Sebanyak 3453 item atau buku ditemukan

Party Responses to Social Movements

Challenges and Opportunities

Across the West, the explosion of social movement activity since the late 1960s has constituted a “participatory revolution” that has posed profound challenges for formal political parties. Through an analysis of new interviews, institutional documents, and a host of other largely unexploited sources, Daniela R. Piccio provides a rich and empirically grounded exploration of the wide-ranging responses to these movements. Focusing on Italy and the Netherlands since the 1970s, Party Responses to Social Movements demonstrates how political parties have incorporated the demands of movements to a surprising extent, even as both have grappled with fundamental and inevitable tensions between their respective roles and aims.

Focusing on Italy and the Netherlands since the 1970s, Party Responses to Social Movements demonstrates how political parties have incorporated the demands of movements to a surprising extent, even as both have grappled with fundamental and ...

Gerakan Pemuda Ansor

Dari Era Kolonial hingga Pascareformasi

Ansor bersama-sama dengan induknya, NU, adalah garda depan dalam melawan kecenderungan menguatnya politikidentitas yang mengatasnamakan agama, tatkala elemen-elemen lain dari bangsa ini seperti maju-mundur atau bahkan takut untuk menghadapinya. Pemikiran aswaja mendorong Ansor untuk menjadi moderat dan fleksibel baik dalam bidang politik maupun sosial. Sikap fleksibel itu memungkinkan Ansor dapat mempertahankan eksistensinya dalam berbagai situasi kekuasaan. Dalam bidang sosial, fleksibilitas itu membuat Ansor dapat membangun relasi dengan berbagai elemen masyarakat, seperti gerakan pemuda lainnya, beragam kelompok Islam, dan khususnya dengan kelompok minoritas. Di bidang ekonomi, fleksibilitas Ansor dapat menentukan pilihan untuk berkiprah dalam ekonomi kerakyatan di pedesaan sekaligus membangun jejaring dengan institusi-institusi besar ekonomi. ... perkembangan Ansor tidak terlepas dari dimensi-dimensi sosial-politik, baik dalam maupun luar negeri. Penggambaran konteks sosial-politik ini memperlihatkan bagaimana Ansor berkembang seiring dengan perjalanan Indonesia, yang juga tak lepas dari berbagai pengaruh luar maupun dalam. Keterkaitan dengan urusan-urusan atau isu-isu luar negeri selama beberapa waktu juga menunjukkan sisi internasional dari organisasi ini. Dengan demikian, Ansor kelihatannya tidak hanya memiliki nilai strategis bagi kekuatan politik di tanah air, tetapi juga berkembang karena hadirnya pengaruh-pengaruh yang bersumber dari perkembangan zaman. Hal inilah yang kemudian membentuk karakter Ansor.

Dalam bidang sosial, fleksibilitas itu membuat Ansor dapat membangun relasi dengan berbagai elemen masyarakat, seperti gerakan pemuda lainnya, beragam kelompok Islam, dan khususnya dengan kelompok minoritas.

GERAKAN KOMUNISME ISLAM SURAKARTA 1914-1942

Selama ini orang menganggap bahwa Marxisme-Leninisme atau lebih mudahnya komunisme, berada dalam hubungan diametral dengan Islam. Banyak faktor pendorong kepada tumbuhnya anggapan seperti itu. Secara politis, umpamanya dalam sejarah yang belum sampai satu abad. Marxisme-Leninisme telah terlibat dalam pertentangan tak kunjung selesai dengan negara- negara (dalam artian pemerintahan negara-bangsa atau nation- state), bangsa-bangsa, dan kelompok-kelompok muslim di seluruh dunia. Dalam Peristiwa Madiun, 1948, umpamanya, kaum muslimin Indonesia berdiri berhadapan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) karena dua alasan. Pertama, karena PKI di bawah pimpinan Muso berusaha menggulingkan pemerintahan Republik Indonesia yang didirikan oleh bangsa yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Kedua, karena banyak pemuka agama Islam dan ulama yang terbunuh, seperti kalangan pengasuh Pesantren Takeran yang hanya terletak beberapa kilometer di luar kota Madiun sendiri. Kiai Mursyid dan sesama kiai pesantren tersebut hingga saat ini belum diketahui di mana dikuburkan.

Dalam penggalan sejarah pergerakan di Indonesia, terdapat komunitas masyarakat yang melakukan aktualisasi ajaran Islam dalam gerakan komunisme.

Muhammadiyah Gerakan Pembaruan

Muhammadiyah sejatinya gerakan pembaruan. Gerakan Tajdid fil-Islam. Jika diperas hingga ke inti terdalam maka yang ditemukan dalam gerakan Islam yang didirikan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan ini ialah api pembaruan. Karakter pembaruan Muhammadiyah jauh lebih kuat ketimbang sifat Muhammadiyah yang lainnya. Teologi, ideologi, hingga model aksi gerakan Muhammadiyah berwatak pembaruan, yang bermuara pada modernisme atau reformisme Islam. Pembaruan itu diwujudkan dalam mendobrak kebekuan berpikir umat dengan membangun pemahaman Islam yang berkemajuan. Selain itu Muhammadiyah memelopori lahirnya sistem pendidikan Islam modern, pelayanan kesehatan dan sosial, pemberdayaan kaum miskin dengan gerakan Al-Ma'un, merintis gerakan Islam ke ruang publik melalui 'Aisyiyah, dan karya pembaruan lainnya yang membangkitkan kebangunan dunia Islam dan modernisasi kehidupan masyarakat. Pembaruan Muhammadiyah berangkat dari gagasan dasar al-ruju ila al-Quran wa al-Sunnah, yakni gerakan kembli kepada Al-Quran dan Sunnah Nabi. Langkahnya pemurnian Islam untuk menemukan ajaran yang otentik, sekaligus melahirkan Islam yang berkemajuan. Kendari sering disebut ad-hoc, pembaruan Muhammadiyah langsung atau tidak langsung telah menjadi alam pikiran (state of mind) mayoritas umat Islam, termasuk bagi mereka yang dulu menentangnya.

