Sebanyak 8669 item atau buku ditemukan

Klientelisme Politik: Handbook Perbandingan Politik

Buku digital ini berjudul "Klientelisme Politik", merupakan buku yang berisi tentang "Perbandingan Politik" yang dapat memberikan tambahan wawasan pengetahuan dan pencerahan bagi pembaca. Semangat untuk berbagi terutama dalam literasi khazanah pengetahuan sosial politik yang mendasari penerbit menghadirkan konten-konten di buku digital ini. Penerbit berdoa semoga buku digital yang diterbitkan ini bisa bermanfaat dan menjadi bahan pembelajaran serta panduan bagi siapapun juga.

Buku digital ini berjudul "Klientelisme Politik", merupakan buku yang berisi tentang "Perbandingan Politik" yang dapat memberikan tambahan wawasan pengetahuan dan pencerahan bagi pembaca.

Parodi Meme Politik

:Rakyat Sudah Cerdas, Stop Tipu-Tipu

Tingkah polah para elite politik tak habis-habisnya membuat geleng-geleng kapala. Mereka bahkan tak malu menggunakan "rakyat" untuk membenarkan setiap tindakan yang dilakukan. Tapi benarkah mereka sedang membela rakyat? Faktanya manuver yang mereka lakukan lebih nyata demi kekuasaan dan kepentingan kelompok semata. Rakyat tidaklah bodoh seperti anggapan para anggota DPR. Justru mereka kini lebih kritis dalam mananggapi perhelatan sandiwara politik. Tahu siapa yang jujur atau berbohong, tulus atau tidak tulus, benar-benar membela kepentingan rakyat atau sekadar pencitraan. Nah, meme-meme politik yang terhimpun dalam buku ini harus menjadi media pembelajaran politik bagi seluruh rakyat Indonesia. Lebih dari itu, mulai detik ini jangan biarkan ada yang menganggap rakyat bodoh. "Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri." (Sukarno)

Tingkah polah para elite politik tak habis-habisnya membuat geleng-geleng kapala.

Politik Tanpa Dokumen

Buku yang sedang Anda baca ini berisi 6 kantong politik: 12 esai dalam bab “Politik Dokumentasi dan Kebangsaan”, 16 esai dalam "Politik Enam Lima", 9 esai dalam "Politik Demokrasi Elektoral", 10 esai dalam "Politik Olahraga", 8 esai dalam "Politik Jurnalistik", dan 5 esai dalam "Politik Agama". Total ada 60 esai. Selain sebagai tonggak kematangan karier Gusmuh, buku ini adalah rekaman politik—makhluk (a)politik—yang hampir kalis dari kesucian, benar-benar “jorok”. Bisa dibilang tiga per empat isi buku ini merupakan makian Gusmuh yang dipersonifikasi sedemikian rupa dan dibumbui data di mana-mana untuk segala sikap politik yang bukan sikap politiknya.

Buku yang sedang Anda baca ini berisi 6 kantong politik: 12 esai dalam bab “Politik Dokumentasi dan Kebangsaan”, 16 esai dalam "Politik Enam Lima", 9 esai dalam "Politik Demokrasi Elektoral", 10 esai dalam "Politik Olahraga", 8 esai ...

Politik dalam Dunia yang Berubah: Politik Negara Berkembang

Buku digital ini berjudul "Politik dalam Dunia yang Berubah: Politik Negara Berkembang", merupakan buku yang berisi tentang "landasan pemahaman bagi kehidupan politik dan berbagai bidang ilmu politik yang semakin banyak" yang dapat memberikan tambahan wawasan pengetahuan dan pencerahan bagi pembaca. Semangat untuk berbagi terutama dalam literasi khazanah pengetahuan sosial politik yang mendasari penerbit menghadirkan konten-konten di buku digital ini. Penerbit berdoa semoga buku digital yang diterbitkan ini bisa bermanfaat dan menjadi bahan pembelajaran serta panduan bagi siapapun juga.

Buku digital ini berjudul "Politik dalam Dunia yang Berubah: Politik Negara Berkembang", merupakan buku yang berisi tentang "landasan pemahaman bagi kehidupan politik dan berbagai bidang ilmu politik yang semakin banyak" yang dapat ...

