Sebanyak 4 item atau buku ditemukan

Kartini yang Tersembunyi

Membaca Pergeseran Emansipasi Kartini

Membicarakan emansipasi di Indonesia tidak pernah lepas dari nama “Kartini”. Namanya begitu harum seperti lagu yang diciptakan untuknya dan dinyanyikan setiap merayakan hari kelahirannya. Meskipun begitu, banyak yang masih memaknai kata “emansipasi” sekadar “kesetaraan bagi perempuan dan laki-laki (terutama dalam memperoleh pendidikan)”. Padahal, pemikiran Kartini tentang emansipasi jauh lebih kompleks dari sekadar “kesetaraan”. Seperti mendiang Karl Marx yang mengalami evolusi pemikiran dan melahirkan apa yang kita kenal sebagai “Marx tua sang filosofis” dan “Marx muda si idealis”, pemikiran Kartini tentang emansipasi pun turut bergeser seiring dengan berkembangnya perjalanan intelektual dan spiritualnya. Buku ini berusaha membedah setiap pergeseran emansipasi tersebut melalui penggalan surat-surat dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang.

Membicarakan emansipasi di Indonesia tidak pernah lepas dari nama “Kartini”.

PERKEMBANGAN BAHASA ANAK

Banyak orang tua yang serta-merta menyalahkan anak ketika anak mengucapkan kata-kata kasar. Tanpa bertanya, mereka memaki dan memarahi anak. Mundur ke masa bayi, orang tua juga gusar ketika anak menangis. Orang tua cuek saja ketika anak mulai berceloteh. Tidak sedikit pula orang tua yang benar-benar tahu usia berapa anak mampu mengucapkan satu kata. Bahkan, beberapa orang tua terlambat menyadari ketika mungkin anaknya mengalami speech delay. Semua problem bahasa tersebut muncul karena kurangnya pengetahuan orang tua tentang perkembangan bahasa anak. Padahal, bahasa merupakan modal awal anak untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Perkembangan bahasa anak tidak hanya sebatas anak mampu berbicara dan menjawab pertanyaan, tetapi lebih dari itu. Perkembangan bahasa anaka juga berkaitan dengan kemampuan anak untuk mengucapkan kata yang tepat pada kondisi yang tepat; menggunakan bahasa untuk mengungkapkan pikiran dan ide-idenya; menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan teman yang memuat cara bernegosiasi, cara memberikan kritik, cara mempertahankan ide, dan lain-lain. Semua hal tersebut ikut andil dalam menentukan navigasi perkembangan anak di masa depan yang harus menjadi perhatian bahkan sejak anak dalam kandungan. Lalu, bagaimana agar orang tua bisa mengembangkan kemampuan bahasa anak sejak dini?

Padahal, bahasa merupakan modal awal anak untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Perkembangan bahasa anak tidak hanya sebatas anak mampu berbicara dan menjawab pertanyaan, tetapi lebih dari itu.

THE RAPID SELLING: 31 Hari Belajar Jualan agar Cepat Laku

Buku ini sejatinya adalah kumpulan tips agar Anda mampu bertransformasi untuk menata hidup kembali dan bertahan serta bangkit di New Normal era pandemi COVID-19 ini. Melalui buku ini, Anda akan BELAJAR JUALAN dalam 5 (lima) proses pembelajaran bermanfaat yang saling bersinergi, yaitu Mengenal Diri, Mengenal Sesama Individu, Visible Closing Pattern, Invisible Closing Pattern, dan terakhir Mengenal Lingkungan dan Sang Pencipta. ANDA TEPAT MEMBELI buku yang saat ini berada di tangan Anda. Maknai setiap paragraf, bab demi bab, hari demi hari proses pembelajaran agar manfaat dapat diambil. Apa pun profesi Anda saat ini, salespeople, salesman, karyawan, pejuang karier, business owner, milenial warriors pencari kerja, korban PHK, jadikan buku ini SAHABAT yang menemani Anda setiap hari. Life will never be the same in 31 days!

Buku ini sejatinya adalah kumpulan tips agar Anda mampu bertransformasi untuk menata hidup kembali dan bertahan serta bangkit di New Normal era pandemi COVID-19 ini.

ASPEK-ASPEK MAQASID ASY-SYARI’AH DALAM PENETAPAN ALASAN-ALASAN PERCERAIAN PADA PP NO 9 TAHUN 1975 DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM

Stiletto Book

ABSTRAK Idealnya suatu perkawinan bertujuan untuk membentuk keluarga bahagia kekal selama-lamanya. Tujuan yang baik dan mulia tersebut terkadang kandas di tengah jalan dan tidak dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan yang diharapkan hampir semua orang, dan banyak di antaranya diakhiri dengan perceraian. Hal ini dapat dilihat dari laporan PTA Yogyakarta tiga tahun terakhir, yaitu 1982 kasus pada tahun 2001, 2005 kasus pada tahun 2002, dan 2008 kasus pada tahun 2003. Dengan banyaknya peristiwa perceraian di atas orang mulai banyak bertanya apakah alasan-alasan perceraian yang dibuat sedemikian ketat dalam PP Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan UU Nomor I Tahun 1974 tentang Perkawinan dan dalam Kompilasi Hukum Islam tersebut sudah benar-benar mencerminkan prinsip-prinsip Maqasidasy-Syari’ah? Tesis ini berusaha untuk menganalisis alasan-alasan perceraian tersebut dengan menggunakan pendekatan filsafat hukum untuk mengungkap hikmah- hikmah di balik penetapan alasan-alasan perceraian tersebut. Setelah diteliti penetapan alasan-alasan perceraian pada PP Nomor 9 Tahun 1975 dan Kompilasi Hukum Islam, ternyata masing-masing alasan tersebut masih memiliki keterkaitan yang signifikan dengan Maqasidasy-Syari’ah dalam hal memelihara kepentingan daruriyyah dan hajjiyah. Jadi secara yuridis alasan-alasan perceraian tersebut dapat diterima dari sudut pandang kepentingan hukum syara’ sebagai sarana dalam menciptakan keadilan, kemaslahatan, dan kebenaran, karena masih sesuai dengan tujuan ditetapkannya hukum (Maqasidasy-Syari’ah). Tingginya angka perceraian tidak terkait langsung pada alasan-alasan perceraian yang secara sistematis dibuat untuk mempersulit angka perceraian. Oleh karena itu, menurut hemat penulis ada alasan-alasan lain yang jauh lebih substansial yang menyebabkan terjadinya perceraian. Sehingga perlu ada penelitian lanjutan mengenai sebab-sebab terjadinya perceraian.

Aspek-aspek MaqasidAs-syariah Dalam Penetapan Alasan alasan: Pada PPNo.3 Tahun 1975 dan Kompilasi Hukum Islam ASPEK-ASPEK MAQASID ASY-SYARI'AH DALAM PENETAPAN ALASAN-ALASAN PERCERAIAN PADA PP NO. Front Cover.