Sebanyak 4474 item atau buku ditemukan

KEPUTUSAN MAHASISWA DALAM MEMIILIH PERGURUAN TINGGI

PERSPEKTIF MANAJEMEN PEMASARAN

Persaingan dalam dunia pendidikan begitu ketat seiring dengan semakin meningkat dan berkembangnya pertumbuhan universitas. Universitas sebagai institusi pendidikan semakin menghadapi tantangan untuk mendapatkan calon mahasiswa baru. Isu tentang keputusan mahasiswa dalam memilih universitas masih terbatas, oleh karena itu penyusunan buku ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji secara khusus pengaruh iklan, penjualan perseorangan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, kualitas layanan dan karakteristik tetap universitas terhadap keputusan mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi.

Persaingan dalam dunia pendidikan begitu ketat seiring dengan semakin meningkat dan berkembangnya pertumbuhan universitas.

PENGANTAR MANAJEMEN

Buku Pengantar Manajemen ini terdiri dari delapan BAB yaitu Sejarah Perkembangan Manajemen, Manajemen Sumber Daya Manusia, Organisasi, Kepemimpinan, Manajemen Strategi, Motivasi, Manajer Sebagai Pembuat Keputusan, dan Angket-angket Penelitian Manajemen.

Buku Pengantar Manajemen ini terdiri dari delapan BAB yaitu Sejarah Perkembangan Manajemen, Manajemen Sumber Daya Manusia, Organisasi, Kepemimpinan, Manajemen Strategi, Motivasi, Manajer Sebagai Pembuat Keputusan, dan Angket-angket ...

Ilmu Kalam Dari Tauhid Menuju Keadilan

Persoalan ilmu Kalam hendaknya dipahami dari dua sisi, yaitu ketuhanan (teosentris) dan kemanusiaan (antroposentris). Kalam ketuhanan melakukan diskusi, kajian hingga pembelaan terhadap Tuhan dengan mengurai Nama, Sifat, AFal, Kehendak Tuhan, dan lain-lain. Adapun Kalam Antroposentris menegaskan tentang keberpihakan kepada persoalan kemanusiaan, mulai dari persoaalan kemiskinan, keterbelakangan, sinergi akal dan wahyu dalam membangun manusia dan alam, masalah pembebasan manusia, termasuk mengaktualisasikan jati diri manusia sebagai wakil Tuhan di muka bumi. Efektivitas iman dan amal dalam membangun peradaban dunia menjadi dasar pergerakan dan revolusi yang sekaligus mengikat seluruh aktivitas sosial-politik ekonomi dan peradaban manusia. Ruang antariksa ilmu pengetahuan pun tidak lepas dari ikatan dasar-dasar tauhid sehingga ilmu pengetahuan dan teknologi dikemas berdasar pijakan teologis. Kajian Kalam ini juga menghindari pandangan misoginis terhadap kaum perempuan, sebagai masyarakat yang sering mendapat perlakuan tidak adil oleh kaum laki-laki, sehingga memupus keterpinggiran kaum perempuan dalam belantika peradaban dan kemodernan. Buku persembahan penerbit PrenadaMediaGroup

Persoalan ilmu Kalam hendaknya dipahami dari dua sisi, yaitu ketuhanan (teosentris) dan kemanusiaan (antroposentris).

رسالة استحسان الخوض في علم الكلام Anjuran Mendalami Ilmu Kalam Kajian Karya Fundamental Imam Ahlussunnah Wal Jama’ah Al-Imâm Abul Hasan al-Asy’ari (w 324 H)

Segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah atas Rasulullah. Sesungguhnya ilmu mengenal Allah dan mengenal sifat-sifat-Nya adalah ilmu paling agung dan paling utama, serta paling wajib untuk didahulukan mempelajarinya atas seluruh ilmu lainnya, karena pengetahuan terhadap ilmu ini merupakan pondasi bagi keselamatan dan kebahagiaan hakiki. Ilmu ini dikenal juga dengan nama Ilmu Ushul, Ilmu Tauhid, Ilmu Aqidah dan Ilmu Kalam. Dalam sebuah hadits Rasulullah menyebutkan bahwa dirinya adalah seorang yang telah mencapai puncak tertinggi dalam ilmu ini. Beliau bersabda: أنَا أعْلَمُكُمْ بِاللهِ وَأخْشَاكُمْ لَهُ (رَوَاهُ الْبُخَارِيّ) “Saya adalah orang yang paling mengenal Allah di antara kalian, dan saya adalah orang yang paling takut di antara kalian bagi-Nya”. (HR. al-Bukhari). Dengan dasar hadits ini maka Ilmu Tauhid sudah seharusnya didahulukan untuk dipelajari dibanding ilmu-ilmu lainnya. Dalam al-Qur’an Allah berfirman: فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ (سورة محمد: 19) “Maka ketahuilah (wahai Muhammad) bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan mintalah ampun bagi dosamu juga bagi seluruh orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan”. (QS. Muhammad: 19). Dalam ayat ini Allah mendahulukan perintah mengenal tauhid di atas perintah Istighfâr. Hal ini dikarenakan bahwa mengenal Ilmu Tauhid terkait dengan Ilmu Ushul yang merupakan dasar atau pokok-pokok agama, yang karenanya harus didahulukan, sementara mengucapkan Istighfâr terkait dengan Ilmu Furu’ atau cabang-cabang agama. Tentunya tidak dibenarkan bagi siapapun untuk melakukan istighfar atau melakukan kesalehan lainnya dari amalan-amalan furû’ jika ia tidak mengetahui Ilmu Tauhid atau Ilmu Ushul. Karena bila demikian maka berarti ia melakukan kesalehan dan beribadah kepada Tuhan-nya, sementara ia sendiri tidak mengenal siapa Tuhan-nya tersebut. Oleh karena itu dalam banyak ayat al-Qur’an Allah telah memerintahkan manusia untuk mempergunakan akalnya dalam melihat keagungan penciptaan-Nya hingga dapat mengenal tanda-tanda kekuasaan dan sifat-sifat-Nya. Seperti dalam firman-Nya: أَوَلَمْ يَنْظُرُوا فِي مَلَكُوتِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ (سورة الأعراف: 185) “Tidakkah mereka melihat pada kerajaan langit-langit dan bumi?!” (QS. al-A’raf: 185). Dalam ayat lain Allah berfirman: سَنُرِيهِمْ آَيَاتِنَا فِي الْآَفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ (سورة فصلت: 53) “Akan Kami perlihatkan kepada mereka akan tanda-tanda kekuasaan Kami di segala ufuk juga tanda-tanda kekuasaan Kami pada diri mereka hingga menjadi jelas bahwa Dia Allah adalah al-Haq”. (QS. Fushilat: 53). Objek bahasan dari Ilmu Tauhid ini adalah berpikir tentang makhluk untuk dijadikan bukti akan adanya al-Khaliq. Dalam satu pendapat disebutkan tentang definisi Ilmu Tauhid bahwa ia adalah salah satu disiplin ilmu yang membahahas tentang nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya serta segala perbuatan-Nya. Juga membahas tentang keadaan para makhluk; dari bangsa Malaikat, para Nabi Allah, para Wali Allah, para Imam, penciptaan makhluk, dan tentang kehidupan di akhirat kelak. Pembahasan hal ini semua didasarkan kepada argumen-argumen yang telah ditetapkan dalam Islam, bukan dibangun diatas dasar-dasar pemikiran filsafat. Karena dasar pemikiran kaun filosof dalam pembahasan mereka tentang Tuhan, para Malaikat dan masalah lainnya, hanya bersandarkan kepada pemandangan logika semata. Dalam pada ini mereka menjadikan akal sebagai pondasi bagi ajaran agama. Sama sekali mereka tidak melakukan sinkronisasi antara logika dengan teks-teks yang dibawa oleh para Nabi. Adapun para ulama tauhid dalam membicarakan masalah keyakinan tidak semata mereka bersandar kepada akal. Namun akal diposisikan sebagai saksi dan bukti akan kebenaran apa yang datang dari Allah dan yang dibawa oleh para nabi tersebut. Dengan demikian para ulama tauhid ini menjadikan akal sebagi bukti, tidak menjadikannya sebagai pondasi bagi ajaran agama.

Segala puji bagi Allah.

Ilmu tauhid

Buku ini dikembangkan/sempurnakan sesuaikan kurikulum silabi untuk materi kuliah ilmu Tauhid di Institut Agama Islam Negeri Madura dengan harapan dapat membantu mahasiswa khususnya, pembaca umumnya sebagai bahan perbandingan terhadap buku-buku yang ada pada mereka. Sejarah telah mencatat bahwa tauhid hadir ditengah-tengah kaum muslimin sejak masa Rasulullah SAW dan sampai kini masih eksis dan telah melahirkan banyak ulama besar dalam berbagai macam aliran ilmu kalam yang telah memperkaya khazanah keilmuan dibidang tauhid. Berbagai macam persoalan agama yang sulit dicoba untuk dijelaskan dengan melalui pendekatan nakli dan akli juga refrensi.

Buku ini dikembangkan/sempurnakan sesuaikan kurikulum silabi untuk materi kuliah ilmu Tauhid di Institut Agama Islam Negeri Madura dengan harapan dapat membantu mahasiswa khususnya, pembaca umumnya sebagai bahan perbandingan terhadap buku ...