GENERASI TRANSISI & TURBULENSI POLITIK

(Catatan Kritis Anak Bangsa)

Membaca buku berjudul Generasi Transisi dan Turbulensi Politik (Catatan Kritis Anak Bangsa) yang ditulis oleh saudara Mahmud dan Mu’min Boli ini, mampu membawa setiap pembacanya pada suatu perspektif yang luas, kritis dan konstruktif dalam memandang fenomena ekonomi-politik, sosial-budaya, sampai pada berbagaimacam persoalan kekinian khususnya di bidang kesehatan dan lingkungan hidup, dimana persoalan-persoalan tersebut semakin mempertegas arah kepentingan dan keberpihakan penguasa negeri saat ini. Buku yang terdiri dari 4 (empat) bagian ini memiliki daya tarik tersendiri karena menyajikan diskursus yang kritis terhadap berbagai persoalan bangsa Indonesia saat ini yang tersaji baik dalam ruang praktik politik lokal/daerah maupun nasional dan sejatinya ini adalah sebuah realitas yang tidak ternafikan. Diksi “turbulensi” yang digunakan oleh penulis adalah pilihan yang tepat untuk mendeskripsikan situasi politik Indonesia dewasa ini, di mana goncangan dan distabilitas praktik dan orientasi politik itu benar-benar terlihat sangat jelas dan nyata di mata publik. Orientasi politik bukan lagi untuk kepentingan kemanusiaan, tetapi berubah ke arah penghambaan kepada kepentingan oligarki. Namun demikian, dalam situasi turbulensi politik saat ini rakyat juga sudah semakin bijak dalam melihat fenomena perpolitikan Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan semakin merosotnya kepercayaan publik terhadap eksistensi partai politik yang berkorelasi dengan merosotnya kepercayaan publik terhadap kineja Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang idealnya sebagai saluran aspirasi rakyat. Turbulensi politik adalah ekses dari salah kaprah atau gagal pahamnya penguasa dan kaum elit politisi dalam memahami dan menterjemahkan demokrasi. Demokrasi sebagai antitesa dari otokrasi, sebagai sebuah sistem politik yang memberikan kedaulatan kepada rakyat dalam menentukan nasib dan masa depan bangsanya justru telah dipraktikkan secara ugal-ugalan, serampangan dan sembrono sehingga menjerembabkan demokrasi pada jurang keterpurukan, demokrasi Indonesia tidak lagi berwajah arif dan bijak melainkan kriminil. Faktanya politik uang (money politic), black campaign dan berbagai fenomena kegaduhan lainnya masih sering terjadi dalam konteks atau ruang praktek politik di Indonesia. Politik yang berbiaya sangat mahal dapat dipastikan berkonsekwensi pada tindakan melacurkan idealisme dan menggadaikan kepentingan rakyat demi sebuah kekuasaan. Sikap pragmatis dan oportunis kaum elit politisi inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh kalangan borjuasi dan oligarki untuk terus mengintervensi kebijakan pemerintah demi penguasaan terhadap sumber-sumber perekonomian yang salah satu pintu masuknya adalah melalui regulasi (undang-undang). Saat ini kita lihat dan saksikan hadir serangkaian produk perundang-undangan seperti undang-undang No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan undang-undang No. 3 tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, tentu masih banyak regulasi lainnya yang dibuat oleh pemerintah dalam hal ini DPR dan Presiden yang terindikasi kuat adalah titipan atau pesanan dari kepentingan pemodal dan kaum elit yang berada dalam lingkaran kekuasaan. Terlebih ditambah lagi saat ini sedang ramai diperbincangkan oleh publik soal indikasi kejahatan korupsi melalui proyek Polymerase Chain Reaction (PCR) yang menyeret beberapa nama menteri kabinet Jokowi diantaranya adalah Luhut Binsar Panjaitan (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi) dan Erick Thohir (Menteri BUMN). Sehingga lagi-lagi situasi ini menambah deretan persoalan yang muncul pada kepemimpinan Presiden Jokowi selama kurun waktu 7 (tujuh) tahun terakhir ini. Wacana (issue) penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) di lingkaran istana ini tentunya sangat mencengangkan bagi kita semuanya di tengah ratusan juta rakyat Indonesia masih harus berjibaku, tajuh bangun berjuang lepas dan terbebas dari hantaman Covid-19 dan tuntutan percepatan pemulihan situasi ekonomi Nasional. Dalam keasyikan elit pemerintah memanfaatkan situasi pandemic selama kurun waktu kurang lebih 20 (duapuluh) bulan ini untuk menancapkan hegemoni kekuasaannya, pemerintah malah terkesan abai pada kewajibannya untuk menjamin kesejahteraan rakyat miskin dan pengangguran yang jumlahnya