Sebanyak 6 item atau buku ditemukan

Memahami Al-Qur'an di masa post truth

Buku ini menunjukkan hasil pembacaan Al-Qur’an dalam berbagai perspektif. Mulai perspektif inderawi artinya Al-Qur’an dibaca dengan hanya melibatkan mata yakni membaca huruf demi huruf Al-Qur’an. Atau, dengan perspektif rasional-akademik yaitu dibaca dengan kritis, apa, bagaimana, di mana, untuk apa, dan kepada siapa, serta konteks ayat-ayat itu diturunkan. Dapat juga dibaca dalam perspektif emotional heart, yaitu dengan melibatkan emosi pembacanya. Dan, bisa pula dibaca dalam perspektif spiritual heart, yaitu menggunakan “mata Tuhan” di dalam membaca ayat atau dengan “telinga Tuhan” di dalam mendengarkan bacaan Al-Qur’an. Al-Qur’an bisa memberikan kepuasan kepada seluruh lapisan masyarakat pembacanya, mulai dari masyarakat awam sampai kepada kelompok khawâsh al-khawâsh. Dan bacaan paling tinggi nilainya adalah dengan perspektif spiritual heart, karena si pembaca mampu memahami seperti apa sesungguhnya yang dimaksud Tuhan dalam setiap ayat Al-Qur’an. Pembaca tidak hanya melibatkan indera, otak atau pikiran, dan perasaannya, tetapi sudah mampu menghayati lebih mendalam makna ayat demi ayat, bahkan huruf-hurufnya.

Buku ini menunjukkan hasil pembacaan Al-Qur’an dalam berbagai perspektif.

Islam Nusantara: Jalan Panjang Moderasi Beragama di Indonesia

Apa sesungguhnya yang dimaksud dengan Islam Nusantara? Untuk memulai memahami Islam Nusantara, kita harus membedakan antara Islam di Nusantara dan Islam Nusantara. Islam di Nusantara konotasinya penggambaran existing Islam di wilayah Nusantara, termasuk di dalamnya sejarah perkembangan, populasi, dan ciri khas Islam di kawasan Nusantara. Sedangkan Islam Nusantara lebih kepada keunikan sifat dan karakteristik Islam di kawasan Nusantara. Dengan demikian, orang yang ahli tentang Islam di wilayah Nusantara belum tentu memahami konsep Islam Nusantara itu sendiri. Islam Nusantara melibatkan berbagai disiplin keilmuan, seperti ushul fikih, dan penafsiran terhadap nash atau teks agama. Islam Nusantara lebih banyak berhubungan dengan fenomena Islam "as the Islam" ketimbang Islam "as an Islam". Hampir setiap Negara yang berpenduduk mayoritas muslim memiliki istilah khusus untuk mencirikan kekhususan umat Islam di negerinya. Perdana Menteri Malaysia, Mahatir Muhammad, pernah memperkenalkan Islam Hadharah, Pak SBY sering menyebut Islam Rahmatan lil Alamin, Mantan PM Benazir Bhutto memperkenalkan Islam inklusif. Maka, istilah Islam Nusantara juga merujuk pada pola keberagamaan muslim Indonesia yang hidup berdampingan dalam keberagaman berbangsa dan bernegara. Islam memiliki ajaran dasar dan non-dasar. Ajaran dasar bersifat absolut, universal, dan eternal, seperti seperti rukun iman dan rukun Islam. Sedangkan ajaran non-dasar bersifat fleksibel, kontemporer, dan umumnya berbicara tentang hal-hal yang bersifat cabang (furu'iyyah). Wacana Islam Nusantara berada di dalam ranah ajaran non-dasar. Selama Islam Nusantara masih tetap di dalam wacana ajaran non-dasar maka tidak perlu dikhawatirkan akan adanya kerancuan ajaran, karena Islam sebagai agama akhir zaman selalu membuka diri untuk menerima dan diterima oleh nilai-nilai lokal, sepanjang masih sejalan atau tidak bertentangan dengan ajaran dasarnya. Islam Nusantara merupakan gerakan moderasi beragama yang berkelanjutan, terus bergerak menuju bentuk terbaiknya bagi setiap zaman. Untuk setiap zaman dengan ragam tantangan dan problematikanya, Islam Nusantara bergerak menempatkan agama sebagai panduan untuk mengkreasi model kehidupan berbangsa yang penuh dengan nilai-nilai toleransi, gotong royong dan rukun sejahtera.

Apa sesungguhnya yang dimaksud dengan Islam Nusantara?

