Sebanyak 97 item atau buku ditemukan

Politik Perhatian ; Rasa dalam Kebudayaan Jawa

Jawa, sebagai sebuah peradaban, bertahan dengan sintesis spiritualnya terhadap peradaban dunia: Hindu-Budha dan Islam. Tetapi, mengapa gagap menghadapi penetrasi Barat? Upaya memilah Jawa dan non-Jawa selalu saja merupakan peristiwa politik. Dan itu berarti selalu ada yang ter(di)singkir(kan). Jawa yang takluk, atau Hindu-Budha, Islam, dan Barat yang takluk? Lalu siapa pula yang berhak mewakili: Hindu-Budha, aliran kepercayaan, koreografer Sardono atau Bagong, Gus Dur dan pesantrennya, Kraton Mataram, atau Lembaga Javanologi? Mungkin tak seorang pun dari mereka karena Jawa telah menjadi masa silam dan hanya ada dalam imajinasi. Semakin ia dikaji untuk masa kini, semakin kita harus menelusuri masa silamnya. "

Jawa, sebagai sebuah peradaban, bertahan dengan sintesis spiritualnya terhadap peradaban dunia: Hindu-Budha dan Islam.

Lesbumi ; Strategi Politik Kebudayaan

Dari buku ini kita akan di temukan dengan tiga tokoh yang menjadi tembok pertahanan Lesbumi yakni, Djamaludin Malik, Asrul Sani, dan Usmar Ismail. Tiga serangkai ini menampilkan diri sebagai role model seniman muslim. Mereka mengolah gerakan Lesbumi sebagai sebah gerakan yang humanis dan religius. Inilah yang menjadikan Lesbumi tidak dapat digempur oleh PKI lewat Lekra di dalam lembaga kesenian. Hal ini yang membedakan antara Lesbumi dengan lembaga kesenian lainnya, yakni dengan kentalnya religiutas dan intelektualitas. (hlm:159) Jika dicermati, sebenarnya buku ini terdiri dari tiga tema. Pertama, menerangkan tentang historisitas Lesbumi. Kedua, menerangkan posisi Lesbumi dalam polemik tentang seni-budaya. Ketiga, Lesbumi di jadikan sebuah arena dakwah dalam persepektif kebudayaan. Dari ketiga tema itu, kita dapat simpulkan adanya sinergisitas antara history, politik kebudayan Lesbumi sendiri dan goal institusi ini yakni, progess dalam peradaban kebudayaan. Benar saja, jika politik kebudayaan Lesbumi mempunyai peran yang signifikan di kehidupan politik, sosial dan seni-budaya masyarakat Indonesia. (hlm:203) Tak pelak jika hadirnya buku ini menjadikan referensi kita membangun pemikiran perkembangan kebudayaan Indonesia. Dengan mengingat kembali sejarah yang terlupakan sebagai pandangan serta pelajaran dalam membangun kembali lembaga kebudayaan, antisipasi masalah kebudayaan yang timbul akan teratasi. Kebudayaan tidak hanya untuk para seniman atau budayawan saja, tetapi untuk kebaikan bersama serta investasi keilmuan bangsa menghadapi modernisasi dan globalisasi.

Dari buku ini kita akan di temukan dengan tiga tokoh yang menjadi tembok pertahanan Lesbumi yakni, Djamaludin Malik, Asrul Sani, dan Usmar Ismail.

DINAMIKA PENDIDIKAN ISLAM PASCA ORDE BARU

Pendidikan

Ikhtiar pembangunan manusia Indonesia dari masa ke masa selalu dihadapkan pada banyak hambatan dan tantangan, salah satunya adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia. Hambatan ini menurut buku yang ada di tangan pembaca, dapat dilakukan melalui pembenahan dan peningkatan sistem pendidikan nasional, yang tidak sekadar berorientasi pada aspek kognitif semata, tetapi yang lebih penting adalah pembentukan karakter dan budi pekerti peserta didik. Buku ini menyoroti dinamika pendidikan Islam pasca Orde Baru. Ia diharapkan dapat turut serta memberikan sumbangsih pada upaya peningkatan SDM dalam bidang pendidikan Islam.

Buku ini menyoroti dinamika pendidikan Islam pasca Orde Baru. Ia diharapkan dapat turut serta memberikan sumbangsih pada upaya peningkatan SDM dalam bidang pendidikan Islam.

ISLAM LIBERAL ; Varian-Varian Liberalisme Islam di Indonesia 1991-2002

Buku ini merupakan karya ilmiah yang coba mengkaji dan memotret gerakan pemikiran Islam dari para intelektual muslim Indonesia generasi baru.Zuly Qodir memotret gerakan pemikiran di kalangan muslim Indonesia dari rentang waktu tahun 1991 hingga 2002. Pada periode ini generasi muda muslim progresif Indonesia bergerak dinamis dengan gagasan-gagasan barunya yang cemerlang, namun tidak jarang juga kontroversial. Penulis juga memetakan kaum muda muslim progresif generasi baru ini ke dalam beberapa tipologi: liberal-progresif, liberal-eksklusif, liberal-moderat, liberal-radikal, hingga liberal-transformatif.

Buku ini merupakan karya ilmiah yang coba mengkaji dan memotret gerakan pemikiran Islam dari para intelektual muslim Indonesia generasi baru.Zuly Qodir memotret gerakan pemikiran di kalangan muslim Indonesia dari rentang waktu tahun 1991 ...

