Kepemimpinan merupakan bagian penting dari manajemen yaitu merencanakan dan mengorganisasi, tetapi peran utama kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini merupakan bukti bahwa pemimpin boleh jadi manajer yang lemah apabila perencanaannya jelek yang menyebabkan kelompok berjalan ke arah yang salah. Akibatnya walaupun dapat menggerakkan tim kerja, namun mereka tidak berjalan ke arah pencapaian tujuan organisasi. Kepemimpinan berkaitan dengan proses yang mempengaruhi orang sehingga mereka mencapai sasaran dalam keadaan tertentu. Kepemimpinan telah digambarkan sebagai penyelesaian pekerjaan melalui orang atau kelompok dan kinerja manajer akan tergantung pada kemampuannya sebagai manajer. Hal ini berarti mampu mempengaruhi terhadap orang atau kelompok untuk mencapai hasil yang diinginkan dan ditetapkan bersama kepemimpinan sekolah adalah hal yang sangat penting dalam transformasi pendidikan.
Hal ini berarti mampu mempengaruhi terhadap orang atau kelompok untuk mencapai hasil yang diinginkan dan ditetapkan bersama kepemimpinan sekolah adalah hal yang sangat penting dalam transformasi pendidikan.
Latar belakang munculnya MBS tidak jauh berbeda dengan negara-negara lainnya yang terlebih dulu menerapkannya. Terdapat dua persoalan pokok perbedaan yaitu: Pertama, munculnya MBS di Indonesia bukan dorongan dan inisiatif dari masyarakat sehingga peranserta masyarakat dalam pengembangan sekolah masih rendah. Kedua, lambatnya kesadaran para pengambil kebijakan pendidikan di Indonesia. Negara-negara maju di Amerika dan Eropa telah menggalakkan gerakan reformasi pendidikan dengan model MBS sejak tahun 1970-an, sedangkan di Indonesia baru dimulai 30 tahun kemudian. Kondisi ini dapat dimaklumi karena tidak terlepas dari sistem pemerintahan otoriter selama rezim orde baru. Semua diatur dari pusat, baik dalam penentuan kurikulum sekolah, anggaran pendidikan, pengangkatan guru, metode pembelajaran, buku pelajaran, alat/media belajar hingga jam sekolah maupun jenis upacara yang harus dilaksanakan. Selama bertahun-tahun upaya perbaikan pendidikan selalu dilaksanakan dengan parsial sistem bukan perbaikan secara totalitas sistem.
Menurut Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, learning loss adalah hilangnya kesempatan belajar karena berkurangnya intensitas interaksi dengan pendidik saat proses pembelajaran yang mengakibatkan penurunan penguasaan kompetensi peserta didik. Sedangkan The Education and Development Forum (2020) menyebutkan learning loss adalah situasi di mana peserta didik kehilangan pengetahuan dan keterampilan baik umum atau khusus atau kemunduran secara akademis yang terjadi karena kesenjangan yang berkepanjangan atau ketidakberlangsungannya proses pendidikan. Berdasarkan pemahaman ini, permasalahan yang paling utama dalam learing loss adalah penurunan bahkan hilangnya penguasaan kompetensi peserta didik yang diakibatkan oleh berkurangnya intensitas interaksi dengan pendidik. Learning loss menjadi sangat memungkinkan terjadi akibat tidak maksimalnya pembelajaran yang dilakukan secara daring. Learning loss menjadi kerugian jangka panjang terhadap pembelajaran anak-anak akibat penutupan sekolah sementara di masa pandemi Covid 19 seperti sekarang ini. Penulisan buku ini sangat penting di tengah adanya kekhawatiran terjadinya learning loss dalam sistem pendidikan di negeri ini. Pandemi covid 19 memang tidak bisa diatasi dengan mudah. Akan tetapi learning loss yang bisa saja terjadi pada sistem pendidikan kita harus diantisipasi dengan baik. Terbitnya buku ini adalah bagian dari upaya untuk mengantisipasi terjadinya learning loss dalam sistem pendidikan kita.
Berdasarkan pembahasan pada latar belakang, maka dapat dirumuskan bagaimana model pembelajaran mitigasi learning loss dampak pendidikan jarak jauh era covid 19 pada pendidikan nonformal dengan fokus sebagai berikut.
Pembelajaran Sentra Bahan Alam, memperkaya anak-anak belajar tentang konsep-konsep dasar matematika dan sains, sekaligus membentuk sikap-sikap positif yang mereka butuhkan untuk kehidupan mereka saat dewasa. Mereka belajar mengenal dan memahami secara logis aturan main dan batasan-batasan serta belajar menjalankannya. Mereka juga membangun keterampilan sosial selama berinteraksi dengan teman-teman bermain. Tak kalah pentingnya, Sentra Bahan Alam juga membangun kekuatan otot-otot motorik kasar anak, yang dibutuhkan antara lain untuk bisa memegang alat tulis dan menulis. Di dalam Sentra Bahan Alam ada harmoni pembangunan otot-otot dasar kehidupan anak usia dini, yang tidak boleh dilewatkan selama periode golden age. Sebab, pembangunan otot-otot dasar kehidupan itu pada hakikatnya adalah pembangunan struktur otak, yang 80 persennya selesai pada periode usia dini. Kegiatan-kegiatan bermain seperti di atas bisa saja diulang pada usia berapa saja, tapi tidak pernah ada kesempatan kedua untuk membangun struktur otak
Padahal, dengan dukungan infrastruktur digital yang baik, pembelajaran ... C. Efektifitas Pembelajaran Daring Era Covid-19 Mewabahnya kasus Covid-19 di ...