Geliat Islam di Amerika Serikat

Sejak kedatangannya, para imigran muslim berperan besar terhadap perjalanan bangsa Amerika. Ada banyak deretan nama, tokoh, dan organisasi keislaman yang berkontribusi besar bagi kemajuan bangsa dan negara. Di tengah heterogenitas bangsa Amerika, umat muslim tegak berdiri mengampanyekan Islam rahmatan lil’alamin, hingga wajah Islam kini semakin nyata sebagai pilar kerukunan dan harmoni. Kaum muslim pun kini semakin merata masuk dalam berbagai sektor, seperti pemerintahan, swasta, bisnis hingga pendidikan dan bahkan militer. Geliat Islam di Amerika merupakan pesan bahwa Islam adalah sumber penggerak peradaban manusia yang humanis dan progresif.

Sejak kedatangannya, para imigran muslim berperan besar terhadap perjalanan bangsa Amerika.

Deradikalisasi Pemahaman Al Quran dan Hadis

"""ajaran agama sejatinya adalah kumpulan dari tata nilai ilahiah yang luhur dan agung. Dalam islam sendiri tata nilai—value systems—dimaksud, tertuang seutuhnya dalam al-Qur’an dan Hadis yang memuat pesan-pesan profetik yang diturunkan oleh Tuhan Pencipta alam semesta kepada mahluk-Nya untuk kebaikan dan kemaslahatan seluruh umat manusia, baik di dunia maupun di akhirat. Penerapan tata nilai luhur dari ajaran agama, memberikan peran yang sangat besar dalam pembangunan akhlak mulia dan peradaban umat manusia yang agung. Sayangnya jika mengamati aktivitas keagamaan umat muslim kontemporer kahir-akhir ini, terdapat kecenderungan dalam memahami al-Qur’an dan hadis hanya secara tekstual dan terkesan rigid. meskipun pemahaman secara tekstual dan literal terkadang tidak dapat dielakkan, namun model pemahaman tekstual dan literal pada gilirannya dapat melahirkan perilaku yang terkesan anarkis, tidak toleran, dan cenderung destruktif. Oleh karena itu, menjadi kewajiban bagi kita semua, untuk terus memberikan pencerahan, pendekatan, dan pendidikan bagi sesama warga bangsa terhadap pemahaman yang paling hakiki dari ajaran agama—al-Qur’an dan hadis—khususnya. sebab, tidak ada satupun agama yang mengajarkan kekerasan apalagi terorisme bagi para penganutnya. Tidak ada satu pun agama yang membolehkan radikalisasi pemahaman agama. sebagaimana juga telah ditegaskan dalam kongres umat islam indonesia, bahwa tindakan kekerasan dapat muncul di kalangan umat agama apa saja, atau kelompok bangsa dan ras mana saja. Buku ini memberikan panduan khusus di dalam memahami sejumlah ayat al-Qur’an dan hadis yang sering diangkat oleh orang-orang yang bermaksud tidak obyektif terhadap islam, seperti penjelasan asbaab nuzulil ayah dan asbaab wurudil hadis, serta kaidah-kaidah usul. Buku ini juga memberikan uraian dan analisis semantik dan kaidah-kaidah linguistik untuk menjelaskan sejumlah ayat dan hadis yang sering disalahpahami orang. semoga buku ini bisa memberikan jawaban terhadap berbagai kekeliruan dan kesalahpahaman banyak orang, baik muslim sendiri maupun non-muslim."""

The third isfreedomfrom want which, translated into world terms, means economic understandings which will secure to every nation a healthypeacetime lifefor its inhabitant-everywhere in the world. Thefourth isfreedom from fear–which, ...

Ketika Fikih Membela Perempuan

"""Fikih adalah penafsiran secara kultural terhadap ayat-ayat Al Qur'an & Hadits. Dalam sejarah intelektual Islam,syariah dibedakan dengan fikih. Fikih disusun di dalam masyarakat yang cenderung di dominasi oleh laki-laki (Male diminated society),seperti di kawasan timur tengah ketika itu, sudah tentu akan melahirkan fikih yang bercorak patriarki. Fenomena ini melahirkan beberapa sikap yang dikumandangkan oleh beberapa kalangan. Sebagian di antara mereka masih bersikap hati-hati,dan sebagian lainnya bersikap optimis. Buku yang ada di tangan anda ini, memaparkan bagaimana cara menjembatani itu semua, dengan memberikan alternatif pemikiran baru dan langkah konkret bagaimana seharusnya fikih membela perempuan. Semoga buku ini dapat memberikan wawasan ke islaman yang lebih luas,dan bermanfaat bagi seluruh umat islam di mana pun berada."""

"""Fikih adalah penafsiran secara kultural terhadap ayat-ayat Al Qur'an & Hadits.