semakin meningkat. Di sisi yang lain dengan hadirnya undang-undang Cipta Kerja dan undang-undang Minerba selain hanya untuk kepentingan oligarki juga mengancam kondisi kelestarian lingkungan hidup, ditambah lagi dengan ketidakberpihakan pemerintah terhadap pengembangan sektor pertanian yang dibuktikan dengan tingginya nilai inport pangan dari luar negeri yang dipastikan sangat merugikan petani Indonesia, situasi ini disempurnakan dengan pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melalui serangkaian cara mulai dari revisi undang-undang KPK pada tahun 2019, Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) yang membuat cita-cita terwujudnya perintahan yang bersih (clean government) dan pemerintahan yang baik (good governance) akan semakin sulit terwujud, sebaliknya yang nampak adalah kinerja birokrasi semakin semrawut dan disorientasi. Sekali lagi situasi ini menegaskan bahwa cengkraman oligarki baik oligarki ekonomi maupun oligarki politik sudah sangat mengakar dan kuat di Negara ini. Arogansi kekuasaan yang anti kritik adalah parameter yang jelas menggambarkan jalan mundur demokrasi Indonesia. Turbulensi politik adalah tantangan (challenge) sekaligus peluang (opportunity) bagi kebangkitan kembali gerakan mahasiswa Indonesia hari ini. Situasi bangsa dan Negara yang sedemikian rupa tengah mengalami kemunduran luar biasa ini harus mampu diberikan jawaban, solusi dan jalan keluarnya oleh gerakan mahasiswa dan pemuda yang lahir dari elemen organisasasi pelajar, mahasiswa (intra dan ekstra kampus) dan pemuda yang keberadaannya merupakan representasi masyarakat sipil (civil society) dan untuk terus menegaskan eksistensinya dalam realitas sosial tidak saja sebagai agen perubahan (agent of change), kekuatan moral (moral force) dan kontrol sosial (social control), tapi lebih maju sebagai pemimpin perubahan (leader of change). Pelajar, mahasiswa dan pemuda dituntut untuk terus melakukan perjuangan pembelaan terhadap kaum marjinal yang tertindas demi tegaknya keadilan, kesejahteraan, dan kemanusiaan. Meskipun dewasa ini, tidak sedikit mahasiswa dan pemuda juga masih diperhadapkan dengan stereotip negatif terhadap gerakan yang digagasnya. Sehingga menjadi sangat penting untuk segera meluruskan persepsi atau stigma pesimis tersebut dengan menghidupkan kembali semangat gerakan yang telah lama mati suri, menghidari polarisasi dan kooptasi serta penguatan konsolidasi penyatuan visi dan misi yang sama dalam membangun gerakan perubahan. Itulah tugas dan tanggungjawab generasi transisi yang hidup pada era disrupsi (disruption) seperti sekarang ini, era di mana teknologi semakin maju dan persaingan global semakin menguat. Olehnya itu, hanya dengan karakter kritis, konstruktif dan solutif, genarasi ini akan mampu menentukan masa depan bangsa dan Negara Indonesia menjadi lebih bermartabat. Berangkat dari pandangan di atas, buku yang ada di tangan pembaca ini juga berhasil mengeksplorasi situasi dan kondisi gerakan mahasiswa kekinian sampai pada gambaran tentang dinamika yang hadir pada ruang politik kampus dan diskursus yang berkembang dalam dunia kemahasiswaan. Tentunya sebagai bentuk kritik dan autokritik terhadap realitas gerakan mahasiswa adalah hal yang positif dan perlu diapresiasi. Menariknya buku ini mencoba untuk menilik lebih jauh pada konteks gerakan yang lahir dan dibangun oleh Himpunan Mahasiswa Islam yang merupakan organisasi kemahasiswaan terbesar dan tertua yang ada di Indonesia dan masih eksis sampai saat ini. Adanya harapan akan lahir kader-kader intelektual progressif-transformatif dari pengader-pengader revolusioner adalah impian dan cita-cita yang harus segera dapat diwujudkan melalui serangkaian upaya rekonstruksi aktivitas perkaderan di HMI yang semakin kritis, konstruktif dan solutif demi menjawab berbagaimacam problematika umat di era post truth. Di sisi yang lain kebutuhan membangun konsolidasi penguatan HMI dalam rangka mewujudkan tatanan masyarakat yang di ridhai Allah Swt sebagai tujuan mulia HMI harus segera dilakukan. Sebagai penutup, sekali lagi turbulensi politik terjadi karena adanya problem kepemimpinan nasional. Turbulensi politik sebagai realitas saat ini juga sekaligus menjadi tantangan bagi generasi transisi. Pandangan-pandangan kritis dari penulis telah tersaji dengan sangat baik di dalam buku ini, olehnya itu selamat membaca. Affandi Ismail Hasan (Ketua Umum PB HMI Periode 2020-2022)