MAHAKARYA RAKYAT INDONESIA Renungan Kritis Pancasila sebagai Pilar Bangsa

Penerbitan buku dilatari oleh keinginan penerbit untuk memperkenalkan perspektif baru tentang pewacanaan Pancasila sebagai salah satu dari empat pilar kebangsaan, yang akhir-akhir ini gencar disosialisasikan oleh negara melalui MPR sebagai lembaga tertinggi negara. Secara personal, pewacanaan ini dikampanyekan secara massif oleh ketua MPR RI, Taufiq Kiemas. Keempat pilar kebangsaan dimaksud adalah Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Gayung bersambut atas keinginan tersebut di atas, Bapak Hayono Isman kemudian mengapresiasi dan memperkenalkan perspektif baru dimaksud. Menurut Hayono, tidaklah tepat memosisikan Pancasila sebagai pilar bangsa, sebab Pancasila bukanlah pilar, melainkan dasar kenegaraan. Pancasila adalah dasar negara Indonesia, yang di atasnya berdiri pilar-pilar kebangsaan, yaitu Proklamasi 17 Agustus, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Dalam bahasa lain, Pancasila adalah ruh dari pilar-pilar kebangsaan tersebut. Tidak hanya berhenti sampai di situ, Hayono dalam buku ini juga menyoroti masalah-masalah kebangsaan yang dilanda krisis multidimensi, mulai dari krisis ekonomi, karut- marut perpolitikan, lemahnya kepemimpinan nasional, hingga konflik antaretnis dan agama. Menurut Hayono, krisis itu bersumber dari ditinggalkannya nilai-nilai dan ajaran Pancasila dalam pemikiran dan perilaku kehidupan kita. Atas dasar keprihatinan tersebut, buku ini sengaja kami hadirkan ke tengah-tengah pembaca sebagai ikhtiar memperkaya perspektif dan wawasan kita tentang Pancasila bagi kehidupan kenegaraan dan kebangsaan kita. Selamat membaca.

Pancasila bukanlah pilar, seperti yang kita kenal selama ini, melainkan dasar bangsa.

Islam Yang Memihak

Buku ini layaknya kumpulan artikel yang membahas keunggulan Islam sebagai agama rahmatan lil 'alamin. Moeslim Abdurrahman berusaha untuk mengemukakan bahwa Islam yang memiliki banyak kajian terkait pola komunikasi dan sosial. Terutama pola hubungan antara individu satu dengan yang lainnya, termasuk mereka yang berbeda agama.

Buku ini layaknya kumpulan artikel yang membahas keunggulan Islam sebagai agama rahmatan lil 'alamin. Moeslim Abdurrahman berusaha untuk mengemukakan bahwa Islam yang memiliki banyak kajian terkait pola komunikasi dan sosial.

Analisis Wacana ; Pengantar Analisis Teks Media

Komunikasi

Buku ini adalah sebuah pengantar metodologis dan teoritis ke analisis wacana, terutama analisis teks media. Analisis wacana adalah alternatif terhadap kebuntuan-kebuntuan dalam analisis media yang selama ini lebih didominasi oleh analisis isi konvensional dengan paradigma positivis dan konstruktivisnya. Lewat analisis wacana ini, kita akan tahu bagaimana dan mengapa pesan itu dihadirkan. dalam buku ini dikemukakan konsep-konsep penting dalam analisis wacana, tokoh-tokoh pe-mikirnya, pendekatan yang dipakai, dan dilengkapi dengan contoh penerapan analisis wacana konteks sosial-politik di Indonesia.

Buku ini adalah sebuah pengantar metodologis dan teoritis ke analisis wacana, terutama analisis teks media.

Pengantar Studi Aswaja An-Nahdliyah

Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) adalah “Ahlu minhaj al-fikri ad-dînî al-musytamil ‘ala syu’ûn al-hayâti wa muqtadhayâtihâ al-qâ’imi ‘ala asas at-tawâssuth wa at-tawâzûn wa at-ta’âddul wa at-tasâmûh” (Orang-orang yang memiliki metode berpikir keagamaan yang mencakup semua aspek kehidupan yang berlandaskan atas dasar-dasar moderasi, menjaga keseimbangan dan toleransi). Dari segi ini, prinsip dasar yang menjadi ciri khas paham Aswaja adalah tawâsuth, tawâzun, ta’adul, dan tasâmuh; moderat, seimbang dan netral, serta toleran. Keberadaan jam’iyah NU patut kita syukuri sebagai rumah (wadah) bagi umat Islam untuk melaksanakan dan mempertahankan tradisi-tradisi amaliah Aswaja yang telah berlaku sejak zaman Nabi SAW, ulama salaf, dan ditumbungkembangkan di Nusantara oleh Walisongo dan kiai-kiai pesantren hingga saat ini. Sebagai jam’iyyah diniyyah Islâmiyyah ijtimâ’iyyah, NU bertujuan untuk melestarikan berlakunya ajaran Islam yang menganut paham Aswaja bagi terwujudnya tatanan masyarakat yang berkeadilan demi kemaslahatan, kesejahteraan umat, dan demi terciptanya rahmat bagi semesta. Tradisi-tradisi dan amaliah Aswaja-NU inilah yang wajib terus kita bela dan pertahankan demi keberlangsungan ajaran Aswaja An-Nahdliyah di Nusantara. Buku ini menjadi bacaan wajib bagi kaum muda dan tua, mahasiswa dan dosen, dan masyarakat umum, untuk mengenal, memahami, mengamalkan, dan mempertahankan marwah keberagamaan Islam kita ala thariqati ahlissunnah wal jama’ah an-nahdliyah.

... Islamic Studies , Vol . 39 , No.2 , Juli - Desember 2001 Amir Syarifuddin , " Pengertian dan Sumber Hukum Islam ... lil Alamin : NU dan Peran Kenegaraannya , ' ( Pidato di Istambul ) , dikutip dalam http://www.nu.or.id/ post / read ...