Sebanyak 47 item atau buku ditemukan

Tafsir Ayat Ekonomi

Teks, Terjemah, dan Tafsir

Buku berjudul Tafsir Ayat Ekonomi: Teks, Terjemah, dan Tafsir ini menjelaskan dengan sistemik seputar isi dan maksud dari ayat-ayat ekonomi yang ada di dalam Alquran dengan tahapan penafsiran: penulisan teks ayat dan terjemahnya, makna kosakata (mufradat), makna global dan sabab al-nuzûl, penjelasan dan korelasi interayat dan antarayat ekonomi yang satu dengan yang lain, serta istinbat ayat. Dengan langkah-langkah penafsiran semacam ini, para pembaca diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan memperluas wawasan tentang ekonomi syariah secara lebih mendasar, lebih luas, lebih utuh, dan lebih menyeluruh. Isi buku ini meliputi proses penciptaan langit dan bumi yang menjadi tempat aktivitas ekonomi dan sumber bahan baku ekonomi yang paling mendasar. Materi-materi lain yang ada di dalamnya mencakup nilai-nilai universal dan prinsip-prinsip dasar usaha ekonomi menurut Alquran yang sarat dengan nilai-nilai keadilan, kemerataan, dan keberkahan; terutama terkait dengan persoalan-perso-alan konsumsi, di samping produksi dan distribusi. Persoalan-persoalan ini dirasa kian mendesak dan sangat penting untuk dibahas dalam rangka mengembalikan karakter khas ekonomi Islam (syariah) yang benar-benar berbasiskan keadilan, kemerataan, dan keberkahan sebagaimana diajarkan Alquran. Dengan demikian, kehadiran buku Tafsir Ayat Ekonomi: Teks, Terjemah, dan Tafsir di tengah-tengah kemajuan ekonomi Islam (syariah) yang sedang menguat sejak dua puluh hingga lima puluh tahun belakangan ini tentu saja sangatlah tepat. Selain dipersembahkan kepada masyarakat umum, sasaran utama buku ini adalah para mahasiswa dan dosen Universitas Islam Negeri (UIN), Institut Agama Islam Negeri (IAIN), Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), Sekolah Tinggi Ilmu Syariah, dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Islam (Syariah).

... Hadis Ekonomi di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta sejak tahun 1990-an sampai sekarang dan ... perbankan syariah; dan pernah juga pada Shari'a Finance. Sejak tahun 1980-an, penulis telah aktif ...

Implikasi Qirâ’ât Mutawâtirah Terhadap Ayat-Ayat Ahkâm

Studi Komparasi Tafsir Al-Alûsî dan Ath-Thabarsî

Setelah dilakukan analisis dan penelitian terhadap kedua tafsir ini dengan mengambil beberapa contoh penafsiran ayat-ayat ahkâm, dapat disimpulkan bahwa keduanya menggunakan perbedaan qirâ’ât sebagai sarana untuk mengambil istimbath hukum dari ayat, walaupun terkadang keduanya tetap memegang mazhabnya, dan seolah perbedaan qirâ’ât tersebut sebagai legitimasi atas mazhabnya, namun tidak jarang mereka tetap sunjektif menggunakan qirâ’ât yang sesuai dengan dalil yang shahîh walaupun tidak sesuai dengan mazhabnya. Hal ini membuktikan bahwa ath-Thabarsî yang bermazhab Syi‘ah imâmiyah tidak selalu sepakat dengan pemahaman Syi‘ah teruama dalam masalah qirâ’ât Al-Qur’an. Kedua mufassir ini menggunakan qirâ’ât sebagai salah satu instrument penafsiran pada ayat yang memiliki perbedaan bacaan, apabila perbedaan tersebut mempengaruhi makna ayat, maka keduanya akan menggunakannya sebagai sarana penafsiran, namun jika tidak maka mereka hanya menyebutkan perbedaan dan tidak membahasnya. Perbedaan mazhab akan berdampak kepada perbedaan masalah lainnya, begitu juga dengan kedua mufassir yang menjadi objek penelitian pada buku ini, yaitu al-Alûsî yang bermazhab Sunnî dengan tafsirnya “Ruh al-Ma‘âni fî tafsîr Al-Qur’an al-‘Ahzîm wa as-Sab‘ al-Matsânî” dan ath-Thabarsî yang bermazhab Syi‘ah dengan tafsirnya “majma‘ al-Bayân fî Tafsîr Al-Qur’ân”. Diantara perbedaan kedua mazhab tersebut adalah tentang orisinalitas Al-Qur’an dan juga kedudukan qirâ’ât didalamnya, mazhab Sunnî sepakat akan keorisinalitas Al-Qur’an yang ada saat ini dan sebagai panduan yang sah, serta mengakui adanya perbedaan qirâ’at didalamnya, adapun Syi‘ah sebagian mereka meragukan orisinalitas Al-Qur’an serta menolak adanya perbedaan qirâ’ât didalamnya, adapun ath-Thabarsî dalam tafsirnya menunjukkan bahwa ia mengakui adanya perbedaan qirâ’ât ini dan bahkan dijadikan sebagai salah satu sarana dalam penafsirannya, hal ini sama dengan pemahaman al-Alûsî, keduanya juga sepakat bahwa perbedaan itu bersumber dari Rasulullah Saw, itu artinya keduanya memiliki kesamaan dalam masalah ini. Hal ini menarik untuk diteliti sejauh mana kedudukan serta implikasi qira’at terhadap kedua mufassir yang berbeda mazhab ini.