Membaca buku berjudul Generasi Transisi dan Turbulensi Politik (Catatan Kritis Anak Bangsa) yang ditulis oleh saudara Mahmud dan Mu’min Boli ini, mampu membawa setiap pembacanya pada suatu perspektif yang luas, kritis dan konstruktif ...

Sejarah Pemikiran Politik Klasik

Dari Prasejarah Hingga Abad ke-4 M

Apa itu politik? Sejak kapankah tatanan politik muncul? Seperti apakah bentuk pemerintahan yang paling ideal itu? Apa sajakah komponen dari pengetahuan politik? Apakah hubungan antara politik dan etika? Bagaimanakah wacana soal kebebasan muncul untuk pertama kalinya? Itulah sebagian pertanyaan yang diajukan dan diuraikan dalam Sejarah Pemikiran Politik Klasik: Dari Prasejarah Hingga Abad ke-4 M. Dalam buku ini diuraikan sejarah perkembangan pemikiran politik sejak masa prasejarah hingga abad ke-4 Masehi, dalam tradisi Barat maupun Timur. Pemikir yang dibahas mencakup sosok yang relatif dikenal seperti Plato, Aristoteles, dan Cicero, hingga sosok yang masih langka dibahas di Indonesia, seperti Thoukydides, Polybios, dan Kautilya. Dipenuhi dengan penelusuran ke sumber-sumber primer, buku ini membekali pembaca dengan piranti konseptual yang berguna bagi kajian sosial dan politik, sejarah pemikiran serta filsafat. Buku persembahan penerbit MarjinKiri

Itulah sebagian pertanyaan yang diajukan dan diuraikan dalam Sejarah Pemikiran Politik Klasik: Dari Prasejarah Hingga Abad ke-4 M. Dalam buku ini diuraikan sejarah perkembangan pemikiran politik sejak masa prasejarah hingga abad ke-4 Masehi ...

Perubahan dan Kesinambungan Politik Global

Seri Pengantar Politik Global

Buku digital ini berjudul "Perubahan dan Kesinambungan Politik Global", merupakan buku yang berisi tentang "Pengantar Politik Global" yang dapat memberikan tambahan wawasan pengetahuan dan pencerahan bagi pembaca. Semangat untuk berbagi terutama dalam literasi khazanah pengetahuan sosial dan politik yang mendasari penerbit menghadirkan konten-konten di buku digital ini. Penerbit berdoa semoga buku digital yang diterbitkan ini bisa bermanfaat dan menjadi bahan pembelajaran serta panduan bagi siapapun juga.

Buku digital ini berjudul "Perubahan dan Kesinambungan Politik Global", merupakan buku yang berisi tentang "Pengantar Politik Global" yang dapat memberikan tambahan wawasan pengetahuan dan pencerahan bagi pembaca.

Siklus Anggaran Politik Konteks-Kondisional: Handbook Perbandingan Politik

Buku digital ini berjudul "Siklus Anggaran Politik Konteks-Kondisional", merupakan buku yang berisi tentang "Perbandingan Politik" yang dapat memberikan tambahan wawasan pengetahuan dan pencerahan bagi pembaca. Semangat untuk berbagi terutama dalam literasi khazanah pengetahuan sosial politik yang mendasari penerbit menghadirkan konten-konten di buku digital ini. Penerbit berdoa semoga buku digital yang diterbitkan ini bisa bermanfaat dan menjadi bahan pembelajaran serta panduan bagi siapapun juga.

Buku digital ini berjudul "Siklus Anggaran Politik Konteks-Kondisional", merupakan buku yang berisi tentang "Perbandingan Politik" yang dapat memberikan tambahan wawasan pengetahuan dan pencerahan bagi pembaca.

Model Transformasi Manajemen Perbankan

Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah PT. Maybank Syariah Indonesia Sumber Data: OJK SPS (Statistik Perbankan Syariah) 2020 Pangsa Pasar Industri Perbankan Syariah ASET PEMBIAYAAN Tabel 4.2 Pangsa Pasar Industri Perbankan Syariah ...