MELURUSKAN DISTORSI DALAM ILMU KALAM

Al-Imam al-Qadli Iyadl al-Maliki dalam asy-Syifa Bi Ta'rif Huquq al-Musthafa mengatakan bahwa ada dari orang-orang Islam yang keluar dari Islamnya (menjadi kafir) sekalipun ia tidak bertujuan keluar dari agama Islam tersebut. Ungkapan-ungkapan semacam; "Terserah Yang Di atas", "Tuhan tertawa, tersenyum, menangis" atau "Mencari Tuhan yang hilang", dan lain sebagainya adalah gejala tasybih yang semakin merebak belakangan ini. Tentu saja kesesatan akidah tasybih adalah hal yang telah disepakati oleh para ulama kita, dari dahulu hingga sekarang. Al-Imam Ibn al-Mu'allim al-Qurasyi (w 725 H), dalam kitab Najm al-Muhtadi Wa Rajm al-Mu'tadi (hlm. 588), meriwayatkan bahwa sahabat Ali ibn Abi Thalib berkata: "Sebagian golongan dari umat Islam ini ketika kiamat telah dekat akan kembali menjadi orang-orang kafir". Seseorang bertanya kepadanya: "Wahai Amir al-Mu'minin apakah sebab kekufuran mereka? Adakah karena membuat ajaran baru atau karena pengingkaran?" Sahabat Ali ibn Abi Thalib menjawab: "Mereka menjadi kafir karena pengingkaran. Mereka mengingkari Pencipta mereka (Allah) dan mensifati-Nya dengan sifat-sifat benda dan anggota-anggota badan".

Al-Imam al-Qadli Iyadl al-Maliki dalam asy-Syifa Bi Ta'rif Huquq al-Musthafa mengatakan bahwa ada dari orang-orang Islam yang keluar dari Islamnya (menjadi kafir) sekalipun ia tidak bertujuan keluar dari agama Islam tersebut.

Ilmu Kalam (Khazanah Intelektual Pemikiran dalam Islam)

Ilmu Kalam merupakan salah satu mata kuliah penting yang diajarkan diseluruh perguruan tinggi Islam di Indonesia. Kami sudah mengampu mata kuliah ini beberapa semester. Selama mengampu mata kuliah ini, banyak kritikan dari mahasiswa, khususnya mahasiswa yang kurang memiliki basis keagamaan. Banyak hal baru yang mereka temukan dalam mata kuliah ini, khususnya pemikiran-pemikiran kalam yang menurut mereka sangat aneh karena tidak rasional. Pertanyaan yang sering mereka ajukan adalah misalanya pemikiran ‘manzilah baina manzilataini’, ‘perbuatan mutlak manusia’, ‘manusia adalah boneka Tuhan’, ‘apa penting dan manfaatnya mata kuliah ini’ dan lain sebagainya. Memang diakui banyak para tokoh yang menganggap ‘Ilmu Kalam’ adalah sarat dengan pertentangan dan paling banyak mengandung perbedaan. Bahkan ada pula yang menyebutkan Ilmu Kalam tidak memuaskan orang pintar dan tidak memberi manfaat kepada orang bodoh, karena mereka belum menemukan intinya. Akan tetapi tidak sedikit pula para tokoh yang menyebutkan bahwa setiap orang yang ingin menyelami seluk-beluk agama perlu mempelajari teologi (Ilmu Kalam), karena ilmu ini sangat banyak manfaatnya. Oleh karena itu, dalam tulisan ini, kami menyebutkan beberapa manfaat dalam mempelajari Ilmu Kalam dan tidak lupa kami kemukakan sumber pembahasan serta hubungannya dengan ilmu lainnya. Agar dapat dipahami bahwa ilmu kalam juga sangat penting untuk dipelajari oleh para mahasiswa khususnya. Ilmu kalam memiliki beberapa nama, antara lain Ilmu Usuluddin (Ilmu yang mempelajari tentang pokok-pokok agama), IlmuTauhid (Ilmu yang mempelajari keesaan Allah), Fiqh Al-akbar (Pemahaman tentang agama) Ilmu Kalam, dan Teologi Islam. Adapun yang disepakati bahwa Ilmu Kalam dasarnya adalah al-Qur’an, al-Hadits. Menurut Harun Nasution, kemunculan persoalan kalam dipicu oleh persoalan politik yang menyangkut peristiwa pembunuhan Utsman bin Affan. Dari sanalah cikal bakal lahirnya tiga aliran teologi dalam Islam, yaitu aliran Khawarij (aliran yang keluar dari barisan Ali dan memisahkan diri), aliran Syi’ah (aliran yang tetap mendukung Ali), dan aliran Mu’tazilah. Setelah itu bermunculan pula faham Teologi yang lain yang terkenal, yaitu Jabariyah dan Qadariyah. Karena Mu’tazilah bercorak rasional, maka aliran ini mendapat tantangan besar dari golongan tradisional Islam, yaitu aliran Asy’ariyah dan aliran Al-Maturidiyah yang keduanya disebut ahlussunah wal jama’ah. Ilmu kalam sering menempatkan dirinya pada dua pendekatan dasar-dasar argumentasi yaitu Aqli dan Naqli. Oleh karena itulah, dari masa kemasa seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, maka pola pikir yang berbeda pun semakin banyak bermunculan. Demikian juga dengan ilmu kalam, pemikiran-pemikiran ilmu kalam dari pertama persoalan ilmu kalam itu muncul, masa modern, bahkan sampai masa kini terdapat perbedaan dalam doktrin-doktrin pemikirnya. Buku ini merupakan pengantar bagi mahasiswa/i yang ingin mendalami lebih jauh berkenaan dengan ilmu kalam. Semoga buku ini dapat memberikan kemudahan bagi pembaca dan semoga ada berkah dan keridhaan Allah SWT, sehingga dapat memberikan kemanfaatan khususnya bagi kami penyusun, Amin ya Rabbal ‘aalamiin