mempelajari beberapa cabang ilmu pengetahuan, fikih Syâfi'î dan Hanafî, mantiq, dan hadis.5 Selain itu ia juga berguru kepada ... Pada waktu itu juga, ia sudah rajin mengajar diberbagai lembaga pendidikan dan mengarang beberapa buku.

Kajian tafsir kontemporer di Indonesia

studi terhadap pemikiran Hasbi Ash-Shiddieqiy dalam Tafsir An-Nuur : laporan penelitian madya

Commentary of Tafsir An-Nuur written by Teungku M. Hasbi Ash Shiddieqy, an Indonesian muslim scholar, on interpretation of the Qurʼan.

Commentary of Tafsir An-Nuur written by Teungku M. Hasbi Ash Shiddieqy, an Indonesian muslim scholar, on interpretation of the Qurʼan.

Islam dan Sains dalam Kajian Epistemologi Tafsir Al-Qur’an

Al-Tafsir Al-’Ilmi Al-Kauni

Buku: “Tafsir Ayat Kauniyah” ini, terutama menjelaskan tentang sistematika penafsiran ayat-ayat yang berkaitan dengan ilmu alam atau sains dan realitas alam. Oleh karena itu, buku ini dapat bermanfaat juga bagi para ilmuwan muslim yang tertarik untuk mencari isyarat-isyarat ilmiah yang diungkap dalam simbol-simbol ayat Al-Qur’an. Manakala para ilmuwan dan intelektual ~baik saintis atau sosiolog~ mulai tertarik tentang kemungkinan kontribusi kitab suci terhadap keberadaan sains dan teknologi, termasuk Albert Einstein yang pernah menyatakan bahwa: ”knowledge without Religion is Blind and Religion without Knowedge is Lame”, maka hal itu adalah pekerjaan besar bagi para mufassir/penafsir Al-Qur’an, misalnya untuk dapat memberikan ruang kepada para ilmuwan agar mereka dapat diizinkan masuk ke dunia tafsir kitab suci, termasuk Al-Qur’an. Buku yang ada di tangan pembaca ini, hendak menawarkan solusi metodologis sehingga terjadi kerjasama antara ilmuwan dengan mufassir Al-Qur’an guna terciptanya teori-teori baru yang berasal dari isyarat-isyarat kitab suci. Terdapat lebih dari 750 ayat Al-Qur’an yang terkait dengan realitas alam yang belum diteliti secara maksimal. Disinilah pentingnya memahami dan mengaplikasikan ”Sistematika Tafsir Ayat Kauniyah” agar permasalahan lingkungan (environment), teori-teori ilmu modern, filsafat sains, dan sebagainya dapat dijawab dengan menggunakan paradigma ilmu tertentu ~sesuai tema pembahasan yang diteliti~ berdasarkan frame penafsiran Al-Qur’an yang dapat dipertanggung-jawabkan secara teoritis dan aplikasi keislaman. Indikasinya adalah dapat menciptakan kemaslahatan bagi seluruh umat manusia (rahmatan lil ’âlamîn) dengan tetap memelihara makna-makna universal Al-Qur’an. Hal tersebut dapat dilakukan di dunia akademis misalnya, dengan mengajarkan sistematika ”Tafsir Ayat Kauniyah” ini dalam bingkai ”Tafsir Ilmi”, kepada para mahasiswa