
Kebijakan Pendidikan Muhammadiyah: 1911-1942
Semangat Muhammadiyah untuk mencerahkan semesta sejatinya sejalan dengan mimpi besar sang pendiri, KH Ahmad Dahlan. Hal ini dapat dilihat melalui pidato iftitah yang disampaikan M. Junus Anies dalam “Congres (Muktamar) Muhammadiyah Seperempat Abad” yang berlangsung tanggal 21-26 Juli 1936 di Betawi (Jakarta). M. Junus Anies sebagai Sekretaris Hoofdbestuur (Pimpinan Pusat) Muhammadiyah saat itu mengutip mimpi besar sang pendiri yang menginginkan persyarikatan ke depannya mampu menjadi “Bapa Doenia”, dan ‘Aisyiyah sebagai “Iboe Doenia”. Dalam bahasa saat ini, KH Ahmad Dahlan ingin Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah dapat menjadi ikon gerakan Islam berkemajuan yang berpengaruh di dunia. Upaya untuk mewujudkan mimpi besar tersebut tentu saja tidak mudah. Jalan berliku yang terkadang curam, licin, dan mendaki terus dilewati Muhammadiyah. Kontak langsung para tokoh Muhammadiyah dengan umat Islam di luar negeri juga tidak hanya dapat disaksikan pada saat sekarang. M. Junus Anies dalam pidatonya juga menyebut bahwa intensitas komunikasi tokoh-tokoh Muhammadiyah dengan umat Islam di luar negeri telah semakin menguat setelah KH Ahmad Dahlan wafat (23 Februari 1923). Komunikasi tersebut membuahkan hasil yang cukup gemilang, khususnya pada rentang tahun 1927 hingga 1929. Pada rentang tersebut, banyak umat muslim di beberapa negara yang mengajukan diri untuk bergabung dan mendirikan Muhamadiyah di daerahnya masing-masing. Di antara umat muslim itu, sebagaimana dikemukakan oleh M. Junus Anies, berasal dari Kaapstad (sekarang Ibukota Afrika Selatan), Siam (sekarang Thailand) dan Malaysia, tepatnya di Kuala Lumpur, Selangor, serta Kelang. Niat baik umat muslim itu hanya saja belum dapat dipenuhi, sebab Muhammadiyah saat itu masih fokus menyelesaikan masalah-masalah “di dalam negeri”. Selain masih fokus untuk menyelesaikan urusan internal organisasi, Muhammadiyah saat itu juga sedang berupaya manyadarkan dan memajukan masyarakat agar terlepas dari jeratan penjajah. Penggalan pidato M. Junus Anies di atas merupakan bagian dari narasi yang telah disajikan dalam buku berjudul Kebijakan Pendidikan Muhammadiyah: 1911-1942 ini.
- ISBN 13 : 6020737594
- ISBN 10 : 9786020737591
- Judul : Kebijakan Pendidikan Muhammadiyah: 1911-1942
- Pengarang : Farid Setiawan, Farid Setiawan,
- Kategori : Education
- Penerbit : UAD PRESS
- Bahasa : id
- Tahun : 2021
- Halaman : 420
- Google Book : https://play.google.com/store/books/details?id=p1dmEAAAQBAJ&source=gbs_api
-
Ketersediaan :
Sistem pendidikan modern yang telah didesain dan dikembangkan Kiai Dahlan (selanjutnya dikenal dengan pendidikan Muhammadiyah)45 pada saat itu berada di antara dua arus besar pendidikan yang berkembang: pendidikan Islam tradisional yang ...