Ilmu Kalam merupakan salah satu mata kuliah penting yang diajarkan diseluruh perguruan tinggi Islam di Indonesia.

Metodologi Penelitian Hukum Normatif dalam Justifikasi Teori Hukum

Dalam pemaparan itu, penulis berpendapat ada empat bagian materi teori hukum jika dikaitkan dengan metode penelitian hukum yakni tiga bagian sesuai pandangan Gijssel & Hoecke, Meuwissen berupa: ajaran hukum, hubungan hukum dan logika, metodologi hukum, dan identifikasi-aplikatif bagian-bagian filsafat hukum yang relevan untuk pemecahan permasalahan penelitian hukum atau pemecahan permasalahan dalam praktik hukum. Diuraikan juga tentang perbedaan ruang lingkup filsafat hukum dan teori hukum, perkembangan mutakhir teori hukum, kritik terhadap masing-masing ragam teori hukum dan juga kritik terhadap basi5 teoretis putusan Hakim Sarpin dalam kasus pra-peradilan Budi Gunawan 2015. Bab III tentang justifikasi eksistensi masing-masing jenis metodologi penelitian hukum terkait dengan perkembangan teori hukum dewasa ini. Bab IV dan V menguraikan langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam melakukan penelitian hukum normatif. Buku persembahan penerbit prenadaMedia -PrenadaMedia-

Dalam pemaparan itu, penulis berpendapat ada empat bagian materi teori hukum jika dikaitkan dengan metode penelitian hukum yakni tiga bagian sesuai pandangan Gijssel & Hoecke, Meuwissen berupa: ajaran hukum, hubungan hukum dan logika, ...

Metodologi Penelitian Hukum Islam

Metode penelitian Hukum Islam menjadi kajian yang penting dalam disiplin Ilmu Hukum Islam. Perkembangan dan dinamika Hukum Islam yang terus maju pesat tidak akan terlepas dari kontribusi Metode Penelitian. Muncul dan berkembangnya berbagai jenis Metode Penelitian akan memberikan pengayaan terhadap kajian Hukum. Setidaknya, buku Metodologi Penelitien Hukum Islam yang berada di tangan pembaca ini memaparkan berbagai pola, teknik, dan Metode Penelitian dalam Hukum Islam. Materi dalam buku ini menguraikan mulai dari materi yang bersifat teori hingga praktik dan contoh proposal penelitian. Dengan kata lain, buku ini tidak hanya menghadirkan konsep dan teori, tetapi contoh praktis yang dapat dijadikan panduan. Semoga buku ini bermanfaat bagi para mahasiswa, dosen, peneliti hukum Islam, dan seluruh masyarakat.Ê --- Penerbit Kencana Prenadamedia Group

Setidaknya, buku Metodologi Penelitien Hukum Islam yang berada di tangan pembaca ini memaparkan berbagai pola, teknik, dan Metode Penelitian dalam Hukum Islam.

Metodologi Penelitian

buku ini membahas sistematika atau tahapan dan metode dalam melakukan penelitian, teknik membuat pendahuluan, latar belakang, tujuan penelitian, kajian pustaka, kerangka pemikiran penelitian, perumusan hipotesis, penentuan objek penelitian, definisi variabel operasional, teknik analisa data dan pemodelan, selanjutnya pembahasan sampai dengan teknik pengambilan kesimpulan dan saran penelitian.

buku ini membahas sistematika atau tahapan dan metode dalam melakukan penelitian, teknik membuat pendahuluan, latar belakang, tujuan penelitian, kajian pustaka, kerangka pemikiran penelitian, perumusan hipotesis, penentuan objek penelitian, ...