khususnya, terutama di fakultas-fakultas umum. Sedangkan untuk tema aplikasi atau contoh dari ”Tafsir Ayat Kauniyah” dimaksud, dapat disesuaikan dengan jurusan atau program studi masing-masing. Hal itu dianggap lebih relevan, daripada harus memberikan mata kuliah: ”Islamologi” pada Universitas-Universitas Islam yang dapat memberatkan jumlah SKS (sistem kredit semester) mahasiswa dan tidak terkait langsung dengan keilmuan yang mereka minati. Tentu saja diperlukan inovasi untuk merekatkan keilmuan yang diminati mahasiswa dengan nilai dan ”isyarat-isyarat ilmiah” Qur’ani. Selanjutnya Sistematika Tafsir Ayat Kauniyah tersebut dipraktikan dengan mengadakan kerjasama penelitian antara ilmuwan dengan mufassir Al-Qur’an. Pembahasan buku ini, juga mengemukakan tentang syarat dan keilmuan yang hendaknya dapat dikuasai oleh para mufassir Al-Qur’an. Penjelasannya diawali dengan sebuah definisi fungsional ~yang relatif baru~ tentang istilah ”Tafsir Al-Qur’an”, sebagaimana akan terbaca dalam buku ini. Oleh karena itu, buku ini juga dapat menjadi pengantar bagi mahasiswa yang hendak mempelajari ”Ulumul Qur’an” di fakultas-fakultas Agama, sehingga mereka dapat lebih mudah memilah pembahasan ilmu-ilmu Al-Qur’an yang realible, selaras dengan perkembangan zaman.

115 Maka seharusnya dirumuskan aturan hukum yang menjadikan “lingkungan” sebagai satu bagian dari maqâshid alsyarî'at,114 misalnya dengan menyatakan bahwa: “....dalam diskursus kajian hukum Islam kontemporer, kelima eksistensi tersebut ...

Menghitung Ulang Hari Pemberhentian Presiden

Tafsir Pasal 7B UUD NRI Tahun 1945

Proses pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden yang cukup lama dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebetulnya secara tidak langsung negara “melegalkan” keadaan ribut. Hal ini sebaiknya dipercepat karena dalam kondisi demikian dibutuhkan penyelesaian yang pada akhirnya memberi rasa aman dan damai bagi masyarakat. Memang, masih banyak ketidaksempurnaan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Buku ini hanya mempertanyakan maksud berapa hari dalam pasal 7B Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, khususnya pembatasan hari pelaksanaan sidang paripurna yang diadakan oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Secara lebih luas, dari buku ini diharapkan memunculkan bahasan lainnya dalam konteks memahami Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan bijaksana.

Proses pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden yang cukup lama dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebetulnya secara tidak langsung negara “melegalkan” keadaan ribut.

