legitimasi dari lingkungan kampus, dan porsi jam mata kuliahnya. Walaupun tak dipungkiri adakala ditemui fasilitas dan berbagai kegiatan keagamaan Islam di kampus PTU. Misalnya tersedianya Masjid, laboratorium PAI, buku bernuansa agama Islam, ekstrakurikuler (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang bernuansa Islam, dan diadakan kegiatan keagamaan seperti pengajian. Ataupun bentuk kegiatan ilmiah dan formal yang bernuansa Islam, salah satu contohnya diadakan pembekalan keagamaan bagi mahasiswa baru saat dilaksanakan proses orientasi (OSPEK).
Buku ini mencoba mengulas bagaimana implementasi sudut pandang ekonomi dalam pendidikan dan pengaruh prinsip ekonomi dalam pembentukan serta pelaksanaan sebuah sistem pendidikan, menuju manajemen pendidikan dan efektif dan efisien. Oleh karena itu, rentang pembahasannya pun mencakup hubungan, urgensi, dan konsep investasi SDM; biaya pendidikan: pembiayaan dan strukturnya di Indonesia dan berbagai negara, peningkatan mutu pendidikan dan kesejahteraan pendidik (guru) dan hubungannya dengan manajemen pendidikan yang efisien. Buku persembahan #PrenadaMediaGroup
Buku ini mencoba mengulas bagaimana implementasi sudut pandang ekonomi dalam pendidikan dan pengaruh prinsip ekonomi dalam pembentukan serta pelaksanaan sebuah sistem pendidikan, menuju manajemen pendidikan dan efektif dan efisien.
Eksistensi Kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Peningkatan Kualifikasi Akademik Guru Madrasah Diniyah
Dalam catatan sejarah pendidikan, sistem penyelenggaraan pendidikan Madrasah Diniyah (Madin) di Indonesia selama ini belum pernah mendapatkan pengakuan yang konkrit dari pemerintah. Hal ini terjadi, karena selama ini pula eksistensi pendidikan Madin secara yuridis-formil memang tidak diberi ruang apresiasi yang memadai dalam undang-undang sistem pendidikan nasional di tanah air. Fakta ini telah terbukti dalam sejarah panjang pemberlakuan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) di Indonesia, mulai UU No. 4/1950, juncto UU No. 12/1954, sampai dengan UU No. 2/1989 yang kesemuanya tidak pernah memuat bab, pasal, maupun ayat-ayat yang mengatur tentang sistem penyelenggaraan pendidikan Madrasah Diniyah. Padahal secara defacto dan historis Madin selama ini juga ikut memiliki andil dan kontribusi yang besar dalam mencerdaskan kehidupan bangsa bidang pendidikan di masyarakat.
Dalam catatan sejarah pendidikan, sistem penyelenggaraan pendidikan Madrasah Diniyah (Madin) di Indonesia selama ini belum pernah mendapatkan pengakuan yang konkrit dari pemerintah.
Buku berisi kumpulan tulisan yang sedang Anda baca ini, datang dari segala hal baik itu. Penulisnya, Marthunis Bukhari, mungkin khawatir, takut, merasa kehilangan atau kecewa akan banyak hal dalam menimbang berbagai isu pendidikan.
Pembentukan karakter cerdas mestinya berada di mana-mana, di segenap upaya pendidikan dalam bentuk proses pembelajaran yang solid terintegrasikan. Untuk itu, upaya pendidikan dalam tataran teori, praksis dan praktiknya perlu, di satu sisi diharmonisasikan dalam rangka pembangunan karakter-cerdas yang dikehendaki bersama. Di sisi lain, pembangunan karakter, dalam hal ini karakter-cerdas melalui pendidikan diselenggarakan bagi setiap individu peserta didik yang hasilnya secara kumulatif membentuk kesatuan keluarga, masyarakat dan bangsa yang berkarakter-cerdas. Dengan kata lain, pembangunan karakter-cerdas bangsa ditempuh melalui pendidikan yang berpusat pada diri peserta didik.