Tabut ialah sebuah tradisi atau budaya lokal Bengkulu berupa upacara untuk mengenang kematian cucu Nabi Muhammad Saw, Husen bin Ali, di Padang Karbala Irak. Telah banyak kajian akademis yang dilakukan dengan berbagai topik terkait tradisi Tabut ini. Seperti kajian mengenai Tabut dalam wacana Islam Syi’ah, sebagai media komunikasi, pada topik pendidikan, pada aspek agama dan budaya, maupun pada aspek hubungan dengan Pemerintah. Buku ini mengisi ruang kosong di antara kajian dengan berbagai topik dan aspek tersebut. Yakni dengan lebih menyoroti pada eksistensi dan perkembangan Tabut itu sendiri di tengah perkembangan zaman. Disusun dalam lima bab, semoga buku ini dapat memberikan sumbangsih informasi seputar tradisi Tabut dan menambah khazanah keilmuan serta dinamika akademik bagi para peminat kajian sejenis.
Tabut ialah sebuah tradisi atau budaya lokal Bengkulu berupa upacara untuk mengenang kematian cucu Nabi Muhammad Saw, Husen bin Ali, di Padang Karbala Irak.
PANTUN merupakan salah satu genre puisi Melayu tradisional yang paling akrab dalam kehidupan orang Melayu. Demikian dekatnya hubungan pantun dengan manusia Melayu sehingga secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pantun adalah Melayu dari segi manusia dan dunianya. Karena itu, pantun menjadi sarana paling efektif dalam mendokumentasikan dan mensosialisasikan nilai-nilai luhur agama dan adat kepada masyarakat Melayu.
Sejarah membuktikan, bangsa besar adalah bangsa yang mampu menjaga dan melestarikan tradisinya, termasuk tradisi lokal. Hampir di segala penjuru bangsa ini, selalu terdapat tradisi lokal yang mencerminkan semangat spiritual, historitas, dan cita-cita bangsa itu sendiri. Selain itu, tradisi juga memiliki peran sebagai penjaga marwah rakyat, dimana karakter dan moral bangsa dibentuk melalui tradisi. Sebagaimana kita ketahui, budaya dan tradisi tidak selalu lahir dari budaya lokal masyarakat. Selalu terdapat proses akulturasi, asimilasi, maupun inovasi dalam proses integrasi dari dua budaya. Seperti tradisi beati. Tradisi lokal ini merupakan akulturasi budaya Islam dan budaya masyarakat lokal Gorontalo. Beati merupakan upacara kultural-keagamaan dalam memaknai perpindahan siklus kehidupan dari masa anak-anak ke masa remaja. Di dalamnya tercermin suatu wujud kesetiaan terhadap ajaran Islam. Baik dari sisi hukum/fiqih, teologi, dan moral.
ISLAM DAN BUDAYA DALAM PENDIDIKAN ANAK PENULIS: M. Nawa Syarif Fajar Sakti Tebal : 151 halaman ISBN : 978-623-7503-32-3 www.guepedia.com Sinopsis: Agama Islam dinilai akhir-akhir ini sangat keras dalam kehidupan sehari-hari dan dipisahkan dari unsur kebudayaan lokal. Sedangkan kebudayaan diartikan segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia sebagai hasil pemikiran akal dan budinya. Peradaban sebagai hasil akal budi manusia. Ilmu pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang dimanfaatkan untuk kehidupannya dan memberi manfaat kepadanya. Namun dengan adanya konsep internalisasi pada Sanggar Budaya kepada anak-anak agar anak lebih mampu memahami ajaran agama Islam, tetapi mereka juga tetap mempertahankan kebudayaan setempat yang menjadi kearifan lokal. Nilai-nilai PAI yang diantara adalah nilai dalam bidang keimanan, syari’ah dan akhlak. Kebudayaan memiliki peranan penting dalam menginternalisasikan nilai-nilai PAI kepada peserta didik di Sanggar Budaya. Tulisan ini merupakan hasil penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian lapangan (Field Research) dan memakai metode deskriptif. Dalam tulisan ini dideksripsikan bahwa proses internalisasi dalam Sanggar Budaya memadukan antara nilai-nilai agama Islam dan nilai kebudayaan menjadi tanpa satu tanpa merusak nilai satu dengan yang lain. www.guepedia.com Email : [email protected] WA di 081287602508 Happy shopping & reading Enjoy your day, guys
ISLAM DAN BUDAYA DALAM PENDIDIKAN ANAK PENULIS: M. Nawa Syarif Fajar Sakti Tebal : 151 halaman ISBN : 978-623-7503-32-3 www.guepedia.com Sinopsis: Agama Islam dinilai akhir-akhir ini sangat keras dalam kehidupan sehari-hari dan dipisahkan ...
Pada era modern sekarang ini, agama kembali mengalami masa kebangkitan. Kebangkitan agama-agama besar dunia terjadi justru ketika agama diprediksi akan mengalami kemunduran dan kehilangan perannya. Masyarakat dunia kini beramai-ramai mencari tambatan hati kepada agama. Fenomena ini terjadi karena kegersangan rohani yang melanda sebagian besar masyarakat modern. Kecanggihan teknologi modern yang mempermudah kebutuhan manusia rupanya tak cukup memenuhi sisi kosong dalam diri manusia. Sisi kosong tersebut adalah tarikan kebutuhan rohani. Agama menjadi pilihan untuk mengisi kekosongan rohani tersebut. Dampak positifnya, agama mengalami kebangkitan kembali (resurgence) Buku persembahan penerbit PrenadaMediaGroup