KARAKTERISTIK TAFSIR DI INDONESIA

Analisis terhadap Tafsir Juz ‘Amma Risālat al-Qawl al-Bayān dan Kitāb al- Burhān

Buku ini berisi tentang kajian karakteristik tafsir, ditinjau dari bagaimana aplikasi sumber, metode dan corak tafsir dalam kitab Risālat al-Qawl al-Bayān karangan Sulaiman al-Rasuli dan Kitāb al-Burhān karya Abdul Karim Amrullah. Selain itu disertasi ini juga mengkaji perbedaan penafsiran yang terdapat dalam kedua kitab tafsir tersebut. Buku ini merupakan hasil penelitian dengan sumber primer kitab tafsir Risālat al-Qawl al-Bayānkarya Sulaiman al-Rasuli dan Kitāb Tafsīr Al-Burhān karya Abdul Karim Amrullah. Sumber sekunder penelitian ini adalah kitab-kitab tafsir karya berbagai mufassīr dan buku teks yang berhubungan dengan penelitian. Kesimpulan penulis adalah penafsiran tekstual antara tradisionalis dengan modernis berbeda. Tekstual tradisionalis adalah menafsirkan al-Qur’an secara lahiriah dan memberi penafsiran secara harfiah. Sedangkan penafsiran tekstual modernis merupakan penafsiran yang tidak terlepas dari penafsiran harfiyah namun di dalamnya juga menggunakan nalar aqliyah. Perbedaan penafsiran antara kedua mufassīr tersebut bersifat variatif bukan kontradiktif.

Di antara ulama yang terkenal dengan keahlian di bidan ilmu hadits, tafsir dan faraidh adalah Tuanku Sumanik.19 Sebelum dirangsang perkembangan pendidikan umum yang bernama sekolah, sistem pendidikan surau masih tetap aman.

PROSIDING

WEBINAR INTERNASIONAL ULAMA TAFSIR DAN HADIS DI NUSANTARA

Seorang K.H. Dja’far Sabran dikenal sebagai tokoh ulama Masyhur di Kalimantan Timur. Beliau merupakan pendakwah yang memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, beliau memiliki pengetahuan yang luas baik dalam bidang agama maupun dunia. Banyak pemikiran beliau mengenai konsep kehidupan baik mengenai ibadah maupun akhlak yang beliau sampaikan melalui kegiatan pengajian rutin secara lisan maupun tulisan beliau di dalam kitab-kitabnya. Beliau juga banyak mengemukakan pemikiran beliau mengenai akhlak atau adab terpuji, salah satunya adalah tawakal. Menurut beliau tawakal merupakan adab seorang hamba yang menyikapi seluruh urusan kehidupan dengan melakukan usaha/ikhtiar dengan cara yang ma’ruf dan sesuai kemampuan kemudian menyerahkan seluruh urusan kehidupan tersebut hanya kepada Allah, merasa semuanya dari Allah dan karena Allah, sehingga semua yang terjadi pada dirinya diyakini mengandung hikmah.

(al- Insan:30) dalam ayat ini memberi penjelasan bahwa kehendak-Nya dan kehendak manusia tidak sama dan sungguh kehendak ... Seorang yang istiqomah memiliki keikhlasan hati yang kokoh begitupun seorang konselor harus memiliki keikhlasan ...

ULUMUL QURAN

Membahas Mengenai Konsep Ulumul Quran, Sejarah Turun Dan Penulisan Al-Qur’an, Asbab An-Nuzul, Munasabah Al-Qur’an, Ilmu Makkiyah Dan Ilmu Madaniyyah, Qashash Al Qur’an, I’jaz Al Qur’an, Al-Muhkam Wa Al-Mutasyabih, Nasikh Mansukh, Qira’at Al-Qur’an, Amtsal Al-Qur’an, Al-Qasam Al-Qur’an, Tafsir, Ta’wil Dan Tarjamah

Sebagai sebuah disiplin ilmu, ulumul qur’an adalah ilmu-ilmu yang membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan Alquranul Karim, yaitu dari aspek turun, susunan, pengumpulan, tulisan, bacaan, penjelasan (tafsir), mukjizat, nasikh wal mansukh, serta menolak terhadap hal-hal yang mendatangkan keraguan terhadapnya (Al-Qur’an). Oleh karena itu mengingat pemahaman terhadap al-Quran sangatlah penting bagi kehidupan manusia. Maka diharapkan buku ini bisa menjadi salah satu referensi dalam kajian Ulumul Qur’an.

Sebagai sebuah disiplin ilmu, ulumul qur’an adalah ilmu-ilmu yang membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan Alquranul Karim, yaitu dari aspek turun, susunan, pengumpulan, tulisan, bacaan, penjelasan (tafsir), mukjizat, nasikh wal ...