Perencanaan pembangunan daerah membutuhkan data dan informasi yang akurat dan tepat. Ketersediaan data/informasi diharapkan mampu memberikan gambaran perkembangan perekonomian, serta dapat digunakan sebagai evaluasi keberhasilan pembangunan daerah. Instrumen penting untuk mengukur perkembangan perekonomian daerah pada dasarnya diklasifikasikan dalam indikator makro ekonomi dan indikator sosial ekonomi. Indikator makro ekonomi meliputi: Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pertumbuhan ekonomi, Perkembangan struktur ekonomi, Keunggulan komparatif sektor ekonomi, PDRB Perkapita dan Pendapatan Regional Perkapita. Selanjutnya, indikator sosial ekonomi meliputi: Perkembangan Harga (inflasi), Investasi Pemerintah, Investasi Swasta (PMDN - PMA), Tingkat Pengangguran, dan Tingkat Kemiskinan. Tujuan buku Dinamika Indokator Ekonomi Daerah dengan Perpektif Kebijakan Sosial adalah untuk mendukung perencanaan pembangunan dengan lebih tepat dan terarah. Disamping itu dapat menjadi rujukan dalam menyusun analisis indikator ekonomi daerah. Dengan lokasi di Kabupaten Blora dan dukungan dari Bappeda Kabupaten Blora, data sekunder diperoleh melalui proses identifikasi di beberapa dinas terkait sedangkan untuk data primer diperoleh melalui diskusi dengan beberapa pemangku kepentingan untuk mempertajam hasil dalam buku ini.
Buku Kesantunan Berbahasa, Pendidikan Karakter, dan Pembelajaran yang Humanis ini merupakan buku referensi bidang Ilmu Pendidikan dan Sosial Humaniora. Dalam buku ini dijaki berbagai topik dalam ketiga bidang tersebut. Dalam berbahasa yang santun, kita berupaya menjaga muka mitra tutur sehingga mereka terselamatkan dari tindak pengamcaman muka. Dengan demikian akan terbangun interaksi yang harmonis. Untuk itu perlu dipahami berbagai strategi kesantunan, prinsip kesantunan, dan parameter kesantunan. Santun berbahasa merupakan salah satu karakter penting yang perlu dimiliki oleh peserta didik. Santun menjadi salah satu nilai yang harus diberikan dalam pendidikan karakter. Dalam buku ini dikaji secara mendalam berbagai topik pendidikan karakter, ketika dosen dan guru berkarakter santun, mereka dapat menjadi model bagi peserta didik. Seperti yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara, Ing Ngarsa Sugn Tuladha, dosen da guru harus mampu menjadi teladan; menjadi model bagi peserta didik. Seperti disampikan oleh Lickona (1993), keteladanan atau pemodelan ini menjadi salah satu strategi yang penting dalam Pendidikan karakter. Dosen dan guru yang berkarakter santun akan dapat mengembangkan pembelajaran yang humanis. Bagaimana mereka dapat lebih memanusiakan peserta didik. Dalam pembelajaran yang humanis kita melihat fenomena bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif. Peserta didik ditempatkan sebagai pusat pembelajaran (centre of learning) dalam aktivitas belajar. Peserta didik menjadi pelaku dalam memaknai pengalaman belajarnya sendiri. Dengan demikian, peserta didik diharapkan mampu menemukan ptensinya dan mengembangkan potensi tersebut secara maksimal. Peserta didik bebas berekspresi cara-cara belajarnya sendiri. Mereka juga dibebaskan dan diberi ruang untuk berkreasi. Peserta didik menjadi aktif dan tidak sekedar menerima informasi yang disampaikan oleh dosen atau guru. Kajian Kesantunan Berbahasa, Pendidikan Karakter, dan Pembelajaran yang Humanis dalam buku ini dapat digunakan untuk menambah dan memperluas wawasan bagi pelaku pembelajaran dan penggiat pendidikan
Buku Kesantunan Berbahasa, Pendidikan Karakter, dan Pembelajaran yang Humanis ini merupakan buku referensi bidang Ilmu Pendidikan dan Sosial Humaniora.