Muhammadiyah sejatinya gerakan pembaruan.

AJEG BALI

Gerakan, Identitas Kultural, dan Modernisasi

Bali kini tengah mengalami pergolakan identitas. Kebudayaan Bali yang adiluhung perlahan-lahan diperhadapkan dengan modernisasi dan westernalisasi yang meruyak di tengah-tengah kehidupan masyarakat Bali. Sebenarnya, bila dirunut ke latar historisnya, pergolakan identitas Bali telah terjadi jauh sebelum negara Indonesia dideklarasikan pada 17 Agustus 1945. Dalam telaah Darmaputra (Bali Menuju Jagaditha: Aneka Perspektif, 2004) dijelaskan bahwa pada 1917, hampir satu dekade setelah organisasi yang kemudian bersifat nasional Budi Utomo 1908 berdiri, golongan intelektual Bali mendirikan organisasi yang disebut dengan Setiti Bali (Hiduplah Bali). Organisasi sosial ini bergerak di bidang agama (untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat di bidang ajaran dan filsafat Hindu), pendidikan, dan kesejahteraan. Organisasi ini juga memiliki motif politik, yakni untuk mengkonter kehadiran Sarekat Islam, yang sebelumnya mendirikan cabang di Singaraja Bali Utara.

makhluk supernatural tidak bisa diabaikan, bahkan harus diperhatikan secara
baik dalam setiap tindakan manusia, baik pada struktur sosial maupun pada saat
mereka berhubungan dengan lingkungan alam, karena makhluk superalamiah ...

Tafsir Juz Amma

Syaikh Yusuf Al-Qarahawi menambah deretan ulama kontemporer yang menulis tentang Tafsir Juz 'Amma. Tafsir ini sangat penting, karena surah-surah dalam Juz 'Amma ini sering dibaca ketika shalat dan banyak dihafal oleh kaum Muslimin. Ayat-ayat yang tercantum dalam Juz ini juga memuat secara lengkap segala peristiwa dan karakter manusia. Dengan gaya bahasa yang khas dan penjelasan yang ringan dan mudah dimengerti, Syaikh Al-Qaradhawi mampu menyajikan karya tafsirnya ini dengan konteks kekinian, sehingga pembaca makin mudah untuk mengambil hikmah dan pelajaran. Karya Syaikh Al-Qaradhawi ini menambah khazanah keilmuan dalam bidang tafsir Al-Qur'an yang telah dirintis oleh para ulama dan salafussaleh sbelumnya. Sangat layak untuk Anda miliki! - Pustaka Al-Kautsar Publisher -

Syaikh Yusuf Al-Qarahawi menambah deretan ulama kontemporer yang menulis tentang Tafsir Juz 'Amma. Tafsir ini sangat penting, karena surah-surah dalam Juz 'Amma ini sering dibaca ketika shalat dan banyak dihafal oleh kaum Muslimin.

Paradigma Teoantroposentris dalam Konstelasi Tafsir Hukum Islam

“Metodologi neomodernisme tafsir Fazlur Rahman bisa dikatakan sebagai eksemplar tafsir al-Qur’an yang tetap sesuai dengan kebutuhan masyarakat kontemporer. Karena itu, metodologinya terus dikembangkan dan diapresiasi oleh gerenasi setelahnya, utamanya oleh Abdullah Saeed dengan tafsir kontekstualnya. Spirit tafsir ini kemudian menjalar ke buku yang ada di depan sidang pembaca ini. Selamat membaca pemikiran-pemikiran bernas dalam buku ini!” Dr. Aksin Wijaya, Direktur Pascasarjana IAIN Ponorogo. * * * Fragmentasi dan diferensiasi ilmu-ilmu keislaman, khususnya teologi dan hukum Islam, terus mengemuka hari ini. Dampaknya, hukum Islam mengalami krisis epistemologis dan paradigmatis. Hukum Islam dipahami secara normatif belaka, dijauhkan dari moralitas, dan tercerabut dari realitas kehidupan. Problem ini berbanding lurus dengan merunyaknya fenomena keberagamaan yang mengarah pada puritanisme dan radikalisme di Indonesia. Seyogianya, sangat dibutuhkan gerakan reorientasi paradigmatis penalaran hukum Islam dari teosentris dan antroposentris ke teoantroposentris. Paradigma ini dimaksudkan untuk mengintegrasikan wahyu dan akal, agama dan kehidupan, serta norma dan nomos. Kerangka paradigmatis inilah yang kelak mesti menjadi basis pengembangan dan rekayasa hukum Islam masa depan. Buku ini meneliti dengan saksama mengenai metode progresif-integratif teoantroposentris tersebut dengan menjadikan pemikiran Fazlur Rahman dan Abdullah Saeed sebagai model risetnya.

nya terhadap alQur'an menitikberatkan pada muatan ethico-legal alQur'an.142 Hazara, tempat kelahirannya, terkenal bagus dalam pendidikan keislaman. Ayahnya bernama Mawlana Shihab adDin, seorang ilmuwan hasil pendidikan Deoband Seminary, ...

Islamic Higher Education in Indonesia

Continuity and Conflict

This project looks at the work of the faculty in Indonesia's National Islamic Institutes to address, respond, and prevent the success of radical Islamic discourse and institution of Shari'a law in the school system.

This project looks at the work of the faculty in Indonesia's National Islamic Institutes to address, respond, and prevent the success of radical Islamic discourse and institution of Shari'a law in the school system.